Senin, 28 April 2008

Selepas Maghrib

Istri saya membacakan buku kumpulan cerpen AA Navis yang berjudul “Robohnya Surau Kami” anak-anak pengajian menyimaknya dengan seksama. Ada satu dua anak yang baru datang dengan tertib. Umumnya yang mengaji malam anak-anak yang sudah SMP.

"Robohnya Surau Kami" bercerita tentang kisah tragis matinya seorang Kakek penjaga surau. Sang Kakek, meninggal dengan bunuh diri setelah mendapat cerita dari Ajo Sidi-si Pembual, tentang Haji Soleh yang masuk neraka walaupun pekerjaan sehari-harinya beribadah di Masjid, sama seperti yang dilakukan sang Kakek. Ajo Sidi bercerita bahwa Haji Soleh adalah orang yang rajin beribadah, semua ibadah dijalaninya dengan tekun.

Pada hari akhir, hari ditentukannya manusia masuk surga atau neraka, Haji Soleh malah dimasukkan ke neraka. Haji Soleh memprotes Alloh SWT, haji soleh berpikir mungkin Alloh SWT lupa. Maka Alloh SWT menjelaskan kenapa alasan haji Sholeh masuk neraka, "kamu tinggal di tanah Indonesia yang mahakaya raya,tapi, engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniyaya semua. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang."

Kesalahan engkau yang terbesar, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikit pun."

Merasa tersindir dan tertekan oleh cerita Ajo Sidi, Kakek memutuskan bunuh diri. Dan Ajo Sidi yang mengetahui kematian Kakek hanya berpesan kepada istrinya untuk membelikan kain kafan tujuh lapis untuk Kakek, lalu pergi kerja.

Selesai bercerita istri saya bertanya pada anak2 pengajian

Hayo siapa mau jadi Haji Soleh?

Rabu, 23 April 2008

Jalan Kebahagiaan

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suami saya, dan teringat akan ayah. Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam perkawinannya, waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga, adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan, ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah, ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga. Dan saya juga menggunakan cara saya berusaha mencintai suami saya. Cara saya juga sama seperti ibu, perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita, dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia.

Lalu saya duduk di sisi suami, menemaninya mendengar Nasyid, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu. Saya bertanya pada suamiku, “apa yang kau butuhkan ?” Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengar Nasyid, rumah kotor sedikit tidak apa-apa-lah, nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku” ujar suamiku.

Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikmati kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun, bukannya cara mencintai yang membuat kami berdua bahagia itulah jalan kebahagiaan kami berdua. ( sumber, http://asruldinazis.wordpress.com/)

Cerita diatas, sebuah gambaran bagaimana kita senantiasa memiliki keharusan untuk mencari jalan kebahagiaan di dalam keluarga kita. Jalan kebahagiaan itu yaitu sebuah jalan menuju rumah tangga yang direkat oleh mawaddah dan rahmah dimana masing-masing secara naluriah memiliki gelora cinta mendalam untuk memiliki, tapi juga memiliki perasaan iba dan sayang dimana masing-masing terpanggil untuk berkorban dan melindungi pasangannya dari segala hal yang tidak disukainya.

Mawaddah dan rahmah itu sangat ideal. Artinya sungguh betapa bahagianya jika pasangan rumah tangga itu diikat oleh mawaddah dan rahmah sekaligus. Sesuatu yang ideal biasanya jarang terjadi. Bagimana jika tidak? Seandainya mawaddahnya putus, perasaan cintanya tidak lagi bergelora, asal masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu masih terpelihara dengan baik. Betapa banyak suami isteri yang sebenarnya kurang dilandasi oleh cinta membara, tetapi karena masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu tetap berjalan baik dan melahirkan generasi yang terpuji. Rahmah yang terpelihara pada akhirnya memang benar-benar mendatangkan rahmat Ilahi berupa mawaddah.

