Jumat, 29 September 2006

Sedikit Bicara, Banyak Mencintai

Pada suatu hari jalan saya sedang berkunjung dirumah seorang teman. Jalanan macet, entah kenapa jalanan itu bisa macet. Ditengah kemacetan tergelitik untuk bertanya pada orang. “Pak, ada apa ya kok macet bisa panjang gini?” tanya saya. “Ada yang meninggal mas.” Jawabnya.

“Oo, jadi orang yang melayatnya panjang ya? Emangnya pejabat ya pak?” “Bukan.” Direktur?” “Juga, bukan” “Terus apa dong pak?” “Itu mak tua, tukang urut. Masa mas nggak kenal sih?”

“Kok bisa tukang urut bisa begini banyak ya yang melayat?” Tanya saya. “Dia sih, sedikit bicara banyak mencintai. Banyak anak-anak ama ibu-ibu yang urut yang kagak bayar masih juga mau ngurut. Dia tuh sampe dikenal luar kampung.” Ceritanya dengan bangga.

Rabu, 27 September 2006

Kiat Membaca Qur'an & Buku Sirah Nabawiyah

Banyaknya email teman-teman yang ingin belajar membaca Qur'an sekaligus memahami maknanya dengan mengikuti turunnya wahyu pertama hingga akhir dengan mengikuti asbabun nuzulnya. Lantas Buku apa yang bisa menjadi rujukan?

Saya merekomendasikan untuk membaca bukunya Muhammad Haikal yang berjudul Sirah Nabawiyah. Yang menarik dari buku ini adalah hadist yang digunakan oleh Muhammad Haikal adalah hadist shahih dan enak dibacanya. Buku ini semacam panduan untuk memahami Qur'an secara mudah dan sederhana.

Saya dulu beli bukunya harga sekitar 100 ribuan di Gunung Agung udah lama banget sampe lupa kapan belinya, belakangan saya tau buku itu sudah dicreate oleh Heksa dalam bentuk e-book. silahkan di download Sirah Nabawiyah

Semoga bermanfaat dan selamat menunaikan ibadah puasa

Senin, 25 September 2006

Kiat Membaca Qur’an

Ada agenda tambahan dibulan suci ramadhan yang tidak lepas dari amalan ibadah puasa yaitu dengan tadarus atau membaca Qur’an. Dulu saya agak susah membaca Qur’an jika sekaligus disertai dengan memahami maknanya.

Istri saya memberikan kiat yang menarik bagaimana membaca Qur’an sekaligus memahami maknanya. Katanya, “Kalo mau baca Qur’an dengan makna, sebaiknya mas agus membacanya runut mengikuti dari ayat pertama turunnya wahyu, kemudian wahyu berikutnya dengan asbabun nuzulnya.” Ternyata kiat membaca seperti itu enak juga ya..Mau coba?



Kamis, 21 September 2006

Rizki Ruhani Bagi Suami

Pada satu kesempatan saya mendengarkan obrolan bapak saya dengan seorang tamu memprotes bagaimana mungkin seorang istri yang sholehah bisa membentak suaminya.

Jawabnya, “Istri yang sholehah, baik, penurut kata suaminya itu adalah rizki jasmani bagi suaminya. Sementara istri yang sholehah bisa juga mengomel dikala capek atau lelah setelah mengurus rumah seharian itu adalah rizki ruhani bagi suaminya sebab dari omelan istri itulah suami belajar untuk menjadi lebih sabar menghadapi istri yang sedang capek dan lelah.”


Tidak Menemukan Apa-apa

Setiap kali dimasjid saya selalu mengamati pak haji, yang selalu sholat berjamaah dan berdiam diri berlama-lama di masjid. Saya mencoba mengikuti apa yang dilakukan pak haji. Agar tahu manfaat berdiam diri itu. Sehari, dua hari saya berdiam diri. Berzikir dan sholat sunah saya lakukan. Agaknya terlalu jauh dari yang saya harapkan.

Selesai ba’da sholat isya’ saya gunakan untuk bertanya padanya. “Pak haji, apa yang telah ditemukan dari berdiam diri dimasjid selama ini?” Pak haji itu menjawabnya, “saya tidak menemukan apa-apa.”

