Kamis, 30 April 2009

Pengaruh Cinta Dan Kasih Sayang

Pernah pada pagi ketika saya sedang mandi, Hana ribut dengan ketuk-ketuk kamar mandi sambil berteriak-teriak. 'duit..yah, duit yah..' Tumben pagi-pagi sudah minta duit, biasanya minta beli jajan. pikir saya. Setelah selesai mandi istri saya mengatakan barusan ada orang yang butuh. 'oo..pantesan ribut minta duit mau ngasih orang lain ya...'kata saya. Biasanya mamahnya suka memberi beras atau uang pada orang yang sedang butuh.

Itulah anak seiiring pertumbuhannya tampak sikap mereka atau ketertarikan melakukan sesuatu karena dipengaruhi oleh sikap dan perbuatan orang tuanya. pengaruh kasih sayang orang tualah yang paling kuat membentuk kepribadian sang anak. jika kita bersikap lembut dan penuh cinta maka anak akan membentuk cara berpikir anak bahwa semua orang pada dasarnya baik dan penuh cinta.

Saya teringat salah satu Hadis dari Ibnu Abas bahwa Rasulullah bersabda, 'Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.' Mendidik akhlak anak-anak buat saya berarti memberikan pengaruh Cinta dan kasih sayang pada anak, namun sesungguhnya cinta bukanlah kita yang menentukan. Cinta datangnya dari Alloh SWT dan hanya untuk Alloh SWT. Buktinya adalah luar biasa menakjubkan cinta, semakin banyak kita memberikan cinta untuk orang lain maka semakin banyak cinta yang kita terima. Orang yang bersikap penuh cinta maka akan mudah baginya untuk mendapatkan cinta dari orang-orang disekelilingnya.

Lantas bagaimana kita memberikan pengaruh cinta dan kasih sayang pada anak-anak kita? pengaruh cinta dan kasih sayang pada anak-anak itu terjadi ketika kita sebagai orang tua menghormati orang lain, membantu orang-orang disekeliling kita. Memberi pada orang yang membutuhkan sekalipun hanya Rp.500 akan memiliki makna yang begitu besar bagi anak.

kebaikan yang kita lakukan karena rasa cinta dan kasih sayang kita terhadap orang lain, menjadi sesuatu perbuatan yang menyenangkan dan spontanitas sehingga anak-anak ikut merasakan sendiri betapa bahagianya mereka ketika melakukan kebaikan.

Anak-anak ikut berempati, merasakan penderitaan orang lain, mereka mau membantu dan melihat kebahagiaan dari wajah orang-orang yang telah dibantunya, anak-anak merasakan kebahagiaan itu. indah dan luar biasa menyenangkan. Itulah nikmatnya memberi. Memberi berarti berempati terhadap penderitaan orang lain. Dan Empati adalah buah dari pengaruh cinta dan kasih sayang kita sebagai orang tua.

---
'Sesungguhnya Allah selalu beserta orang-orang yang taqwa dan orang-orang yang selalu berbuat kebaikan. (Q.S. An-Nahl 128).

Rabu, 29 April 2009

Doa Penguat hati

Setiap peristiwa apapun di dalam hidup ini senantiasa penuh hikmah dan pelajaran yang sangat berharga. Ada banyak orang justru menjadi lebih kuat disaat dirinya ditempa dengan berbagai kejadian yang menurut orang lain dianggapnya musibah namun itu menurutnya pertanda kasih sayang Alloh SWT terhadap dirinya.

Seorang teman bertutur ketika diawal tahun semua orang menyambut dengan penuh riang gembira, dirinya malah mengalaminya berbeda. Seluruh harta bendanya termasuk rumahnya harus disita oleh Bank karena terkena kredit macet. Usahanya jeblok, 'saya sudah biasa jadi orang miskin tapi bersyukur karena pernah kaya.' katanya, wajahnya yang sudah nampak mulai ada keriput. 'Terbayang olehku bahwa hari esok begitu kelam, anak-anak biasa tidur dengan AC kemudian harus tinggal dikontrakan 5x6 meter. Sungguh berat kala itu cobaan buat saya tetapi saya penuh keyakinan pada Alloh SWT punya tujuan yang indah untuk kami sekeluarga.'lanjutnya.

Musibah itu tidak berhenti sampai disitu, setelah rumahnya disita oleh bank. istrinya terserang kanker rahim dan karena tidak ada biaya, istrinya hanya bisa berbaring. Tiga bulan kemudian istri dipanggil kerahmatullah. Kenyataan itu bagai disambar geledek disiang bolong, mengguncang jiwanya. Tangis itu menguras banyak airmatanya, 'alhamdulillah, saya bersyukur masih kuat menghadapi semua itu.'katanya.

Malam belum begitu larut, saya mempersilahkan kepadanya untuk menikmati minum teh yang telah disediakan istri saya. Anak-anak Amalia masih sibuk menghapal doa-doa pendek. Bapak itu kembali bertutur bahwa hidup mengurus dua anak yang telah beranjak besar tidaklah mudah. berkat kesabaran, perjuangan dan doa penguat hati, dirinya bersama anak-anaknya perlahan tapi pasti mulai membaik namun Alloh SWT masih menguji dirinya. Di bulan berikutnya tiba-tiba dokter memvonis dirinya sakit jantung. 'Mas Agus, jika kita orang beriman, kita harus pasrah setiap keputusanNya namun dihati kecil, saya belum siap meninggalkan anak-anak, apakah itu salah? 'katanya.

'Saya dan anak-anak berdoa kepada Alloh SWT dikuatkan hati kami untuk menghadapi segala kehendaknya serta agar dikuatkan iman kami. "Alhamdulillah..Allahu akbar...keajaiban itu hadir, Alloh berkenan mengangkat sakit saya. penyakit jantung saya sembuh. Saya bisa kembali bekerja dengan giat dan semakin giat saya bersama anak-anak untuk beribadah kepada Alloh SWT.' Tuturnya sambil tak kuasa membendung airmatanya. 'Alloh sungguh Maha Pengasih dan Penyayang Mas..kejadian ini semua membuat saya lebih menyayangi anak-anak dan membimbingnya ke jalanNya.' Subhanallah..

--
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri (QS 3:102).

Selasa, 28 April 2009

Hidup Penuh Cinta

Hidup penuh cinta menjadikan dunia semakin indah. Itulah yang saya rasakan sebagai sebuah kebahagiaan ketika saya mengantarkan istri saya untuk periksa ke bidan mengabarkan bahwa dirinya positif hamil. Terbayang wajah Hana waktu masih bayi, disaat bermain dengan saya dan ibunya. Bercanda, tertawa menikmati kebersamaan ditengah keluarga dan kini sebentar lagi Hana memiliki adik. Saya masih teringat gerakan tangan Hana sambil memegang jempol saya dengan memanggil-manggil 'ayah..ayah..'Hana terlihat begitu senangnya melihat ayah dan ibunya saling mencintai. Inilah cinta. Cinta yang membahagiakan, lembut dan tulus dengan bertahap cinta menjadi lebih arif, memaklumi dan ingin selalu memberi.

Ketulusan dalam cinta akan membuat kita selalu memaklumi apapun keadaan orang yang kita cinta sebab memahami pasangan hidup kita, anak-anak kita dengan segenap perasaan dan keinginannya cinta menjadi sebuah kecerdasan. Kecerdasan itu kita butuhkan disaat merawat anak-anak kita disetiap detiknya, hidup bersamanya, disaat mereka mentuntut seolah tiada habisnya, pusing deh. Dunia berputar tiada henti, tak ada jeda. Hanya menyisakan sedikit ruang dan waktu untuk kita sejenak berpikir dalam kesendirian.

Hari demi hari terasa berlarian, bekerja, pulang, sudah disambut dengan Hana, 'yah, bawa apa?' Tidur, bangun, berangkat kerja lagi, berkumpul dengan anak-anak Amalia, mengaji, semua menggerus dalam keletihan, waktu, gelak tawa, tangis. Lantas untuk apa semua itu dilakukan? Semua itu dilakukan untuk cinta, tanpa ada cinta yang tulus hidup menjadi hampa dan sia-sia. Cinta dengan segala keindahannya mampu menciptakan keajaiban sebuah penderitaan menjadi kebahagiaan, sakit menjadi sehat, duka menjadi gembira.

Ditengah Hana terlelap dalam tidurnya, saya mencium keningnya nampak mamahnya tersenyum melihat tingkah laku saya. 'Sebentar lagi Hana punya adek ya yah..'ucapnya.

---
'Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.' (QS Maryam 19:96).

Senin, 27 April 2009

Putri, kenapa tak lagi sekolah?

Ada seorang teman bertutur melalui email, yang bercerita Putri salah satu murid TK disekolah kami, putri bukanlah dari keluarga yang berada. Ayahnya seorang pedagang bakmi keliling, ibunya seorang penjual gado-gado. Kerasnya kehidupan membuat mereka harus bekerja keras dengan berbagai problem kehidupan metropolitan. Putri bukanlah anak yang manja. Putri anak yang periang dan tidak merepotkan orang tuanya. Teman-temannya banyak yang suka kepada putri karena baik, rajin dan pandai disekolah.

Ibunya mendaftarkan putri masuk sekolah TK, usianya 5 tahun. Saat itu kami belum tahu bagaimana kondisi perekonomian keluarga putri. kami setarakan putri sama seperti teman-temannya yang lain mengenakan biaya masuk dan SPP. Selama 3 bulan putri sekolah dengan riang dan gembira. Membawa tas dengan roda travel bag yang saat ini populer pada anak-anak seusia putri. Kegembiraan selama disekolah juga bisa dirasakan oleh kami dan para guru. dibidang akademis putri pintar dan cerdas. Putri dengan cepat bisa membaca, menulis dan berhitung. Bacaan qiro'atinya sangat bagus dan lancar. Putri menikmati hari-hari indahnya selama sekolah.

Memasuki bulan keempat, tiba-tiba putri tidak masuk sekolah selama seminggu. Kami para guru dan kepala sekolah terheran, Putri, kenapa tak lagi sekolah? Lalu saya menyuruh kepala sekolah untuk menengok putri, tutur teman saya itu dalam email.

Dua hari kemudian saya mendapatkan kabar putri tidak boleh sekolah karena dilarang oleh ayahnya. Awalnya saya bingung kenapa putri dilarang sekolah. Belakangan saya tahu ternyata putri dilarang sekolah karena ayahnya malu sudah dua bulan tidak membayar SPP. AKhirnya kami membebaskan SPP buat putri.

Keesokan harinya Putri sekolah namun setelah itu tidak masuk lagi selama seminggu. Menurut kabar yang saya terima ayah tidak memperkenankan putri sekolah meskipun telah membebaskannya dari biaya SPP, kamipun tidak bisa berbuat apa-apa.