Minggu, 20 April 2008

Love Your Family

Ada seorang ulama besar bernama Abu Bein Azim terbangun di tengah malam. Kamarnya bermandikan cahaya. Di tengah tengah cahaya itu ia melihat sesosok makhluk, seorang Malaikat yang sedang memegang sebuah buku. Abu Bein bertanya: "Apa yang sedang anda kerjakan?" Aku sedang mencatat daftar pecinta Alloh SWT. Abu Bein ingin sekali namanya tercantum. Dengan cemas ia melongok daftar itu, tapi kemudian ia gigit jari, namanya tidak tercantum di situ.

Ia pun bergumam: "Mungkin aku terlalu kotor untuk menjadi pecinta Alloh SWT, tapi sejak malam ini aku ingin menjadi pecinta keluarga". Esok harinya ia terbangun lagi di tengah malam. Kamarnya terang benderang, malaikat yang bercahaya itu hadir lagi. Abu Bein terkejut karena namanya tercantum pada papan atas daftar pecinta Alloh SWT. Ia pun protes: "Aku bukan pecinta Alloh SWT, aku hanyalah pecinta keluarga". Malaikat itu berkata: "Baru saja Alloh SWT berkata kepadaku bahwa engkau tidak akan pernah bisa mencintai Alloh SWT sebelum kamu mencintai keluargamu".

Cintailah keluarga anda, sebab mencintai keluarga adalah ujung dari cinta pada Sang Khaliq, sebab diujung cinta itu sebuah kebahagiaan telah menanti kita. Yaitu sebuah kebahagiaan berkaitan dengan tingkat kesulitan yang dialami. Kebahagiaan sesungguhya dalam kehidupan rumah tangga bukan ketika akad nikah, bukan pula ketika bulan madu, tetapi ketika pasangan itu telah membuktikan mampu mengarungi samudera kehidupan hingga ke masa tuanya, dan pada di masa tuanya, ia mendapati anak cucu yang sukses dan terhormat. Sungguh orang sangat menderita ketika di ujung umurnya menyaksikan anak cucunya sengsara dan hina karena kegagalannya membina keluarga.

Jumat, 18 April 2008

Kemenangan Cinta

Satu hari istri saya memandangi wajah Hana yang sedang tertidur lelap, sambil menggenggam tangan saya istri saya mengatakan, tangis & tawa hana adalah sebuah kemenangan mas..”

“Kemenangan apa?”

“Kemenangan Cinta kita…”

Kemenangan cinta berarti kemenangan sebuah keluarga yang menanamkan cinta sebagai pondasi dari pendidikan sebuah keluarga. Sebuah keluarga akan menjadi kering jika gagal menanamkan sejak dini apa yang disebutkan dengan cinta. Cinta terhadap diri sendiri, cinta terhadap sesama, cinta terhadap keluarga, cinta terhadap agama, cinta terhadap lingkungan, cinta terhadap nusa dan bangsa serta yang paling utama adalah cinta pada ilahi Robbi sebagai tujuan akhir dalam hidupnya Oleh sebab itu keluarga yang berhasil menanamkan cinta pada anak-anaknya dan semua anggota keluarga maka keluarga itu mampu bertahan dalam kerasnya badai dan ombak samudera kehidupan.

Diantara pilar kebahagiaan keluarga adalah jika mereka tinggal di dalam lingkungan sosial yang sehat. Ada tiga lingkaran yang saling mempengaruhi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga yang baik akan menjadi pilar lahirnya masyarakat yang baik, karena keluarga adalah unit terkecil masyarakat. Dalam kenyataan, banyak keluarga, rentan sekali terhadap pergaulan sosial sehingga bukannya keluarga mewarnai masyarakat tetapi semua keburukan sosial justru masuk kedalam rumah.

