Senin, 22 September 2008

Langkah Praktis Memahami Al-Qur'an

Langkah Praktis memahami atau Mentadabburi Al-Qur'an. Makna tadabbur adalah memperakibat segala sesuatu, artinya apa yang terjadi kemudian dan apa akibatnya. Ia lebih dekat dengan tafakkur. Akan tetapi, tafakkur adalah mengarahkan hati atau akal untuk memperhatikan dalil. Sedangkan, tadabbur adalah mengarahkannya untuk memperhatikan akibat sesuatu dan apa yang terjadi selanjutnya. Alloh SWT swt telah menjelaskan kepada kita bahwa Dia tidak menurutkan Al-Qur'an kecuali untuk ditadabburi ayat-ayatnya dan dipahami makna-maknanya. Alloh SWT berfirman kepada Rasulullah saw, “Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Shad: 29)

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al- Qur'an? kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Alloh SWT, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (an-Nisa: 82)

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci?” (Muhammad: 24)

langkah pertama, Khusyu’ dan Menangis ketika membaca Al-Qur'an

Dalam kitab Futuhatul Makiyyah, karya Ibnu ‘Arabi diceritakan kisah tentang seorang pemuda belia yang mempelajari Spiritual kepada gurunya. Pada suatu pagi, pemuda itu menemui gurunya dalam keadaan pucat pasi. Anak muda itu berkata, “Semalam, aku khatamkan Al- Qur'an dalam shalat malamku.” Gurunya berkata, “Bagus. Kalau begitu, aku sarankan nanti malam bacalah Al-Qur'an dan hadirkan seakan-akan aku berada di hadapanmu dan mendengarkan bacaanmu.”

Esok harinya, pemuda itu mengeluh, “Ya Ustad, tadi malam saya tidak sanggup menyelesaikan Al-Qur'an lebih dari setengahnya.” Gurunya menjawab, “Kalau begitu, nanti malam bacalah Al-Qur'an dan hadirkan di hadapanmu para sahabat Nabi yang mendengarkan Al-Qur'an itu langsung dari Rasulullah saw.” Keesokan harinya, pemuda itu berkata, “Ya Ustad semalam aku tidak bisa menyelesaikan sepertiga dari Al-Qur'an itu.” “Nanti malam,” kata gurunya, “bacalah Al-Qur'an dengan menghadirkan RAsulullah saw di hadapanmu, yang kepadanya Al-Qur'an itu turun.”

Esok paginya pemuda itu bercerita, “Tadi malam aku hanya bisa menyelesaikan Al-Qur'an itu satu juz. Itu pun dengan susah payah.” Sang guru kembali berkata, “Nanti malam, bacalah Al-Qur'an itu dengan menghadirkan Jibril, yang diutus Alloh SWT untuk menyampaikan Al-Qur'an kepada Rasulullah saw.”

Esoknya, pemuda itu bercerita bahwa ia tak sanggup menyelesaikan satu juz Al-Qur'an. Gurunya lalu berkata, “Nanti jika engkau membaca Al-Qur'an, hadirkan Alloh SWT swt di hadapanmu. karena sebetulnya yang mendengarkan bacaan Al-Qur'an itu adalah Alloh SWT swt. Dialah yang menurunkan bacaan itu kepadamu.”

Esok harinya, pemuda itu jatuh sakit. Ketika gurunya bertanya, “Apa yang terjadi?” Anak muda itu menjawab, “Aku tak bisa menyelesaikan Al-Fatihah sekalipun.

Ketika hendak kuucapkan Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, lidaku tak sanggup. Karena aku tahu hatiku tengah berdusta. Dalam mulut, kuucapkan, Alloh SWT, kepadamu aku beribadah, tapi dalam hatiku aku tahu aku sering memerhatikan selain Dia. Ucapan itu tidak mau keluar dari lidahku. Sampai terbit fajar, aku tak bisa menyelesaikan Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in.” Tiga hari kemudian, anak muda itu meninggal dunia.

Sebetulnya yang diceritakan guru itu kepada muridnya adalah cara memperoleh hati yang khusyuk di saatmembaca Al-Qur'an.