Seminggu kemudian kami mendengar kabar kabar dukacita bahwa Putri telah berpulang ke Rahmatullah setelah sakit. Dan sakitnya itu disebabkan karena Putri bersikeras ingin sekolah tetapi ayahnya melarang. Putri akhirnya jatuh sakit, tubuh suhunya mengalami panas dan nyawanya tidak bisa diselamatkan.

Astaghfirullahal a'dziin, Ya Alloh Ya Robb, ampunilah kami yang lalai ini, lalai menjaga amanahMu. tutur teman itu dalam email dengan penuh penyesalan. diakhir saya membaca email ini tak kuasa menahan airmata saya yang terus mengalir, membayangkan wajah Putri yang hampir sebaya dengan Hana, putri saya. Tak lupa saya membacakan surah alfatehah semoga Putri bahagia disisi Alloh SWT.

Buku Gratis, Praktis Menggunakan Jasa Perbankan Syariah, siapa mau?

Assalamu'alaikum Wr Wb

Dear Sahabat yang Tercinta,

Dalam kurun satu setengah dasawarsa perbankan syariah telah hadir ditanah air dan turut berkontribusi dalam roda perekonomian Indonesia. Secara bertahap namun pasti eksistensi dan peran bank syariah dalam sistem perbankan nasional semakin nampak nyata dengan berbagai pencapaian yang cukup berrarti. Indikator keuangan perbankan syariah, baik pernghimpun dana maupun aspek pembiayaan terus meningkat. Disisi lain kekuatan bank syariah, khususnya pada penerapan nilai-nilai syariah yang sesuai dengan kesajtian insani, aspek keadilan, dan tingkat kemaslahatannya yang nyata dengan kebutuhan perekonomian, makin diyakini dapat mencapau kesejahteraan rakyat yang berkesinambungan dan hakiki.

Itulah sebabnya buku 'Tuntunan Praktis Menggunakan Jasa Perbankan Syariah' yang diterbitkan yang diterbitkan PKES adalah buku tuntunan praktis yang melengkapi ikhtiar Bank Indonesia dalam program akselerasi pengembangan perbankan syariah untuk mencapai pangsa pasar 5% diakhir tahun 2008.

Karena itu mari kita kenali Bank syariah, gunakan jasa layanannya maka anda turut serta dalam upaya pengembangan bank syariah dinegeri ini. Insya alloh..

buku 'Tuntunan Praktis Menggunakan Jasa Perbankan Syariah' Penulis, Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman Hosen Ms.,MEc.,Ph.D & Sunarwin Kartika Setiati, diterbitkan PKES, buku ini gratis, bagi teman2 yang berminat, silahkan kirimkan email ke agussyafii@yahoo.com

Wassalam,
agussyafii

Minggu, 26 April 2009

Ketika Kebahagiaan Itu Hadir

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram".(QS. ar-Raad ayat 28).

Dalam perjalanan hidup saya selalu saja menemukan orang-orang yang arif dan bijak yang mengajarkan saya tentang kebahagiaan di dalam kehidupan. Ditengah kehidupan yang begitu sangat berat seorang teman yang juga seorang bapak dengan tiga putri dan seorang istri yang dicintainya mampu menjalani hidupnya dengan penuh kebahagiaan.

Malam itu sahabat bertutur, kebahagiaan keluarga kami seolah tidak ada yang menyaingi. Kata teman dan saudara, saya adalah orang yang beruntung sebab mendapatkan istri yang sholehah. Sampai suatu ketika istriku mengeluh, dia ada yang dirasakan sakit untuk buang air karena itulah saya mengajaknya untuk ke dokter, begitu diperiksa dokter meminta untuk diopname karena istriku sakit kanker usus. Dan dikatakan oleh dokter, istriku tercinta hidupnya tidak lama lagi, 'astaghfirullah..'dalam hening saya berdoa, Ya Alloh, cobaan apa yang Engkau berikan kepada kami?'

Dalam kondisi sakit seperti itu istri saya mengatakan bahwa kebahagiaan itu hadir sebab karena sakit inilah malah membuat kami sekeluarga rajin beribadah dan malah dekat kepada Alloh SWT. tuturnya. Sampai akhirnya istri saya yang tercinta menjalani operasi, saya menyaksikan langsung gumpalan darah yang sebesar telur ayam telah dikeluarkan dalam jumlah banyak. Saya berusaha tersenyum ketika wajah istri saya sedang menatap dan mengatakan, 'ayah sabar ya..insya alloh nanti saya sembuh.' wajahnya begitu tenang dan terlihat cantik.

Padahal hatinya terasa diiris-iris oleh pisau, sakit dan tidak karuan. Dalam kondisi seperti itu istri saya mengatakan ingin pergi umrah bersama saya dan ingin pulang kampung. Masya alloh...walaupun hati dibuat tegar namun airmata saya tak mampu ditahan, airmata itu mengalir begitu saja dengan derasnya. Setelah operasi dokter hanya mengatakan, hanya Allohlah yang akan memberikan keajaiban. Saya bersama-sama anak-anak berdoa untuk kesembuhan ibunya.

Itulah sebabnya saya bersama istri dan anak-anak selalu mengajak ke rumah Amalia, berkumpul dan memohon doa anak-anak Amalia untuk kesembuhan istri saya, katanya. selain bagi kami kegiatan ini memulihkan kondisi istri saya namun juga membangun kebersamaan untuk keluarga kami, lanjutnya.

Lima bulan setelah operasi, berat tubuhnya menjadi naik. Dokter menyarankan agar istri saya mempertahankan berat tubuhnya. dokter yang menangani istri saya geleng-geleng kepala, dokter itu mengatakan hal ini sungguh keajaiban. Hati kami sekeluarga bahagia, bersyukur kehadirat Alloh SWT, anak-anak menangis, istri saya menangis dan saya juga menangis karena kami yakin keajaiban hanya akan mungkin terjadi karena kehendak Alloh SWT semata.

'Iman saya makin kuat, saya jadi tambah yakin dengan KemahabesaranNya, hanya mengabdi hidup dan mati saya untuk Alloh SWT. Bagi saya hanya satu, doa dapat mengubah yang buruk bisa menjadi baik dan yang salah menjadi indah dalam hidup ini.' Begitu tuturnya diakhir dalam perbincangan kami dimalam itu. subhanallah..

Bimbinglah Dengan Cinta

Ada satu hadis yang menjadi favorit Hana ketika menghapal hadis-hadis pendek, bunyinya seperti ini, 'Man Laa Yarham, Laa Yurham' Barang siapa tidak menyayangi, tidak akan disayangi.' (HR.Muslim). Belakangan saya berpikir tentang makna hadis ini, bahwa sanya Baginda Nabi Muhamad SAW mengajarkan kepada kita agar kita mendidik anak-anak kita dengan cinta.

Anak-anak yang tumbuh besar dengan cinta akan membuat keputusan-keputusan dalam hidupnya dengan pertimbangan cinta dan itulah harapan setiap orang tua. Lantas bagaimana kita membimbing anak-anak kita dengan cinta?

Buat kami sekeluarga membimbing Hana putri kami, dan membimbing Anak-anak Amalia adalah sama, 'Man la yarham, la yurham' Barang siapa tidak menyayangi, tidak akan disayangi.' Hadis ini menyiratkan bahwa perhatian dan kasih sayang adalah hal yang terpenting. Berapapun usia anak kita, hubungan yang penuh cinta, rasa percaya dan rasa aman bersama orang tua dan orang dewasa merupakan hal yang sangat berpengaruh dan membantu anak-anak tumbuh dengan penuh cinta dan kuncinya adalah mencintai anak-anak dengan setulus hati, tanpa syarat apapun.

Adakalanya kita, para orang tua dan orang dewasa hidup dengan berbagai masalah, tekanan hidup, bekerja lebih keras, dipenuhi masalah yang terkadang kian sulit karena tuntutan hidup dengan berbagai konflik didalamnya. Pertanyaannya, mungkinkah kita sebagai orang tua yang hidup penuh dengan tekanan hidup mampu membesarkan anak-anak kita penuh cinta? Tidakkah akan lebih mudah buat kita untuk melepaskan terlebih dahulu semua tekanan hidup dan segala bebannya?

Alangkah indahnya hidup ini jika Kita bisa kembali tumbuh dengan ketulusan, spontanitas dan kepolosan sebagai orang dewasa. Dalam hati yang tulus dan kebahagiaan, kita dapat membesarkan anak-anak kita menjadi manusia yang penuh cinta. Sudah saatnya bagi kita membangun dunia ini dan membimbing anak-anak kita dengan cinta agar mereka menebarkan cinta bagi sesamanya.

Kamis, 23 April 2009

Penerimaan Pada Sang Buah Hati

Malam itu ketika saya menerangkan kepada anak-anak Amalia bagaimana tata cara pemilihan Kepala Desa Amalia, terdengar suara memanggil Hana, 'Hana susunya diminum dulu.' kata istri saya. Hana menjawab dengan jari telunjuk dibibir mungilnya agar mamahnya ikut mendengarkan saya. Mamahnya tertawa geli melihat sikap Hana seperti itu.

Setiap peristiwa rasanya ada sebuah kelegaan buat saya dan istri ketika mengizinkan buah hati kami untuk menjadi dirinya sendiri, memahami putri tercinta kami sebagaimana adanya. Anak-anak memiliki dunianya yang didalamnya ada aturan sendiri. Adakalanya kita ambisi untuk menjadikan anak-anak kita yang terhebat diantara anak-anak seusianya dan kita tahu kehidupan memiliki skenario yang berbeda dari harapan kita. Idealisme tentang kesempurnaan buah hati kita sepatutnya dibuang jauh-jauh sebab hal itu hanya akan membatasi proses pertumbuhan dirinya.

Sikap penerimaan dengan setulus hati apa adanya anak-anak kita akan membuat kita lebih rendah hati. Kerendahan hati membuahkan sikap keikhlasan bahwa sang buah hati kita bukanlah milik kita. Kesadaran kita anak bukan milik kita inilah akan menggugah diri kita untuk mempercayai keberadaan Allah SWT sebagai pembimbingnya, kesadaran itu berarti mempercayakan anak-anak kita dalam bimbingan yang terbaik.

Mari kita sama-sama berdoa untuk buah hati kita dan keluarga 'Robbana hablana min azwajina wa dzuriyatina qurrota a'yuni waj'alna lil muttaaqina imama.'

'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.'(QS al-Furqaan 25:74).

Relawan ACIBU (Amalia Cinta Bumi)

Assalamu'alaikum Wr Wb

Dear Sahabat Yang Tercinta,

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan banyak respon sms maupun telp dari teman-teman yang bertanya, apa syarat untuk menjadi relawan acibu. Mohon perkenankan saya menjawab bahwa untuk menjadi relawan ACIBU (Amalia Cinta Bumi) syaratnya satu, mencintai kegiatan anak-anak karena kegiatan ACIBU (Amalia Cinta Bumi) sangat diharapkan peranserta para teman2 relawan untuk terlibat aktif dalam kegiatan anak-anak Amalia pada ACIBU (Amalia Cinta Bumi).

