Sabtu, 29 April 2006

Pagi Hari di Halte Blok M

Pagi itu saya berada halte blok M menunggu metromini, terkadang pagi begini asap polusi kendaraan beterbangan dari asap knalpot agak mengganggu kesehatan, ditengah sedang melamun kapan bersihnya udara di Jakarta terdengar suara menyapa seorang ibu tua sambil menggendong anak kecil, "Om..saya lagi kehabisan ongkos untuk pulang ke bekasi." terbayang wajah anak dan istri jika bepergian terus uangnya habis rasanya tidak tega melihatnya, uang lima ribuan saya serahkan kepadanya. Ibu tua itu mengucapkan terima kasih banyak dan mendoakan semoga Allah SWT membalas dengan rizki yang banyak.

Seminggu kemudian cepat berlalu, seperti biasanya saya berdiri dihalte blok M sambil menunggu metromini, tanpa saya sadari suara menyapa terdengar, "Om..saya kehabisan ongkos untuk pulang ke Bekasi." Saya menolehnya melihat Ibu tua itu sambil menggendong anak kecil. ketika saya mengambil uang didalam tas, sang ibu tua wajahnya agak kuyu bersama anaknya bergegas pergi begitu saja, entah kenapa.

Kamis, 27 April 2006

Suara Mengaji di Pagi Hari

Setiap pagi disaat hendak bangun tidur saya selalu mendengar suara orang mengaji, mulanya saya tidak begitu memperhatikan. Lama kelamaan suaranya terdengar syahdu. Suara mengaji itu suara istri saya. Biasanya saya terus mandi, sholat subuh berjamaah kemudian istri melanjutkan mengaji sementara saya bersiap hendak berangkat ke kantor. Tidak lama Hana, putri kami bangun dari tidurnya.

Hampir seperti itulah yang terjadi tiap pagi, kebiasaan mengaji dipagi terkadang membuat saya ada perasaan tidak tega, terbayang betapa capeknya mengurus rumah, nyuci baju, apalagi merawat Hana. Terus paginya selalu bangun lebih awal dari saya. Sampai suatu ketika saya menyarankan agar tidak usah terlalu bangun pagi, biarlah saya sarapan aja di kantor, tidak usah menyiapkan sarapan. Katanya, saya bangun pagi agar bisa mengaji, memohon kepada Allah SWT agar mas Agus selalu diberi keselamatan dan kesehatan.

Selasa, 25 April 2006

Kebaikan dengan ketulusan

Ada seorang kawan mulanya dia tidak percaya dengan orang berbuat baik dengan ketulusan, katanya itu hanya ada di reality show TV. Pandangan itu berubah disaat putra keduanya yang masih balita meninggal dunia di Rumah Sakit Umum. Katanya, Disaat saya menggendong jenazah anak saya disamping kiri istri menangis terus sementara uang sudah habis nggak tau bagaimana mesti pulangnya.

Sampai kemudian dipintu gerbang rumah sakit ada seorang laki-laki muda memanggil-mangil saya, bapak ibu silahkan naik taxi. Pemuda itu mengantarkan kami sampai ke rumah bahkan ikut mensholatkan dan ikut mengantarkan ke pemakaman. Semua begitu berlalu dengan cepat sampai saya tersadar, .siapa nama lelaki muda itu? dan dimana tinggalnya? saya lupa mengucapkan terima kasih.

Senin, 17 April 2006

Kebahagiaan

Bagi saya sebagai pengajar, trainer dan juga sebagai guru ngaji memiliki kebahagiaan tersendiri. Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengadakan AMT (Achievement Motivation Training) bagi para tukang becak. Kebetulan ada salahsatu peserta training setelah sekian tahun yang lalu tidak ketemu, kemaren bertandang kerumah.

Dengan wajah yang gembira dia menceritakan dirinya (dengan penuh semangat) sejak ikut pelatihan AMT dia berhenti jadi tukang becak dan pulang kampung. Dia memulai usahanya dengan membuat becak-becak mini. diakhir tahun 2003 dia sudah bisa ekspor becaknya sampai ke Belanda. Hal itu membuat saya bertanya padanya, "Bapak, bagaimana bisa melakukan semua itu?"

