Minggu, 31 Mei 2009

Solusi Yang Indah

Malam belum begitu larut, anak-anak Amalia sedang membacakan satu ayat yang sangat indah. Saya dan Mas Andri duduk mendengarkan. alunan ayat itu dibacakan oleh Ratna.

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Alloh, Kami akan memberikan kepadamu alfurqon. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Alloh mempunyai karunia yang besar.(QS.Al Anfaal-29).

'Maha Suci Alloh dengan segala firmanNya.' begitu yang diucapkan oleh Mas Andri. dalam penuturan Mas Andri malam itu bahwa Arogansi kita sebagai manusia seakan-akan kita mampu menyelesaikan semua malah dalam kehidupan kita. Padahal jika kita mau jujur banyak masalah yang kita tidak bisa diselesaikan.'

tentang arogansi dalam kehidupan Mas Andri mempunyai pengalaman yang sangat sulit. Usahanya didunia bisnis bangkrut ditipu oleh temannya sendiri. Ditengah kehancuran itulah Mas Andri melakukan sholat malam. Katanya, 'saya sudah mentok dalam banyak hal. saya tidak tahu lagi apa cara apa yang harus saya lakukan selain sholat malam.' Setelah Mas Andri sholat malam dirinya mimpi bertemu ibunda tercintanya. Di dalam mimpi itu Sang ibundanya berpesan. 'Andri, jika usahamu ingin lancar..coba tingkatkan ibadahmu..'

Mimpi malam itu benar-benar menghujam di dalam hatinya. sejak ibundanya meninggal sewaktu dirinya SMA kelas satu ada sebuah kerinduan. Mas Andri teringat masa-masa kecil mengaji bersama sang ibu. ibunya senantiasa mengingatkan jika dia lalai dalam sholatnya. Mimpi itu seolah membangkitkan energinya yang telah lama diabaikan. Usaha tanpa disertai dengan peningkatan ibadah sholatnya menjadi sia-sia.

'Menyelesaikan masalah tanpa peningkatan ibadah rasanya kok sia-sia sebab tanpa doaberarti kita telah terjangkiti rasa sombong.' begitu tuturnya.

Dengan meningkatkan ibadah sholatnya Mas Andri menemukan sebuah solusi yang indah. Usahanya menjadi lancar dan hikmah lainnya keluarganya semakin rukun serta bahagia. Diakhir perjumpaannya dengan saya malam itu Mas Andri mengatakan, 'Rasio kita, memiliki banyak keterbatasan.Oleh karena itu tanpa campur tangan Alloh SWT tidak mungkin keterbatasan rasio mampu mengatasi semua masalah. Paling tidak, dengan pengalaman jatuh bangkrutnya usaha saya, saya makin menyadari bahwa akal kita amat terbatas sehingga memerlukan pertolongan Alloh.'

Bersyukur di Pagi Hari

Menyambut pagi hari yang indah, saya dan istri senantiasa mengajak Hana untuk bersyukur dipagi hari. Di pagi hari setelah sholat subuh berjamaah bersama istri dan hana tak lupa jalan pagi. Keberkahan dalam hidup inilah penting bagi kami untuk menanamkan pada Hana bagaimana bersyukur dipagi hari ketika mengawali hidup.


Setiap mukmin dianjurkan untuk bangun tidur pada pagi hari sebelum subuh, karena sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah, bahwa saat pagi hari menjelang subuh itu merupakan saat-saat penuh berkah. Rasulullah bersabda:

Ummatku diberkati Alloh (ketika mereka bangun) di pagi hari (burika liummati fi bukuriha).

Berkah artinya terkumpulnya kebaikan ilahiah pada seseorang atau sesuatu atau suatu waktu seperti terkumpulnya air di dalam kolam (tajam¬mu` al al khair al Ilahy ka tajammu` al ma fi al birkati). Dalam kehidupan sehari-hari, berkah artinya terdayagunakannya nikmat Tuhan secara optimal. Orang yang bangun pagi akan memperoleh udara bersih, kesegaran badan, dan peluang bekerja yang lebih banyak.

Ketika bangun tidur dianjurkan untuk membaca doa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, sebagai berikut:

Al hamdu lillahillazi ahya na ba`da ma ama tana wa ilaihin nusyur
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada Nyalah kami kembali.

Rasulullah juga mengajarkan doa yang seyogyanya dibaca setiap pagi, sebagai berikut:

Allahumma bika asbahna wabika amsaina wa bika nahya wa bika namutu wa ilaihin nusyur

Artinya: Ya Alloh, dengan namaMu aku memasuki pagi hari dan dengan nama Mu pula aku memasuki sore hari. Dengan nama Mu ya Alloh aku hidup, dan dengan nama Mu pula aku mati, dan kepada Mu lah tempatku kembali.

Sabtu, 30 Mei 2009

Diary Cinta Ukhti

Diary Cinta Ukhti

Kanvas cinta ini terlukis isi hati seorang muslimah. Tangannya tak akan pernah letih untuk mencurahkan segala isi hatinya.


“ Hhhfffhhh……” desahku perlahan tapi pasti, seolah dengan nafas yang aku keluarkan ini luruh pula segala beban yang merisaukan hatiku. Sesuai dengan kebiasaanku, seusai Shalat Isya aku duduk di meja belajarku. Tapi kali ini entah apa yang membuatku begitu enggan membuka buku pelajaran. Ada perasaan yang mendorongku untuk membuka buku ungu bermotif kupu-kupu di pojok meja belajarku. Begitu lama, sekitar 3 bulan tak pernah sedetikpun kubuka buku mungil penenang jiwaku itu. Kubiarkan dia kosong dan dingin tanpa ungkapan isi hatiku.
“Terlalu banyak kisah yang luput dari goresan penaku. Di duniaku yang baru ini terlalu banyak suka dan duka yang telah aku kecap, dan selalu saja ada cinta……. Aku tidak akan pernah menduga bahwa aku akan dekat dengan Ardian, kak Ardian begitulah aku menyebut namanya. Seseorang yang begitu indah untuk kukenal… Tapi dia hanyalah sebuah ilusi, kedekatanku denganya hanya dalam maya. Tidak Ya Allah,,, Hamba mohon jangan! HambaMu ini begitu takut… Hamba takut telah menyukainya… Hamba takut telah jatuh cinta kepandanya…Hamba takut yang hamba rasakan ini berarti cinta… Hamba tidak ingin mimpi ini… Hamba takut perasaan ini… Hamba tak ingin, tapi tetap tak bisa mengingkari… Hamba ingin lari, tapi tetap terjejat… Apakah hamba harus menuruti hati ini? Ya Allah, Hamba tidak ingin terluka lagi. Hamba tak ingin bertepuk sebelah tangan. Hamba ingin bangun dari mimpi ini ”
Tak terasa air mata pun mengalir di pipiku, aku terisak. Sakit begitu sakit. Air mataku inipun seolah tak pernah sanggup melarutkan lukaku. Diaryku basah oleh air mata, hingga sebagian kata-kataku terhapus air mata.
Aku mengingat kembali bagaimana aku bisa seperti ini terhadapnya. Tangisan malam ini mengingatkan segala hari yang telah kulalui sehingga aku bisa mengenalnya, hingga aku jatuh cinta padanya. Saat itu aku sedang bersenda gurau dengan teman-temanku. “ Ciyyeee…. yang nge-fans sama Kak Ardian. Seneng yah udah dapet alamat Friendsternya?? Hayoo traktiran dong!!” Kata Rena kepada Permata yang lagi nge-fans berat sama kakak kelas yang bernama Ardian itu. “Kak Ardian itu yang mana sih?” Tanyaku polos pada mereka. Serentak mereka yang semula tertawa menjadi diam. Mereka benar-benar kaget dan mungkin shock mendengar pertanyaanku. “Nisya, kamu gak bercanda kan? Nisyaku sayangku manisku cintaku…. Kamu gak tau siapa Kak Ardian? Ya Allah… Kemana aja sih? Kak Ardian itu salah satu “Idol”nya SMA kita tau!” Kata Rena dengan menggebu-gebu yang menekan kata “idol” seolah menghinaku bahwa akulah Gadis Ter-kuper sejagad SMAku ini.
Beberapa hari kemudian……
“Eh, ada Kak Ardian tuh. Aduh aku jadi gugup deh.” Kata Permata tiba-tiba saat kami sedang berjalan menuju kantin sekolah. “Yang mana sih?” Tanyaku. “Itu lho cowok yang lagi jalan sama temenya sambil bawa-bawa buku.” Mataku langsung menyorot dua orang cowok yang sedang berjalan itu. Astaghfirulloh….. Ternyata yang namanya Kak Ardian itu adalah cowok yang diam-diam aku kagumi tanpa aku tahu namanya. “Nisya? Kamu gak papa kan?” Partanyaan permata itu membuyarkan segala lamunanku. “Heh?? Nggak kok nggak papa. Oalah…. Itu tah yang namanya Kak Ardian?” Kataku. “Iya… kenapa?” Permata sedikit penasaran. “ Nggak kok.” Jawabku singkat.
Lama kelamaan aku mulai mengenal sosok Kak Ardian itu, mulai dari saling berkirim pesan lewat Friendster, juga lewat fasilitas Chatting yang sedang Booming d sekolahku. Aku mulai tahu kesukaanya. Aku mulai tahu sebagian kecil tentangnya. Aku merasa nyaman bisa ngobrol denganya lewat ‘Dunia Maya’ itu.
< Kakak suka baca buku ya?
> Iya, kenapa? Kamu punya buku bagus?
< Oh… Iya aku punya kak. Buku “Diatas Sajadah Cinta”. Kakak mau pinjem?
> Iya, aku pinjem ya?
< Oke, aku ngasihnya gimana?
> Besok aku ambil di kelasmu
Keesokan harinya, dia datang ke kelasku. Segera saja aku serahkan buku bercover biru laut itu. “Aku pinjem ya?” Katanya singkat., Ia tersenyum. “iya” jawabku. Akupun membalas senyumnya.
Tak terasa waktupun silih berganti datang dan pergi membawa segala kenangan tentangku dan dia. Lewat layanan Aplikasi Chatting itu kami begitu dekat, tertawa, curhat, bahkan pernah kami memakai emotion yang sma, yaitu ‘in love’ atau jatuh cinta. Diaryku pun jadi tempatku meluapkan segala rasa, melupakan segala Curahan Hatiku kepada Allah yang meskipun tanpa aku bererita. Beliau sudah maha Mengetahui segalanya. Di diary cintaku kugoreskan………….
Aku gadis yang sedang jatuh cinta
Aku gadis lahir disaksikan langit
Hidup bersanding takdir
Aku sedang jatuh cinta
Seulas senyum menghiasi wajahku
Semburat cahaya berasal dari gelora mataku
Gontaian kakiku pasti melangkah
Ayunan tanganku pasti berkarya
Gerak tubuhku pasti dinamis
Khayalanku adalah indah
Pikiranku adalah optimis
Mekarlah taman bunga di hatiku
Dikelilingi kupu-kupu warna-warni
Aku sedang jatuh cinta.