Salahsatu sms yang menarik ada seorang sahabat di Kendari yang ingin juga melakukan kegiatan serupa dengan ACIBU (Amalia Cinta Bumi) di Kendari, bagi kami pada prinsipnya sangat terbuka jika kegiatan ACIBU (Amalia Cinta Bumi) bisa menginspirasi teman-teman untuk melaksanakan ditempat lain, silahkan aja jika ada teman2 yang ingin mengadakan kegiatan serupa dengan ACIBU (Amalia Cinta Bumi).

Program Kegiatan ACIBU (Amalia Cinta Bumi).

Dalam rangka menumbuhkan kesadaran & pemahaman melestarikan lingkungan dan mengelola sampah dengan baik pada anak-anak maka Amalia membuat satu kegiatan yang bertajuk Amalia Cinta Bumi (ACIBU).

Tujuan Kegiatan: dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi sesudah diperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman (QS. Al-A'raf : 85).

Peserta: 25 anak-anak Amalia (SD-SMP)

Rundown Kegiatan ini terdiri dari 3 sesi.

Sesi 1. Mendongeng

Sesi 2. Diskusi kelompok

Sesi 3. Kampanye 'Acibu'

program kegiatan Amalia Cinta Bumi (ACIBU) yang akan dilaksanakan pada hari Ahad tanggal 17 Mei 2009, Jam 9.00 Pagi - 14.00 WIB di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. Tangerang.

kami mengundang Teman2 sebagai relawan pada kegiatan Amalia Cinta Bumi (ACIBU) bersama anak-anak Amalia untuk menanamkan kesadaran penting menjaga dan melestarikan bumi dan lingkungan sekitar.

Fokus kegiatan Amalia Cinta Bumi (ACIBU) adalah mengajak & menumbuhkan kesadaran pada anak-anak Amalia. Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Karena,

1. Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai.

2. Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan

3. Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.

alhamdulillah, kami mengucapkan jazakumullah khair, terima kasih buat teman2 dari kak Martha CD Interktifnya, kak Rani buku2 untuk perpustakaannya, kak diana jilbab dan buku2, Kak Suri alat Tulis serta buku2nya, kak Mimin perlengkapan alat2 tulisnya. Kak Agus purwanto, Bunda Nani Murwani guru bimbel bahasa Inggris dan Mas Yusman Guru Bimbel Matematika untuk anak-anak Amalia, serta semua kakak-kakak & orang tua asuh yang kami cintai yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. yang telah berkenan berpartisipasi dalam rangka kegiatan Amalia.

apapun bentuk dukungan dan perhatian teman2 yang terus mengalir baik dalam bentuk teman2 yang telah bersedia menjadi relawan dan yang telah mewaqafkan buku2, 'Majalah, Komik, Novel, Cerpen, Kaset, VCD, CD, DVD ( ISLAMI ) IPTEK, buku Pelajaran sekolah,Komputer, baju layak pakai, dan paket sembako, kami haturkan terima kasih banyak, Dengan setulus hati Kami berdoa, "Semoga Alloh SWT, senantiasa melimpahkan kesehatan, kebahagiaan & Rizki untuk teman2 semua.." Amin ya robbal 'alamin.

Bagi teman2 yang berkenan untuk menjadi relawan atau berpartisipasi dalam bentuk lain pada kegiatan ACIBU, silahkan sms di 087 8777 12 431 atau email, agussyafii@yahoo.com

Menulis Cerita

Bagian yang paling menyenangkan saya bersama anak-anak Amalia adalah menulis cerita. Duduk bersama anak-anak dan mengajak mereka untuk berdiskusi mengenai pengalaman menarik mereka. Malah membuat mereka berebut untuk berbicara. Ada yang bercerita dikejar-kejar anjing, bergaya-gaya naik sepeda atau naik kereta api ke kampung. Umumnya anak-anak suka bercerita.

Dengan menulis cerita anak-anak tidak hanya mengembangkan kemampuannya menggunakan bahasa namun juga mengembangkan dan melatih berpikir secara terstruktur. Menulis cerita menjadi latihan bahasa yang lebih menyenangkan bagi anak-anak. Coba kita perhatikan tulisan cerita salahsatu anak Amalia karya Eggy kelas 3 SD yang berjudul 'Liburan Naik Kereta Api ke Kampung'.

Pada suatu hari saya dan keluarga saya pergi ke kampung naik kereta api. Disana saya harus membeli karcis dulu beberapa jam saya harus menunggu kereta setelah itu saya naik kereta, dikereta saya tidur setelah bangun makan dikereta. Sesampai distasiun terlihat nenek yang sedang menunggu saya. Saya berlari memanggil-manggil 'nenek..nenek..' terus memeluknya.

Nenek itu menoleh dan ternyata bukan nenek saya. 'Aduh malunya.' kata saya dalam hati. bapak dan ibu tertawa melihatnya. Kejadian itu tak bisa kulupakan sampai sekarang. Itulah pengalaman saya Liburan naik kereta api ke kampung.

Rabu, 22 April 2009

Sentuhan Sebagai Tanda Cinta Kasih Kita

Sewaktu Hana, putri saya sakit, kakinya terkena pecahan kaca. Malamnya saya mengusap kepalanya. Hana mengatakan, 'Hana gpp yah..Hana nggak sakit.' Kata Hana tidak sakit membuat hati saya terasa trenyuh.

Anak pada dasarnnya merasakan sentuhan orang tua adalah cara untuk menenangkan diri, sekaligus memberikan kenyamanan pada anak. Bahkan sentuhan memiliki kekuatan untuk menenangkan, menguatkan dan menyembuhkan bagi sang buah hati.

Bukan hanya kepada anak tetapi juga kepada pasangan hidup kita, Cara kita berkomunikasi dengan cara sentuhan merupakan contoh yang terbaik bagi anak. Misalnya ketika saya hendak berangkat ke kantor istri saya bersalaman dengn cium tangan berarti memberikan contoh pada Hana. Sejak itu Hana pada setiap pagi sebelum saya berangkat ke kantor, hana mencium tangan saya sebagai ayah tercintanya.

Namun anak juga mampu mengenali ketulusan kita. Sentuhan yang dibuat-buat atau berlebihan tidak akan memberikan manfaat. Disinilah kita harus belajar mengekspresikan sentuhan sebagai tanda cinta kasih kita secara tulus, tanpa pamrih apapun.

Itulah sebabnya anak-anak akan memperlakukan hal yang sama terhadap orang lain sebagaimana cara kita memperlakukan mereka maka mengekspresikan tanda cinta kasih kita dengan memberikan sentuhan yang tulus pada diri buah hati kita begitu teramat penting.

Belajar Di Alam Terbuka

Pada acara ACR (Amalia Cinta rasul) yang kemaren diadakan, saya sempat bertanya pada anak-anak Amalia. 'Pada kegiatan apa yang kalian sukai?' 'Mencari Harta Karun kak.' jawab anak-anak Amalia serentak. Mencari harta karun adalah sesi kegiatan di alam terbuka, anak-anak dibagi dalam kelompok kemudian mendapatkan tugas mencari harta karun yang berupa potongan kertas warna-warni.

Alam terbuka merupakan tempat belajar yang sangat disenangi anak-anak sekaligus paling efektif. Alam memberikan ruang untuk dilihat dan diperhatikan bagi anak-anak seperti menemukan kepompong yang berada didahan pohon. bunga yang sedang tumbuh mekar, semut-semut yang berbaris. Membuat gajah atau harimau dari gundukan tanah. Semua itu pengalaman yang menarik dan mengesankan bagi anak-anak sekaligus kita bisa menanamkan kecintaan mereka pada bumi agar untuk dijaga dan dirawat dengan baik. Itulah sebabnya kami membuat satu rangkaian kegiatan berikutnya dengan tajuk ACIBU (Amalia Cinta Bumi).

Anak-anak selalu istimewa, bagaikan intelektual cilik dengan daya jelajah obeservasinya. Curiosity begitu tinggi, apapun ditanyakan. Itulah sebabnya peran kita menjadi penting didalam bemberikan informasi yang berguna dan juga mengarahkan agar mereka mendapatkan pengetahuan secara lengkap. Belajar di alam terbuka akan memberikan pengalaman langsung dan menumbuhkan 'willing to learn' bagi anak-anak, itulah pondasi dasar untuk mengembangkan kemampuan akademisnya.

--
Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya (Ali bin Abi Thalib ra)

Selasa, 21 April 2009

Kasih Sayang Ilahi

Setiap sakit pada diri seseorang, persepsi tentang sakit bagi setiap orang selalu berbeda. Jika sakit dipandang sebagai kasih sayang Allah SWT maka seberat apapun sakitnya akan terasa ringan dalam menjalani hidup ini.

Pernah saya menjumpai seorang ibu yang mengalami operasi hingga 4 kali, jika bukan karena terpaksa tidak ada satu orangpun dimuka bumi ini yang bersedia menjalani operasi. Jika bukan karena cara memandang sakitnya sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT, dirinya tidak akan pernah sanggup menjalani hidup ini.

Ibu itu bertutur bahwa dirinya mendapatkan hasil pemeriksaan adanya pembengkakan empedu, demi keselamatan dirinya tidak ada pilihan lainnya harus operasi. Suami tercinta sudah menandatangani surat persetujuan operasi. Tiada henti saya berdoa dan sholat tahajud, memohon kepada Allah untuk keselamatan.

Tidak terpikir lagi oleh saya bagaimana jalannya operasi selama 4 jam berjalan begitu cepat. Begitu sadarkan diri saya hanya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Allah benar-benar mengabulkan doa saya. Ucapnya. Tapi apa yang terjadi selanjutnya mas? 15 hari kemudian saya mengalami infeksi diparu-paru saya. dan keputusan berikutnya saya harus menjalani operasi yang kedua.

terbayangkah Mas, diusia saya 43 tahun saya menjalani operasi 4 kali dalam waktu 4 bulan? saya sempat putus asa, Astaghfirullah, saya seperti orang yang tidak beriman kala teringat peristiwa itu. Saya tidak boleh kufur nikmat, saya harus kuat, ini adalah bukti kasih sayang Allah kepada saya. Alhamdulillah, tekad yang kuat dengan memandang sakit saya adalah bukti kasih sayang Allah kesehatan saya berangsur-angsur membaik.

Sungguh Allah tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya, Allah SWT memberikan sakit sekaligus memberikan kasih sayangNya kepada saya yang begitu besar. Sakit saya sudah sembuh, Allah SWT mengabulkan doa saya. Itulah tanda kasih sayangNya.

'alhamdulillahirobbil alamin, segala puji bagi Engkau Ya Allah' ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Tiada henti sang ibu mengucapkan hamdalah.