Sekolah yang baik mestinya akan membantu terwujudnya keluarga yang baik dan masyarakat yang baik, tetapi sistem pendidikan sekolah masih lebih dominan untuk transfer kognitif, lemah unsur tranfer afektif sehingga sekolah yang baik baru produktif untuk anak didik yang baik juga. Murid-murid dari keluarga yang gagal tidak banyak berubah meski disekolahkan di sekolah unggulan. Dalam kondisi seperti itu diperlukan paradigma baru yaitu Keluargaku, Surgaku, sebuah paradigma memenangkan problem kehidupan dengan cinta. Itulah yang disebut dengan Kemenangan Cinta.

Rabu, 16 April 2008

Cinta di Medan Perjuangan

Kemaren saya mendapatkan satu pertanyaan dari seorang teman, “dimana laki-laki baik itu berada?” Saya katakan padanya laki-laki baik itu berada pada medan perjuangan untuk mencapai sebuah mimpi indah dalam hidupnya.

Bagi setiap orang yang meyakini bahwa hidup adalah perjuangan maka dia hanya mencari pasangan hidup yang berada pada area yang sama, yang bisa mendukung mimpinya yang indah dalam hidup ini. Itulah sebabnya pasangan hidup yang menemukan cintanya di medan perjuangan akan cenderung tahan terhadap kerasnya ombak dan badai samudra kehidupan karena cinta merupakan sebuah perjuangan untuk mencapai sebuah mimpi indahnya.

Pertemuan cinta di cafe, di gedung film, di pesta tentunya berbeda dengan pertemuan cinta di tenda darurat, di bakti sosial, di kelompok belajar (study club), juga di tempat-tempat pendidikan. Suasana dimana tempat bertemu sangat menentukan bobot cinta itu sendiri. Bagi mereka yang memiliki sebuah keyakinan dia akan tahu kemana arah dan tujuan hidupnya, dia akan mampu menahan penderitaan sebab hidup adalah perjuangan. jika sudah tiba saatnya dia melihat anak cucunya ditempat terhormat karena apa yang telah dilakukannya.

Cinta di medan perjuangan adalah bertemunya dua hati yang berbeda namun memiliki satu mimpi indah. Mimpi itu mampu membangun spirit bagi orang-orang disekitarnya agar melakukan hal-hal yang bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Mimpi itu bagaikan virus yang menyebar dengan cepat, yang mampu merubah dunia menjadi lebih baik dimana tidak ada lagi orang yang lemah dalam menghadapi kehidupan. Itulah mimpi orang-orang yang ingin menjadikan keluargaku, surgaku dan dimana setiap keluarga mampu menjadikan surga bagi anggota keluarganya dengan cara melakukan hal-hal yang berguna bagi masyarakat dimana keluarga itu berada.

Selasa, 15 April 2008

Cinta Yang Diberkahi

Saya pernah mendapatkan email dari seorang teman, bagaimana saya agar bisa mendapatkan cinta yang diberkahi dan bisa membangun sebuah keluargaku surgaku. Saya katakan padanya bahwa cinta yang diberkahi bukan hanya dimana pasangan hidup yang seperti kita idam-idamkan namun juga kita perlu lebih banyak melihat ke dalam diri kita termasuk bagaimana kita mencari rizki. Apakah rizki yang kita makan sudah halalan toyyiban? Jika sudah maka cinta yang kita dapatkan adalah cinta yang diberkahi, membawa kita menuju keluargaku surgaku.

Itulah sebabnya perilaku manusia juga dipengaruhi oleh pola konsumsi. Makanan yang bergizi akan berpengaruh positif pada kemampuan fisik dan mental, makanan yang kurang bergizi akan membuat orang lemah fisik dan bisa juga lemah mental. Demikian juga makanan yang halal akan membuat konsumennya memiliki etos halal dan mudah melakukan perbuatan yang halal, resisten terhadap perbuatan yang haram.

Sebaliknya makanan yang haram meski bergizi akan mendorong konsumennya mudah melakukan perbuatan haram. Kata Nabi dalam hadisnya, bahwa sepotong daging dalam tubuh kita yang berasal dari makanan haram akan mendorongnya pada perilaku yang menggiring kita ke neraka (qith`at al lahmi min al haram ahaqqu ila an nar). Kata nabi juga, syaitan itu berjalan dalam tubuh manusia mengikuti jalan peredaran darahnya. Artinya orang yang hidupnya dibesarkan oleh produk syaitan (kejahatan) maka ia akan selalu terseret pada perbuatan syaitan (kejahatan).