Siang itu disekolah…………….
“ Pengumuman, kepada seluruh anggota Rohis sekolah harap segera berkumpul di Ruang himpunan Rohis. Syukron!” Suara itu terdengar dari pengeras suara sekolahku. Saat itu, segera saja kulangkahkan kakiku menuju Ruang Himpunan Rosis. Senyum tak pernah lepas dari bibirku. Hatiku berbunga. “ Assalamualaikum….. “ kataku kepada seluruh umat yang telah berkumpul di ruang rohis. Acara Rohis hari itu begitu menyenangkan karena topik yang dikaji adalah cinta. Masih jelas kuingat kata-kata Pak Ahmad “Seeorang yang mencintai karena sebab maka akan hilang dengan sendirinya seiring hilangnya sebab.”
Malamnya, ketika semua kewajiban usai kurampungkan segera saja kubuka aplikasi chatting di HPku. Betapa bahagia hatiku, ketika saat itu kulihat Kak Ardian on-line. Malam itu, aku larut dalam rasa cinta yang sangat dan amat. Senyum tak henti tersimpul di bibirku.
Beberapa hari kemudian, saat aku usai pulang dari kegiatan menginap Rohis, dia mengirim SMS kepadaku tapi dengan nomor Hp temanya, kamipun bercerita banyak hal. Namun betapa terkejutnya hatiku, ketika kata-katanya mulai berubah aneh. Ketika dia membalas.
“ iya dek, aku pengen kita lebih dari teman”
Rasa tak percaya muncul kerena itu sungguh mengejutkanku. Tapi jujur ada rasa bahagia dalam hatiku. Segera saja kubalas pesanya itu dengan penuh tanya. Ku pertanyakan keseriusanya.
“SERIUS!”
Jawaban yang singkat yang mebuatku begitu gugup. Namun, ters saja aku tidak menunjukan kepercayaan sedikitpun terhadapnya. Hingga pada akhirnya…..
“Iya dek, maaf ini bukan Ardian. Aku temenya. Ardian gak ada. Gak tau kemana. Maaf udah ngerjain kamu”
Ternyata keraguanku terjawab dengan sebuah kenyataan pahit. Namun tetap saja kututupi segala perasaanku kepada temannya itu. Jujur, ada persaan kecewa yang dalam di hatiku. Tapi, aku mencoba untuk melupakan kejadian itu, seolah tak terjadi apapun. Kulalui saja hariku seperti biasa. Tapi nampaknya, perassanku terbaca oleh teman-temanku. Akupun menyuruh mereka untuk diam karena aku tak ingin dia menghindar dariku karena aku mencintainya. Dalam dan semakin dalam cintaku.
Malam itu, iseng saja aku kirim pesan kepadanya.
“ Curigai hatimu apakah cinta yang di rasa cinta karena terselubung nafsu dari sisi keliaranmu, ataukah cinta yang mapu untuk menyambut kehadiran rahmat ALLAH.”
Namun jawaban yang sangat aneh yang aku dapat.
“ Sanggup ^_^”
Segera kubalas pesannya itu dengan penuh keheranan.
“sanggup? Maksudnya?dasar kakak kelas yang benar-benar aneh ^_^”
Beberapa saat kemudian
” iseng aja. Enak aja aku gak aneh ya. Ada-ada aja kamu itu. Gak nyadar kalo kamu sendiri yang aneh”
Senyumku langsung mengembang. Segera kubalas pesanya itu.
“ aduh…. Udah tau aneh kug gak mau mengaku. Dasar! Yaudah dehsesama orang aneh dilarang saling menghina.”
Aku tunggu, tapi pesan darinya tak jua datang. Segera saja aku beranjak tidur.
Seperti biasa, di sepertiga malam aku bangun untuk Shalat tahajjud. Meminta petunjuk kepada yang Maha Pemberi Petunjuk. Sebelum aku beranjak ke kamar mandi untuk wudhu, kulihat di Hpq ada sebuah kotak surat yang menunjukkan ada sebuah pesan yang minta dibaca.
“ Maaf baru bales, dah tidur ya? Have a nice dream”
Siapa lagi pengirim pesan itu selain Kak Ardian. Hatiku begitu damai , kepada Allah Yang Maha Pengasih aku curahkan segala rasaku. Segala doa yang terbaik kupanjatkan untuk orang-orang di sekitarku. Air matapun terhenti menetes.

Tak terasa enam bula sudah waktu berlalu, Minggu itu adalah minggu-minggu yang paling menyebalkan bagi siswa-siswi SMAku. Apalagi selain Ulangan Semester I. Tapi bagiku ini adalah minggu ini adalah minggu yang sangat menyakitkan. Aku sakit, dokter mengatakan aku terlalu banyak kegiatan sehingga kurang istirahat. Betapa tidak tak kurang dari 3 ekskul di sekolah aku ikuti Masih aku ingat kata-kata penuh perhatian yang Kak Ardian kirimkan padaku.
“ Jangan pulang sore terus, ntar kamu kecape’an lho. Aku gak mau kamu sakit.”
Tapi, apa lagi yang bisa aku perbuat, aku terlalu larut dalam kesibukanku dalam berbagai ekskul. Hingga akhirnya dia tahu, aku sedang sakit. Dia mengatakan kepadaku agar aku menjaga kesehatanku. Tiga hari aku terbaring sakit di rumah, aku bosan dan menyesal. Inilah cara yang diberikan oleh Allah kepadaku untuk mensyukuri indahnya sehat.

Hari-hari terus berlalu, betapa resah hatiku. Ketika tak kulihat dia on-line, tak sepesanpun dia kirim, ketika bertemupun tak sepatah kata terucap darinya. Dia diam, dingin dan terlihat seperti menghindar.
“ Kenapa dia hanya terpaku dalam diam dan dinginya? Kenapa ia hanya tersenyum suram dalm diamnya? Kenapa dia menghindar dan mengacuhkanmu.. ia membuatku begitu didera Tanya. Apakah dia ragu? Atau ada seseorang yang telah mengisi harinya?Atau apakah dia tahu perasaanku hingga dia menghindar?ataukah dia sedang sibuk untuk persiapan berjuang menggapai cita-citanya?”
Kututup buku ungu itu dengan berlinag air mata. Ya Allah, apakah hamba begitu buta karena cintanya. Aku tahu Engkau yang Maha Pencemburu tak akan pernah rela melihat umatMu begitu terlena dengan cinta. Aku teringat perkataan Ukhti Ayu “ Cinta yang dimiliki manusia adalah CINTA ALLAH yang dimulai sejak dalam kandungan seorang ibu, bahkan sejak belum terciptanya bumi…. Cinta bukan hanya untuk orang tertentu. Tapi cinta itu untuk Sang Pencipta Cinta. Cintailah sesama insan, sesame makhluk demi cintamu kepada ALLAH.” Ukhti Ayu adalah kakak kelasku. Tapi sejak kegiatan Rohis, aku begitu dekat denganya. Ia telah aku anggap sebagai saudara. Ia berkata kepadaku agar tetap bisa menjaga hati.
Tapi tetap saja, hancur hatiku ketika aku tau dia begitu dekat dengan banyak gadis. Ketika aku melihatnya suatu pagi, dia berada di depan kelas X-2. Dia memberikan sesuatu kepada seorang gadis bernama Pelangi. Gadis yang memang cantik secantik namanya. Kenapa dia mengingkari kata-katanya sendiri, dia pernah bilang padaku bahwa ia begitu malu untuk ke area kelas X? saat itu saja dia menitipkan buku yang aku pinjamkan pada temanku. Aku begitu kecewa. Tamparan keras padaku. Akupun tersadar, aku bukan siapa-siapa dihatinya.
Saat aku melihatmu
Hatiku berdebar-debar dengan cepatnya
Ku berikan kau simpati
Dan perhatian yang tulus
Lalu kau balas
Semua perhatian yang telah kuberikan
Ku kira ini cinta
Kukira ini saying
Begitu besar harapan yang kuharapkan
Tapi tak kusangka
Ternyata perhatianmu kepadaku
Hanya sebatas teman. Tidak lebih. Hancur hatiku
Diaryku basah oleh air mata. Kepada Ukhti Ayu dan Nadya aku curahkan segala yang ada dalam hatiku. Dan mungkin kalian semua bertanya kemana Permata? Sahabatku yang telah membuatku mengenal sosok Kak Ardian. Ia kini menjauh, entah karena apa. “ Kamu marah karena aku dekat dengan Kak Ardian?” tanaku pada saat pulang sekolah. “ Kak Ardian? Enggak! Aku udah gak nge-fans lagi sama dia “ Katanya sambil beranjak pergi. Telah kucoba berulang kali bertanya padanya, tapi tetap saja ia tidak memberiku alasanya.
“ Coba kamu inget-inget lagi dek, apa keinginan kamu untuk mencintainya. Apakah hanya sebatas cinta? Atau keinginan untuk memiliki?” kata Ukhti Ayu, aku hanya terdiam. Muncul keingian untuku melupakanya. Melupakan segala rasa yang pernah ada.
Namun, bayangnya muncul lagi. Dia kembali meberiku sejuta harapan. Kami kembali seperti dulu, tapi tetap saja ada yang berubah. Dia tak perbah memulai pembicaraan sebelum aku yang memulainya. Tapi, sebuah panggilan baru muncul diantara kami. Akhi dan Ukhti, ya dia memanggilku Ukhti dan sebaliknya, aku memanggilnya Akhi. Mungkin itu gara-gara di dalam pesan singkat yang aku kirim kepadanya itu aku memanggilnya akhi. Kata-kata mutiara Islampun tak henti kukirimkan padanya. Betapa terkejutnya aku, ketika Santi seseorang yang juga dekat denganya berkata bahwa Kak ardian sudah tahu kalu aku menaruh hati padanya. Tapi kucoba untuk bersikap biasa saja di depanya. Dia juga bersikap biasa saja, kamipun kembali dekat, tapi tetap saja aku merasa ada yang lain darinya. Aku merasa ada yang berubah darinya.
Hal itu tak berlangsung lama beberapa hari lalu muncul lagi masalah yang begitu membuatku hancur dan terluka. “ La tahzan wa la Tahqof Nisya. Innallaha ma ana.” Kalimat itu terus aku ucapkan agar aku tetap tegar. Itu terjadi saat aku membaca SO di friendsternya. “ aku sayang kamu, tapi aku benci kamu….. P “. Hancur hatiku. Semua salahku karena aku telah memasukkan cinta kepadanya di hatiku. Kata-kata Pak Ahmad itu benar-benar terbukti, “ Apa saja yang engkau masukkan kedalam hati, jika engkau kehilangan itu, kau akan merasa sakit dan kecewa. Hanyalah allah saja yang ada di hatimu. Biarkan saja hanya Allah karena Allah tidak akan meninggalkan kita semua.”
Kugoreskan penaku di atas tubuh mungil buku diary berwarna ungu itu, tiap goresan pena itu seolah menyanyat hatiku. Sakit dan begitu sakit.
“ Semua hari-hariku yang diisi senyumu telah pergi. Itu terjadi hanya seperti sebuah mimpi., dating dan pergi begitu cepat. Saat itu kau menunjukkan perhatianmu yang lembut kepadaku, Aku mendadak mengerti betapa berharganya hidupku ini. Aku menatap langit yang gelap, tanpa satu bintangpun. Begitu kesepian dan suram tanpa sedikitpu cahaya. Menyadari bahwa langit sedang menemaniku. Aku berbisik kepada langit, Apakah aku salah jika mencintainya. Aku sepenuhnya mengerti bahwa aku takkan pernah menjadi sesuatu di hatimu. Aku sudah menyaksikanya bahwa kau sudah mencintai orang lain. Tapi mengapa jauh dalam hatiku, aku tetap mengharapkanmu. Satu-satunya hal yang seharusnya kuharapkan adalah kebahagiaanmu. Tapi mungki aku terlau egois, terlau buruk aku tidak mengharapkanya. Yang aku harapkan adalah untuk mengulang hari-hari itu.”

“Nisya, kamu udah tidur? Abi datang bawa martabak kesukaan kamu.” Teriakan Umi dibalik pintu itu itu membuyarkan segala lamunanku. . “Nisya sudah ngantuk Umi, Nisya juga kenyang.” segera kuhapus air mataku. “ Oh ya udah, cepet tidur ya sayang… Jangan lupa sama kewajibanya.” Kata Umi sambil berlalu dari pintu kamrku. Kututup buku Diary unguku yang tebal itu, dan akupun segera terlelap ke alam mimpi.