Langkah kedua, Pengkhususan atau merasa dirinya yang diajak bicara oleh Al-Qur'an.


Di antara etika batin adalah bahwa apa yang dinamakan oleh Imam Ghazali dengan takhshish. Maknanya adalah agar seorang hamba merasakan dan menyadari bahwa
dialah yang dituju oleh seluruh redaksi Al-Qur'an. Siapa yang membaca atau mendengar perintah dan larangan dalam Al-Qur'an, hendaklah merasakan bahwa dialah yang diperintah dan dilarang itu.

Demikian juga jika ia membaca atau mendengar janji pahal atau ancaman siksa, ia merasakan bahwa dialah yang diberikan janji gembira dan dia pula yang diancam dengan azab itu. Jika ia membaca atau mendengar kisah orang-orang terdahulu serta para nabi dan kaum mereka, maka ia menyadaribahwa waktu kisah-kisah itu tidak menjadi tujuan, namun yang dimaksud adalah agar ia mengambil pelajaran dari apa yang dikisahkan oleh Alloh SWT swt, dan mengambil apa yang dapat ia simpulkan dari kisah-kisah itu.

Jika redaksi itu ditujukan kepada seluruh manusia, maka ia juga dapat ditujukan kepada masing-masing orang. Seorang pembaca Al-Qur'an yang sendirian adalah orang yang dituju. Oleh karena itu, sebagian ulama mengatakan bahwa Al-Qur'an ini adalah surat-surat yang datang dari Alloh SWT swt dengan syarat-syarat-Nya. Yaitu, agar kita mentadabburinya pada waktu shalat, merenungkannya dalam kesendirian, dan mengamalkannya dalam bentuk ketaatan dan mengerjakan perintah-perintah-Nya.


Selamat mencoba...

Cara Mudah Belajar Membaca Al-Qur’an

Cara mudah belajar membaca Al-Qur'an itu secara garis besar seseorang harus menguasai 5 hal berikut:

1. Menguasai huruf hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf berikut makharijul hurufnya. Hal ini dikarenakan untuk bisa membaca Al-Qur'an, 90 % ditentukan oleh penguasaan huruf hijaiyyah dan selebihnya 10 % lagi sisanya seperti tanda baca, hukum dan lain–lain. Namun saat ini metode menghafal huruf hijaiyyah 28 huruf dapat dilakukan lebih cepat seperti menggunakan metode titian kata, tanda bentuk, dan sebagainya).

2. Menguasai tanda baca (a, I, u atau disebut fathah, kasrah, dan dhommah). Tanda baca di dalam huruf hijaiyyah ternyata sama dengan cara kita mengeja huruf latin dengan istilah vocal (huruf hidup). Hanya perbedaannya di dalam huruf Arab Cuma mengenal vocal A, O, I, dan U, sedangkan huruf latin terdapat vocal E. jika di huruf latin huruf B bertemu dengan U menjadi BU, maka sama juga dengan huruf Arab, Ba’ sama dengan huruf B jika bertemu tanda Baca U (dhommah) maka dibaca BU.

3. Menguasai isyarat baca seperti panjang, pendek, dobel (tasydid), dan seterusnya. Isyarat baca panjang dan pendek Al-Qur'an sama juga seperti kita mengenal ketukan di dalam tanda lagu. Karena Al-Qur'an juga mengandung unsur irama lagu yang indah.

4. Menguasai hukum-hukum tajwid seperti cara baca dengung, samar, jelas dan sebagainya. Begitu pula tidak ada kesulitan dalam belajar tajwid karena sudah ditemukan formulasinya seperti cukup menghafal tanda dan cara bacanya, bahkan kalau tidak ingin repot sudah disusun Al-Qur'an plus tajwid menggunakan tanda warna-warni bagi mereka yang belum bisa. Latihan yang istiqamah dengan seorang guru yang ahli. Di dalam membaca al-Qur’an, setiap Qori’ (pembaca Al-Qur'an) harus membacanya sesuai dengan hukum tajwid seperti makharijul huruf (tempat keluarnya huruf), tanda baca, panjang pendek, hukum nun mati dengung, samar, jelas dan sebagainya. Selain itu di dalam membaca Al-Qur'an terdapat dua irama yaitu murattal (membaca perlahan-lahan tanpa menggunakan irama lagu) dan tilawah atau nagham yaitu membaca menggunakan irama tertentu.