Ketika Cinta Harus Memilih

Pernah suatu malam ada yang bertanya pada saya, seperti apa jodoh saya? Saya katakan padanya bahwa jodoh kita adalah sama seperti halnya diri kita. Siapapun yang menjadi pasangan hidup kita merupakan cermin yang ada pada diri kita. Jika kita memilih berdasarkan pertimbangan rasa, ketemu pada medan perjuangan maka pasangan hidup yang kita dapatkan juga orang yang memiliki karakter yang sama. Namun jika kita memilih berdasarkan pertimbangan logika semata yang kita dapatkan juga seperti yang kita kehendaki.


Ketika cinta harus memilih, ada peranan rasa dan ada peranan logika. Perasaan cocok sering lebih “benar” dibanding pertimbangan “ilmiah”. Jika seorang wanita dalam pertemuan pertama dengan seorang lelaki langsung merasa bahwa lelaki itu terasa “sreg” untuk menjadi suami, meski ia belum mengetahui secara detail siapa identitas si lelaki itu, biasanya faktor perasaan sreg itu akan menjadi faktor dominan dalam mempertimbangkan. Sudah barang tentu ada orang yang tertipu oleh hallo efec, yakni langsung tertarik oleh penampilan, padahal sebenarnya penampilan palsu. Sementara itu argumen raasional berdasar data lengkap tentang berbagai segi dari karakteristik lelaki atau perempuan, mungkin dapat memuaskan logika, tetapi mungkin terasa kering, karena pernikahan bukan semata masalah logika, tetapi justeru lebih merupakan masalah perasaan.

Ada pasangan suami isteri yang dari segi infrastruktur logis (misalnya keduanaya ganteng dan cantik, usia sebaya, rumah tempat tinggalnya bagus, penghasilan mencukupi, kelengkapan hidup lengkap) mestinya bahagia, tetapi pasangan itu justeru melewati hari-harinya dengan suasana kering dan membosankan, karena hubunganya lebih bersifat formal dibanding rasa. Perasaan sreg dan cocok akan dapat mendistorsi berbagai kekurangan, sehingga meski mereka hidup dalam kesahajaan, tetapi mereka kaya dengan perasaan, sehingga mereka dapat merasa ramai dalam keberduaan, merasa meriah dalam kesunyian malam, merasa ringan dalam memikul beban, merasa sebentar dalam mengarungi perjalanan panjang. Mereka sudah melewati usia 40 tahun perkawinan, tetapi serasa masih pengantin baru.

Senin, 14 April 2008

Ayat-Ayat Cinta Kami

setelah sekian lama kami sekeluarga sangat jarang untuk liburan nonton
film, apa lagi sampe dulu perkenalan saya dengan istri saya hampir tidak pernah yang disebut dengan nonton film.

Ahad pagi saya, istri dan Hana pergi ke Plaza Senayan untuk nonton film ayat2 cinta. Naik Patas AC dengan rasa penasaran karena istri sudah lama pengen nonton film yang dihebohkan oleh banyak orang.

Pada waktu masuk di XXI hana udah ketakutan karena seumur hidupnya (usianya april lalu 3 tahun) tidak pernah menginjakkan kakinya yang namanya gedung film. Wah, filmnya akhir diputar juga, ruangan jadi gelap diawali dengan pembacaan ayat suci. dengan sebungkus makanan kecil hana menjadi terdiam. mamahnya jadi bisa menikmati filmnya dengan baik.