Kubiarkan waktu berlalu. Hari-hari di sekolah benar-benar membuatku malu, karena agaknya teman teman dekatku tahu tentang perasaanku kepada Kak Ardian. Aku begitu bahagia. Rani selalu menguatkanku saat aku mulai lalah. Sahabatku itu selalu tahu perasaanku. Iulah yang membuat cintaku kembali berkobar padanya. Merekalah penyemangatku. “semakin dalam relung sakit yg diabuat dihatiku, semakin dalam rasa sayangku padanya, waktu terus berlalu tapi kau masih tetap dihatiku”. Akhi dan ukhtipun dekat kembali. Teman-teman dekatku selalu membuatku kuat. Mereka meyakinkanku bahwa aku begitu pantas untuknya. Kujawab semua itu hanya dengan senyum. Tapi jauh dalam lubuk hatiku. Ada ribuan kuntum bunga yang mekar, indah… sangat indah.

Pagi ini aku bangun dengan begitu pucat, aku telah bermimpi… Sebuah mimpi buruk yang tak pernah kuharap itu menjadi kenyataan. Aku bermimpi Kak Ardian tiada. Masih lekat diingatanku. Ketika Shalat Subuh aku menangis, aku memohon pada Allah agar mimpi itu tak tejadi. Aku tahu semua orang akan tiada, tapi tetap saja aku berharap agar mimpiku itu tidak terjadi., karena dalam mimpiku Kak Ardian tiada saat di sekolah. Segera saja aku ceritakan mimpiku itu pada Kak Ardian. Diapun berjanji untuk menemuiku di kelas.
Suasana kelas sepi, hanya beberapa anak saja. Kami sedang sibuk mempersiapkan Event sekolah. Akupu sedang menunggu Kak Ardian, begitu gugup rasanya. “ Assalamualaikum…” Terdengar suara seseorang dari sosok yang begitu dekat di hatiku itu, kak Ardian. “Waalaikumsalam” akupun tersenyum. Diapun tanpa permisi masuk ke kelasku. “dasar aneh”gumamku perlahan. Akupu menceritakan mimpiku itu kepadanya. Dia hanya menanggapinya dengan senyum dan berkata, “ itu hanya mimpi. Aku sehat gini lho dek. Malah katanya itu pertanda umur panjang.” Akupun mengamininya. Teman-temanku berdesas-desus saling bertanya ada apa antara aku dengan kak Ardia. Tapi aku tidak menanggapinya. Nadya yang baru saja masuk kelas begitu terkejut melihatku bersama Kak Ardian. Diapun menggodaku dengan kerlingan matanya. Aku membalasnya dengan senyum tersipu. Ketika waktu menunjukkan pukul 13.30 Kak Ardian pamit untuk Shalat. “ wah akhiku jam segini baru sholat.” Godaku padanya. Seusia sholat, dia berpamitan pulang padaku lewat sebuah pesan
“ Assalamualaikum, ukhti aku pulang dulu ya dah sore.”
Akupun menyuruhnya untuk mengabariku ketika dia sudah sampai di rumah. Aku masih begitu takut dengan mimpiku. Ketika dia sampai rumah dia pun mengabariku. Hatiku begitu bahagia. Rasa bahagia itupun terlalu biasa katerna saat event sekolah berlangsung, secara kebetulan aku dan dia memakai baju dengan warna yang sama. Nadya, Cinta, dan Santi menggodaku.


Hari ini di sekolah aku begitu malas pergi ke sekolah. “kamu kenapa sih nisya? Dari tadi diem aja kayak patung. “ gak papa kog nadya, syukron udah perhatian sama aku.” Nadya memang benar-benar sahabatkku. Dia selalu tau keadaan hatiku. Hari ini adalah ulang tahun Cinta, teman sekelasku. Tim Ulang tahun kelas menyusun rencana untuk seperti biasa, memberi kejutan pada cinta.
Saat pelajaran biologi…………
“ Saya mendengar, di kelas ini ada yang selalu bermain Hp saat pelajaran.” Suara Bu Ifa itu memecah ruangan kelasku. Semua anak diam dan sunyi tak terkecuali aku. Bu Ifa telah terkenal sebagai guru yang ‘killer’. “Coba yang namanya Cinta maju kesini bawa hapenya.” Beliau memasang ekspresi yang benar-benar menakutkan. Cintapun maju ke depan kelas. Dia hanya menunduk ketakutan. “ Benar kamu selalu smsan ketika di kelas? Mana aku lihat Hpmu” Beliau langsung mebuka Hp itu. “ tidak bu” jawab Cinta pelan. “Bohoooong….. Bohooooooong……..” teriak ganknya yang juga tempatku mencurahkan perasaanku tentang Kak Ardian. “ Itu bu….. biasanya smsan sama paijo bu…..” lanjut mereka. Bu Ifa mengotak-atik tombol Hp itu. “ boleh saya buak Smsmu? Siapa paijo itu?”. “ Boleh bu, itu bu anak kelas XII.” Cinta menunduk. Perasaanku begitu kacau. Entah kenapa. “ Siapa?” tegas bu Ifa. “ Kak Ardian bu anak XII Bahasa.” Aku tersentak. “ kamu pacarnya tah?” Bu Ifa mencecarnya. Teman-teman bersorak sorai, tentu saja kecuali aku. Aku hanya menunduk. “ tidak bu! Santi yang pacarnya kak Ardian.” Deng…deng… Ada pisau yang tertancap di ulu hatiku. Sakit. “ Tidak bu.. tidak…” Santi mengelak. . “ Sudah… sudah… kamu tidak usah mengelak Cinta. satu satunya hukuman yang bisa kita berikan adalah……. Mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya….” Bu Ifa terenyum sambil memeluk Cinta. Teman-teman sekelas sontak menyanyikan lagu ulang tahun kepada cinta. Akupun mencoba untuk tetap tersenyum. Meskipun dalam hati aku menangis. Selama ini mereka selalu menyebut nama Paijo di depanku untuk saling mengejek. Aku tak pernah tahu yang mereka maksud adalah Kak Ardian. Cinta dan ganknya termasuk Santi tertawa. Mereka begitu bahagia. Akupun tak kuat lagi. “ Nad, ikut aku ke kamar mandi. Aku udah gak kuat.” Nadya yang sedari tadi mencoba menguatkanku langsung mengerti. Aku segera meminta ijin ke Bu Ifa, diluar kelas, air mataku langsung tercurah. Tak tertahankan lagi, hatiku begitu sakit. Aku tak pernah menyangka mereka akan nerbuat seperti ini kepadaku. Salah apa aku pada mereka? Nadyapun hanya bisa diam, ia membiarkanku tenang. Akupun kembali ke kelas.
Hari itu, benar-benar menyakitkanku. Akan tetapi yang lebih menyakitkan adalah ketika meresa tak merasa bersalah sedikitpun kepadaku. Mereka malah terlihat sangat bahagia.
Tak menduga rasa
Tak menduga kisah pahit tercipta
Sudah lama kita lalui bersama
Waktu etrus berjalan tnpa henti
Kau biarkan aku terdiam membeku
Kau Khianati kepercayaanku
Apa ini balasan sebuah persahabatan?
Hancurkan hatiku
Terlihat oleh mataku
Kau bahagia saling mengejek dia kekasihmu
Kau tertawa diatas sakit yang kurasa
Tapi akutetap memaafkanmu
Semoga kau menyadarinya.

Peristiwa itupun tak aku perdulikan karena telah terganti oleh keindahan tiada tara, Kak Ardian kini telah menganggapku sebagai adiknya. Adik yang tidak akan pernah dia lupakan, begitu katanya padaku. Diapun tak sungkan lagi berkata bahwa aku ini adiknya, meskipun hanya lewat pesan, aku tetap saja bahagia. Aku semakin tidak bisa menutupi perasaanku darinya. Tapi tetap aku paksa, karena aku tak amu dia menjauh pergi dariku.
Kemana lagi aku harus
Berlari darimu sembunyi
Derai senyuman garis wajahmu
Mengikuti giang suara
Indah matamu menghantui
Peristiwa-peristiwa menjelma mimpi
Dengan apa lagi aku harus berpura
Laku tingkahmu tiada kuduga
Aku igin mencintaimu biasa saja
Diam dan tanpa kata
Biarlah aku seorang pemuja
Mencintai tanpa meminta
Merindui tanpa kau tahu
Aku igin mencintaimu biasa saja

“ Kak Ardian mau ngelanjutin study ke Jakarta.” Begitu kata Nadya. Akupun tersadar sebentar lagi dia akan lulus dan dia akan melanjutkan kehidupanya. Akupun tersadar dengan datangnya UNAS itu, aku akan segera berpisah denganya.
“Tapi bagaimana aku akan berkata selamat tinggal? Kepada seseorang yang tak pernah aku miliki. Kenapa tetes air mata jatuh demi seseorang yang tidak pernah menjadi kepunyaanku? Kenapa aku merindukan seseorang yang tidak pernah bersamaku? Dan ku bertanya, kenapa aku mencintai seseorang yang cintanya tidak pernah untukku.”
“ Yah, mau diapain lagi. Masak ya aku melarang dia?” jawabku singkat. “ Kamu gak usah bohong dari aku Nisya. Aku ini sahabatmu, aku tahu siapa kamu. Jangan bohong Nisya.” Nadya menatapku, tajam. Akupun tertunduk, air mataku mengalir. Deras dan semakin deras. Nadya memeluku. Dia mengerti perasaanku.

Kak Ardianpun memintaku agar mendoakanya lewat sebuah sms.
“ Dek, doain aku ya? UNAS udah bentar lagi.”
Akupun membalasnya dengan kesungguhan karena aku ingin segala yang terbaik untuknya.

Hari yang tak pernah ku inginkan itupun terjadi. Saat acara perpisahan sekolah, semua orang larut dalam kesedihan. Akupun hanya menunduk, hatiku perih. Inilah akhir dari cintaku. Pejuang yang tak mendapatkan cintanya. Aku tau Allah telah megatur segalanya. Aku yakin jarak bukanlah masalah, karena aku akan tetap mencintainya. Meskipun dia tak pernah membalasnya. Aku akan tetap mencintainya.
Hanyalah Sebatas Mimpi
biarkan cinta mengalir
bagaikan hembusan angin
dengan kelembutannya
mencoba menyentuh hati
mengisi ruang di hati
melepaskan hati yang terbelenggu
kesedihan dan kehampaan
menerangi jiwa yang menangis
menari dengan hati yang hancur
mencoba tersenyum walau hati terasa perih
demi sang kekaih tercinta
s'galanya kan terjadi bagaikan mentari yang bersinar
menerangi setiap jalan yang kau tempuh
dengan cahayanya yang lembut
menghangatkan hati yang t'lah membeku
kosongkan hati dan mimpi
biarkan cinta ini menyelimuti hati
menyatukan serpihan-serpihan hati yang hancur
ciptakan mimpi yang terindah
dengar dan rasakan bisikan hati yang sepi
yang ingin merasakan
indah cinta yang kau beri,dan yang kau miliki
walau hanya sebatas mimpi
Catatan terakhirku di Diary Unguku, karena tak terasa telah terisi penuh. Kusimpan Diary itu seperti kusimpan cintaku pada Kak Ardian. Akan kujadikan Diaryku ini menjadi saksi cintaku. Bahwa aku Zenisya shavitry cinta kepadanya. Bahwa sampai kapanpun aku akan tertap menuggunya. Meskipun nanti dia tak akan pernah datang kembali.

( Semoga ukhti semua bisa mengambil manfaat dari cerita ini )

Ikhwan Sejati


Hari ini aku belajar dan mengetaui arti dari seorang Ikhwan yang sejati. Ikhwan bagiku bukan hanya seorang laki-laki muslim saja, tapi ikhwan adalah dia yang beriman. Tapi beriman itu tidak hanya di bibir saja. Tapi imanya itu dari hati.