Selamat mencoba...

Minggu, 21 September 2008

Fani, Kenapa menangis?

Miris rasanya mendengar anak yang tidak sekolah karena tidak ada biaya. Lebih miris lagi jika kehidupan yang kian sulit semakin terasa begitu berat bagi mereka, anak-anak yatim yang ditinggal oleh ayahnya. Ketika saya tanya bertanya pada Fani, "kenapa fani menangis?" Fani menjawab, "waktu ayah ada, biasanya Fani dan ayah selalu membeli baju untuk lebaran.."

Airmata itu mengalir begitu saja. Fani bercerita bahkan dia akan dikeluarkan dari sekolah karena sudah 3 bulan tidak membayar SPP. sepertinya dia sudah tidak peduli jika dikeluarkan dari sekolah. Saya katakan padanya "Fani harus tetap sekolah. Nanti hari senin biar kak nia (adek saya) yang urus spp disekolahnya fani"

Fani sejak SD kelas 4 ayahnya meninggal dunia. sekarang fani tinggal bersama dengan neneknya dan dua adeknya. Setiap 10 hari sekali ibunya baru pulang menengoknya. Ibunya bekerja sebagai SPG disalahsatu swalayan di Tangerang. selain sekolah Fani juga mengurus kedua adeknya.

Air mata fani buat saya bagai jarum yang menusuk hati, begitu tajam dan menyayat. Sungguh benar kiranya janji Alloh, bagi mereka yang memuliakan anak yatim akan dimuliakan oleh Alloh kelak disurga karena untuk memuliakan mereka bukanlah pekerjaan yang mudah.

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah : Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Alloh mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan." (QS. Al-Baqarah [2] : 220).

Rabu, 17 September 2008

Kiat Memudahkan Mendapatkan Keturunan

Semalam sehabis sholat tarawih saya bertemu dengan seorang teman. sudah menikah hampir 5 tahun belum juga mendapatkan keturunan. saya sempat sampaikan ada satu hadis yang diriwayatkan jabir bahwa Nabi pernah didatangi seorang laki-laki dan berkata, "Wahai Rosul, aku belum dikarunia anak sama sekali dan sampai saat ini aku belum punya anak."

Nabi Bersabda, " Jika engkau memperbanyak istighfar dan shodaqoh, ekngkau akan diberikan rizki disebabkan keduanya." Lelaki itupun memperbanyak shodaqoh dan istighfar. Jabir berkata, "akhirnya laki-laki itu mempunyai sembilan anak laki-laki."

"Berarti saya harus banyak shodaqoh dan istighfar ya mas agusssyafii?" tanyanya.

"Iya" Jawab saya.

Alloh SWT berfirman,

"Kepunyaan Allohlah kerajaan langit & bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa (Asy Syuro':48-49)

"Begitulah rahasia Alloh dibalik penciptaan makhlukNya. Bagi kita sebagai seorang mukmin sebaiknya berusaha melakukan sebab-sebab dan yakin terhadap kekuasaan Alloh. salah satu sebab-sebab yang bisa yang dapat membuahkan keturunan adalah shodaqoh & istighfar."

Adab Membaca al-Quran

Tadi pagi saya sempat bertanya pada istri, "adab membaca al-Quran bagaimana?"


Istri saya menjelaskan bahwa sebelum kita membaca Al-Qur'an maka sebaiknya diketahui adab membaca Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah kitab suci yang harus dihormati dan diagungkan. Adab secara batin, terlebih dahulu pembaca Al-Qur'an ketika memulainya ia harus menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran Allah yang mempunyai kalimat-kalimat itu.