"Gampang pak agus, kerja keras dan banyak bersyukur, maka Allah SWT akan terus menambah nikmatNya kepada kita.."Katanya dengan spontan, Kami pun tertawa bersama. Tak terasa ada rasa haru dan kebahagiaan melihatnya.

Kamis, 13 April 2006

Yang Membuat Kita Bahagia

Alipah santriwati pengajian dirumah saya paling mudah untuk tersenyum dan hampir jarang saya temukan dia cemberut atau berantem sama temannya. Rasa penasaran bagaimana bisa ada anak sangat melimpah dalam kebahagiaan memberanikan diri saya untuk bertanya padanya."apakah yang bisa membuat alipah banyak senyum?"

Alipah menjawab, "banyak kak agus, alipah bangun tidur alipah bahagia, nyuci piring, sholat, ngaji, bantuin mamah jaga adek, alipah belajar, bermaen, sekolah, nyuci baju sendiri, ngepel rumah, dengerin musik, sholat berjamaah dimasjid, puasa senin kamis kalo alipah kuat, jalan pagi dan masih banyak lagi Kak, makanya alipah banyak senyum.." semua itu dijawabnya tidak lebih
dari 1 menit.

Kunci Sukses Bergaul

Salahsatu siswa terbaik Di Labschool Cinere adalah putrinya seorang satpam, dia bukan hanya cerdas, tapi juga banyak temannya, cantik sih nggak cuman banyak temannya yang suka ama dia.salahsatu ketrampilannya adalah kemampuannya tari Saman, dia juga pernah pergi ke Aceh dan Kuala Lumpur. Kayaknya di sekolah sangat aktif dengan berbagai kegiatan. Beberapa kali saya sempat berbincang dengan ayahnya yang sangat bersahaja bahkan boleh dibilang sangatlah polos.

Kawan-kawannya selalu menjulukinya "si manis" karena saking murah senyum dan memiliki kebiasan suka membantu kawan-kawannya. Saya suka berfikir, "apa sih kunci suksesnya bergaul sehingga banyak teman? Padahal orang tua sih biasa-biasa aja.. Pada suatu hari saya berkesempatan untuk berbincang dengannya. "Apa sih yang membuat kamu banyak teman?" Dia Menjawab, "Bukankah kalau kita baik dengan orang lain maka orang lain juga akan berbuat baik sama kita pak?"

Guru Terbaik

Tiap hari jum'at ba'da sholat jumat Kami para pengajar di Labschool Cinere biasanya mendiskusikan banyak hal. Agenda kami diantaranya bagaimana menyikapi siswa yang bermasalah. Ada salahsatu siswa yang membuat kegaluan para guru, ada guru yang memberlakukannya seperti teman bahkan terkadang diistimewakan. hal ini membuat guru-guru yang lain sering mempertanyakan kenapa diberlakukan seperti teman sendiri. Suka diajak ngobrol, makan bareng dikantin.

Sampai pada suatu hari saya berkesempatan untuk ngobrol dengan sang guru itu. "Pak, kenapa sih anak ini diperlakukan istimewa?" Dia menjawab,"Pak Agus, sebenarnya siswa ini adalah guru terbaik buat kita semua, dari dia kita bisa belajar sabar, kita juga bisa belajar ikhlas dan memahami orang lain, bahkan dia mengajarkan dari apa yang tidak bisa kita ajarkan"

Mamah

Saya selalu ada kisah yang menarik, termasuk siswa yang memiliki masalah terhadap ortunya, seperti halnya putri. Menurut cerita Putri, dia pernah marah dengan mamahnya dan kabur ke rumah Ayu temennya. Katanya sewaktu dia kabur mamahnya Ayu sangat ramah. "Pak Agus tau nggak? Sewaktu Putri kabur dari rumah, mamahnya Ayu ngajak Putri makan malam, trus dibuatin Jus Melon kesukaan Putri. Abis itu sewaktu Putri mau bobok Putri diselimuti..Putri bilang, terima kasih tante., tante baik deh..." Eh, Mamah Ayu malah bilang, "Putri, ada orang yang lebih patut menerima ucapan terima kasih itu.." "Siapa Tante?"