Ikhwan sejati itu adalah dia yang selalu menunjukan ke-ikhwananya, dimanapun dia berada dan dalam kondisi apapun dia. Ikhwan sejati adalah dia yang berani berkata TIDAk pada kemudhorotan. Ikhwan sejati adalah ia tetap bersikap sebagai seorang ikhwan, di depan seorang ikhwan dan ukhti lainya, atau bahkan di depan orang kafir sekalipun.
ikhwan sejati.... yang bisa menjaga hati, saat rasa itu datang dalam jiwanya. so, buat akhi-akhi semua, sudahkah kalian menjadi Ikhwan sejati?? : )

Kamis, 28 Mei 2009

Penjual Putu

Kemaren sore sepulang kerja istri saya minta dibelikan putu. Setiap sore hari biasanya ada penjual putu yang selalu lewat di depan rumah kami. begitu penjual putu lewat, saya langsung memesan putu, yang saya suka putunya berwarnai hijau yang terbuat dari pandan yang harum. Rasanya manis dan empuk.

'Bang Putu ya..'kata Hana. 'Baik neng.'jawab penjual putu. 'lagi rame ya bang.'tanya saya. 'alhamdulillah, rizki selalu ada mas agus.'katanya. Rasa kecukupan yang dimiliki oleh penjual putu adalah kekayaan yang teragung yang menghasilkan rumah-rumah cinta yang teduh dan dan menyejukkan bagi penghuninya.

Rumah yang teduh dan menyejukkan hanya akan ditempati oleh penghuninya yang memiliki 'deep listening' dan 'loving speech'. Kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik dan bertutur untuk membantu bukan menyakiti hati orang lain itulah yang membuat rumah menjadi indah sebab para penghuninya menghiasi dengan bertutur kata penuh kasih terhadap sesamanya yang bermuara dari rasa kecukupan terhadap semua anugerah Alloh SWT.

Saya teringat kata-kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib, 'Bila hati penuh syukur, kita menemukan cinta dimana-mana.' Kali ini saya menemukan cinta yang agung didalam hati yang penuh rasa syukur dari seorang penjual putu.

Rabu, 27 Mei 2009

'Amalia Love Green'

Sudah menjadi kebiasaan istri saya suka sekali menanam bunga. sewaktu kami tinggal di rumah petakan diruang yang sempit masih sempat untuk menanam bunga dalam pot. Awalnya saya heran bagaimana istri saya bisa merawat dan memlihara bunga yang didalam ruang sementara lahan tempat kami tinggal sangatlah sempit.

Belakangan saya bahwa menanam bunga dalam pot bertujuan untuk mendinginkan udara disekitar rumah, menyegarkan pikiran karena senantiasa melihat kesegaran alam. Bahkan istri saya juga menolak dilakukan untuk foging atau penyemprotan untuk nyamuk, lebih memilih menanam bunga Lavender.

Di Rumah Amalia menjadi terlihat hijau dengan tanaman bunga, pot-pot menghjaukan rumah Amalia, dihalaman, diteras bahkan juga digantung disekeliling rumah Amalia dan yang paling penting adalah anak-anak terlibat dalam pemeliharaannya. Kegiatan ini kami ingin menanamkan sejak dini pada anak-anak Amalia betapa penting mencintai alam. Semangat terhadap alam kami menyebutnya dengan 'Amalia Love Green.' Amalia mencintai alam yang hijau.

Kegiatan 'Amalia love Green' lebih difokuskan pada kegiatan menanam bunga didalam pot untuk anak-anak Amalia. Bisa menggunakan kaleng bekas, botol bekas. Medianya meliputi tanah, bisa juga pasir, ijuk, serbuk gergaji dengan berbagai macam tanaman. Harapan dari kegiatan 'Amalia Love Green' adalah anak-anak Amalia bisa lebih menyayangi alam dengan menanam bunga dan taman bunga disekitar rumahnya masing-masing.

Cahaya Dibalik Derita

Dalam kehidupan jalan keindahan tidak sepenuhnya lurus dan mudah, semakin indah sebuah tujuan semakin terjal dan berliku jalan yang harus dilaluinya. Itulah sebabnya dalam perenungan jiwa menemukan cahaya dibalik derita. Bagi kita seringkali penderitaan identik dengan sakit, kematian, duka cita dan kesedihan tentunya tidak bisa dipungkiri bahwa semua ini sesuatu yang manusiawi. Sedikit jiwa yang berkenan menggali lebih dalam bahwa setiap penderitaan merupakan tersingkapnya cahaya kehidupan dibalik semua penderitaan.

Bagi Mas Yan yang saya kenal, cahaya kehidupan itu adalah ikhlas dan kepasrahan kepada Alloh SWT. Jalan yang terjang dan berliku telah dilaluinya. Putranya yang berusia sepuluh bulan harus operasi tumor pada penyangga usus besarnya. Padahal sebulan sebelumnya istri Mas Yan baru saja menjalani operasi jantung. Katanya, melihat istrinya yang menjalani operasi jantung karena terkena serangan jantung saya masih kuat. Namun menyaksikan operasi anak saya yang baru berusia sepuluh bulan rasanya saya tidak sanggup. Seminggu sebelum anak saya dioperasi seolah saya benar-benar sudah kehilangan dirinya, tuturnya yang tak henti bercucuran airmata.

Setiap malam Mas Yan senantiasa sholat tahajud. Memohon kesembuhan putranya. Ditengah doanya yang selalu dipanjatkan dirinya selalu membaca 'la haula walakuata ila billah' dia ikhlas atas semua apa yang telah dikehendaki oleh Alloh SWT. Jika sehat maka sehatkanlah ya Alloh, jika Engkau ingin mengambilnya..aku ikhlas..Ya Alloh..'begitu tuturnya.

Ditengah kegalauan yang dihadapinya ternyata telah mengubah gaya hidupnya, yang dulunya temperamental Mas Yan bisa lebih arif dan bijak ketika ada masalah di kantornya. Kebiasaannya berkumpul dengan teman-temannya sepulang kerja sudah lama ditinggalkan. Mas Yan lebih suka memilih ikut sholat berjamaah atau mengaji di masjid dekat rumahnya. 'Penderitaan yang saya alami secara bertubi-tubi, saya seperti telah menemukan cahaya yang menuntun saya untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Khaliq.' tuturnya.

Bahkan, katanya. Sebelum bekerja, teman-teman sekantornya turut memanjatkan doa untuk kesembuhan putra saya yang sedang menjalani operasi. 'Saya sampai terharu melihatnya.' 'Besoknya saya menemaninya menjalani operasi. alhamdulillah operasi berjalan dengan baik. Putra saya akhirnya bisa berkumpul kembali sampai sekarang sudah walafiat kembali.' lanjutnya.

Diakhir perjumpaan dengan saya Mas Yan mengatakan, 'Peristiwa ini, saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga Mas Agus Syafii. Keikhlasan dan kepasrahan kepada Alloh SWT yang telah membuat kami sekeluarga menjadi kuat. Itulah Cahaya dibalik penderitaan buat saya.' Subhanallah..Maha Suci Alloh....ucap Mas Yan berkali-kali.

--
'Sesungguhnya orang-orang beriman itu ialah orang-orang yang apabila disebut (nama) Alloh, gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, maka bertambah iman mereka karenanya. Dan kepada Alloh-lah mereka bertawakal'. (Q.S. Al Anfal: 2).

Selasa, 26 Mei 2009

Mengelola Sampah

Sewaktu Icha masih tinggal bersama kami, pernah suatu hari icha mendapati orang membuang sampah disamping rumah kami tinggal. 'kak agus, ada orang yang membuang sampah disamping rumah, kenapa ya mesti buang sampah ditempat kita?' tanya icha. Saya jelaskan pada icha bahwa mungkin saja orang itu dirumahnya tidak ada tempat sampah.

Kejadian ini sering kita jumpai. Betapa sulitnya mengelola sampah di kota-kota besar seperti Jakarta. Perilaku membuang sampah dirumah tetangga mudahlah dijumpai. Membuang sampah disungai, dijalanan dianggap lazim. Hal ini menandakan bahwa mengelola sampah yang berada dilingkungan kita tidaklah mudah namun mengelola sampah hati seperti kebencian, kemarahan dan keserakahan jauh lebih sulit untuk dikelola.

jika sampah barang dan sampah hati dikelola dengan baik maka kedua sampah akan banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari, seperti semalam anak-anak Amalia diajarkan oleh Mona untuk membuat pupuk organik dari sisa-sisa makanan atau buah2an yang sudah busuk. Mona memperagakan bagaimana mengolah sampah menjadi pupuk dengan cara sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak Amalia. lantas bagaimana dengan sampah-sampah hati? sampah hati mudah sekali kita jumpai acara reality show di televisi, seperti cacian, hujatan, gosip bahkan terkadang fitnah. Mengelola sampah hati berarti tidak membiarkan hati kita terkotori oleh segala kotoran (cacian, hujatan, gosip dan fitnah).

Jika hidup ditengah sampah, jangan lupa untuk menjadikan sampah sebagai pupuk, itulah yang diucapkan mona kepada teman-temannya Amalia. ditangan orang-orang yang mampu mengelola sampah banyak sekali manfaatnya yaitu untuk memupuk tanaman, untuk bunga-bunga yang tumbuh mekar dihalaman rumah dan juga sampah hati untuk memupuk agar hati senantiasa penuh bunga-bunga cinta bagi sesama.

Fitrah karakter

Senin kemaren dikantor saya kedatangan tamu. Kami biasa berdiskusi tentang kehidupan sehari-hari. Menarik sekali untuk disimak. 'Apa yang mendasari perbuatan dari apa yang kita lakukan?' Saya menjawabnya, 'Bahwa karakterlah yang berperan dalam perbuatan kita sehari-hari.'

Untuk menilai kualitas tingkah laku manusia, harus dibedakan apakah tingkah laku itu bersifat temperamental atau bersumber dari karakter kepribadiannya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai rangkasan yang datang dari lingkungan dan dari dalam dirinya sendiri. Temperamental berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, sehingga sulit untuk berubah. Temperamen bersifat netral terhadap penilaian baik buruk.

Adapun karakter, ia berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkah laku seseorang, yang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakatnya. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang, oleh karena itu ia dapat berubah, sejalan dengan bagaimana ia menilai pengalaman itu. Jika temperamen tidak mengandung implikasi etis, maka karakter justru selalu menjadi obyek penilaian etis. Seseorang boleh jadi memiliki temperamen yang berbeda dengan karakternya.

Ada orang yang temperamennya buruk (negatif) tetapi karakternya baik, sebaliknya ada orang yang karakternya buruk, tetapi temperamennya baik. Seseorang yang karakternya buruk akan semakin buruk jika ia juga memiliki temperamen buruk. Sedangkan orang yang karakternya baik tetapi temperamennya buruk biasanya ia segera menyesali dan merasa malu atas tingkah laku buruknya, meskipun hal itu selalu terulang kembali.

Maka pengendalian tingkah laku hanya dimungkinkan pada tingkah laku yang bersumber dari karakter, sedangkan tingakh laku yang bersumer dari temperamen pengendaliannya terbatas hanya pada meminimalkan, bukan pada perubahan. Tetapi yang pasti, manusia mempunyai kebebasan untuk memutuskan apakah ia beriman atau ingkar seperti dijelaskan dalam surat al-Kahfi / 18:29.

Ukuran kualitas tingkah laku mausia juga bisa dilihat dari apakah perbuatannya itu bersumber dari fitrahnya atau perbuatan yang sifatnya diusahakan (al-muktasab). Tingkah laku fitrah adalah perbuatan yang sumbernya dari naluri fitrahnya, yakni yang berhubungan dengan sistem biopsikologi dan sifat-sifat hereditas dan bawaan sejak lahir. Contoh tingkah laku fitrah adalah cara mengisap susu ibu yang dilakukan oleh bayi, cara bernafas manusia, gerakan refleks seseorang dan tingkah laku lainnya yang sejenis itu. Dalam hal tingkah laku fitrah, manusia berbuat secara spontan tanpa mempertimbangkan untung rugi maupun tujuan.

