Senin, 30 April 2007

Keluarga Itu Indah

Sesukses apapun seseorang, tidak akan disebut sukses. Jika tidak mampu membuat keluarga menjadi indah. Indahnya keluarga sangat ditentukan oleh para suami, seberapa seringnya membuat sang istri tersenyum.

Seperti kemaren, saya bertanya pada istri, “…yang, tau nggak bahasa Koreanya mobil mogok?” “Loh, mas agus bisa bahasa Korea?” katanya. “Iya, dong? Tau nggak?” “nggak.” Jawabnya. “Bahasa Koreanya mobil mogok adalah Dorongdong.” Mendengarkannya istri saya tersenyum. Membuat istri tersenyum juga membuat keluarga semakin indah.

Mari..para suami buat istri tersenyum ya…

Hidup Itu Mudah

Jika kita mengalir sebagaimana adanya. Tidak ada paksaan dan tidak ada yang dipaksakan. Saya pernah bertemu dengan orang yang didalam hidupnya mengalir lillahi ta’ala. Semua apa yang dibutuhkan selalu tercukupi. Prinsip hidupnya adalah hidup ini ladang amal. Apa yang ditanam itulah yang dituai.

Hampir seluruh hidupnya digunakan untuk mengabdi didunia pendidikan. Sekarang saatnya untuk panen raya. Menikmati dan mensyukuri atas KaruniaNya. Dengan senyuman yang selalu menghias dibibir pertanda hidup dijalaninya dengan mudah. Mari kita jalani hidup ini dengan mudah dan selalu mensyukuri apa yang ada..

Orang-Orang Terbaik

Selalu hadir dalam kehidupan saya adalah sosok yang sederhana. Orang yang memiliki kualitas hidup yang sungguh mengagumkan. Sama seperti hal ibu saya. Dalam banyak hal ibu bukan hanya sosok yang sekedar melahirkan namun juga mendidik dan membesarkan penuh cinta kasih. Terkadang ditengah kesibukan hampir terlupakan bahwa ibu juga memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan saya.

Dalam keheningan saya teringat pesannya. “Hidup ini memang sulit. Buatlah yang sulit itu menjadi mudah dan memudahkan orang lain.”

Terima kasih ibu..

Minggu, 29 April 2007

Mentari Pagi

Selalu nampak indah. Menapaki hidup dengan senyuman membuat langkah lebih cepat karena banyak hal yang harus dikerjakan. Orang-orang berlalu lalang di stasiun kereta api. Tercium aroma optimisme bahwa masa depan selalu lebih baik. Kereta api datang, berebut masuk didalamnya orang-orang sudah berjubel.

Ditengah himpitan bertegur sapa dengan seorang teman melalui sms sungguh mengasyikkan. Seorang teman baru juga saudara baru. Terjalin silaturrahmi selalu membawa berkah dalam kehidupan. Teriring salam dan doa tak lupa dipanjatkan buat semua teman dan kawan yang sudah berkenan bertegur sapa lewat email dan sms maupun yang membaca tulisan ini. Semoga kehidupan selalu membawa kebahagiaan dan kedamaian selalu.

Biasanya

Setiap hari libur selalu saja ada teman yang berkunjung ke rumah. Buat saya kunjungan itu adalah kebahagiaan keluarga kami. Selain menyambung silaturahmi berarti juga bisa menimba ilmu.

Seperti halnya sabtu kemaren. Kami berdiskusi tentang menjadi yang terbaik. Teman saya itu mengatakan bahwa musuh besar agar orang yang terbaik adalah dirinya sendiri. Itulah sebabnya banyak orang terbaik yang kolep karena ego menganggap diri yang paling benar.

“Lantas apa yang diperlukan agar tidak kolep?” tanya saya. “Kita harus paham akan kelemahan, potensi dan karakter kita agar kita mampu mengendalikan diri dalam situasi apapun.” Jawabnya.

Hidup ini Untuk Apa?

Begitulah pertanyaan yang saya lontarkan pada seorang teman. Katanya, hidup ini untuk bermain dan bergembira. “Kenapa bermain dan bergembira?” tanya saya. “Sebab dengan bermain dan bergembira kita bisa belajar bagaimana memiliki teman banyak. Bagaimana membangun usaha bahkan juga bagaimana kita menemukan makna hidup. Begitulah jawabnya.

Sudahkah hari ini anda bermain dan bergembira?