Lemah Dahannya Kuat Rantingnya

Usia Hana putri kami sekarang ini setahun lebih beberapa bulan. Ada sesuatu yang membuat kami sebagai orang tua agak risau. Yaitu anak seusia mestinya sudah bisa berjalan. Awalnya saya dan istri menganggap hal yang biasa, karena mendengar omongan tetangga kok jadi terpengaruh juga ya.

Pada hari minggu kami bersama Hana mendapat undangan untuk makan siang bersama ketua yayasan sekolah kami. Siang itu kami dijemput pak karsono sopir sekolah. Kedatangan kami disambut dengan ramah. Kami bercerita tentang kecemasan bahwa Hana masih juga belum bisa berjalan.

Mendengar cerita kami Pak Dedi ketua yayasan sekolah mengatakan, “Tidak usah cemas, anak itu jika lemah dahannya kuat rantingnya. Artinya jika pertumbuhan fisiknya lemah berarti pertumbuhan berfikirnya lebih cepat. Berarti Hana ini anak cerdas, insya allah.” Kamipun mengamininya.


Kamis, 14 September 2006

Rizki Yang Tak Terduga

Dalam kehidupan sehari-hari saya sering mendapatkan rizki yang tak terduga. Kalo boleh jujur saya katakan bahwa awalnya saya tidak percaya dengan apa yang disebut dengan rizki yang tak terduga. Hal itu bermula sewaktu istri saya sedang hamil tua. Pada satu hari ada seorang murid mengaji datang ke rumah hendak meminjam uang untuk berobat adiknya. Kebutuhan yang sangat mendesak karena memang dari keluarga yang tidak mampu. Saat itu kami memang memiliki uang yang sedianya untuk periksa kehamilan. Spontan aja uang itu kami serahkan padanya.

Pada tengah malam, ketua yayasan sekolah menanyakan bagaimana kandungan istri saya dan pesannya pada akhir pembicaraan, “tolong besok kamu cek rekeningmu ya..”Alhamdulillah ternyata saldo bukan hanya cukup buat periksa kandungan namun juga cukup buat untuk biaya persalinan.

Sejak itu saya menyakini bahwa rizki yang tak terduga akan terjadi jika kita memberikan yang terbaik yang kita miliki pada orang lain. Anda tak percaya? Silahkan coba..

Tempat Sholat

Pada satu hari saya punya tugas menemani tamu dari Malaysia karena ada kegiatan. Dari menjemputnya dihotel sampai menemani belanja mencari oleh-oleh. Menjelang maghrib sang tamu mengajak saya sholat, setelah mencari dan bertanya kesana kemari akhirnya kami menemukan tempat sholat. Ditengah rasa lelah seharian menemaninya saya mendapatkan pertanyaan yang menarik darinya.

“Kenapa ya tempat sholat di Jakarta selalu ditempat parkir dan dibelakang resroom?” Katanya. Saya mesti bilang apa ya. Entah bagaimana saya akhirnya menjawab juga.”Barangkali yang punya gedung tidak pernah sholat.” Mendengar jawaban saya tamu itu tersenyum.

Anda bisa membantu saya untuk mendapatkan jawabannya?

Menjadi Pembelajar

Awal pernikahan kami, saya dengan istri menyepakati rumah tangga yang kami bangun adalah sebuah forum pembelajaran. Antara suami dan istri menjadi pembelajar. Semuanya berlalu begitu cepat, permasalahan silih berganti datang. Istri saya mengingatkan bahwa kita menjadi pembelajar, begitu katanya.

Pada satu kesempatan saya bertanya padanya, “apa sih maksudnya menjadi pembelajar?” Katanya, “Pembelajar tidak mengenal benar dan salah sebab semuanya proses belajar. Tidak saling mencari pembenaran dan tidak saling mencari kesalahan. Jika belajar berbuat salah. Ya, namanya juga sedang belajar.”

Pada perjalanan kehidupan sehari-hari jika menghadapi masalah jauh menjadi terasa lebih ringan dan lebih mudah menghadapi sebab sebagai pembelajar kami tidak mengenal benar salah. Ya namanya baru belajar to mas..

Sakit itu anugerah, jika disyukuri akan terasa nikmat

Seorang teman bertahun-tahun menderita sakit Asma menasehati saya, “Sakit itu anugerah, jika disyukuri akan terasa nikmat.” Mulanya saya tidak mengerti apa maksudnya. Entah kenapa pada satu malam, perut saya sakitnya bukan main. Hanya gara-gara lupa sarapan, terus asyik dengan kesibukan tak terasa sudah sore. Maag kambuh bukan main sakitnya. Sakit bisa menghadang siapa aja dan kapan aja. Tidak kenal waktu dan tidak kenal tempat.