Meskipun manusia dilahirkan di tempat-tempat yang berjauhan dan berbeda zaman, tetapi tingkah laku fitrahnya sama karena fitrah itu berasal dari Alloh SWT dan bersifat baku. Menurut al-Qur’an fitrah manusia itu bersifat menetap, seperti yang tertera dalam surat al-Rum / 30:30. Sedangkan tingkah laku yang diusahakan, al-muktasab, adalah perbuatan yang bersumber dari gabungan pengetahuan dan pengalaman yang dipenjara manusia sejak lahir dan kemudian dijadikan kebiasaan. Dalam melakukan perbuatan ini manusia memperhitungkan untung rugi, baik untung rugi yang bersifat dekat, duniawi, maupun untung rugi yang bersifat jauh ke belakang, ukhrawi, pahala dan dosa.

Menurut al-Qur'an, tingkah laku yang diusahakan ini bisa saja diilhami oleh cara berpikir yang keliru atau jalan yang sesat seperti yang disebut dalam surat al-Baqarah ayat 102 atau Karena merindukan ridla Allah dan keteguhan jiwa seperti yang disebut dalam surat al-Baqarah / 2:265.

Al-Qur'an juga mengisyaratkan adanya tingkah laku yang tidak disadari akibat dari tingkah laku yang tidak terkendali. Tingkah laku yang didasari, adalah perbuatan yang dilakukan seseorang di mana pelaku memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengendalikan dirinya serta mampu memilih jenis perbuatan apa yang di pandang terbaik dan tepat dan mana yang tidak tepat untuk dirinya. Sedangkan tingkah laku yang tidak disadari adalah perbuatan seseorang yang berbeda dibawah pengaruh sesuatu yang menyebabkannya kehilangan kesadaran, seperti pengaruh minuman keras obat-obat terlarang.

Meskipun orang mabuk tidak menyadari perbuatannya, tetapi meminum-meminum keras atau menghirup obat-obat terlarang merupakan perbuatan yang disadari, oleh karena itu berbeda dengan gerakan reflek yang bersifat fitrah, al-Qur'an sudah mengingatkan akibat-akibat dari minuman-minuman keras itu menurut al-Qur'an dapat mengakibatkan seseorang, tanpa disadari melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. melakukan perbuatan keji seperti yang termaktub dalam surat al-Ma'idah / 5:90.

b. melakukan permusuhan dan kebencian seperti yang tersebut dalam surat al-Ma'idah / 5:91,

c. tidak menyadari apa yang dikatakan seperti yang diisyaratkan surat al-Nisa / 4:43.

Senin, 25 Mei 2009

Hidup Itu Karunia

Di Rumah Amalia, rumah dimana anak-anak belajar dan rumah bagi siapapun untuk saling berbagi kebahagiaan. Pada hari minggu kemaren dari pagi anak-anak Amalia sudah datang untuk bimbel. Jam 7 pagi Adi sudah datang. Setelah itu anak-anak berbondong-bondong berdatangan. Akhirnya kami memulai kegiatan dengan 'Smart Walking' Kak Rani, Kak Nia dan Kak Asep juga datang. Setelah kegiatan 'Smart Walking' anak-anak belajar matematika. Rupanya setelah kegiatan bimbel Rumah Amalia kedatangan tamu dari Canada. Spesial datang ke Rumah Amalia dan terakhir saya kedatangan tamu, seorang Ibu dengan dua putranya.

Malam itu Sang Ibu bertutur, 'Hidup itu adalah Karunia. Harus selalu disyukuri.' begitulah makna hidup baginya. 'belajar istiqomah adalah sebuah keharusan untuk senantiasa selalu bersyukur kepada Alloh SWT' lanjutnya.

Hobinya yang senantiasa menyayangi anak-anak yatim justru semakin bertambah setelah beliau sakit keras karena sembuh dari doa mereka. Tuturnya, 'Harus kita sadari bahwa pengalaman hidup manusia apapun bentuknya datang dari Alloh SWT. Orang lain menyebutnya ini ujian namun saya menyebutnya sebagai Karunia Alloh SWT agar saya meningkatkan ketaqwaan padaNya.' katanya.

kedua putranya berlari ke dalam rumah, sementara istri saya duduk menemani ibu itu. Hana berlarian dengan ketawa kecilnya. Sesekali beliau mengusap airmata yang jatuh dipipinya. Beliau bercerita terkadang dirinya berasa beruntung begitu banyak karunia Alloh untuk dirinya sebagai seorang 'single parent' tentunya tidak mudah baginya untuk menjalani hidup.

Hidup sendiri bersama kedua putranya memang merasakan berada dalam guncangan hidup. Rumah tangga yang dijalinnya selama 15 tahun ternyata harus kandas. Kegagalan dalam kehidupan rumah tangganya merupakan pukulan telak terhadap jiwanya justru setelah dirinya mengalami sakit berat yang dialaminya. Dalam kondisi seperti itulah kemudian saya membimbing sang ibu untuk menyerahkan semua persoalan hidupnya kepada Alloh SWT. Permasalahan hidupnya telah mencapai satu titik nadir yang harus dalam kondisi pasrah dan ikhlas menerima semua yang telah menjadi kehendakNya. alhamdulillah kondisi psikologisnya sudah menjadi baik dan percaya diri.

Beliau bertutur pada saya dengan penuh linangan airmata, 'Suara adzan yang mengalun sering mengalir perasaan sejuk. Suara mengaji membuat saya menangis. Kenangan masa kecil saya belajar mengaji dan belajar solat silih berganti hadir, semua terputus ketika saya hidup ditengah gemerlapnya dunia, berlimpahnya materi, suami yang sempurna, yang semuanya justru tidak bisa menolong apapun ketika saya dalam badai masalah yang terus bertubi-tubi menimpa keluarga kami.'

'Alhamdulillah, semua kejadian dan masalah telah menyadarkan saya hanya berserah diri pada Sang Khaliq-lah saya menemukan kebahagiaan sejati' tutur sang ibu. Malam semakin larut. Kebahagiaan itu hadir ditengah kami, sebagaimana yang dirasakan oleh setiap orang yang senantiasa ikhlas dan mensyukuri nikmat. 'Terima kasih Ya Alloh atas semua KaruniaMu' Ucap sang ibu diakhir perjumpaan kami.

Air Mata


Air mata... Heu kalo kita bahas masalah air mata pasti kesanya itu mello-mello teyus serba'' menyayat hati gitu kan? Aku yakin nih ukhti sama akhi semua sebagian besar pernah meneteskan air mata. Ntah itu buat keluarga, sahabat ataupun someone special. Apalagi buat ukhti-ukhti yang tervonis dengan sifat sensitif.. Tapi aku paling menentang anggapan orang bahwa air mata itu pertanda bahwa seseorang itu lemah, ataupun pendapat orang bahwa sifat SENSITIF = CENGENG. Bagiku, air mata itu adalah penguat hati kita. dengan air mata kita bisa melampiaskan segala beban yang ada dalam hati kita. Air mata membuat kita peka terhadap kondisi di sekitar kita. Kita harus menangis karena kita bersyukur atas semua anugrah yang di berikan Allah pada kita. Air mata itu keluar karena kita takut akan kekuasaan Allah.. Air mata itu adalah air mata bahagia, rasa syukur atas kasih sayang Allah pada kita semuaa. So, buat ukhti semuanya.....  Keep fight yah.. Allah also with us =)

Wujud Kasih SayangNya

Pagi ini datang ke kantor agak terlambat karena mesti menengok seorang teman yang terbaring dirumah sakit. Teman yang sering berbagi cerita. Sebagai seorang kontraktor dengan kekayaan yang terbilang berlebih mampu memberangkat haji bagi karyawannya. Awalnya dia sendiri adalah orang yang jauh dari agama.

Tiba-tiba datang penyakit yang membuat tubuhnya menjadi lumpuh. Hartanya yang berlimpah menjadi tidak berarti, berbagai jenis obat-obatan dari yang modern sampai tradisional sia-sia belaka. Sebuah mukjizat terjadi justru dengan melaksanakan sholat 5 waktu dan berdoa secara sungguh-sungguh dirinya menjadi sembuh.

'Menurut dokter sih kena darah tinggi' katanya. Pernah dibawa berobat ke Tokyo, Singapore, semua dokter angkat tangan. pergi kepengobatan alternatifpun juga dilakukan tidak ada guna. Sewaktu dirumah sakit seorang dokter mengatakan padanya, Bapak kan muslim, kenapa tidak sholat? berdoa kepada Alloh SWT?' 'Tau nggak mas agus syafii?'katanya. Perkataan Pak Dokter itu, saya bagaikan tersambar halilintar.' lanjutnya.

'Saya ini muslim, tapi tidak pernah tahu bagaimana sholat.' katanya. 'Sampai akhirnya saya meminta mas agus syafii mengajarkan saya sholat. Rasanya saya malu sudah tua kok malah baru belajar sholat ya?' katanya, wajahnya memerah, airmatanya tertumpah. Istrinya duduk disebelah Sang bapak dengan sabar menunggu dari semalam.

Dari saran dokter itulah beliau belajar sholat. Saya menuntunnya untuk sholat. sekalipun masih lemah, tangan dan kakinya belum bisa digerakkan namun niatnya yang sungguh-sungguh mendatangkan keajaiban dalam hidupnya. Perlahan-lahan kaki dan tangannya yang lumpuh sudah bisa digerakkan. Dokter dan banyak teman2 awalnya tidak percaya bahwa penyakit itu bisa disembuhkan. Bahkan bagaimana itu bisa terjadi? Wallahu a'lam. Saya juga tidak tahu didalam kehidupan ini penuh misteri ketika melihat sakitnya beliau. apakah obat yang telah menyembuhkannya? ataukah doanya yang luar biasa?

Katanya, 'Yang pasti satu hal Mas Agus syafii, semua ini karena wujud Kasih SayangNya. Alloh mengingatkan saya agar kembali padaNya.' Karena itulah beliau benar-benar pasrah kepada Alloh SWT. dan ternyata beliau sembuh.

Sesampai di kantor saya selalu teringat akan doanya yang diucapkan sungguh-sungguh dikala beliau selesai sholat. 'Ya Alloh aku panjatkan puji syukurku kepadaMu karena sakitku ini adalah wujud kasih sayangMu kepadaku'

Jumat, 22 Mei 2009

Amalia Ceria

Anak-anak Amalia adalah generasi Ulul albab dimasa depan. Sebagaimana Firman Alloh '"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali ulul-albab." (QS. 2:269). Itulah sebabnya prinsip yang paling mendasar yang saya gunakan pola pendidikan pada anak-anak Amalia (Anak Insan Mulia) adalah Ceria yaitu Cerdas - Riang - aktif. Pada Dunia anak-anak, bermain dan belajar tidak dapat dipisahkan.

Pola pemikiran seperti ini agak sulit diterima oleh kalangan civitas pendidik dan juga orang tua. Setahu saya hampir para orang tua dan guru, belajar identik dengan mengerjakan lembar kerja sekolah (LKS) dan dilain waktu anak-anak dibiarkan begitu saja tidak ada pola mendampingan orang dewasa. Didalam benak orang tua dan guru ada anggapan waktu terbagi menjadi dua. 'Play time' dan 'work time' waktu bermain dan waktu belajar. Padahal bermain adalah pekerjaan anak-anak sebab melalui permainanlah kita berkesempatan untuk mengajarkan akhlak mulia, sains, berhitung, membaca dan menulis. Itulah yang saya menyebutkannya dengan Amalia Ceria, Anak Insan Mulia Cerdas, Riang, dan AKtif. Coba perhatikan diskusi anak-anak Amalia dalam proses bermain 'Amalia Membangun Rumah.'