…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'(Q.S. Ibrahim, 14:7)

Indahnya Menebar Cinta Kasih

Kebahagiaan hidup menjadi terasa indah jika kita mampu menebarkan untuk orang-orang disekeliling kita sebagai tanda cinta kasih kita. Indahnya menebar cinta kasih seperti memanjatkan doa untuk orang lain yang berarti memanjatkan doa untuk diri kita sendiri.

Seperti halnya kemaren, ketika saya menulis di facebook dan di wall teman2 dengan memanjatkan doa seperti ini.

'di hari yang indah ini, izinkan saya berdoa untuk anda..Semoga sehat selalu dan dilimpahkan kebahagiaan untuk teman2 semua dan keluarga tercinta'

Begitu banyak respon dan tanggapan dengan memanjatkan doa kembali untuk saya dan keluarga. Jika kita telah membuat bahagia untuk satu orang berarti akan berapa banyak orang yang juga merasakan dampak kebahagiaan yang kita tebarkan. Efeknya sungguh luar biasa bagi diri kita dan juga orang lain.

yuk, kita tebarkan cinta kasih untuk orang-orang disekeliling kita dengan senantiasa mendoakan kebaikan.

--
Dari Abdillah bin Umar, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang yang memberikan cinta kasih itu diberi rahmat oleh Allah SWT, maka tebarkanlah cinta kasih kepada orang yang ada di muka bumi dan Allah SWT akan memberikan rahmat kepadamu.” (HR at-Turmudzi).

Orang Tua Yang Bahagia

Orang tua yang bahagia berarti menebarkan cinta pada anak-anaknya sehingga anak-anak tumbuh dewasa menjadi Insan yang penuh cinta. Orang tua yang bahagia mengasuh anaknya dengan cinta akan datang keajaiban dan anugerah hidup yang tidak bernilai harganya.

Saya teringat bagaimana saya mengendong Hana putri saya pertama kalinya ketika terlahir didunia ini. kebahagiaan itu tentunya dirasakan oleh setiap ayah disaat menggendong putra-putrinya masih bayi. Dalam keadaan letih baru pulang kerja sambil terkantuk. mencium tangan yang mungil adalah keindahan bagi seorang ayah. Dengan memeluk putri kita yang masih bayi seolah tidak ingin melepaskan. Pelukan penuh makna bagi seorang ayah terdengar bagai irama kebahagiaan dengan kedamaian bayi mungil yang penuh kepasrahan dan ketenangan jiwanya.

Peristiwa seperti inilah yang terasa indah buat saya. terasa indah bagi setiap ayah yang mencintai anak-anaknya yang juga memperkaya hati kita. Anak-anak itu hadir sebagai obat dikala kita lara dan penyejuk hati dikala kita susah. Namun juga terkadang anak-anak juga membuat kita terkejut dengan kelakuan anak-anak. Seharian maen sampe lupa waktu, mamahnya jadi ngomel-ngomel menjadi tantangan kita sebagai ayah.

Pernah suatu hari Hana minta balon, 'ayah, belon hana ya..' katanya. 'Iya tapi hana mesti makan dulu' kata saya. 'nggak jadi ah..'jawab Hana meninggalkan saya. Tiba-tiba saya menjadi sebel ama Hana, kok nggak nurut sih ama ayahnya. Kejadian itu saya bagaikan bercermin pada diri sendiri bahwa bukan hanya anak yang minta dipenuhi keinginannya namun seorang ayah juga ingin dipenuhi permintaannya oleh anaknya.

satu pelajaran yang saya dapatkan dari kejadian yaitu orang tua yang bahagia adalah orang tua yang selalu belajar dari kesalahan dan membuka diri bagi anak-anaknya.

Bermain Aktif Itu Belajar

Bagaimana cara yang paling effektif agar anak memperoleh pengalaman yang bermanfaat? Jawabnya adalah dengan bermain aktif anak memperoleh pengalaman yang bermanfaat. Bermain aktif bukan berarti harus dengan di depan komputer atau permainan mahal. Jika kita cermati banyak sekali 'source' permainan sederhana yang bisa diekplorasi anak-anak kita untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat.

Di hari minggu saya pernah mengajak anak-anak Amalia berburu batu, mencari batu yang memiliki berbentuk. 'Bentuknya seperti apa kak? tanya Reka. 'Apa aja' jawab saya. 'Wah, asyik nih' kata Rizki sambil berlarian diikuti oleh teman-temannya yang lainnya. Anak-anak itu begitu bersemangat bahkan menemukan beraneka ragam batu, ada yang berbentuk daun, bintang, pohon, tombak, kuda, mata, kaki. Setelah semua anak-anak menemukan batu, mereka berkumpul. kemudian masing-masing anak menjelaskan batunya bentuk batunya.

Permainan sederhana seperti 'berburu batu' ternyata memberikan peluang bagi anak-anak untuk berekplorasi dan berimajinasi menemukan batu yang paling indah. Seolah mereka sebagai pemburu harta karun seperti dalam film 'Indiana Jones and The Kingdom of The Crystal Skull'

Anak pada dasarnya memiliki dorongan alamiah untuk mencari pemahaman dunianya dan kita sebagai orang tua juga harus terlibat berperan secara aktif untuk menciptakan lingkungan yang kaya akan permainan yang memiliki makna pembalajaran bagi anak. Itulah yang disebut dengan bermain aktif berarti belajar.

Senin, 20 April 2009

Kekuatan Kebaikan

Perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia sebab kebaikan yang kita tanam akan kita menuai. Begitulah saya belajar dari banyak orang yang menyakini bahwa berbuat baik adalah solusi dari masalah yang dihadapinya. Bahkan kebaikan memberikan kekuatan dalam menghadapi kesulitan hidup bagi yang melakukannya.

Itulah yang juga diyakini oleh seorang ibu yang saya kenal. Kegigihannya dalam berbuat baik untuk orang-orang sekelilingnya sangat luar biasa. Para ibu majelis taklim dibantunya untuk berkreasi membuat kue yang laku dipasarkan. Juga kebiasaannya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu dan kebiasaannya menyantuni anak-anak yatim.

Semangat untuk berbuat baik yang dilakukan justru didorong ketika dokter memvonis dirinya tidak akan pernah memiliki anak, kondisi keluarga menjadi terguncang. Perkawinannya yang menginjak enam tahun, diusianya yang berkepala tiga tentunya masih masa subur untuk punya anak. saya dan suami lemas lunglai, begitu katanya disaat dokter menyampaikan hasil pemeriksaan dirinya sudah kurang subur. Dokter menganjurkan untuk menjalani laporskopi, untuk melihat apakah ada kelainan dalam rahim. Itupun tidak menjamin dirinya bisa hamil.

Ditengah kondisi kehancuran hatinya, dirinya ikhlas dan membuat lebih dekat kepada Alloh SWT. menjalankan ibadah sholatnya menjadi lebih khusyu' dan semangat menolong orang disekitarnya begitu luar biasa. Sampai Sang Ibu lupa tentang masalah yang dihadapinya.

Pada saat saya menyarankan padanya agar mengasuh anak yatim, tanpa berpikir panjang Sang ibu itu mengasuh seorang bayi yang ibunya meninggal disaat melahirkan. Dengan cinta kasih diasuh anak itu Sampai tumbuh sehat. Disaat anak itu sedang lucu-lucunya karena mulai bisa merangkak, tiba-tiba keajaiban itu datang. Ibu itu terlambat mens. Pada awalnya dianggap biasa saja namun ketika dibawa ke dokter ternyata positif hamil.

Bayi perempuan yang dilahirkan begitu manis dan cantik dan sekarang sudah bisa berjalan. Ucapan puji syukur kehadirat Alloh SWT tiada henti dipanjatkan. Tak kuasa menahan air mata karena bahagia itu telah hadir.

Apa yang dibutuhkan Anak?

Pada satu hari dirumah Amalia kedatangan seorang ibu, ditengah kesibukannya masih menyempatkan untuk diskusi tentang Anak. Ibu mengalami kesulitan bagaimana mengurus anaknya. Saya bertanya pada sang ibu. 'Apa yang dibutuhkan oleh anak ibu?'

Ibu itu menjawab bahwa semua kebutuhan anaknya telah dipenuhinya. Saya katakan padanya anak membutuhkan kehadiran ibu dan ayahnya untuk memberikan rasa aman bagi anak. problem masyarakat perkotaan adalah ketika ayah dan ibunya bekerja untuk mencari nafkah, sementara anak bersama pembantu atau kerabatnya dirumah. Padahal sumber kekuatan dalam menghadapi tekanan hidup yaitu kehadiran orang tuanya.

Pada hari minggu sore kemaren Hana bermain bersama Hanif dan haikal. Ketika Hana bermain dilapangan bersama Hanif, kakinya Hana menginjak pecahan kaca, darahnya bercucuran. Istri saya berteriak. kami segera membawanya ke rumah sakit. Dirumah sakit malah terjadi adegan yang lucu. Saya disuruh keluar sama Hana. Hana bersama ibunya. Kaki Hana dijahit ada 6 jahitan. Itupun tidak ada teriakan Hana atau tangisan. Malah yang menangis saya sambil menunggu dipintu UGD.

Mengasuh anak buat saya sebuah bentuk cinta kasih tanpa syarat. Memberikan perhatian dalam kondisi apapun. Itulah yang dibutuhkan oleh seorang anak. Kehadiran orang tuanya sebuah kekuatan bagi sang anak. Dan saya menyaksikan sendiri bagaimana kuatnya Hana menahan rasa sakit dikakinya dengan enam jahit. Dipagi hari hana terbagun tidur disamping saya sambil mengatakan, 'Hana sudah sembuh ayah.' Tak kuasa air mata saya mengalir mendengar ucapan Hana.

---
Rasulullah pernah mengecup Hasan bin Ali (cucu beliau), sedangkan di sampingnya duduk Aqra' bin Habis at-Tamimi. Lalu Aqra'
berkata, "Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, namun aku tidak
pernah mengecup salah seorang pun dari mereka." Kemudian Rasulullah
memandang kepadanya seraya bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi,
tidak akan disayangi." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Sabar Sebagai penyembuh

La taghdob, Walakal jannah, jangan marah, maka engkau masuk surga. Kata hana sedang menghapalkan satu hadis. Jangan marah dan bersabar adalah penyembuh dari setiap sakit. Kata sabar itu mengingatkan pada seorang teman yaitu seorang ustadz yang saya kenal sangat santun dalam tindakan dan tutur katanya. Suatu sore ustadz muda datang ke Rumah Amalia.

Ustadz muda itu bertutur dirinya pernah menderita sakit keras. Seakan-akan sakitnya merupakan awal dari kematian. Pada waktu sholat jumat tiba, dirinya memaksakan untuk sholat jumat. ustadz muda itu mengatakan barangkali jumat itu adalah jumat terakhir dirinya.