Izinkan Saya Bertutur

Dalam tulisan ini izinkan saya bertutur. Bahwa sesungguhnya saya menulis tidaklah hendak mengajarkan sesuatu dan tidak pula berharap apapun tentang sesuatu. Sebab saya tau bahwa kehidupan adalah proses. Kesedihan adalah proses. Kebahagiaan adalah proses. Sakit dan sehat juga proses.

Menulis buat saya adalah irama kidung menebar kebahagiaan. Hidup adalah anugerah yang selalu patut disyukuri. Sekiranya berkenan tangguhkan semua penilaian tentang hidup dan kehidupan. Lihatlah dengan keheningan dan kegembiraan. Biarkan semua menyerap. Biarkan semuanya bekerja sebagaimana adanya. Cinta kasih hadir direlung sanubari kita yang paling dalam. Dalam rintik hujan. Dalam semerbak harum mewangi kebun bunga. Sebab kehidupan diri kita setiap hari seolah berlari tiada henti. Ada kalanya kita juga tersandung. Dan setiap kaki tersandung, membuat kita terjatuh didalam pangkuan Sang Khalik Robbul Izzati.

Hanya padaNya-lah kita berserah diri..

Selasa, 24 April 2007

Kehidupan Selalu Bergerak

Pagi berangkat kerja. Sore bergegas pulang. Berebut naik angkot. Berebut naik kereta. Seolah kehidupan bergerak dengan ritme yang tiada henti. Manusia tak ubahnya seperti mesin. Jika tanpa senyuman dan sapaan pada sesamanya.

Setiap kali berangkat dan pulang kerja berkesempatan berjalan kaki sekedar tersenyum dan bertegur sapa dengan orang disekitar mampu membangkitkan keceriaan dan kegembiraan di dalam diri. Adakah yang lebih berharga daripada itu?

Menikmati Hidup

Orang yang tau bagaimana cara menikmati hidup berarti tau bagaimana mensyukuri nikmat. Jika kita tidak tau bagaimana mensyukuri nikmat berarti kita termasuk orang yang mudah menderita.

Sama seperti halnya seorang kakek yang selalu tersenyum setiap pagi hari ketika lewat depan rumah. Awalnya kami sekedar bertegur sapa. Belakangan saya tau kalo kakek itu ternyata seorang penjual buah di Kalibata. Katanya dengan bekerja inilah dia bisa menikmati hidup sebagai bertanda syukur atas karuniaNya.

Nrimo Ing Pandum

Ditengah kerasnya ibukota. Harga beras tak beranjak turun. Kehidupan kian susah. Masih saja menemukan sopir angkutan kota yang didalam kaca spionnya ada stiker “Nrimo Ing Pandum” (Ikhlas Dalam Menerima Rizki)

Awalnya saya menduga stiker yang dipasang hanya sekadar hiasan semata. Tidak lama setelah saya duduk. Si sopir ini benar-benar nrimo ing pandum dalam pengertian sebenarnya. Tidak berebut penumpang dengan angkot yang lain. Kehidupan mengalir sebagaimana adanya. tanpa paksaan. Sungguh teramat istimewa hidup seperti ini di Ibukota.

Rumahku Adalah surgaku

Sungguh indah jika rumah kita bagai surga. Surga bagi para penghuninya. Buat saya rumah berarti juga kantor, lingkungan, dijalanan, bahkan kehidupan dimana saya sehari-hari berada, berkumpul dan berinteraksi dengan orang lain.

Jika kehidupan adalah surga berarti melakukan semua kegiatan penuh kebahagiaan dan suka cita. Tempat dimana ladang amal ditanam. Tempat dimana cinta dan kasih sayang disemai. Tempat dimana para orang tua mengajarkan cinta kasih pada sang buah hati. Disaat itulah kebahagiaan hadir dengan sendirinya.

Minggu, 22 April 2007

Ketika Orang Berlarian

Mencari surga. Ditemukan surga didalam cinta. Cinta berlalu bersama angin yang berhembus. Tertanam dalam rahim bunda semesta. Tumbuh dan berkembang dalam semua yang berwujud. Sehingga menyatukan semua yang berwujud.

Perubahan

Hanya bisa terjadi dengan melalui jalan kekuasaan. Begitulah seorang ustadz muda berceramah dengan menggebu-gebunya. Harapan dan realitas selalu memiliki jurang pemisah yang cukup dalam. Dimana cerita lama selalu berulang. Yang berubah hanyalah aktor dan panggungnya. Kekuasaan selalu berakhir dengan mengecewakan.