Cerita filmnya sangat romantis percintaan, barangkali tema itu yang menyebabkan banyak orang pengen menontonnya yang diakhiri dengan kematian maria, cuman buat saya agak kurang patriotik. Mestinya yang meninggal fahri dibunuh penjahat karena menyelamatkan nora. (hehehehe..ini sekedar komentar aja) secara keseluruhan saya menikmati film tersebut karena nonton film itu saya hanya pengen menyenangkan hati istri saya.

begitulah ayat2 cinta yang kami miliki di hari ahad kemaren, mungkin teman2 juga memiliki ayat cinta2 yang lebih indah..

Teman Sejati

Semalam, ketika saya sendirian sudah sampe di kantin Trans TV. buat
saya pada acara pertemuan malam itu bukan hanya sekedar dalam rangka
untuk mempersiapkan milad TC ke-1 semata. Namun lebih karena TC sudah
menjadi bagian dalam hidup saya sebagai teman sejati.

Tak lama setelah itu datanglah Yulia, Nuryani dan Reni (kerabatnya
Jayusman hehehhe...), tegur sapa dan yulia memperkenalkan Nuryani dan
reni. Kemudian datanglah sheilla dan sampai pada ujung acara Mas Ardi dan Mas Dado juga hadir.

Di dalam perjalanan hidup kita selalu hadir teman sejati, dengan siapa kita berkumpul dan dengan siapa kita berbincang. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia akan menjadi apa dan siapa tergantung dengan apa dan siapa ia bergaul. Secara fitri manusia membutuhkan orang lain;
sebagai teman, sebagai partner, sebagai pesaing dan bahkan sebagai lawan. Teman sejati adalah orang yang selalu berfikir dan berkehendak baik terhadap sahabatnya. Ia akan memberi dukungan jika ia merasa bahwa dukungannya itu akan mem­bawa kebaikan temannya. Sebaliknya jika teman­nya keliru jalan, ia akan berkata tidak! meski pahit diucapkan
dan pahit di dengar.

teman yang mate­rialistis biasanya rajin apel dalam keadaan suka, tetapi ia segera menjauh jika temannya dalam kesulitan, ia teman hanya dalam suka, tidak dalam duka. Teman yang sekerabat biasanya angin-anginan, terkadang mesra, tetapi suatu ketika bisa menjadi musuh, bahkan musuh yang sukar didamaikan. Teman sekerabat adalah teman sehidup, tetapi belum tentu semati. Hanya teman sejati yang biasanya jarang hadir dalam keadaan suka, tetapi justru hadir mem­bela ketika dalam duka. Teman sejati adalah teman yang terikat oleh nilai-nilai kebajikan, ikhlas dan ibadah. Ketika kita sudah matipun teman sejati tetap menjaga nama baik kita, mendoakan kita. Dialah teman sehidup semati, teman di dunia dan
teman di akhirat.

andalah teman sejati buat saya..

Senin, 07 April 2008

Makna Cinta

Pada satu malam istri saya hanya mengajar santriwati biarpun yang hadir itu cuman dua anak. Dengan tekunnya dia membimbing mengaji. Baginya mengajar dua anak dan mengajar dua puluh anak sama saja karena itu tugasnya. dulu pernah saya berbincang dengannya, katanya mengajar bukan profesi namun sebuah panggilan jiwa. Sekalipun tidak sebagai pengajar dalam formalitas namun mengajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Itulah sebabnya mengajar adalah kecintaan yang terdalam pada kemanusiaan.

Makna cinta bagi setiap manusia berbeda. Makna cinta itulah yang juga memaknai kehidupan bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi masyarakatnya, bagi bangsanya, bagi dunia dan bagi alam sekitarnya. Ada orang yang merasa dirinya bermakna tetapi tidak dipandang bermakna oleh orang lain, sebaliknya ada orang yang merasa dirinya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, tetapi orang lain sangat menghormatinya. Ada seorang tokoh, oleh Amerika dipandang sebagai terroris yang sangat jahat, tetapi oleh bangsanya sendiri dia dielu-elukan sebagai pahlawan sejati. Ada orang yang tinggal berada dalam suatu lingkungan dalam waktu yang lama, tetapi kehadirannya tidak berpengaruh apa-apa bagi lingkungan masyarakatrnya maka ia tidak dipandang bermakna, hadirnya tidak membuat genap, dan absennya tidak membuat ganjil.