" Mamahnya Putri. "Coba bayangin waktu Putri mau berangkat sekolah mamahnya pagi udah siapin sarapan, begitu pulang makan siangnya udah tersedia, sewaktu putri sakit mamah yang nungguin putri sepanjang malam, apakah ada lagi yang patut diberi ucapan terima kasih selain mamah Putri..?"

Begitu pulang Putri langsung peluk mamah

Trip Observasi (TO) SMA Labschool Cinere

Mahasiswa melakukan praktek KKN (kuliah kerja nyata) di pedesaan itu wajib dilaksanakan dan sudah biasa. Namun, bagi siswa-siswi SMA terjun ke desa tinggal di rumah-rumah penduduk selama beberapa hari dan melakukan bakti sosial, adalah suatu hal yang baru. Kegiatan yang diberi nama Trip Observasi (TO) ini dilakukan oleh sebuah sekolah unggulan di bilangan Cinere, Depok, Jawa Barat. Inilah salah satu trik jitu yang dilakukan SMA Labschool Cinere, agar siswa jebolan Labschool tidak saja pintar, tapi juga memiliki karakter pribadi yang mandiri. TO SMA Labschool Cinere seperti halnya yang dilakukan oleh SMA Labschool Kebayoran, SMA Labschool Rawamangun.


Kegiatan TO boleh dibilang program uji nyali bagi siswa yang biasa hidup enak di rumah, dimanja oleh keluarga atau bebas melakukan sesuai keinginan. Karena, melalui kegiatan TO diajarkan untuk hidup melebur dengan teman-teman yang berbeda kelas dan strata sosial. Mereka juga diharuskan mengikuti program-program kerohanian, penelitian, kepedulian masyarakat desa serta pengembangan jati diri dan leadership.

lihat photo lengkapnya

Penjual Bubur Ayam

Di rumah saya tinggal biasanya ada penjual bubur ayam yang selalu laris, kalo sudah diatas jam delapan pagi bubur ayamnya sudah pasti abis ludes nggak kebagian. Kalau sudah begitu istri saya suka ngomel. Kenapa masih pagi-pagi bubur ayamnya udah abis..

Beberapa hari yang lalu saya punya kesempatan untuk bertanya, kenapa sih bubur ayamnya bisa laris banget sepertinya orang pada berebut. Katanya, awal dia jualan selama seminggu dagangannya nggak laku sampe akhirnya dia bosen jualan. "Ama babeh" kata sipenjual bubur ayam ini, "saya dinasehati, kalau orang jualan itu pasti laris dan dapat dua rizki. Rizki pertama jika dagangannya abis dibeli orang, rizki kedua jika dagangan tidak abis disedekahkan aja ama orang yang lewat atau orang memang butuh. Sejak itu pak agus, kata sipenjual bubur dengan semangatnya. Dagangan selalu abis, kalo saya keluar jam 7 sampe jam 8 sudah habis. kalo jualan saya nggak laku ya saya bagikan aja ama orang-orang"

Kakek Tua Gila

konon ada sebuah cerita tiongkok (china) hiduplah seorang kakek tua yang menggali gunung. setiap ada orang yang lewat pasti bertanya "kakek sedang apa?" kakek itu selalu menjawab hendak memindahkan gunung. orang-orang itu mentertawakannya bahwa kakek tua itu gila, bagaimana mungkin dia hendak memindahkan gunung, umurnya saja sudah tua.. kakek tua mengatakan kalo pekerjaan ini tidak selesai maka akan diteruskan anaknya, anaknya nggak selesai akan diteruskan cucunya, cucunya nggak selesai akan diteruskan oleh generasi berikutnya..sampai gunung itu pindah. membangun peradaban dinegeri ini tak ubahnya bagai hendak memindahkan gunung, yang tak cukup satu generasi namun bisa sampai tiga generasi bahkan lebih.