Usai sholat jumat ketika hendak keluar dari masjid, istrinya mengabarkan salahsatu anak tetangganya butuh kendaraan untuk diantar untuk berobat. Disaat sang ustadz itu sedang sakit, dengan penuh kesabaran dia tergogoh-gopoh mengantar anak yang sedang sakit ke poliklinik 24 jam. Anehnya, selesai mengantarkan berobat, tiba-tiba sakit keras yang dideritanya hilang begitu saja.

"Rupanya Alloh SWT mengabulkan doa anak-anak yang sakit itu, ucapan terima kasihnya membuat saya menjadi sehat seperti sekarang ini. kata ustadz muda itu. Matanya berkaca-kaca, ucap puji syukur kehadirat Alloh SWT senantiasa diucapkan berkali-kali.

Minggu, 19 April 2009

Penerapan 'Active Learning' Pada Anak

Rabu Malam lalu kami anak-anak Amalia belajar permainan peran. Dengan tema 'Bekerja di bank' anak-anak ada yang bertugas sebagai kasir, Customer Service, manager, security, Office boy dan ada nasabah yang hendak menabung. Simulasi ini menjadi menarik sebab anak-anak memerankan seolah-olah mereka terlibat aktifitas sebagai di bank. uang-uangan dari kertas telah dipersiapkan oleh anak-anak Amalia itu sendiri. Ada yang sebagai ibu bersama anak-anaknya. Ada yang berperan sebagai kakek bahkan ada yang berperan sebagai pedagang.

Dan diakhir kegiatan kami diskusi bersama, apa manfaatnya menabung dibank? bagaimana cara bekerja orang-orang di bank? apakah menyenangkan menabung dibank? diskusi menjadi meriah karena anak-anak memiliki beraneka komentar. Komentar adi sebagai kasir, Enak lo duitku banyak. terdengar suara anak-anak tertawa.

Konsep belajar di Amalia menerapkan konsep belajar Active Learning, dimana anak-anak berperan secara aktif dalam proses belajar. Dua komponen utama dalam Active Learning yaitu pengalaman dan dialog.

Memberikan pengalaman melalui observasi dan praktek langsung akan lebih mudah dicerna oleh anak-anak daripada hanya duduk mendengarkan. Dari belajar bermain peran dengan tema menabung dibanklebih mendekatkan anak-anak dengan kondisi sebenarnya. Apakah dengan bermain peran saja cukup? belum, karena ada komponen yang tidak boleh dilupakan yaitu kesempatan bagi anak-anak untuk berdiskusi dari kegiatan yang telah dilakukan.

Coba simak diskusi anak-anak Amalia berikut ini,

'Jadi, apa yang kita lakukan dibank?' tanya kakak pembina.
'menabung..'jawab adi.
'enakan nabung dirumah' kata ratna.
'Tapi kan nabung di bank aman, tidak takut ada maling' kata rizki.

Begitulah komentar anak-anak Amalia sebagai proses berpikir yang sedang berlangsung diskusi hangat di malam itu. penerapan Active Learning melalui pengalaman dan dialog, informasi yang kami sampaikan lebih mengena dan penerapan Active Learning juga kami gunakan pada semua kegiatan di Amalia.

---
Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. (Qs.Al-Baqarah: 269).

Jumat, 17 April 2009

Anak-anak Adalah Cermin

Dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang terkejut, tiba-tiba anak-anak melawan diri kita sebagai orang tua. berani memaki-maki, membentak atau marah-marah. Dalam kesendirian kita sebagai orang tua merenung dan suka ada pertanyaan yang terlontar, sebenarnya apa yang terjadi pada anak saya? Jika ada pertanyaaan seperti itu, Jawabnya anak-anak kita adalah cermin dari kualitas antara ayah dan ibu. Jika hubungan orang tua tak ubahnya sawah atau ladang dimana tumbuh padi dan sayuran dengan tanah yang subur, dirawat penuh cinta kasih maka sawah atau ladangnya akan menghasilkan padi dan sayuran yang segar.

Seorang anak memiliki kepekaan didalam dirinya, merasakan hubungan antara ayah dan ibunya dengan segenap jiwanya. Jika anak dipenuhi oleh vitamin-vitamin cinta kasih, anak akan tumbuh dengan cinta kasih didalam hatinya.

Cinta kasih di dalam keluarga kami, biasanya kami gunakan untuk berkumpul, belajar mengaji bersama anak-anak Amalia, atau kami naik motor keliling komplek rumah dimana kami tinggal. Biarpun agak berdesakan, Hana memilih duduk didepan sambil bernyanyi-nyanyi dengan riangnya. Sesampai dimasjid yang ada ayunannya Hana minta turun. Icha dan Hana berlarian untuk maen ayunan.

Kebahagiaan seperti inilah hadir ditengah keluarga kami. Kami merasa nyaman seolah menemukan harta yang sangat berharga. Kumpul bersama dan berbagi bersama bahkan semua aktifitas dengan anak-anak Amalia juga melibatkan seluruh keluarga, saya, istri dan anak-anak. Saya menyadari, orang-orang dalam kehidupan kita jauh lebih berharga daripada kesenangan atau kegiatan apapun. Dalam keluarga kita memang perlu merelakan waktu, energi, segala bentuk kegiatan. Kesadaran inilah yang membuat saya menjadi lebih dekat dengan anak-anak dan keluarga. Betapa berharganya mereka bagi diri saya.

Terbayangkah oleh anda bahwa hubungan kita dengan pasangan hidup kita adalah sesuatu yang sangat penting untuk memberikan rasakan aman bagi anak-anak kita? Bila kita berharap anak-anak menghormati kita sebagai orang tua hingga kelak mereka dewasa maka kita harus menghormati pasangan hidup kita. jika kita berharap anak-anak mencintai kita sebagai orang tuanya maka kita harus mencintai setulus hati pasangan hidup kita. relasi hubungan kita dengan pasangan hidup kita akan sejalan dengan relasi hubungan kita terhadap anak-anak kita. Itulah yang disebut dengan 'anak-anak adalah cermin'.

--
'Kullu mauludin yuuladu ‘alal fithrah, fa-abawaaHu yuHawwidaaniHi aw yunashshiraaniHi aw yumajjisaaniHi' yang artinya 'Setiap anak dilahirkan atas dasar fithrah, kemudian kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nashara atau Majusi' (HR. al Bukhari no. 1358, Muslim 8/52-54 dan lainnya).

Kamis, 16 April 2009

Pengaruh Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa

Surat al-Ra'd / 13:28, menyebutkan bahwa dengan mengikat (dzkir) kepada Allah maka hati menjadi tenteram. Dzikir sebagai metode mencapai ketenagan hati dilakukan dengan tata-cara tertentu. Dzikir dipahami dan di ajarkan dengan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah secara keras (dzikr jahr), dan dengan kalimat-kalimat thayyibah yang memfokus, dari kalimat syahadat La ilaha illa Allah ke lafazh Allah dan sampai ke lafazh hu.

Sebenarnya hubungan dzikir dengan ketentraman jiwa dapat dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya ingat atau menyebut. Jika diartikan menyebut maka peranan lisan lebih dominan, tetapi jika diartikan ingat, maka kegiatan berpikir dan merasa (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang dapat diikuti:

a) Manusia memiliki potensi intelektual. Potensi itu cenderung aktif bekerja mencari jawab atas semua hal yang belum diketahuinya. Salah satu hal yang merangsang berpikir adalah adanya hukum kausalitas di muka bumi ini. Jika seseorang melahirkan suatu penemuan baru, bahwa A disebabkan B, maka berikutnya manusia tertantang untuk mencari apa yang menyebabkan B. Begitulah seterusnya sehingga setiap kebenaran yang di temukan oleh potensi intelektual manusia akan diikuti oleh penyelidikan berikutnya sampai menemukan kebenaran baru yang mengoreksi kebenaran yang lama, dan selanjutnya kebenaran yang lebih baru akan ditemukan mengoreksi kebenaran yang lebih lama.

Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasa puas terhadap 'kebenaran ilmiah' sampai ia menemukan kebenaran perenial melalui jalan supra rasionalnya. Jika orang telah sampai kepada kebenaran ilahiah atau terpandunya pikir dan dzikir, maka ia tidak lagi tergoda untuk mencari kebenaran yang lain, dan ketika jiwa itu menjadi tenang, tidak gelisah dan tidak ada konflik batin. Selama manusia masih memikirkan ciptaan Allah SWT dengan segala hukum-hukumnya, maka hati tidak mungkin tenteram dalam arti tenteram yang sebenarnya, tetapi jika ia telah sampai kepada memikirkan Sang Pencipta dengan segala keagungannya, maka manusia tidak sempat lagi memikirkan yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak kebahagiaan tercapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah mencapai al- nafs al-muthma'innah.

b) Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, tidak ada habis-habisnya, padahal apa yang dibutuhkan itu tidak pernah benar-benar dapat memuaskan (terbatas). Oleh karena itu selama manusia masih memburu yang terbatas, maka tidak mungkin ia memperoleh ketentraman, karena yang terbatas (duniawi) tidak dapat memuaskan yang tidak terbatas (nafsu dan keinginan). Akan tetapi, jika yang dikejar manusia itu Allah SWT yang tidak terbatas kesempurnaan-Nya, maka dahaganya dapat terpuaskan. Jadi jika orang telah dapat selalu ingat (dzikir) kepada Allah maka jiwanya akan tenteram, karena 'dunia' manusia yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.

Hanya manusia pada tingkat inilah yang layak menerima panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dan untuk mencapai tingkat tersebut menurut al-Rozi hanya dimungkinkan bagi orang yang kuat potensinya dalam berpikir ketuhanan atau kuat dalam 'uzlah dan kontemplasi (tafakkur)-nya.

Jadi al-nafs al-muthma'innah adalah nafs yang takut kepada Allah, yakin akan berjumpa dengan-Nya, ridlo terhadap qodlo-Nya, puas terhadap pemberian-Nya, perasaannya tenteram, tidak takut dan sedih karena percaya kepada-Nya, dan emosinya stabil serta kokoh.

Rabu, 15 April 2009

Setiap Kebaikan Adalah Shodaqoh

Setiap pagi Hana suka menghapal hadis-hadis pendek karena mamahnya yang mengajarinya. Salahsatu hadis favorit yang dihapalnya adalah kullu ma'rufin shodaqoh artinya setiap kebaikan adalah shodaqoh.

Perbuatan baik seseorang senantiasa menuai kebaikan bagi yang melakukannya bahkan juga mampu menyembuhkan penyakit. Begitulah pengalaman Pak Haji yang saya mengenalnya di salah satu majelis taklim.

Pak Haji ini bertutur disaat dirinya diopname di RS Jantung Harapan Kita jakarta karena ada indikasi terkena jantung koroner, saya meminta kepada dokternya untuk diberikan waktu untuk dua hari bertemu dengan anak-anak asuh untuk memohon doanya.