Tentunya mencegah lebih baik daripada mengobati, Nabi SAW mengingatkan jagalah lima sebelum datangnya lima, salahsatunya adalah “jagalah sehatmu sebelum sakitmu.” Menjaga kesehatan terasa lebih penting disaat kita sudah merasakan sakit. Dan sakit itu sendiri juga anugerah Allah SWT yang mesti disyukuri adanya.

Saya agak keheranan dengan pendapat teman yang mengatakan bahwa sakit itu anugerah, bagaimana mungkin sakit bisa disebut sebagai anugerah Allah SWT? Karena disaat sakit itu muncul, mana mungkin bisa berpikir itu anugerah. Disaat saya banyak bertanya kenapa, sakitnya bertambah sakit.

Lemah tak berdaya, hanya mampu mengucap “La haula wala kuawata ila billah” Tidak untuk melawan rasa sakit, tidak berkeras hati untuk lekas sembuh. Hanya berserah diri, sakit sehat, hidup mati adalah kehendak-Nya.

Rupanya rasa sakitpun berkurang. Proses penyembuhannya lebih cepat dan yang lebih penting lagi saya bisa memahami sesungguhnya makna nasehat seorang teman, “Sakit itu anugerah, jika disyukuri akan terasa nikmat.

Selasa, 12 September 2006

Kehidupan Adalah Kematian

Saya mengenal seseorang mantan guru SD, setiapkali ketemu dengan dia selalu menunjukkan wajah kedamaian seolah semua kebutuhan hidupnya sudah tercukupi. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi ditengah hidup yang kompetitif dan keras ini, berbagai macam cara dihalalkan sementara ada orang yang bisa hidup dengan damai tanpa masalah.

Seperti halnya saya selalu dipusingkan dengan yang bayar listrik, bayar rumah, telpon, Hana yang mulai beranjak gede, sudah mesti mikirin biaya sekolah. Disisi lain yang membuat saya hormat semua persoalan begitu mudah baginya. Saya masih ingat ketika bertanya padanya, “bagaimana kedamaian bisa hadir didalam hidup kita?” Katanya, “Kehidupan adalah kematian dari segala bentuk keinginan. Disaat kita bisa mati dari segala bentuk keinginan itulah kedamaian hadir ditengah hidup kita.”

Bagaimana dengan kedamaian yang anda dapatkan?


Menerima Berarti Memberi

Ada seorang ibu muda bertutur kepada saya lewat email bahwa suaminya telah berselingkuh dengan berbagai macam penderitaan dia telah lewati, disakiti hatinya sampai disaat sang suami membutuhkannya. Toh masih juga setia menemani suaminya.

Sungguh sangat luarbiasa ibu muda ini mampu menerima kenyataan hidup dengan ikhlas. Kemampuannya menerima itu berarti telah memberi obat penyembuh bagi suaminya. Saya katakan padanya, mari ibu pada kesempatan yang baik ini kita sama-sama berdoa semoga Allah SWT membimbing suami ibu kembali ke jalan yang benar sehingga dapat berkumpul bersama keluarga, anak dan istrinya.

Menerima Berarti Memberi

Ada seorang ibu muda bertutur kepada saya lewat email bahwa suaminya telah berselingkuh dengan berbagai macam penderitaan dia telah lewati, disakiti hatinya sampai disaat sang suami membutuhkannya. Toh masih juga setia menemani suaminya.

Sungguh sangat luarbiasa ibu muda ini mampu menerima kenyataan hidup dengan ikhlas. Kemampuannya menerima itu berarti telah memberi obat penyembuh bagi suaminya. Saya katakan padanya, mari ibu pada kesempatan yang baik ini kita sama-sama berdoa semoga Allah SWT membimbing suami ibu kembali ke jalan yang benar sehingga dapat berkumpul bersama keluarga, anak dan istrinya.