Kita harus yakin bahwa yang kita baca itu bukanlah kalam manusia, tetapi adalah kalam Allah azza wa jalla. Membesarkan kalam Allah itu bukan saja membacanya, tetapi juga mendengarkannya sesuai dengan firman Allah swt dalam Surat al-A’raf ayat 205: “Dan apabila dibacakan Al- Qur'an maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”


Dan saya pernah membaca buku tentang adab membaca Al-Qur'an menurut dalam kitabnya At-tibyan Fi Hamalatil Quran tulisan Syeikh Nawawi, sebagai berikut:

1. Hendaklah membersihkan mulutnya dengan menggosok
gigi atau dengan siwak.

2. Hendaknya dalam keadaan suci atau membaca Al- Qur'an setelah berwudhu (Q.S. al-Waqi’ah [56] ; 79).

3. Membaca Al-Qur'an di tempat yang bersih dan suci

4. Dianjurkan membacanya sambil menghadap kiblat

5. Dimulai dengan membaca ta’awwudz yakni bacaan a’udzubillâhi minasy syaithanirrajîm.

6. Tidak lupa membaca bismillâhirrahmânirrahîm pada awal surat kecuali surat at-Taubah.

7. Apabila mulai membaca, hendaklah bersikap khusyuk dan merenung. (Q.S. Muhammad [47] ; 24).

8. Dianjurkan untuk mengulang-ulang bacaan ayat untuk direnungkan artinya.
9. Sebaiknya menangis ketika membaca Al-Qur'an (QS. Al-Maidah [05]: 83, QS. Al-Isra [17]: 107, QS. As-Sajadah [32]: 15)

10. Membaca Al-Qur'an dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang.

11. Membaca Al-Qur'an dengan suara yang bagus lagi

12. Dianjurkan bila melewati ayat yang mengandung rahmat agar memohon karunia kepada Allah ta’ala.

Minggu, 14 September 2008

Kiat Mempercepat Bertemu Jodoh

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman. “Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan persahabatan. (Ibrahim:31)

Jika hidup ini adalah keajaiban, saya adalah termasuk orang yang beruntung diperkenankan oleh Alloh SWT untuk menyaksikan keajaiban itu. Keajaiban itu adalah untuk yang kesekian kalinya menyaksikan maupun mempertemukan orang dengan jodohnya. Seperti pada malam akhir pekan kemaren saya kedatangan tamu yang memberikan kabar gembira atas pernikahannya.

Tamu tersebut sebenarnya seorang teman yang sudah lama saya mengenalnya. dia pernah bercerita ingin segera menikah namun belum mendapatkan pasangan hidup. Hidupnya sudah mapan namun untuk mendapatkan pasangan hidup yang sholehah tentunya bukanlah hal yang mudah, begitu katanya.

Saya katakan padanya, sesungguhnya pasangan hidup kita adalah cermin diri kita. Jika kita ingin mendapatkan istri yang sholehah, sudahkah kita menguatkan iman kita dan meningkatkan ibadah kita sehingga patut disebut menjadi suami yang sholeh? Jika belum, jangan berharap mendapatkan istri yang sholehah.

“Terus apa yang harus saya lakukan?” tanyanya.

“Tingkatkan ibadah, kuatkan iman dan perbanyaklah shodaqoh. Sebab sodaqoh adalah kebenaran iman kepada Alloh SWT. Jika zakat untuk yang wajib maka shodaqoh untuk kategori sunnah.” Jawab saya.

Beberapa waktu yang lalu, sebenarnya dia ragu namun karena saya mengingatkan sikap hati kita dalam usaha meningkatkan ibadah, meningkatkan keimanan dan memperbanyak shodaqoh merupakan upaya kita memahami bahwa jodoh itu takdir Alloh SWT daripada selalu mengandalkan jurus, kiat yang didasarkan rasionalitas semata, perlu berserah diri kepadaNya yang akan membawa diri kita pada sikap terbuka, menghargai orang lain dan sifat welas asih pada sesama.

Malam itu teman bertutur bahwa dirinya meningkatkan ibadah dan rajin bershodaqoh sampai pada akhirnya bertemu dengan jodohnya ketika dia aktif pada kegiatan pengajian di masjid. Perjumpaan itu begitu singkat, semuanya terjadi begitu cepat seolah bagaikan mimpi dan sampai lupa mengabarkan kepada saya bahwa dirinya sekarang sudah menikah.