Pak Haji yang saya kenal ini memiliki kebiasaan menyantuni anak-anak yatim dan suka datang ke rumah Amalia ikut yasinan bersama, bahkan saya pernah menjumpainya bercucuran airmata karena rizki salah satu anak Amalia sedang berdoa. Kebiasaan perbuatan baik yang dilakukan Pak Haji selalu melekat dihati anak-anak maupun orang yang mengenalnya secara dekat dengan beliau.

Dihari berikutnya, disaat Pak Haji mempersiapkan diri untuk operasi dengan diberikan suntikan pada paha kirinya. Masuknya jarum diatur dengan sinar laser sehingga tidak mengenai dinding perutnya. tepat diatas tempatnya berbaring, Pak haji bisa melihat dengan gambar pembuluh jantung yang menghambat saluran jantungnya.

'alhamdulillah, ternyata sumbatan dipembuluh darah itu telah menghilang, itulah kemahabesaran Allah SWT mengabulkan doa anak-anak yang saya asuh' ujar Pak Haji yang tak kuasa menahan air mata, dia menangis karena sangat bahagia, berkali-kali Pak Haji memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT atas semua karuniaNya. Dari cerita Pak Haji inilah saya menyakini bahwa perbuatan baik yang pernah kita lakukan mampu menyembuhkan sakit dan itu nyata. Subhanallah..

--
Obatilah sakit kalian dengan shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bala' dengan berdoa (HR Baihaqi).

Cinta Kasih dalam al-Qur'an

Dipagi yang indah ini saya menulis pesan di FB, 'Yuk, Tebarkan cinta kasih untuk sesama agar menuai keberkahan dan kebahagiaan hidup' mendapatkan respon yang cukup banyak dari teman-teman.

Cinta kasih adalah nilai-nilai yang bersifat universal. Tidak memandang ras, suku dan agama, semua akan sepakat bahwa cinta kasih merupakan pondasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Cinta kasih pada sesama didalam al-quran disebut dengan cinta rahmah (Q/30: 31). Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan sesamanya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan orang lain meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan dan selalu memaafkan kesalahan. Cinta kasih juga cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan cinta anak pada orang tua. Dari itu maka dalam al Qur'an, kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis cinta kasih dalam satu ruang yang disebut rahim. maka dianjurkan untuk selalu silaturrahmi artinya menyambung tali cinta kasih.

Al-Qur'an menawarkan janji kepada orang yang senantiasa menebarkan cinta kasih dan yang mengikuti petunjuk Allah SWT, dan menggunakan akal pikirannya secara sehat, berupa pahala dan kebahagiaan hidup yang dalam berbagai surat dalam al-Qur'an disebut dengan berbagai formula yang menarik, seperti ampunan, pahala yang besar, pahala yang mulia, pahala yang baik, pahala yang tidak ternilai, pahala di dunia, pahala akhirat, rizki yang mulia, tempat kesudahan yang baik, kemenangan yang dekat, dan pertolongan Allah SWT, serta surga.

'Yuk, Tebarkan cinta kasih untuk sesama agar menuai keberkahan dan kebahagiaan hidup'

Air Mata Kebahagiaan

Air matanya membasahi pipi Ibunya atun, Badannya terlihat kurus karena sibuk mengurus anak-anaknya sementara bapaknya berjualan gorengan. Atun membantu ibunya mengasuh adeknya, setahun ini atun tidak sekolah. Ibunya atun bertutur, 'alhamdulillah kak rika, akhirnya atun bisa sekolah. Tadinya saya berharap atun bekerja saja.'

Istri saya mendaftarkan atun ke sekolah Fatahillah tahun ini. Siang itu istri saya ke kontrakan keluarga Atun untuk Mengabarkan kepada keluarga Atun. Atun adalah salahsatu anak Amalia. Dalam kondisi kekurangan keluarga atun senantiasa banyak bersyukur dan tidak pernah meninggalkan ibadahnya karena alasan itulah kami mendorong agar atun melanjutkan sekolah.

Berkali-kali ibunya atun mengucapkan alhamdulillah. Kebahagiaan terpancar diwajah ibunya. Terucap salam dan ucapan terima kasih buat para kakak pembina & orang tua asuh Amalia yang telah berkenan membantu Atun belajar & sekolah kembali. Air mata kebahagiaannya juga air mata kebahagiaan buat kami sekeluarga.

'Ya Alloh, Yang Maha Rahman & Yang Maha Rahim, limpahkan karunia dan hidayahMu untuk semua teman-teman yang membaca tulisan ini. Mudahkanlah rizki dan sehatkanlah selalu untuk dirinya dan keluarganya.'

amin..allahuma amin...

Pembelajaran Demokrasi Pada Anak

Hari Senin malam anak-anak Amalia mengadakan pemilihan kepala desa Amalia, anak-anak jumlah 24, dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok mengajukan satu pasangan yang terdiri dari calon kepala desa dan sekretaris desa. Pasangan cakades & casekdes diberi kesempatan untuk kampanye di depan teman-temannya dan menempelkan poster.

Pasangan dari kelompok pertama, terdiri dari ratna dan rizki. kelompok dua, terdiri dari Mona dan Dani. Kelompok tiga terdiri dari Dede dan lusi. Dalam kampanyenya ada yang mengusulkan tiap hari libur jalan-jalan ke ancol. Bahkan pasangan Mona dan Dani mengusulan kegiatan outbond pada setiap hari minggu. Anak-anak Amalia antusias sekali dengan program2 setiap pasangan calon kepala desa Amalia ini.

Setelah mereka berkampanye, semua warga penduduk desa Amalia berkesempatan mencontreng dan ternyata pasangan mona dan danilah yang menang. sekalipun ada pasangan yang sedikit kesal namun sportifitas mengucapkan selamat bagi yang menang adalah bagian yang paling penting.

kegiatan seperti menjadi ramai dan membuat anak-anak Amalia bersemangat untuk memahami apa yang disebut dengan pesta demokrasi, sekaligus mengkondisikan psikologis mereka untuk berkompetisi, siap menang dan siap kalah. Dari anak-anak inilah kita menanamkan yang disebut menanamkan sikap kritis pada anak-anak Amalia. Melalui model pembelajaran seperti ini, terlahir anak-anak kritis yang mampu melihat aneka tantangan dari zamannya, berani menentukan pilihan hidupnya sendiri sekaligus berani berpendapat dan berbeda pendapat.

Spirit kemerdekaan dan pembelajaran kritis, akan menumbuhkan kuriositas intelektual, kematangan emosional, dan kejernihan spiritual bagi anak-anak Amalia. Mereka akan mampu melakukan transformasi diri menjadi orang-orang yang terbebaskan, lantaran institusi pendidikan dan lingkungan memberikan ruang dan iklim yang kondusif.(Lihat Asep P.B. 2006).

---
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabbnya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. QS. as-Syura (42) : 38

Selasa, 14 April 2009

Bergaya-gaya Dengan Sepeda

Semalam anak-anak Amalia diberikan tugas membuat tulisan pendek tentang pengalaman hidupnya yang paling berkesan. Salah satu tulisan yang cukup menarik ditulis oleh Bisma Wijaya kelas 5 SD. Semoga teman-teman berkenan memberikan nilai antara 5 sampai dengan 10 terhadap tulisan ini. judul tulisannya adalah bergaya-gaya dengan sepeda.

Pada suatu hari saya sedang bermain sepeda, pada waktu bergaya saya terjatuh dari sepeda saya, saya mencoba lagi dan lagi tapi hasilnya sia-sia. Keesokan harinya saya mencoba lagi tetapi hasilnya sama saja seperti kemaren, terjatuh lagi. Saya mencoba lagi dan saya bisa.

Saya sangat berbahagia karena saya menemukan trik baru lagi seperti pertama kali saya gagal dan ketika ada perlombaan bersepeda disekolah bergaya, saya juara 2 (dua) itulah petualangan hidupku.

----
Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya (Ali bin Abi Thalib ra)

Senin, 13 April 2009

Buku Gerakan Ekonomi Syariah 3H, Gratis, siapa mau?

Assalamu'alaikum Wr Wb,

Dear Sahabat Tercinta,

Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) telah menerbitkan satu buku (e-book) dalam format PDF dengan judul, Gerakan 3H Ekonomi Syariah, Halal memperoleh, halal mengkonsumsi, halal memanfaatkan.

Buku ini sengaja disusun dalam rangka membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya memperhatikan dan mengamalkan 3H yaitu halal memperoleh, halal mengkonsumsi dan halal memanfaatkan. mengkampanyekan gerakan 3H merupakan bagian dari amar ma'ruf nahi mungkar, tentunya diharapkan dapat merubah paradigma berpikir masyarakat untuk memperhatikan aspek-aspek kehalalan dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita mulai dari diri kita, keluarga kita, orang-orang yang kita cintai disekeliling kita agar lebih mengedepankan halal memperoleh, halal mengkonsumsi dan halal memanfaatkan.

Jika ada anda berminat e-book ini silahkan kirimkan email ke agussyafii@yahoo.com

Keraguan

Ada seorang sahabat yang berkunjung ke rumah. Ibunya sedang sakit kencing manis. sahabat ini bertanya penuh keraguan tentang niat shodaqohnya, 'Mas agus bolehkah saya bershodaqoh dengan niat supaya Allah menyembuhkan sakit ibu saya?'

'Insya Alloh doa & shodaqoh akan dijabah oleh Alloh SWT untuk kesembuhan ibunda. Sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhamad SAW, 'Obatilah sakitmu dengan shodaqoh' jawab saya.

Beberapa hari yang lalu sahabat ini mengabarkan bahwa ibunya berangsur-angsur sembuh dan mengatakan bahwa shodaqoh memiliki kekuatan dirinya untuk berbakti pada ibunya. "saya telah membuktikan sendiri mas, shodaqoh bisa menyembuhkan penyakit ibu saya.' katanya.

Obatilah orang yang sakit dengan shodaqoh, Bentengilah harta yang anda miliki dengan zakat dan tolaklah marabahaya dengan doa (HR Baihaqi).

Kegiatan Docila Dihari Libur

Kamis lalu Program Docila (Dokter Cilik Amalia) mulai diadakan dengan jalan pagi sehat. Saya hitung ada 15 anak-anak Amalia yang bersama saya, segar sekali udara pagi ini.

Kami berangkat dari Rumah Amalia pukul 5 pagi, tak disangka anak-anak Amalia semangat sekali. Sesampai dilapangan Puri Beta, kami membentuk lingkaran besar, sambil duduk untuk melemaskan otot-otot. Banyak orang sih yang lalu lalang melihat kekompakan kami. Setelah sesi istirahat selesai, saya dan mona membahas tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. Setelah saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia, saya bertanya, 'Ayo, bagaimana kalau kalian melihat ada orang yang tertabrak kendaraan bermotor? apa yang kalian lakukan?'