Memberi Berarti Menerima

Ada seorang teman yang selalu menyediakan uang receh dikantong celananya. Beberapa kali saya sempat menemaninya bepergian dia selalu memberikan uang recehnya, mulai dari pengamen sampai peminta-minta. Buat saya sebenarnya perbuatan itu bukanlah yang aneh. Cuman saya terkadang tergelitik untuk menemukan pencerahan dari perbuatan teman saya ini. Akhirnya saya beranikan diri untuk bertanya padanya.

“Mas, kenapa sih mesti repot-repot menyediakan uang receh untuk dibagikan buat orang lain?” Kata saya padanya.. “Apa yang kita beri berarti kitalah yang menerima.” Jawabnya. Selanjutnya dia menjelaskan bahwa apa yang diberikan buat orang lain itu sebenarnya dirinyalah yang menerima. Bukan orang lain.

Senin, 11 September 2006

Berhentilah Berfikir

Setiap kali ada kawan yang datang pada saya dengan segudang cerita masalahnya berharap masalahnya selesai dengan mndengarkan nasehat atau petuah saya. Padahal saya sendiri jika ada masaalah belum tentu saya bisa menyelesaikan masalah saya sendiri. Lantas kenapa saya mesti memberi nasehat pada orang lain. Begitulah pertanyaan kritis saya terhadap diri sendiri.

Pada satu kesempatan saya pusing dengan masalah saya yang tak kunjung selesai bertanya pada bapak. Bapak saya menyarankan, “Berhentilah berfikir.” Saya terhenyak mendengar jawabannya. Wah gawat nih saya kalo disuruh berhenti berfikir. Kata saya dalam hati.

Sejak itu saya berusaha mencari makna, apa maksudnya berhenti berfikir. Sampai kemudian datang kawan yang biasa datang dengan segudang masalah itu. Selesai bercerita dia bertanya apa solusinya. Saya katakan, “apa menurutmu makna berhentilah berfikir?” Seminggu kemudian kawan itu datang lagi, dia tidak bercerita. Hanya mengatakan, hari ini saya sudah berhenti berfikir loh.”

Apa ya maksudnya berhentilah berfikir?

Ketemu Guru Sejati

Pada satu hari dirumah kedatangan tamu, kebetulan bapak yang menemani tamu itu. Tamu itu mengatakan bahwa dirinya mengikuti majelis zikir, hampir tiap hari dia mengamalkan amalan yang diberikan ustadznya. Kata ustadznya jika zikir itu dia ucapkan sekian ribu kali dia akan bertemu dengan guru sejati. “bapak, tiap kali saya mengamalkan bukannya saya ketemu guru sejati saya tapi malah ketemu omelan istriku yang marah-marah, bentak-bentak bahkan sampai berbuat kasar. Sebelum saya mengamalkan amalan ini. Istri saya selalu hormat dan sayang. Begitu saya lafadzkan zikir ini kok malah istri saya kurangajar ya..” Keluhnya. “Gimana dong pak?”

“Nanda, sebenarnya apa yang diucapkan ustadz itu bener dan istripun juga tidak salah sebab istri itulah yang menjadi guru sejati kehidupanmu dengan omelan, marah-marahnya.” Kata bapak “Jadi guru sejatimu sudah ketemu pada diri istrimu."

Sholat Khusyu’

Setiap kali saya sholat selalu tidak bisa khusyu’ banyak sekali yang tidak saya pikirkan muncul malah dipikiran sewaktu sholat. Bahkan ada teman bercerita saking tidak khusyu’ waktu sholat, jika kehilangan kunci dia sholat setelah itu dia akan tahu dimana dia menaruh kuncinya.

Pada satu kesempatan saya betanya pada bapak, bagaimana sih sholat biar khusyu’ itu. Kata bapak, “sewaktu sholat taruh aja kepala.” Maksudnya bagaimana pak, tanya saya. Jawab bapak, “Maksudnya pada waktu sholat jangan banyak berpikir.”

Kamis, 07 September 2006

Tamu Aneh

Pada satu hari dirumah bapak kedatangan tamu, saya tak begitu
mengenalnya. Tamu itu duduk terdiam, sesekali senyum melihat
kedatangan saya. Dia hanya duduk diam tanpa berkata-kata. Tak lebih
dari satu jam tamu itu pamit.

Melihat kelakuan tamu yang aneh itu, saya-pun bertanya pada
bapak. "siapa pak tamu itu?" "tidak tau" "maksudnya kemari mau
ngapain pak?" "tidak tau." Emangnya bilang apa?" Tidak ngomong apa-
apa."