Seorang bapak disebelah saya nampak tertidur pulas. Dalam diamnya dunia telah diubah.

Mengawali Pagi Hari

Seolah hidup baru. Banyak hal kecil yang dikerjakan selalu memiliki makna besar. Seperti halnya yang dilakukan istri dan hana. Senantiasa mengantarkan saya setiap hendak pergi ke kantor. Diberikannya satu senyuman dan lambaian tangan hana membuat hati dan tubuh saya bersemangat.

Tentunya pagi anda hari ini juga indah dan ceria selalu..

Kenalilah Istrimu

Sebagaimana mengenali dirimu sendiri, begitulah pesan ibu pada suatu hari. Pesan seorang ibu tentunya sebuah pengalaman yang telah dilewatinya setelah puluhan tahun bekerja keras membesarkan anak-anaknya.

Kala malam tiba. Terlihat istri tertidur lelap. Terbayang kerja keras yang telah dilakukan adalah pengabdian dan pengorbanan yang tak ternilai. Didalam keheningan malam tak lupa membisikan ucapan terima kasih ditengah mimpi indahnya.

Ada Orang Yang Bertanya

Pada saya, apa sih yang disebut dengan Psikologi Islami itu? Saya katakan padanya, Psikologi Islami itu adalah satu cara meningkatkan kualitas hidup umat Islam. Titik. Pertanyaan berikutnya, bagaimana caranya? Caranya adalah melakukan hal kecil namun memiliki makna besar. Hasilnya adalah menjadi manusia yang terbaik. Seperti sabda nabi SAW, “Khoirunnas anfa’unnas.” “Manusia yang terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.”

Kamis, 19 April 2007

Lelaki Setia

Tidak selalu membuat saya menjadi simpatik Misalnya ada seorang teman yang mengaku dirinya sebagai suami setia tapi pacarnya ada dimana-mana. Saya tanyakan padanya bagaimana mungkin suami setia bisa punya pacar banyak. Katanya, “saya ini memang laki-laki setia. Maksudnya, Selingkuh Tiada Akhir.”

Bener-bener buaya darat dech..

Kehidupan Selalu Membawa Berkah

Teman, orang tua, istri dan saudara, tetangga, karib, orang-orang yang saya jumpai selalu membawa keberkahan dalam kehidupan saya. Dulu saya pernah membaca tulisan dari Mas Heri Latief. Dari tulisannyalah saya belajar membuat tulisan memiliki rasa. Sehingga saya juga bisa menulis dengan rasa yang juga bisa dirasakan oleh yang membacanya.

Sebagai ungkapan rasa terima kasih saya buat mas Heri Latief yang telah mengajarkan bagaimana menulis. Saya berdoa semoga mas Heri yang di Amsterdam sehat selalu dan terus produktif menulis ya mas...

Hati Yang gelap

Bagaimana mungkin cahaya cinta akan hadir? Hati yang keras. Bagaimana mungkin kasih sayang akan bersemayam? Kegelisahan, keresahan, amarah bercampur menjadi satu membuat hati menjadi gelap dan mengeras.

Biarkan hati selalu jernih. Sejernih air yang mengalir. Biarkan buih berlalu tanpa membuat air mengeruh. bermuara pada asal lautan kehidupan. Sebab disanalah berkumpulnya cinta dan kasih sayang menyebarkan harum mewangi kebahagiaan.

Selasa, 17 April 2007

Di Pagi Yang Cerah

Dengan menghirup udara segar merupakan kebahagiaan tak terkira. kebahagiaan itu selalu hadir dengan rasa syukur ditengah badai samudra kehidupan yang tidak pasti. Sambil berkemas, bersiap untuk berangkat ke kantor istri saya berpesan. "Mas, nanti kalo dah sampe kantor miscall ya.." "Kayaknya lagi nggak ada pulsa.."kata saya. Mendengar jawaban saya nggak ada pulsa, wajah istri saya terlihat kecewa dan mengatakan. "Mas agus ini faqir miscall banget dech. Beli pulsa sana gih.."

Mendengar perkataannya saya agak terheran. Setau saya yang ada fakir miskin, sejak kapan ya ada faqir miscall ya..