tentunya bukan sebagai kakek tua secara biologis namun kakek tua dalam semangat dan motivasi. tentunya ini hanya mungkin dilakukan anak muda yang bukan hanya dibutuhkan keberanian untuk memulai namun juga kesabaran dan stamina yang cukup untuk sebuah
pekerjaan yang tidak mungkin hanya dirinya saja yang sanggup menyelesaikan namun juga kemampuan untuk menularkan semangatnya dan kesempatan bagi generasi berikutnya untuk ambil peran memindahkan gunung. pandangannya jauh kedepan, mampu memulai pekerjaan dari yang kecil, hari ini dan disini. dan pertanyaan yang paling mendasar adalah siapa yang hendak memulai semua ini? siapa yang hendak mau disebut kakek tua gila?

Teriakkan Tukang Roti

Setiap pagi sehabis sholat subuh, pukul 5.30 di gang rumah pasti terdengar teriakkan tukang roti, Ti..roti! Ti..roti! nampak penjual roti umur sudah separuh baya. Dulu waktu awal saya tinggal tukang roti itu sudah ada dan selalu lewat di gang rumah saya. Pernah saya ngobrol dengannya, dari saya awal tinggal sampai sekarang tidak ada yang berubah, masih juga menjual roti pak, kata saya. Dia katakan seorang ayah harus berkorban untuk keluarganya, jika saya tidak melakukan ini tentunya anak-anak saya tidak akan bisa menjadi sarjana.

Pengorbanan itu nilai teratas yang ada pada tukang roti itu sehingga memancar diwajah tukang roti biar sudah tua nampak selalu berseri jika bertemu dengan para pembelinya. Namun beberapa hari ini teriakkan tukang roti itu tidak terdengar, saya tanya istri saya, dek..tukang roti kok nggak pernah kedengarannya beberapa pagi ini ya? Iya mas, katanya sih sakit. Sampai pada suatu hari saya mendengarkan bahwa dia telah tiada. Rasa kehilangan menghinggapi diri, terbayang wajahnya yang sederhana. Pengorbanan dan keihlasan adalah dua kata yang melekat pada tukang roti itu. Sayapun kehilangan teriakkan di pagi hari tukang roti.

penjual balon

Pada Idhul Adha yang lalu, di Labschool Cinere, kami menyelenggarakan pemotongan hewan nampak Para guru, siswa dan beberapa rapa wali murid juga turut memeriahkan acara qurban disekolah. Qurban tahun ini justru naik dari qurban tahun kemaren jumlah sapi 3 ekor dan kambing 25 ekor.dari jam 6.30 WIB sudah banyak siswa yang hadir, agak siangan nampak beberapa orang yang jualan seperti penjual mainan anak-anak, penjual balon, siomay, dan para ibu yang mendapatkan kupon pembagian daging Qurban sudah ada yang hadir disekitar masjid raya cinere.

Suasana siang makin lama makin meriah. sambil menunggu ada salah satu guru mengadakan lomba yang berhadiah buku dan Juz Amma'. Hewan Qurban mulai dari Sapi kemudian satu persatu kambing disembelihdan dipotong-potong serta dimasukkan kedalam kantong plastik, para panitia sibuk untuk membagikan. Antara penerima dengan jatah Qurban berlebih. Ada usulan salah satu Siswa kelas 9 Labschool Cinere yang berkata, "Pak bagaimana kalo jatah yang tersisa kita bagikan aja pada para pedagang itu?" "Wah, usulan yang bagus itu.."kata saya.beberapa kantong daging qurban kita bagikan, salah satunya adalah seorang penjual balon tua nampak lemah, seorang siswa menyerahkan kepadanya.

Dengan senyuman kakek tua penjual balon itu sambil mengatakan, "Nak, bukannya bapak menolak. Cuman alangkah baiknya jika daging qurban ini diberikan saja untuk yang lain. Bukankah yang belum kebagian masih banyak?"Perkataan penjual balon itu membuat kami, para panitia saling menatap. Banyak orang yang ingin berharap untuk mendapatkan namun ada orangyang kami anggap berhak menerima malah meminta untuk menyerahkan kepada yang berhak. Astaghfirullah...