Akbar, Novi, Dani berdebat cukup seru tentang dimana letak kamar tidur di dalam rumah kardus bekas tempat televisi. Saya mengatakan pada anak-anak agar terlebih dahulu untuk menggambar ruangan di dalam rumah. 'Yuk, kita sama-sama bikin desain ruangan rumah yang mau kita bangun.' kata saya. Lalu Akbar menjawab, 'Kak Agus, gimana caranya menggambar?' 'Sekarang Akbar yang menggambar.'jawab saya. Ketika Akbar menggambar sementara Novi dan Dani dengan sabar menunggu. Rupanya Akbar menggambar rumah dengan segi empat dan segi tiga. Saya sampaikan kepada Akbar bahwa rumah yang digambar adalah rumah yang nampak dari depan.

Novi menangkap yang saya maksud, akhirnya novi menggambar persegi panjang. didalamnya ada kotak-kotak yang kecil digambar oleh novi. Novi kemudian mengajak temannya untuk menulis kamar tidur masing-masing. Seusai menggambar anak-anak menyusun kardus seolah itu bagai rumahnya.

Pembelajaran seperti ini tentunya bukannya sekadar bermain. Ada banyak hal yang mereka bisa pelajari. Anak-anak mendapatkan kesempatan untuk mengenal konsep penting sebagaimana kita orang dewasa bekerja secara profesional seperti planning, membuat denah rumah, menerapkan menjadi rumah, menyelesaikan konflik, menejemen, kepemimpinan, bersabar, belajar berakhlak mulia. Seperti kata Kak Yusman salahsatu Kakak pengajar matematika, 'Jangan cuman dibayangkan, harus ditulis atau digambar.' kegiatan yang mengasyikkan ini juga bisa anda terapkan disaat bermain dengan anak-anak dirumah, sebab hal inilah yang saya gunakan bersama kakak-kakak pembina untuk anak-anak Amalia Ceria (Cerdas, Riang dan Aktif) pada kegiatan setiap harinya ketika pengajian, Muhadharah, bimbel, ACIBU, ACR, DOCILA, DACILA.

---
'Ulul Albab adalah sama dengan intelektual plus Ketaqwaan, intelektual plus kesalehan. Di dalam diri ulul-albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, sifat-sifat intelektual, dan sifat orang yang dekat dengan Allah Swt.' - Dr Imaduddin Abdurrahim.

Kamis, 21 Mei 2009

Ketika Hati Terguncang

Didalam hidup saya terkadang saya bertemu dengan orang-orang yang bertemu dengan cahaya kehidupan justru berawal dalam kegelapan. Kegelapan itu salahsatunya karena pekerjaan. Namun karena tekadnya bersungguh-sungguh dengan mudah cahaya kehidupan membimbingnya ke jalan yang lurus.

Jalan itulah yang telah dipilih, sebut saja namanya Mas Hendrik. Mas Hendrik adalah salahsatu teman yang saya kenal ketika saya berkantor di sekitar Blok M. Pilihan pekerjaan di dunia malam sebuah keterpaksaan karena tidak ada pekerjaan lainnya. 'Untuk berhenti pada pekerjaan ini tidaklah mudah, apalagi harus memulai berbenah hidup secara 'halalan tayyiban.' tuturnya.

'Waktu bekerja dihiburan malan awalnya bukanlah hal yang tabu buat saya. Berbagai godaan saya hadapi. Namun hati saya terguncang. Setiap hari hati saya selalu bertanya, apakah halal rizki yang saya berikan untuk anak dan istri?' lanjut mas hendrik.

Untunglah dirinya tidak terlalu jauh terperosok dalam kemaksiatan yang lebih dalam. 'hati saya yang berguncang, pertanyaan itu menganggu saya terus menerus. Saya tidak mau didunia bersenang-senang diakherat mendapat siksa yang menyeret anak dan istri saya. Tutur Mas Hendrik malam itu ketika berkunjung di Rumah Amalia. Kunjungannya juga ditemani oleh anak dan istrinya.

Sewaktu kecil dirinya sangat minim pendidikan agamanya. Orang tuanya yang petani mendidiknya setelah sekolah mencari kerja. Mas Hendrik bersyukur mendapatkan istri yang sholehah telah membimbingnya untuk mengenal agama dengan baik. Kian hari hatinya menjadi terbuka. 'Ternyata anggapan saya salah. Pekerjaan pada hiburan malam sama seperti pekerjaan lainnya. Setelah saya memutuskan untuk berhenti bekerja membuat jiwa saya lebih tentram dan damai. Dan yang pasti sekalipun hanya berdagang kecil-kecilan pekerjaan ini lebih mulia dimata keluarga saya dan dimata Alloh SWT.'

Tuturnya, 'semua amal ibadah saya tidak akan bernilai, sholat saya tidak berguna karena pekerjaan yang tidak diridhoi oleh Alloh.' Sungguh rahasia Alloh sangat tersembunyi. Hatinya yang guncang menyemai kesadaran pada Mas Hendrik untuk meninggal pekerjaannya. ketakutan itu merasuki hatinya jika senandainya kematian tiba pada dirinya. Ketakutan pada kematian itulah yang membuat dirinya termotivasi untuk untuk mendekatkan diri pada Alloh SWT.

'Saya memohon ampun pada Alloh SWT dan memohon agar mengganti semua pekerjaan saya dengan pekerjaan yang diridhoi olehNya. Saya benar-benar bertaubat.' kata Mas Hendrik. begitu tekadnya sudah bulat Mas hendrik memulai bekerja yang halal banyak teman-temannya yang menyayangkan. Bahkan ada suara sumbang, ada yang menganggap dirinya belagu dan sok suci. 'Tekad saya sudah bulat Mas Agus Syafii.Saya ingin menafkahi anak dan istri saya rizki yang halal.' Kata Mas Hendrik dengan cucuran airmata. Istrinya memegang tangannya. Subhanallah..Maha Suci Alloh yang telah membukakan hati hamba-hambaNya.

Rabu, 20 Mei 2009

Ini Kisahku



Sempat aku menyesali semua ini

Sempat aku membenci kamu yang membiarkan aku hadir dalam kisah ini

Sempat aku dikuasai egoku untuk memilikimu

Tapi ternyata aku salah

kisah ini membuatku mengerti bagaimana cara melupakan dan melepaskan

kisah ini membuatku mengerti betapa arti cinta yang sesungguhnya

Kisah ini membuatku dewasa

Kisah ini kisahku

Tak bisa ini kukatakan kisah kita, karena aku yang merasakanya sendiri

Karena duniamu menyibukanmu

membuatmu tak berdaya karena rayuan ribuan wanita

Terimakasih untuk segalanya

hari-hari itu akan segera datang

saat dimana aku akan melihatmu pergi

Mungkin saat itu nanti aku akan diam saja

Takkan berkata apapun padamu

Tak ada kata selamat tinggal atau apapun

karena kita tak pernah bersama

Ini juga tak bisa dikatakan sebagai akhir

karena kita tak pernah memulai apapun

ini kisahku..

kisah mencintai, melupakan dan membiarkanmu pergi

Melupakanmu



Kemarin aku begitu bodoh

Kemarin hatiku begitu lemah

Hingga rasa itu menyergap hatiku

Membuat aku seolah gila menjadi bayangmu

Aku terus saja menjadi bayangmu

Mengikuti di belakangmu

Memperhatikan apapun tingkah lakumu

Sedangkan disaat yang sama..

Engkau terus saja berjalan

Menatap kedepan tanpa sedikitpun engkau memperhatikanku

Sedangkan betapa bodohnya aku terus berharap suatu saat engkau akan berbalik padaku

Tapi dalam perjalanan ini... 

Engkau temukan dia

Seseorang yang melengkapimu...

Dia pun punya rasa yang sama sepertiku..

dan aku harus ada diantara Engkau dan dia

Betapa egoisnya aku berharap engkau akan tetap memilihku sedangkan aku hanya gadis biasa

Dalam kisah ini..

Akulah yang harus mengalah.. akulah yang harus pergi dan melupakanmu..

Tapi...

Ada sesuatu yang aneh dihatiku kini...

Aku bahagia!! ya aku sangat bahagia

Ingin rasanya aku berlari kesebuah hamparan tanah kosong dan meneriakan isi hatiku

ternyata.. Kebahagiaanku bukan saat aku mencintaimu.. sama sekali bukan!

Tapi aku bahagia saat aku melupakanmu...

Bernapas di Ruang Hampa

Suatu hari sekitar jam dua siang, tiba-tiba datang seorang perempuan muda sekitar usia 30 tahun, datang ke rumah Amalia. Dari email yang saya terima awalnya dirinya mengaku seorang mahasiswi. Setelah berkenalan akhirnya dia mengaku bukan mahasiswi namun seorang ibu rumah tangga. Setelah ditanyakan apa maksud kedatangannya, dengan terbata-bata dan berlinangan air mata ia mengatakan bahwa hampir saja ia bunuh diri. 'saya bagai bernapas diruang hampa..mas' tuturnya.

Menurut penuturannya, pagi itu dirinya sedang kusut fikiran dan saking kalutnya ia bermaksud bunuh diri Pada saat itu aliran listrik di lingkungan tempat tinggalnya sedang mati, dan ketika baygon sudah dituang ke gelas, ketika sedang dipegang untuk diminum, tiba-tiba listrik menyala dan televisi langsung berbunyi. Seperti diatur sutradara, suara di ternyata berisi siaran pengajian dari seorang ustadz dalam ceramahnya menyebutkan dosanya orang bunuh diri.

Katanya, dirinya menjadi tersentak kaget dan langsung timbul kengerian serta takut melihat gelas yang sudah dituangi baygon. Secara reflek dirinya itu kemudian lari keluar rumah tanpa ingat mengunci pintu dan langsung naik metro mini yang kebetulan sedang berhenti, juga tanpa mengetahui entah mau ke mana. Tanpa disadarinya kendaraan itu menuju ke arah ciledug. Maka diniatkan untuk mampir ke Rumah Amalia.

Dari penuturannya dapat disimpulkan bahwa problem kejiwaan sang ibu merupakan problem perkawinan, problem hubungan interpersonal suami dan isteri. Mereka telah menempuh bahtera rumah tangga selama delapan tahun, belum dikaruniai keturunan. Ekonomi rumah tangga mereka relatif tercukupi, terbukti bahwa mereka telah memiliki rumah yang layak huni, suaminya bekerja di perusahaan swasta dengan gaji yang mencukupi. Isterinya, meskipun pernah mengecap pendidikan tinggi sampai sarjana muda tetapi tidak bekerja. Praktis setiap hari kerja, isterinya hanya tingal sendirian, sementara suami pulang kerja sekitar jam enam-tujuh sore.

Barangkali pasangan suami isteri itu sudah sangat merindukan keturunan, tetapi diantara mereka tak pernah secara serius membicarakan problem itu. Sang isteri adalah tipe perempuan yang sangat setia dan percaya kepada suami. Menurut ceriteranya selama delapan tahun hidup sebagai suami isteri tidak pernah cekcok. Sang isteri meski harus selalu sendirian di rumah setiap hari pada jam-jam kerja suaminya, tetapi kepercayaan dan kesetiaannya kepada suami membuatnya tetap tenang. Rasa percaya diri dan ketenangan isteri antara lain diperkuat oleh sejarah masa lalu, ialah bahwa sang suami adalah mahasiswa yang dahulu kost di rumah orang tuanya, dan ketika kiriman biaya kuliah terputus dari kampungnya di luar Jawa, orang tua sang ibu itu kemudian menolong membiayai kuliahnya sampai selesai dan akhirnya diambil menantu.

Tanpa ada tanda-tanda mencurigakan, tiba-tiba suaminya menjadi acuh, dan sering tidak menyentuh kopi dan makanan yang disediakan oleh isteri yang setia itu. Ia berusaha mencari tahu problem apa yang sedang mengganggu suaminya, samar-samar terdengar berita bahwa suaminya pacaran dengan perempuan lain sekerja di kantor. Tetapi setiap ditanyakan, suaminya diam membisu, semakin ditanya semakin membisu. Sang isteri sebagai orang yang selalu berfikir positif tentang suaminya, masih belum percaya bahwa suaminya ada main dengan perempuan lain, tapi didiamkan oleh suami selama seminggu merupakan beban yang sangat berat, apa lagi di rumahnya yang cukup besar itu memang tidak ada orang lain yang bisa diajak bicara.