Sebaliknya ada orang yang hanya melintas sebentar dalam kehidupan masyarakat, tetapi karena kehadirannya membawa perubahan besar kepada tatanan masyarakat maka sepeninggal orang tersebut namanya masih selalu disebut, gagasannya masih selalu didiskusikan, pendapatnya masih selalu dirujuk orang. Waktu yang sebentar tetapi fungsional dalam membawa perubahan, maka kehadiran sebentar itu dipandang sangat bermakna, sehingga nama orang itu diabadikan dalam nama jalan atau gedung, atau bahkan banyak bayi lahir yang kemudian diberi nama dengan nama orang itu. dan orang itu adalah anda!

Minggu, 06 April 2008

Rumah Kebahagiaan

Dipagi yang cerah ini, perkenankan saya bertutur menyapa anda dengan salam cinta dari sebuah tulisan yang berjudul rumah kebahagiaan. Judul rumah kebahagiaan dalam tulisan ini saya ambil dari blog teh Dedah Amniarti (silahkan kunjungi http://rumah-kebahagiaan.blogspot.com).

Tatkala siang itu saya bersama Hana dan istri bermain di dalam rumah kebahagiaan kami. Rumah kebahagiaan itu sebuah rumah kontrakan dengan keindahan senyum dan tawa yang kami miliki. Rumah kebahagiaan adalah sebuah kedamaian dalam hati yang memancarkan sinar cinta dengan berbagai aktifitas. Dengan cinta kami membangun rumah kebahagiaan kami dengan mengajar anak-anak disekitar rumah kami. Setiap hari istri saya mengajar mengaji anak-anak selain karena kepedulian terhadap pendidikan juga untuk menanamkan benih cinta pada diri Hana.

Setiap masalah dalam rumah bisa dilewati dengan baik jika penghuni rumah memiliki rasa cinta. Cinta mampu menyelesaikan setiap masalah seberat apapun. Jika cinta sudah lenyap rumah seindah surga berubah menjadi neraka. Cinta memang sesuatu yang kontroversial. Persepsi orang tentang cinta berbeda-beda bergantung kepada pengalaman cintanya. Ada orang menganggap bahwa cinta itu sesuatu yang indah dan suci serta membahagiakan, yang oleh karena itu perlu dibela hingga mati.

Yang lain mengatakan cinta itu sesuatu yang menyakitkan dan menyedihkan. Yang lain lagi menyatakan bahwa cinta itu sesuatu yang membuat hidupnya bangkrut. Apapun persepsi orang tentang cinta, cinta tetap menarik, karena setiap orang pasti pernah terlibat perasaan cinta. Cinta telah melahirkan dongeng, sastra, kisah sukses, kegagalan, kebencian, kepahlawanan, pengkhianatan bahkan peperangan besar. Ada pemuja cinta, ada penghujat cinta, ada juga penjaja cinta. Iwan Fals yang dulu albumnya sarat dengan lirik-lirik lagu yang bernuansa kritik, sekarangpun ganti kiblat dengan lagu-lagu cinta, katanya, negeri ini sedang lebih membutuhkan cinta , bukan kritik.

Siang itu cinta dirumah kami bersinar, saya dan Hana bernyanyi, “Kasih ibu..kepada beta tak terhingga sepanjang masa ” sebuah nyanyian cinta dan kasih seorang ibu, sebuah pondasi dari semua rumah kebahagiaan.

Jumat, 04 April 2008

Metode Mengetahui Keridhaan Alloh SWT

Metode mengetahui ridha Alloh SWT yang diajarkan oleh Nabi dengan cara bertanya kepada hati sendiri, istafti qalbaka. Mengapa dengan hati ?, orang bisa berdusta kepada orang lain, tetapi tidak kepada hati sendiri . Hanya saja kualitas hati orang berbeda-beda. Hati yang sedang gelap, hati yang kosong, hati yang mati tidak bisa ditanya. Hati juga sering tidak konsisten, oleh karena itu pertanyaan yang pali ng tepat adalah kepada hati nurani, atau ke lubuk hati yang terdalam.