Saya dibuat bingung oleh jawaban bapak. "Tamu kok aneh ya?" Kata
saya. "Sebenarnya tamu itu tidak aneh, dia mengajarkan kepada kita
bagaimana cara berdiam diri yang baik." Jawab bapak.

Selasa, 05 September 2006

Ingin Menjadi Diri Sendiri

Biasanya di Labschool Cinere pada masa orientasi siswa baru banyak hal yang dilakukan untuk mengenalkan sekolah pada siswa baru tersebut. Setelah pengenalan dilakukan tiga hari tibalah hari pertama yang paling mendebarkan yaitu masuk kelas baru.

Salah seorang teman bercerita, bahwa ketika dirinya berdiri didepan kelas sebelum pelajaran dimulai, dirinya berbasa basi untuk perkenalan. “Nih, andi yang duduk paling depan, besok kalo besar pengen jadi apa?” “Pengen jadi presiden pak.” Jawab andi dengan lantang. “Kalo anton?” “anton pengen jadi jendral, pak.” Jawab anton. “Nah, kalo salim?” “Kalo salim, pengen jadi diri sendiri pak..”Kata salim. Mendengar jawaban itu seluruh kelas tertawa.

Mendengar cerita itu saya sejenak berfikir, apakah ada yang salah pengen menjadi sendiri?

Cemas itu Menyehatkan

Seringkali saya cemas karena mengharapkan sesuatu yang belum dapat kepastian. Misalnya jika saya hendak mengadakan seminar belum mendapatkan sponsor hal itu membuat saya cemas, bisa semalaman nggak bisa tidur. Paling yang saya kerjakan mengetik buat tulisan seperti sekarang ini saya lakukan. Salah satu yang membuat cemas lagi jantung saya suka berdebar-debar kencang.

Istri saya yang lulusan IIQ (Institute Ilmu Quran) bukanlah pakar menejemen kecemasan namun punya resep yang cukup membuat saya tenang. Katanya begini, “Mas agus ini mudah cemas menghadapi sesuatu itu bertanda sehat. Sebab setiap cemas kan jantung berdebar-debar, kalo jantung berdebar-debar, jantung lagi olah raga. Semakin berdebar semakin sehat.”

Oo, gitu ya? Berarti cemas itu sehat ya?

Buanglah Kebencianmu

Pada satu kesempatan saya mendengarkan pengajian dimasjid. Seorang ustadz berceramah mengenai cara kita bahagia maka membuanglah kebencian. Pada satu sesi tanya jawab ada seorang penanya. “Ustadz, apakah saya juga harus membuang benci saya terhadap setan?”

“Iya, buanglah semua kebencian sebab kebencian selain merusak jiwa ada perbuatan dari setan yang bisa diambil hikmahnya bahwa karena kebenciannya terhadap manusia, setan terjerumus dalam api neraka yang kekal abadi .” Jawab sang ustadz.

Tak terbayangkan oleh saya apa jadinya manusia yang seluruh tubuhnya dipenuhi rasa benci ya?

Belajar Dari Hana

Biasanya dihari libur kegiatan yang paling menyenangkan buat saya adalah jalan-jalan pagi hari atau sore hari. Kesempatan jalan-jalan bersama Hana juga digunakan oleh istri saya untuk menyuapi. Makanannya beragam mulai dari bubur ayam sampai sayur bening. Istri saya selalu mengerti Hana akan mau makan jika ada temannya. Kelihatan ada sarah, anak tetangga sedang bermain istri saya menunjuk sambil mengatakan, “kita deket sarah.”

Seperti umumnya anak-anak seumurannya Hana kadang makannya lahap, kadang juga susah. Karena kesibukan ditengah pekerjaan, belakangan agak jarang menemani Hana Jalan-jalan.

Sore itu saya melihat Hana dengan ibunya ditemani sarah. Hana menggeleng-geleng kepalanya untuk disuapi. Ibunya memberikan tempe pada Hana, setelah itu Hana memberikan pada sarah. Baru kemudian Hana mau disuapin oleh ibunya. Istri saya menjelaskan Hana hanya mau makan jika ada makanan yang dibagi dengan temannya.
Dalam hati kecil saya mengatakan, “subhanallah, sore ini saya mendapatkan pelajaran berbagi dari Hana.”