Ketika kebisuan suami mencapai hari yang ke lima belas, kekalutan fikiran itu tak tertanggungkan. Ia tidak tahu harus apa, karena selama ini hatinya tertumpah seluruhnya untuk suaminya. Di diamkan suami adalah kiamat baginya. Kekalutan fikiran dan perasaannya membuatnya lupa siapa dirinya dan untuk apa ia hidup. Dunia terasa gelap, dan kaki tak bisa lagi menginjak bumi. Pada hari ke lima belas itulah, ketika jiwanya tak mampu lagi menanggung derita didiamkan, ia mengambil keputusan untuk menyudahi problemnya dengan meminum baygon. Untunglah suara televisi yang tiba-tiba terdengar setelah listrik di rumah menyala mengembalikan kesadarannya, dan menyelamatkannya dari mati sia-sia.

Dari penuturan yang disampaikannya itu sambil terisak-isak menangis tetapi lancar, nampak jelas bahwa penyebab kekalutan fikiran itu lebih banyak disebabkan oleh kapasitas jiwanya yang sempit untuk menampung derita. Ia termasuk tipe perempuan yang lugu, halus perasaannya dan tak pernah berfikir negatif pada suaminya. Baginya suami adalah segalanya yang tak mungkin melakukan sesuatu yang menyakiti hatinya. Jika samar-samar mendengar issu minor tentang suaminya, ia lebih dahulu menepis dengan berkata dalam hati bahwa issu itu pasti tak benar. Baginya kepulangan suami, teguran sapa suami sudah merupakan bukti bahwa issu dari luar itu tidak benar. Ia lebih percaya kepada suami dibanding kepada orang lain. Ia hanya mendengar kata-kata suami dan menutup rapat kedua telinganya dari kata-kata orang lain. Hal itulah yang menyebabkan bahtera rumah tangga berjalan aman selama delapan tahun meski belum dikaruniai seorang anak.

Oleh karena itu ketika suaminya mulai cuek kepadanya, ia merasa tertekan karena ia tidak memiliki jendela lain untuk berkomunikasi. Pusat perhatiannya dalam menghadapi kecuekan suaminya hanya satu, yaitu menunggu kapan kekakuan itu mencair. Ketika kecuekan suaminya meningkat menjadi membisu, perasaan tertekan itu menjadi semakin dalam, seperti balon yang selalu ditiup, menunggu meledak. Pada hari ke lima belas dari membisunya suami itulah "balon" jiwanya meledak, mencari penyelesaian dengan cara bunuh diri. Ia tidak menemukan jalan lain selain bunuh diri, karena jiwanya tidak mempunyai jendela, tidak mempunyai ventilasi, karena salurannya hanya satu yaitu kepada suami tercinta.

Jika saluran satu-satunya itu rapat, maka hanya ada satu jalan keluar, yaitu meledak. Untunglah suara televisi yang tiba-tiba berbunyi 'menyelamatkannya.' Melihat tipologi kejiwaan wanita itu maka saya menanyakan kembali sudah berapa lama suami mendiamkannya. Dengan sangat antusias ia menyebut angka lima belas, seakan angka lima belas itu adalah jumlah yang sangat besar. Mengapa angka lima belas itu dipandang sebagai jumlah yang sangat besar adalah karena dirinya itu tidak memiliki bandingan angka lain.

Saya berusaha untuk mengubah cara pandangnya itu tentang ukuran besar dan kecil. Saya mengatakan bahwa lima belas hari itu waktu yang sangat pendek, sebab ada orang lain yang didiamkan suaminya sampai tiga bulan, dan setelah dilewati dengan sabar akhirnya keadaan pulih kembali seperti sedia kala. Saya mengatakan padanya agar sabar menanggung perasaan itu sampai tiga bulan, Insya Alloh nanti jalan ke luar akan datang dengan sendirinya.

Rupanya, angka tiga bulan itu kemudian menjadi angin yang meniupkan harapan baginya, sehingga setelah pertemuan hari itu, ia sering melaporkan perkembangan hubungannya dengan suaminya kepada saya melalui surat. Ia selalu menghitung hari-hari yang dilewatinya, dan dengan cemas menunggu habisnya waktu tiga bulan itu. Saya tahu bahwa tidak ada jaminan setelah tiga bulan itu kebisuan suaminya akan mencair, tetapi kurun waktu itu sekurang-kurangnya memberikan peluang kepada perempuan itu untuk melihat dunia lain, bahwa dalam hidup itu banyak kemungkinan, ada pertemuan, ada perpisahan, ada pertemuan kembali, ada juga pertemuan dengan yang baru dan sebagainya, dan bahwa kesemuanya itu mengandung hikmah asal bisa memetiknya. Ia harus bisa melihat bahwa hidup itu bukan hitam putih, tetapi berwarna-warni.

Rumah tangga pasangan itu akhirnya tidak dapat diselamatkan, tetapi diri sang ibu itu dapat menerima kenyataan. Setelah ia berpindah kota dan telah berkeluarga kembali. 'alhamdulillah, sekarang saya menjadi lebih baik Mas Agus syafii. Saya lebih bisa mendekatkan diri saya kepada Alloh SWT dan akhirnya saya menemukan laki2 yang sholeh.' tuturnya dalam email. 'Dan saya telah memiliki satu putri yang cantik. Kami keluarga bahagia.'

Menghargai Sebuah Pilihan

Waktu itu saya dan Hana membeli peralatan sekolah. Hana menoleh kepada saya, seolah mengatakan 'ayah saya mau beli buku bukan pensil. Hana terlihat memegangi buku bagus. Saya menjawab dengan senyuman. Pertanda setuju atas pilihannya.

Sepanjang hidup kita senantiasa dihadapkan kepada pilihan. Pilihan itu selalu disajikan dengan jelas dan mudah, baik dan buruk. Kenyataannya dalam hidup tidak demikian. Pilihan tidak selalu terlihat begitu jelas dan seringkali lebih banyak dari dua pilihan.

Bagi anak-anak kita tidak perlu dibuat menjadi berat untuk memilih. Anak-anak terkadang membuat kita orang dewasa menjadi menjengkelkan karena hal-hal yang sepele. Maka tugas kitalah memberikan mereka kekuatan dan kearifan ketika anak sedang dihadapkan pada pilihan. Kita mengerti bahwa membuat pilihan sebuah tahapan yang harus kita lalu dalam hidup ini namun juga pengambilan keputusan merupakan pengalaman yang berharga.

Maka sebagai orang tua kita harus berusahan mendukung ketika anak-anak kita harus memilih. Tak hanya memberikan dukungan semata namun juga menghargai setiap pilihan yang sudah ditentukan oleh anak-anak kita.

Selasa, 19 Mei 2009

Tegar

Ketika seseorang hidup bersimbah dosa dan berkeinginan bertaubat maka disaat itu juga ujian hadir begitu berat. ketegaran semakin dibutuhkan dalam menghadapi badai dan tantangan sejauh mana keinginan taubat. itulah yang dituturkan seorang ibu kepada saya. Sore itu kehadirannya ingin bersilaturahmi karena sering membaca tulisan-tulisan saya lewat milis. 'banyak tulisan-tulisan Mas Agus Syafii yang saya kumpulkan di folder khusus.'katanya. 'Namun yang sangat berarti buat saya cerita mas agus, banyak ibroh yang saya ambil dan saya ingin berbagi cerita, silahkan aja kalo Mas Agus mau menulis kisah saya.' lanjutnya.

Ibu itu bercerita bahwa disaat dirinya bertaubat untuk memulai hidup baru malah terjadi kemelut di dalam keluarganya. Rumah kami akan disita oleh bank. Tinggal beberapa hari lagi petugas bank akan melakukan penyitaan. Jalan menuju rumah kami blokir untuk mencegah penyitaan, kami hanya bisa menangis penuh kesedihan. 'saya harus tegar, menukar kesedihan dengan harapan' katanya.

'Harapan satu-satunya hanya berdoa kepada Alloh SWT, memohon pertolongan kepadaNya. selain sholat fardhu, saya sholat tahajud setiap malam sampai airmata rasanya sudah mengering.' isak tangis sang Ibu.

Pagi itu semua keluarga diliputi oleh tangis sendu di teras rumah, sambil menunggu detik-detik penyitaan rumah kami. Kami ingin menyaksikan rumah kami untuk terakhir kalinya. Rumah dimana anak-anak lahir dan dibesarkan penuh cinta serta kasih sayang. Para tetangga tak kuasa menahan haru melihat kami. Solidaritas para tetangga hadir menunggu petugas bank hadir. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh kedatangan surat pembatalan sita. Subhanallah, Maha Suci Alloh. Saya menjerit kegirangan. Doa saya didengar oleh Alloh.

Kata suami saya, pada tahap kita untuk mencoba berjalan dijalan yang lurus maka kita akan menerima ujian dan cobaan. Entah benar atau tidak kata suami, peristiwa ini semakin mengokohkan saya dan keluarga untuk mantap dijalan yang diridhoi oleh Alloh SWT. setelah peristiwa penyitaan rumah yang gagal. Ujian selanjutnya datang, disaat usaha kami sedang jatuh bangkrut budhe saya mengajak pergi ke orang pintar, perang batin antara ikut dan tidak terjadi bergejolak dibatin saya. namun sungguh keajaiban itu datang. Akhirnya pergi ke dukun dibatalkan. Hati saya bersyukur terhindar dari perbuatan dosa besar.' tutur Sang Ibu.

Ujian berikutnya menyusul, putra saya mengalami pembengkakan dikelopak matanya. Menurut pemeriksaan dokter dia harus dioperasi. Waktunyapun sudah ditentukan, beberapa hari lagi. Secara medis saya percaya bahwa operasi adalah satu-satunya jalan untuk menyembuhkan sakit putra saya. Namun tak lupa saya memanjatkan doa kepada Alloh SWT. Setiap malam saya menjalankan sholat tahajud.

'Anehnya Mas Agus Syafii, sebelum jatuh tempo operasi. Penyakit yang berada dikelopak mata putra saya menghilang dan sembuh. Awalnya saya ragu, bagaimana mungkin bisa sembuh? kami kemudian pergi ke dokter ahli dan putra saya dinyatakan sembuh sampai si dokternya juga bingung dan menanyakan apakah saya telah pergi ke dokter lainnya?' tutur Sang Ibu dengan mengusap airmatanya yang terus menetes.

Alloh memang sedang menguji kami sekeluarga dan melindungi kami berkat doa-doa kami. Sebagai pemilik rumah makan yang cukup ramai, kini hidup kami sekeluarga sekarang menjadi lebih tentram dan bahagia. Segala sepak terjang kami seolah diawasi oleh Alloh SWT. Meski kerja keras merupakan kebiasaan kami namun kewajiban sholat lima waktu harus disiplin untuk dilaksanakan.

'Dan kami sudah sepakat bersama suami dan anak-anak untuk menyisihkan penghasilan rumah makan kami untuk anak-anak Amalia. Rasanya rizki yang kami peroleh makin melimpah.' Ucap Sang Ibu, tak lama terdengar kumandang adzan maghrib. Kami bergegas sholat menuju Masjid Al-Hikmah didekat rumah.

---
Obatilah orang-orang yang sakit dengan shodaqoh dan bentengilah harta-harta kalian dengan zakat dan siapkan untuk menolak bala' dengan doa (Hadist Riwayat Baihaqi)

Senin, 18 Mei 2009

Cintailah Tanpa Syarat

Malam belum begitu larut. Hana nampak sudah mulai mengantuk. Istri saya mengipasi sambil membacakan Shalawat Nabi. Biasanya juga menyanyikan 'Rukun Islam Yang Lima' atau 'Alloh Tuhanku' sampai akhirnya Hana tertidur lelap. Kegiatan tiap malam bagi seorang ibu mengantar mimpi indah pada putrinya merupakan wujud ekpresi cinta. Anak-anak akan lebih mudah meniru setiap waktu dan tumbuh menjadi dewasa yang semua perilakunya dipengaruhi oleh ekpresi cinta dari orang-orang disekelilingnya.