Anak-anak Amalia itu serentak menjawab, 'berteriak, toloooong!!!' tak lama terdengar suara gerr, riuh dengan tertawa anak-anak dan orang-orang disekitar kami.

Saya katakan, 'Loh kok kalian malah berteriak minta tolong, bukannya malah menolong?'

pelajaran yang kedua yang kita bahas adalah menjaga daya tahan tubuh, yang kita tekankan disini untuk mengingatkan anak-anak agar tidak membuat orang tua mereka khawatir karena anak-anak cenderung lupa makan sewaktu pulang sekolah. Apalagi mereka dalam kondisi pertumbuhan sangat membutuhkan banyak makanan yang bergizi senantiasa memiliki daya tahan tubuh.

Siang panas mulai menyengat, akhirnya kami menutup kegiatan Docila dengan membaca hamdalah. Wajah riang anak-anak Amalia nampak cerah. Senyuman bertebaran dimana-mana. Tak lupa untuk selalu bersyukur atas semua karunia Ilahi Robbi.

--
Imam ‘Ali ibn Abi Thalib yang berkata, 'Menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati.'

Pendidikan Sebagai Usaha penyucian Nafs

Al-Quran mengisyaratkan bahwa jiwa yang tercemar masih dapat diusahakan untuk menjadi suci kembali, baik dengan usaha sendiri, melalui pendidikan atau karena anugerah dan rahmat Allah seperti yang diisyaratkan oleh surat Q,. s. al-Tawbah / 9:103, Q., s. Ali Imran / 3:164.

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Q., s. Alu ‘Imran / 3:164).

Ayat al-Quran tersebut mengisyaratkan bahwa orang yang ingkar masih dimungkinkan untuk dibersihkan jiwanya. Usaha atau proses penyucian jiwa itu disebut tazkiyah al-Nafs.

Tazkiyah bisa dilakukan karena dorongan sendiri, atau di dorong oleh orang lain, melalui pendidikan. Menurut al-Quran surat Fathir / 35:18 manusia dapat secara sadar melakukan perbuatan yang dimaksud untuk mensucikan jiwanya. Perbuatan yang dapat menyucikan jiwa seseorang menurut al-Quran adalah:

a) Pengeluaran infak harta benda, surat Q., s. al-Layl / 92:18

b) Takut terhadap azab Allah dan menjalankan ibadah salat, surat Q., s. Fathir / 35:18.

c) Menjaga kesucian kehidupan seksual, surat Q., s. al-Nur / 24:30

d) Menjaga etika pergaulan, surat al-Nur / 24:28

Al-Quran juga mengisyaratkan bahwa proses tazkiyah itu bisa melalui orang lain. Ada empat ayat yang menyebutkan bahwa apa yang dilakukan oleh para Rasul kepada umatnya dengan mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah merupakan pekerjaan yang membuat umatnya tersucikan jiwanya, yakni surat al-Baqarah / 2:129, 151, Q., s. Alu ‘ Imran. 3: 164, dan Q., s. al-jumu’ah / 62:2.

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan menalarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Q., s. Alu ‘Imran / 3:164).

Tentang makna tazkiyah al-nafs, para mufassir mempunyai pandangan yang berbeda-beda:

1. Tazkiyah dalam arti para Rasul mengajarkan kepada manusia sesuatu yang jika dipatuhi, menyebabkan jiwa mereka tersucikan dengannya.

2. Tazkiyah dalam arti mensucikan manusia dari syirik, karena syirik itu soleh al-Quran dipandang sebagai sesuatu yang berifat najis.

3. Tazkiyah dalam arti mensucikan manusia dari syirik dan sifat rendah lainnya.

4. Tazkiyah dalam arti mensucikan jiwa dari dosa.

5. Tazkiyah dalam hati mengangkat manusia dari martabat orang ingkar ke martabat mukhlisin.

Disamping tazkiyah sebagai usaha, al-Quran juga mengisyaratkan adanya anugerah Allah kepada manusia berupa tazkiyah. Dalam surat al-Nur / 24:21 disebutkan bahwa seandainya bukan karena anugerah Allah maka seseorang selamanya tidak bisa menyucikan jiwanya, dan Allah memberikan anugerah itu kapada orang yang dikehendaki. Dalam surat al-Nisa /4:49, ketika al-Quran mencela tingkah laku manusia yang merasa dirinya telah suci, juga ditegaskan bahwa Allahlah yang membersihkan jiwa dari orang-orang yang dikehendaki-Nya.

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya allah memberihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun (Q., s. al-Nisa / 4:49).

Kecenderungan Kebaikan Pada Diri Kita

Pagi ini saya mengajukan pertanyaan di facebook, 'sudah berapa kali hari ini anda tersenyum? dalam hitungan menit pertanyaan saya sudah di teman2. Hal inilah saya menyakini bahwa pada dasarnya sangat menyukai terhadap kebaikan. kebaikan itu dengan wujud berbagi senyuman.

Senyuman hampir saya jumpai disepanjang hari, ketika saya di kantor bertemu dengan teman2, dirumah ketika saya bertemu dengan anak dan istri saya maupun disaat saya bertemu dengan anak-anak Amalia. bertegur sapa dengan tetangga juga merupakan kebahagiaan buat saya. Kebahagiaan inilah yang juga dirasakan semua orang karena pada dasarnya ada Kecenderungan Kebaikan Pada Diri Kita.

Di hadapan Allah SWT manusia bertanggungjawab secara perorangan. Sebagai khalifah Allah, setiap manusia telah dilengkapi perangkat untuk melaksanakan tugas-tugas kekhalifahannya. Perbuatan baik atau buruk sekecil apapun yang dilakukan manusia tidak ada yang tercecer dalam 'administrasi' Allah (Q., s. al-Zilzalah / 99:8-7). Perbuatan baik yang dilakukan oleh setiap orang akan tercatat sebagai amal yang pahalanya diberikan kepada yang bersangkutan. Orang yang berdosa pun juga hanya menanggung akibat dari dosa yang dia lakukan. Tidak seorang pun yang teraniaya, yakni harus menanggung perbuatan dosa orang lain.

Di hadapan Allah SWT, nafs adalah otonom. Setiap nafs diberi peluang untuk berhubungan langsung dengan Allah SWT Jika badan mnusia yang bersifat materi musnah bersama dengan kematian manusia, maka nafs manusia yang immateri dipanggil untuk kembali kepada Tuhannya, seperti yang dijabarkan dalam surat al-Fajr / 89:27:

Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridlai-Nya.

Akan tetapi kapasitas nafs tiap orang berbeda-beda, maka di samping ada nafs yang dipanggil untuk kembali kepada Tuhan dengan ridla dan diridlai, ada yang ditegur Tuhan karena tidak bisa mempertahan kesucian nafs-nya. Dalam surat al-Infithar Allah brfirman:

Setiap nafs mengetahui apa yang telah dikerjakan dan apa yang telah dilalaikan. Wahai manusia, apa yang telah memprdayakanmu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah? Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikanmu adil (Q,. s. al-infithar / 82:5-7).

Menurut al-Maraghi, artinya membuatmu seimbang badannya, sedangkan menurut Abdullah Yusuf Ali dalam The Meaning of the Glorious Quran, kalimat tersebut artinya membuatmu berprasangka adil, adil sepanjang argumen rasional dan perasaan spiritual.

Jadi pada dasarnya, meskipun nafs memiliki kemerdekaan, tetapi Allah SWT memberikan kecenderungan kepada kebaikan dan keadilan. Dalam surat al-Baqarah / 2:286, disebutkan bahwa nafs akan memproleh ganjaran sesuai dengan perbuatannya.

Nafs memproleh ganjaran dari apa yang diusahakannya, dan memperoleh siksa dari apa yang diusahakan (Q,. s. al-Baqarah / 2:286).
Jadi pada dasarnya nafs diciptakan Allah SWT dalam sistem menusia berikut dengan segala fitrahnya, sebagai fasilitas untuk berbuat baik. Dengan kata lain pada dasarnya manusia diciptakan Tuhan untuk menjalankan kebaikan, yang kemudian diberi fasilitas dengan nafs yang memiliki kecendrungan kepada kebaikan. Akan tetapi kebaikan perbuatan baik, sebaliknya malah melakukan keburukan, meskipun itu ia harus bersusah payah melakukannya (iktasabat), yakni harus memenangkan konflik batin, karena batin atau nafs-nya tidak mendukung perbuatan buruk itu.

Ayat ini sebenarnya juga menegaskan apresiasi al-Qur’an terhadap manusia, yakni memandang manusia sebagai makhluk yang mulia (positif) sejak lahir namun ada juga yang menganggap manusia secara negative, yakni manusia dipandang telah membawa dosa warisan sejak lahir.

Sejalan dengan pandangan positif ak-Qur’an, nafs diperlakukan Allah SWT secara adil dan tidak akan teraniaya, oleh karena itu Allah tidak membebani suatu kewajiban kepada seseorang kecuali pasti sesuai dengan kapasitas kesanggupannya, seperti yang dipaparkan dalam surat al-Baqarah / 2-286.

Sabtu, 11 April 2009

Belajar di Hari Minggu

Anak-anak Amalia pada hari minggu pagi ini berkumpul untuk mengikuti bimbingan belajar atau bimbel bahasa inggris dan matematika. Bimbel hari ini cukup seru setelah liburan dari hari kamis bunda Nani telah mengadakan ujian untuk anak-anak Amalia ternyata yang juara mendapatkan kamus Student English. 'Terima kasih bunda nani' ucap anak-anak yang mendapatkan hadiah.

Belajar bagi anak-anak Amalia tak ubahnya bermain, nyaman dan menyenangkan. Pola pembelajaran Proactive Learning & Accelarated Learning bisa meningkatkan kemampuan belajar pada anak. Adi dengan semangatnya ketika bernyanyi. Rizki yang membaca dengan suara keras. Ratna lebih suka ketika bunda Nani bercerita.

Pada sesi berikutnya, bimbel matematika. bimbel ini ternyata lebih membuat anak-anak mudah memahaminya. Kakak enak mengajarnya. ada yang membawa PR sekolahnya. Mendorong Semangat anak-anak Amalia dalam belajar sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur'an.

"Niscaya Allah akan meninggikan orang2 yang beriman di antaramu dan orang2 yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Al Mujadilah: 11).

Belajar itu menyenangkan seperti bermain dan berlari-lari kak, begitu kata rizki pada saya di hari minggu ini. Enak loh kak, kata Ratna. Bunda Nani mendengar kata anak-anak itu menjadi berbahagia karena anak-anak Amalia belajar dengan keceriaan dan kegembiraan.