Senin, 16 April 2007

Jadilah Yang Terbaik

Setiap kali saya membaca ayat yang berbunyi “Kuntum khoiro ummatin ukhrijat linnas..” selalu menambah energi buat saya untuk melakukan pekerjaan yang sederhana. Misalnya menulis, bertegur sapa dengan teman dikantor & para tetangga, bercanda dengan Hana, memanggil sayang kepada istri atau menyingkirkan duri yang berada dijalan.

Itulah sebabnya buat saya untuk menjadi manusia terbaik adalah hal yang tidak terlalu sulit yaitu melakukan hal yang kecil namun memiliki makna yang besar yang membuat hidup ini menjadi indah. Lantas bagaimana untuk bisa menjadi yang terbaik?

Mudah saja, senyum, sapa dan berilah salam pada orang yang duduk disebelah anda. Berarti anda telah menjadi yang terbaik sebab melakukan hal yang kecil namun memiliki makna yang besar dalam hidup bagi diri anda dan juga orang disebelah anda.

Mudah bukan?

Membahagiakan Diri

Tahukah anda salah satu ciri manusia terbaik adalah mereka yang mengerti bagaimana caranya membahagiakan dirinya sendiri. Ada orang yang membahagiakan dirinya dengan cara shopping, jalan-jalan, atau makan makanan yang enak. Namun tidak demikian dengan salah seorang teman saya yang mengatakan bahwa salahsatu cara membahagiakan diri sendiri adalah dengan membahagiakan orang lain.

Lantas bagaimana cara anda membahagiakan diri sendiri?

Energi Kemajuan

Sikap mapan adalah racun kemajuan dan sikap kritis adalah energi kemajuan. Seringkali kita mencurigai terhadap orang yang melontarkan sikap kritis terhadap kita padahal itu merupakan energi kemajuan dalam hidup kita.

Sama seperti halnya ketika saya melontarkan wacana pemikiran. Selalu ada yang mengkritisinya secara konsisten, salah satunya yang saya kenal adalah Pak Boedhi Hartono seorang dosen Antropologi UI. Belakangan saya tau bahwa sikap kritisnya menjadi energi kemajuan yang memaksa saya untuk bersungguh-sungguh dalam belajar. Oleh sebab itu dipagi yang indah ini beriring dengan terbitnya sinar matahari setelah sekian lama menjadi sparing partner dalam wacana hampir kelupaan satu hal yang saya ucapkan yaitu rasa terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam atas pembelajarannya selama ini, Pak Boedh..

Stabilitas Dinamis

Kehidupan sangat ditentukan tujuan hidup yang ada pada diri kita. Bagi manusia terbaik memiliki tujuan hidup yang sangat jelas dan cenderung stabil. Namun stabilitas yang dimilikinya bukanlah stabililtas statis yang tidak bergerak bagai duduk diatas kursi diruang tamu. Namun stabilitasnya adalah stabililitas dinamis bagai duduk dengan tenang diatas kereta ekpress yang melaju dengan kencang untuk mencapai tujuan hidupnya.

barangkali itulah ciri-ciri orang yang taqwa..

Kamis, 12 April 2007

Saya Ini Sufi..

Pernah satu hari saya bersama seorang bapak yang gemar diskusi masalah-masalah kehidupan. Didalam mobil kami sedang membincangkan buku tentang sufi. Dia bertanya pada saya, apakah saya sufi. Saya jawab dengan tegas bahwa saya sufi. Dia nampak heran bagaimana mungkin ada orang berani-beraninya menyebut diri sebagai sufi. Kemudian dengan sedikit ceramah agar tidak terlalu menyombongkan diri dengan mengaku sebagai sufi. Saya katakan padanya, "Maaf Pak, Saya ini memang sufi, maksud saya suka film. Terutama film-film bagus, seperti Naga Bonar Jadi Dua, Fatahillah, Daun Di Atas Bantal, Kiamat Sudah Dekat." Mendengarkan jawaban saya, bapak itu tertawa dengan gelinya.

Apakah Anda juga sufi?

Kebahagiaan Diri

Buat saya kebahagiaan diri bisa diperoleh dengan mendengarkan kabar bahagia dari orang lain. Sama seperti halnya ketika saya mendengarkan kabar bahagia dari seorang teman yang hendak melangsungkan pernikahannya setelah melewati jalan yang penuh likunya. Saya bisa merasakan kebahagiaan itu. Melalui milis ini saya hendak mengucapkan selamat atas penikahannya semoga menjadi keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah.