“Alhamdulillah mas, shodaqoh mempercepat saya untuk bertemu dengan jodoh saya..Segala puji hanya bagi Alloh SWT semata.” Begitu ungkapnya dengan mata berbinar-binar.

Sholat mengantarkanmu menuju setengah perjalanan. Puasa mengantarkanmu pada pintu surga dan shodaqoh memasukkanmu ke dalamnya. ( Abdul Azis Bin Umar)

Kamis, 11 September 2008

Sakit Itu Sirna

Di awal ramadhan saya dihubungi seorang teman. "mas, carikan saya anak yatim. gaji bulan ini saya mau sodaqohkan buat mereka." suaranya terdengar serak. "baik, nanti serahkan aja sendiri pada anaknya ya..."jawab saya.

Beberapa hari kemudian sehabis sholat tarawih saya bertemu dengannya. Dengan mata berkaca-kaca dia bertutur sebenarnya sudah lama dirinya berniat bersodaqoh untuk anak yatim dibulan suci ramadhan ini. Dia berniat apa yang dilakukan semoga menjadi lantaran Alloh SWT berkenan menyembuhkan sakit ayahnya.

"Memang sakit apa?"tanya saya.

"diginjalnya ada krikil yang harus dikeluarkan dengan operasi"katanya.

"dan semalam ayah saya merasakan sakit yang luar biasa lalu buang air kecil dan batu krikil itu keluar mas. Ayah saya ternyata bisa sembuh tanpa operasi" Dia tak kuasa membendung airmatanya, dia menangis kebahagiaan karena sakit ayahnya telah sirna dan mengucapkan alhamdulillah berkali-kali, memuji atas kebesaranNYa. Katanya, sodaqoh telah menyembuhkan penyakit ayahnya.

Betul kiranya Sabda Nabi "Obatilah orang-orang yang sakit dengan mengeluarkan sodaqoh."

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang akan menyembuhkanku.” [QS 26:80]


Rabu, 10 September 2008

Matikan TV, Perbanyaklah Baca Al-Quran

Pada bulan suci Ramadhan ini maraknya tayangan televisi yang dihiasi dengan para banci dan komedi yang justru mengurangi makna ibadah buat kita. alangkah baiknya mari kita matikan televisi dan kita perbanyak membaca al-Quran.

Memperbanyak membaca al-Quran berarti mendekatkan diri kepada Al-Qur'an adalah dengan cara membacanya, memahami maknanya, merenungi dan mengamalkan ajaran yang dikandungnya. Iman Al-Hasan Al-Bashri berkata " sesungguhnya orang-orang yang datang sebelum kamu menganggap Al-Qur'an itu seperti surat-surat dari Rabb mereka. Pada malam hari mereka selalu merenunginya dan pada siang hari mereka berusaha mengamalkannya.

Seorang sahabat Al-Qur'an senantiasa menanamkan perasaan cintanya kepada Al-Qur'an. Ibarat seorang yang sedang jatuh cinta, maka ia ingin selalu berada didekat kekasihnya. begitu juga dengan Al-Qur'an, hendaknya dijadikan sebagai pendamping setia hidup kita, dan selalu menumbuhkan rasa cinta kepadanya. Abdullah ibnu Mas'ud berkata "barangsiapa yang mencintai Al-Qur'an, berarti ia mencintai Allah dan Rasulullah".

Selain kepada Al-Qur'an, handaknya kita juga mendekatkan diri kepada sunnah nabi muhammad saw. karena Al-Qur'an dan Sunnah inilah yang diwariskan oleh rasulullah saw untuk menuntun hidup manusia. Mengikuti petunjuk yang terdapat di dalam Al-Qur'an dan sunnah nabi adalah merupakan pembuktian diri kita atas kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah swt dan rasulullah saw. ini sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah swt di dalam surat An-Nisa' ayat 59 :

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya".