Nurani berasal dari kata nur, nuraniyyun yang artinya cahaya, yakni cahaya Ilahiah yang ditempatkan Alloh SWT di dalam hati manusia, nurun yaqdzifuyhulloh fi al qalb. Jika hati sering tidak konsisten, maka hati nurani selalu konsisten terhadap kejujuran dan kebenaran. Orang yang nuraninya hidup maka ia selalu menyambung dengan ridha Alloh SWT. Problem hati nurani adalah cahaya nurani sering tertutup oleh keserakahan, egoisme dan kemaksiatan.

Rabu, 02 April 2008

Doa Untuk Sahabat Terkasih

Sahabat,
Ijinkan saya berdoa untuk anda
dengan hati yang tulus, semoga doa ini
cukup didengar bagi Sang Khaliq
dan memberikan kemudahan dalam hidup kita


Ya Alloh yang memudahkan semua kesulitan,
Ya Alloh yang mengumpulkan segala yang berpisah,
Ya Alloh yang menjadi sahabat bagi setiap orang yang kesepian,
Ya Alloh yang mencukupi kebutuhan bagi setiap orang yang kekurangan,
Ya Alloh, Pemberi kekuatan kepada si lemah,
Ya Alloh yang memberikan rasa aman bagi setiap orang yang dilanda ketakutan,
Berilah kemudahan pada kami atas segala kesulitan-kesulitan kami,
karena menghilangkan kesulitan itu mudah saja bagi Mu ya Alloh.

Amin.. Ya Robbal 'alamin...

Ketika Cinta Bersemi Kembali

Hari-hari terakhir ditengah kesibukan terkadang sampai pulang larut malam, hampir saja lupa istri dan anak dirumah. Ada satu hal yang tiba-tiba muncul kembali ada pada diri saya, yaitu perasaan jatuh cinta kepada istri saya seperti ketika saya mengenal istri saya pertama kali. Semalam sepulang memberikan pelatihan di salah satu sekolah istri saya mengatakan, "Mas agus, tau nggak? belakangan ini saya suka kangen sama mas.."

"hah? kok bisa?" tanya saya.

"iya, abisnya ditinggal terus kan jadi kangen mas.." jawabnya.

Barangkali yang membuat saya jatuh cinta kembali dengan istri saya karena kesetiaannya peran sertanya di dalam setiap kegiatan apapun yang saya lakukan. sebuah cinta yang diikat oleh persamaan visi. Persamaan visi kami terbangun karena sama-sama kecintaan kami pada dunia pendidikan. dan itulah yang membuat kami saling jatuh cinta.

Cinta berarti juga pengenalan, Pengenalan mendalam terhadap karakteristik psikologis dan dzatiddin seseorang juga dapat dicapai melalui kebersamaan dalam kepedulian terhadap problem-problem kemanusiaan, misalnya dalam bersama-sama memikirkan bagaimana mengentaskan kemiskinan, bagaimana menyelenggarakan pendidikan tepat guna bagi anak-anak miskin, bagaimana membela orang lemah.

Nah dalam ajang kepedulian seperti itu jatidiri dzatiddin seseorang akan muncul secara orisinil. Jatuh cinta di medan juang seperti ini biasanya akan berlanjut menjadi pasangan suami isteri yang memiliki kesamaan visi, indah, bersemangat dan tetap berfikir besar meski belum tentu menjadi orang kaya. Medan kepedulian kepada masalah kemanusiaan itu lebih selektif dibanding medan ilmu pengetahuan. Teman kuliah yang kemudian menjadi isteri belum tentu menjamin kesamaan visi, tetapi jodoh yang dijumpai di medan juang kemanusiaan hampir pasti menjamin kesamaan visi.