Selasa, 03 April 2007

Bunga Yang Mekar

Ketika kegembiraan dituturkan melalui cerita maka begitu mudah menyebar dan menular menjadi sebuah aktifitas yang membahagiakan bagai Bunga Yang Mekar. Demikian halnya dengan tulisan saya yang berjudul "kegembiraan mendapatkan respon email dari teman-teman dimilis. Salahsatu email dari mbak Inayati yang bertanya, "Mas Agus, orang apa yang paling kuat?" Kemudian saya menjawabnya, "orang yang paling sabar."

Dia membalas, "Salaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh. Yang benar, orang yg paling kuat adalah orang yg mengayak gajah untuk memisahkan mana gajah yang besar and mana gajah yg kecil. hehehe....sorry pak...bercanda aja...........

Kualitas Diri

Ada ungkapan jawa, “ajineng diri soko lati, ajineng rogo soko busono.” artinya kualitas diri seseorang dari ucapannya. kualitas tubuh seseorang dari busananya. Banyak orang yang dari penampilan dirinya sangatlah sederhana namun kualitas diri sungguh mengagumkan. Demikian halnya sebaliknya.

Sama seperti halnya, Iman. sahabat yang juga seorang pustakawan. saya mengenalnya beberapa tahun yang lalu. Biarpun saya lebih banyak berbincang dengannya melalui dunia maya namun saya sunnguh merasakan kedekatan sebagai seorang sahabat dari tutur katanya, yang membuat pertemanan kami begitu erat.

Dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin mengucapkan, “terima kasih akhi iman..pertemanan kita selama ini”

Banyak Tamu, Banyak Rejeki

Dulu sewaktu hamilnya Hana pernah rumah kami selama satu bulan tidak pernah sepi dari tamu. Entah, teman pengajar. Teman didunia maya. Juga kehadiran teman kampus dan teman main.

Sama seperti halnya sejak kepindahan kami di Depok. Setiap hari libur selalu ada teman yang bertamu. Misalnya, agung (begitu panggilan akrabnya) bocah Bojonegoro ini yang bertamu dengan gayanya orang jawa yang sungkan-sungkan, takut ngerepotin tuan rumah. Istri saya mengatakan padanya, “Mas agung, penghuni rumah ini tidak ada yang merasa direpotkan sebab bagi kami tamu membawa rizki buat kami, semakin banyak tamu semakin banyak rezeki.”

Begitulah kami meyakininya, dengan keyakinan itulah tamu adalah keberkahan buat kami sekeluarga. Semakin banyak tamu berarti semakin banyak saudara. Semakin banyak saudara berarti semakin banyak rizki.

Kegembiraan

Kegembiraan didalam kelas, ditengah jalan atau diruang keluarga selalu diperlukan. Kegembiraan merupakan kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan emosional yang mampu meredakan ketegangan urat syaraf. Seorang guru, suami atau istri, pak er-te, pak lurah, bahkan pak camat juga memerlukan kemampuan diri untuk menciptakan suasana kegembiraan dalam kehidupan sehari-hari sebab semakin mampu menciptakan suasana gembira berarti semakin mudah untuk bisa menjalani hidup ini.

Pagi ini saya gembira sekali selain minum segelas air putih, mengawali hidup dengan indahnya pagi hari dan mendapatkan pertanyaan dari Istri saya, “Mas gajah yang paling gede apanya?” “Ya kandangnya dong..” jawab saya. “salah mas..” “terus apanya?”

“Ya, ayak-kannya..” kata istri saya (baca dech tulisan sebelumnya yang berjudul “penawar cinta” pasti nyambung..) satu poin kegembiraan buat saya.

Orang-Orang Istimewa

Buat saya, bapak adalah sosok yang selalu memberikan teladan. Darinya saya ditanamkan nilai-nilai kehidupan. Itulah sebabnya jika kami bepergian, selalu diajaknya untuk mengamati kejadian disekeliling.

Pernah satu hari didalam metromini yang penuh sesak bapak mengatakan, “gus, liat orang-orang biasa didepan mata kita. Lihatlah dengan mata-hatimu, maka akan terlihat orang-orang yang biasa ini adalah orang-orang yang istimewa bagi keluarga mereka yang sedang ditunggu dengan penuh pengharapan.”