Selasa, 02 September 2008

Bermimpi Ketemu Kanjeng Nabi

Anak kecil itu bercerita pada teman-temannya di tempat pengajian bahwa dirinya mimpi ketemu kanjeng Nabi, semua teman-temannya menyimak serius. Seperti apa kanjeng nabi itu? tanya temannya. anak kecil mengatakan tidak tau bagaimana wajah kanjeng nabi itu, tapi kanjeng nabi itu seperti bapakku sendiri.

anak kecil itu sudah sejak usia lima tahun bapaknya meninggal dunia, dia hidup dibelantara ibukota bersama emaknya. emaknya pemulung, mengais sampah untuk membesarkan anaknya. emaknya tidak bisa mensekolahkan, biar aja nggak sekolah asal dia bisa ngaji dan jadi anak yang sholeh, kata sang emak.

Pernah satu hari anak kecil itu menggambar bulat dengan warna kuning ditengahnya. Emaknya tidak mengerti apa yang sedang digambarnya, kamu lagi gambar matahari ya..? "Nggak mak, aku lagi gambar kanjeng nabi," jawabnya. "Kok bulat kayak matahari?" tanya Emaknya. "Ini bukan matahari mak, ini cahaya yang ada wajah kanjeng nabi." kata anak kecil itu.

Anak kecil itu mempercayai kata ustadznya bahwa jika seseorang bermimpi bertemu dengan kanjeng nabi memang benar-benar bertemu, tidak bisa diserupai oleh setan. Sejak itu seluruh kamarnya ditempeli gambar "matahari" dan ketika dia kangen dengan bapaknya memandangi gambar-gambar itu dan sambil membaca sholawat Nabi.

Setelah sekian puluh tahun anak kecil itu tumbuh dewasa. malam itu sepulang dia mengamen, pada bulan suci ramadhan dihari pertama, dia membawakan gorengan dan sebungkus nasi untuk berbuka puasa bersama emaknya. dikursi sang emak nampak tertidur pulas sambil memeluk selembar kertas gambar "matahari."

Dan (Allah menyuruh) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya ".QS. an-Nisa' (4) : 127

Senin, 01 September 2008

Ketika Tika Menangis

Tika air matanya menetes. Katanya mamahnya sakit. Sejak kelas lima Mantika sudah ditinggal ayahnya, Sekarang tika duduk dikelas 1 SMP. tika selain bersama ibunya juga dengan kakak laki-lakinya. Sejak tadi sore tika hanya duduk memegang buku iqro'nya. Air matanya menetes sambil mengusap hidungnya yang mungil.

Bagi anak-anak yang memiliki kedua orang tua tentunya berbeda dengan anak yang ditinggal ayah atau ibunya. Kesedihannya juga bisa saya rasakan, begitu pedih dan memilukan. Apa lagi anak perempuan memiliki kecenderungan begitu dekat dengan ayahnya.

Dulu pernah tika juga tidak masuk sekolah. setelah ditanya, dia sedang rindu dengan ayahnya. sebuah kerinduan seorang anak pada ayahnya.

"Tika nggak usah nangis, nanti nanti biar kakak yang mengajak mamah pergi berobat..ya" kata istri saya. sore itu anak-anak penutupan pengajian. banyak anak-anak yang sudah datang dari sejak sore. Selain membawa makanan sendiri juga disedian bingkisan buat anak-anak. Kesedihan mantika menjadi kesedihan juga buat teman-temannya dan kami sekeluarga.

Isak tangis tika menjadi berhenti ketika kita bersama-sama bernyanyi, "matahari terbenam hari mulai malam, terdengar suara adzan suaranya merdu, Allohu akbar, Allohu akbar, Alloh Maha Besar" Mantika mulai tertawa.

Memperlakukan terhadap anak-anak yatim piatu harus disamakan bagaikan kita memperlakukan keluarga sendiri yang terdekat. Seruan agar kita peduli terhadap anak-anak yatim piatu, Sebagaimana firman Alloh SWT. dalam QS [An-Nisâ'] 4:7, 10 dan 11. Hal itu akan membawa dampak positif yaitu Alloh SWT akan melindungi kita dan keturunan-keturunan kita dari segala duka cita.

Sungguh orang-orang yang memuliakan anak yatim mendapat hak istimewa bersama Baginda Nabi Muhamad SAW. Mengingatkan saya pada hadis, "Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di syurga seperti dua jari ini." Rasulullah berkata seperti itu sambil menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merepatkan keduanya. (H.R Bukhori).