Selasa, 07 April 2009

Indahnya Kebaikan

Tumbuh besar dilingkungan orang-orang yang penuh cinta membuat saya begitu mudah memahami indahnya kebaikan, seperti kemaren saya menerima tamu yaitu sahabat-sahabat saya yang berkunjung ke kantor seolah tiada henti, Mbak Maya yang hadir di siang hari untuk sekedar bertegur sapa. Kunjungan Mbak Yessy, seorang teman yang sudah lama tidak pernah bertemu. Malam hari saya bertemu dengan Kang Herry dengan untaian kasih sayang untuk Hana, putri saya yang tercinta. Itulah indahnya kebaikan buat saya.

Seperti yang dijelaskan dalam surat al-Syam / 91:8 bahwa manusia secara fitri diciptakan Allah SWT dengan memiliki perangkat untuk mengetahui kebaikan dan keburukan, dan surat al-Balad / 90:10, menyebutkan bahwa kepada manusia diberi peluang untuk memilih satu di antara dua jalan hidup yang telah disediakan, jalan kebajikan dan jalan kejahatan. Untuk itu, pada setiap manusia terdapat faktor-faktor penggerak untuk menuju ke dua jalan itu. Jika penggerak atau motif kepada kejahatan bersumber dari hawa nafsu yang digelitik oleh waswas setan untuk segera mencari jalan pemuasannya, maka penggerak kepada kebaikan sebenarnya merupakan gabungan dari berbagai motif yang diorganisir oleh aql dan qalb.

Meskipun manusia telah memiliki potensi kebaikan, tetapi penggerak kepada kebaikan tidak muncul dari ruang kosong, melainkan dari pengalaman perjalanan hidup seseorang, dari budaya di mana orang itu hidup, dan dari kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing orang. Orang yang berada dalam lingkungan maksiat tanpa ada stimulus kebaikan yang mengimbanginya, maka penggerak kepada keburukan akan lebih subur pada orang itu. Sebaliknya orang yang hidup di tengah lingkungan yang sehat dan baik, dan ia sendiri menempuh cara hidup yang baik seperti yang dilakukan oleh orang lain, maka penggerak kepada kebaikan akan muncul dan terpelihara. Dalam lingkungan yang kondusif pada kebaikan, akal dan qalb dapat mengorganisir tuntutan berbagai dorongan psikologis dalam dirinya untuk diarahkan sesuai dengan iklim psikologis di mana orang itu hidup.

Orang yang mengalami penderitaan karena dizalimi oleh sistem sosial, jika dorongan kepada kejahatan (negatif)-nya yang lebih dominan, maka dorongan psikologis yang berkembang pada orang itu adalah motif balas dendam. Sedangkan bagi orang yang potensi kebaikan (positif)-nya lebih kuat, ketika mengalami penderitaan karena dizalimi oleh sistem sosial, maka dorongan psikologis yang tumbuh dalam dirinya adalah motif untuk membela sesama orang tertindas.

Orang yang memiliki motif balas dendam, tingkah lakunya destruktif dan tidak terkendali, dan kepuasannya tercapai jika melihat lawannya menderita. Sedang orang yang tingkah lakunya tetap terkendali dan pemuasannya bukan pada melihat kekalahan lawan, tetapi pada kemampuan mengendalikan diri menahan amarah dan tidak bertindak destruktif sehinga meraih kemenangan dengan cara memuliakan orang lain sekalipun itu musuh atau orang yang paling dibencinya dimuka bumi ini. dalam bahasa jawa apa juga filosofi 'ngeluruk tanpo bolo-menang tanpo ngasorake.

Muncul dan suburnya penggerak atau motif kepada kebaikan juga berhubungan dengan cara hidup. Jika seseorang menempuh jalan hidup yang sesat, jauh dari petunjuk agama, maka penggerak kepada kebenaran terhalang pertumbuhannya, tetapi jika jalan hidupnya mengikuti petunjuk agama, beriman dan melakukan amal saleh, maka seperti yang diisyaratkan surat Yunus / 10:9, potensi iman yang ada di dalam hatinya mendesak dan mempengaruhinya untuk melakukan kebaikan.

Sesungguhnya orang-orang beriman dan melakukan amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Allah mereka karena imannya. (QS. Yunus / 10:9).

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa antara motif dan perbuatannya terdapat hubungan saling isi mengisi. Motif kepada kebaikan yang merespons dengan perbuatan baik, akan menyuburkan motif kepada kebaikan. Sebaliknya amal saleh yang dilakukan terus-menerus juga akan menumbuhkan motif-motif baru kepada kebaikan. Seperti orang yang melakukan kemaksitan dapat tenggelam dalam lumpur kemaksiatan, sehingga ia tidak bisa bangkit kembali, maka terbang melayang-layang di langit kebajikan akan memperluas wilayah dan memperkuat daya jelajah dorongan kepada kebajikan.
Sejalan dengan itu, Rasullah pernah mengatakan bahwa menempuh jalan ilmu akan memudahkan seseorang mencapai sorga.

Orang yang berbahagia adalah orang yang merespons secara positif dorongan psikologis kepada kebaikan yang ada dalam dirinya, selanjutnya ia merasa tenang dengan pilihannya, patuh kepada perintah Allah SWT dan melakukan secara maksimal perbuatan kebajikan. Orang-orang yang mencapai tingkatan ini diterangkan oleh al-Qur’an dalam surat al-Tawbah / 9:112.

Mereka adalah orang yang bertaubat, yang beribadat, yang bertahmid, yang mengembara, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar, ada yang memelihara hukum-hukum Allah. Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin itu (QS. al-Tawbah).

Nafs Sebagai Sisi Dalam Kita

Malam sudah begitu larut. Adzan Isya' sudah berlalu. Sebelum pulang anak-anak Amalia berdoa. Kami mendoakan kebahagiaan bagi semuanya.

Doa itu begitu khusyu' hingga doa itu hampir tidak terdengar ada suara. Selesai berdoa Ratna bertanya pada saya, 'apakah Allah SWT mendengarkan doa kita kak?' Saya katakan padanya doa yang terucap ataupun didalam hati semuanya akan didengar oleh Allah SWT.'

Surat al-Rad / 13:10, mengisyaratkan bahwa manusia mamiliki sisi dalam dan sisi luar.

Sama saja (bagi Allah SWT), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapan-ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari (Qs. al-Rad / 13:10).

Kesanggupan manusia untuk merahasiakan dan berterus terang dengan ucapannya merupakan petunjuk adanya sisi dalam dan sisi luar dari manusia. Al-Quran juga menyebut hubunngan antara sisi dalam dan sisi luarnya. Jiak sisi luar manusia dapat dilihat pada perbutan lahirnya, maka sisi dalam, menurut al-Quran berfungsi sebagai penggeraknya. Surat al-Syam /91:7 secara tegas manyebut nafs sebagai jiwa. Jadi sisi dalam manusia adalah jiwanya.

Sekurang-kurangnya al-Quran dua kali menyebut nafs sebagai sisi dalam yang mengandung potensi sebagai penggerak tingkah laku, yaitu pada surat al-Rad / 13:11 da surat al-Anfal / 8:53.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mareka merobah keadaan yang ada pada nafs mereka (Qs. al-Rad / 13:11).

Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada nafs mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. al-Nafal / 8:53).


Surat al-Rad / 13:1-7 menyebutkan tentang kekuasaan Allah dan kesempurnaan ilmu-Nya pada sistem jagad raya, serta keheranannya terhadap orang yang tidak percaya. Ayat 8-9 menyebutkan kesempurnaan pengetahuan Allah SWT terhadap kapasitas dan proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan Ibunya. Allah telah menetapkan kapasitas manusia atau persatu sejak dini. Ayat 10 mengisyaratkan bahwa manusia memiliki sisi luar dan sisi dalam, sisi yang tampak dan sisi yang tidak tampak, yang keduanya tampak jelas bagi-Nya.

Pada ayat 11, al-Quran menegaskan komitmen Allah SWT dalam memberikan rahmat kepada manusia, yakni dengan mengirimkan malaikat rahmat untuk selalu menyertai, mengawasi dan menjaganya. Meskipun demikian manusia tetap diberi ruang yang besar untuk menggapai apa yang diinginkan, sehingga apa yang dicapai bergantung usahanya. Allah SWT tidak hanya memberikan anugerah berupa nikmat kepada manusia atau masyarakat, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut serta dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Jadi pada surat al-Rad / 13:11 mengisyaratkan peluang keberhasilan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada surat al-Anfal / 8:53 secara lebih jelas disebutkan bahwa apa yang ada pada suatu kaum itu ialah nikmat Allah SWT bagi manusia. Ayat sebelumnya (52) dan sesudahnya (54) secara jelas menceritakan pasang surut kejayaan dan keruntuhan Firaun dan orang-orang sebelumnya di mana siksaan Allah datang disebabkan oleh perbuatan mereka mendustakan-Nya. Jadi surat al-Anfal /8:53, mengisyaratkan bahwa kejayaan suatu kaum bergantung kepada apa yang ada dalam nafs mereka, karena Allah SWT tidak akan mencabut atau mendatangkan suatu tingkat kesejahteraan begitu saja kepada suatu kaum tanpa peran mereka, dan peran itu bersumber dari apa yang ada dalam nafs mereka.

Dengan demikian kata mengisyaratkan bahwa nafs itu merupakan sisi dalam manusia yang juga merupakan wadah bagi suatu potensi, dan sesuatu itu sangat besar perannya bagi perbuatan manusia. Apa yang ada di dalam nafs manusia berperan besar dalam mempertahankan, menambah atau mangurangi tingkat sosial ekonomi masyarakat. Baik surat al-Rad maupun al-Anfal menghubungkan apa yang ada di dalam nafs,-dan dari sana lahir perbuatan akan dapat melahirkan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan manusia di muka bumi ini.

Pekerjaan melakukan perubahan adalah pekerjaan yang melibatkan gagasan, perasaan dan kemauan. Oleh karena itu apa isi anfus seperti yang dimaksud dalam term pastilah suatu potensi, atau sekurang-kurangnya diantara muatan nafs adalah potensi, yakni potensi untuk merasa, berpikir dan berkemauan. Dari term dapat dipahami bahwa nafs bukan alat, tetapi lebih merupakan ruang dalam atau rohani manusia yang sangat luas dan juga manampung aneka fasilitas, ibarat ruang besar yang berkamar-kamar, menampung seluruh aspek nafs manusia, yang disadari maupun yang tidak disadari.

Hal ini diisyaratkan dalam surat Thaha / 20:7 yang berbunyi:

Dan jika kamu mengeraskan suaramu maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.

Menurut al-Maraghi, al-sirr atau rahasia adalah apa yang dirahasiakan seseorang kepada orang lain, sedangkan makna akhfa atau yang tersembunyi adalah apa yang terlintas di dalam hati tetapi sudah tidak disadari, sama dengan apa yang dalam istilah Ilmu Jiwa disebut alam bawah sadar.