Hidup bersama anak-anak adalah pengungkapan diri kita. Rasanya kita seperti bercermin. Anak-anak suka sekali meniru. Mereka belajar dengan meniru. Meniru gerak tubuh kita. Meniru setiap kata yang kita ucapkan. Bahkan kita seolah bisa melihat diri kita sendiri didalam sosok anak-anak.

itulah yang juga saya alami. Setiap kali saya menerangkan di depan anak-anak Amalia, mulai cara saya berbicara dan gerak tangan saya selalu ditiru oleh Hana. Saya seolah bercermin melihat sosok diri saya pada Hana dan Hana melihat saya sebagai sosok cermin bagi dirinya.

Anak-anak kita bercermin pada diri kita sebagai orang tua. orang tua yang bahagia mampu menebarkan cinta dan anak-anak merasa dicintai dan diterima maka anak-anak kita akan tumbuh menjadi orang yang hidup penuh dengan cinta. Cintailah anak-anak kita tanpa syarat dengan cinta itulah mereka menemukan kebahagiaan didalam dirinya dan kebahagiaan itu tidak membuatnya bergantung pada lingkungan diluar dirinya. Itulah cinta yang berasal dari Alloh SWT dan hanya untuk Alloh SWT.

--
'Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah milik Alloh, Tuhan Semesta Alam.'

Airmata Diujung Lorong Kematian

Dirumah Amalia saya senantiasa banyak teman dan terkadang ada tamu yang hadir tanpa saya mengenal sebelumnya. Setiap kali kehadiran para tamu saya selalu mendapatkan mutiara-mutiara kearifan yang berbentuk pengalaman kehidupan yang dialaminya.

Salahsatunya Pak Syaiful, seorang pengusaha muslim yang taat dalam menjalankan ibadahnya. beliau suka hadir ditengah kami bersama anak-anak Amalia. Penampilannya begitu sederhana, terkadang maen ke rumah Amalia dengan mengendarai motor atau vespanya. Beliau pernah bertutur berbagi pengalaman yang merubah orientasi hidupnya kala dirinya berada diujung lorong kematian.

'Mungkin, mas agus syafii tidak percaya dengan cerita saya ini tapi itulah kenyataan yang saya alami.'katanya. Pak Syaiful mengidap radang kantung empedu. penyakitnya sangat parah, bahkan dokter mengatakan hidupnya hanya tinggal 25%. Awalnya Pak Syaiful merasakan rasa dingin di kakinya naik ke paha, perut hingga ke ubun-ubun. Rasa dingin itu seolah berjalan begitu perlahan. 'Saya membayangkan nyawa saya sudah berada diujung kematian' katanya dengan berlinang air mata. 'Semua perbuatan kotor saya seperti terlihatkan, hanya satu yang saya inginkan. Mati dalam keadaan bersyahadat' kata Pak Syaiful dengan wajah ekspesi penuh ketawadlu'an.

Sejak kecil Pak Syaiful di didik dilingkungan pesantren. Setelah selesai SMA dirinya mengadu nasib di Ibukota namun perjalanan hidupnya tidak seperti yang ia bayangkan. Awalnya berdagang pakaian
di Pasar Cipulir. Usahanya sukses namun semakin sukses dirinya semakin jauh dari agama. Kehidupan malam dan minuman keras terasa nikmat. Pak Syaiful menjadi tersadar justru setelah sakitnya parah.
Yang paling ditakutkan oleh dirinya kehilangan momen membaca kalimah syahadat dipenghujung hayatnya. dirinya mengalami diujung lorong batas antara kematian dan kehidupan.

Dalam keadaan tidak sadarkan diri, dirinya melihat bayangannya sendiri. Pak Syaful bergerak melakukan apa yang pernah dia perbuat di masa lalu. 'Saya seperti melihat film yang aktornya adalah diri saya sendiri.'katanya, 'semua saya melihatnya dengan jelas, saya pernah menyia-nyiakan anak dan istri saya hanya karena menuruti kesenangan, sampai saya menangis meraung-raung menyesali semua
kebodohan yang saya pernah saya lakukan.' lanjut Pak Syaiful.

Kala Pak Syaiful melihat semua dosa-dosanya yang menakutkan disaat itu juga dirinya memohon ampun kepada Alloh SWT, tuturnya,'begitu saya memohon ampun kepada Alloh SWT, saya berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Disaat itu semua yang menyeramkan hilang semua.' Dirinya merasakan melewati sebuah lorong gelap sampai menuju tempat yang begitu indah dan nyaman. tempat itu seperti di
kampung halamannya waktu Pak Syaiful dimasa kecil.

Dari yang dialami Pak Syaiful itu pandangan hidupnya telah berubah. kehidupan yang bergelimang maksiat dirinya menjadi lebih mencintai Alloh SWT dan menjalankan semua perintahNya serta menjauhi
laranganNya. 'dan itu tidak mudah mas agus syafii.'katanya. Untuk mencintai Alloh SWT kita harus menghadapi tantangan. Tantangan itu untuk membuktikan apakah kita benar-benar mencintai Alloh SWT atau tidak.' tutur Pak Syaiful dpenghujung malam perjumpaan kami. Airmatanya benar-benar telah mengalir untuk Sang Khaliq, Alloh yang Maha Besar.

---
'Ya Allah segala puji bagiMu. kepadaMulah pengaduanku dan Engkaulah tempat memohon pertolongan…' (HR Thabrany dari Abdullah ibnu Mas'ud).

Airmata Diujung Lorong Kematian

Dirumah Amalia saya senantiasa banyak teman dan terkadang ada tamu yang hadir tanpa saya mengenal sebelumnya. Setiap kali kehadiran para tamu saya selalu mendapatkan mutiara-mutiara kearifan yang berbentuk pengalaman kehidupan yang dialaminya.

Salahsatunya Pak Syaiful, seorang pengusaha muslim yang taat dalam menjalankan ibadahnya. beliau suka hadir ditengah kami bersama anak-anak Amalia. Penampilannya begitu sederhana, terkadang maen ke rumah Amalia dengan mengendarai motor atau vespanya. Beliau pernah bertutur berbagi pengalaman yang merubah orientasi hidupnya kala dirinya berada diujung lorong kematian.

'Mungkin, mas agus syafii tidak percaya dengan cerita saya ini tapi itulah kenyataan yang saya alami.'katanya. Pak Syaiful mengidap radang kantung empedu. penyakitnya sangat parah, bahkan dokter mengatakan hidupnya hanya tinggal 25%. Awalnya Pak Syaiful merasakan rasa dingin di kakinya naik ke paha, perut hingga ke ubun-ubun. Rasa dingin itu seolah berjalan begitu perlahan. 'Saya membayangkan nyawa saya sudah berada diujung kematian' katanya dengan berlinang air mata. 'Semua perbuatan kotor saya seperti terlihatkan, hanya satu yang saya inginkan. Mati dalam keadaan bersyahadat' kata Pak Syaiful dengan wajah ekspesi penuh ketawadlu'an.

Sejak kecil Pak Syaiful di didik dilingkungan pesantren. Setelah selesai SMA dirinya mengadu nasib di Ibukota namun perjalanan hidupnya tidak seperti yang ia bayangkan. Awalnya berdagang pakaian
di Pasar Cipulir. Usahanya sukses namun semakin sukses dirinya semakin jauh dari agama. Kehidupan malam dan minuman keras terasa nikmat. Pak Syaiful menjadi tersadar justru setelah sakitnya parah.
Yang paling ditakutkan oleh dirinya kehilangan momen membaca kalimah syahadat dipenghujung hayatnya. dirinya mengalami diujung lorong batas antara kematian dan kehidupan.

Dalam keadaan tidak sadarkan diri, dirinya melihat bayangannya sendiri. Pak Syaful bergerak melakukan apa yang pernah dia perbuat di masa lalu. 'Saya seperti melihat film yang aktornya adalah diri saya sendiri.'katanya, 'semua saya melihatnya dengan jelas, saya pernah menyia-nyiakan anak dan istri saya hanya karena menuruti kesenangan, sampai saya menangis meraung-raung menyesali semua
kebodohan yang saya pernah saya lakukan.' lanjut Pak Syaiful.

Kala Pak Syaiful melihat semua dosa-dosanya yang menakutkan disaat itu juga dirinya memohon ampun kepada Alloh SWT, tuturnya,'begitu saya memohon ampun kepada Alloh SWT, saya berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Disaat itu semua yang menyeramkan hilang semua.' Dirinya merasakan melewati sebuah lorong gelap sampai menuju tempat yang begitu indah dan nyaman. tempat itu seperti di
kampung halamannya waktu Pak Syaiful dimasa kecil.

Dari yang dialami Pak Syaiful itu pandangan hidupnya telah berubah. kehidupan yang bergelimang maksiat dirinya menjadi lebih mencintai Alloh SWT dan menjalankan semua perintahNya serta menjauhi
laranganNya. 'dan itu tidak mudah mas agus syafii.'katanya. Untuk mencintai Alloh SWT kita harus menghadapi tantangan. Tantangan itu untuk membuktikan apakah kita benar-benar mencintai Alloh SWT atau tidak.' tutur Pak Syaiful dpenghujung malam perjumpaan kami. Airmatanya benar-benar telah mengalir untuk Sang Khaliq, Alloh yang Maha Besar.

---
'Ya Allah segala puji bagiMu. kepadaMulah pengaduanku dan Engkaulah tempat memohon pertolongan…' (HR Thabrany dari Abdullah ibnu Mas'ud).

Minggu, 17 Mei 2009

Kebahagiaan Itu Keindahan

Pernahkah anda menyambut pagi hari dengan penuh kebahagiaan? Itulah yang dirasakan Ari dihari Ahad kemaren. Pada hari Ahad kemaren kegiatan 'Amalia Cinta Bumi' jam 6.30 pagi Ari sudah datang. Duduk rapih dengan membawa tasnya dan sambil membaca puisinya yang berjudul 'kupu-kupu.' Tak lama kemudian datang juga anak-anak Amalia yang lainnya seperti Mona, Ratna, Lusi, Atun, Arif, Fajar, Apoy, Dedek.

Kebahagiaan itu keindahan yang tak terlupakan bagi anak-anak Amalia. Sudah seminggu yang lalu hati mereka berdebar-debar menunggu tiba hari kegiatan ACIBU (Amalia Cinta Bumi). Kegiatan ini sudah menjadi bahan diskusi anak-anak Amalia tentang apa saja kegiatan yang hendak dilakukan. Kami, kakak pembina membagi anak-anak Amalia menjadi dua kelompok. Kelompok A terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 3. Kelompok B terdiri dari kelas 4 sampai kelas 7. Untuk kelompok A dengan mendongeng oleh Bunda Jus (beliau penggiat Lingkungan dari UN, United Nation) ditemani oleh dua bidadari cantik, keponakannya dan juga bunda Nani. Sementara kelompok B mengadakan kegiatan Outbond yang bertema 'Amalia Cinta Bumi.'

terdengar suara riuh anak-anak Amalia ketika acara sedang dimulai. Saya membuka bersama bunda Nani untuk terlebih dahulu membaca doa, 'rodhitubillahi robba, wabil islamidina, wabi muhamadiyu warosulla..robbi dzitni ilma warzukni fahma...' Anak-anak Amalia mendongeng oleh Bunda Jus..sangat menarik sekali.

Anak-anak Amalia kelompok B yang ikut outbond terbagi menjadi 4 kelompok. Para peserta outbond sebagai penyelamat bumi. Mereka bertugas untuk menjaga bumi dari kerusakan. Dari pos utama mereka harus menuju Pos Bumi dan Pos Amalia, terlebih dahulu mereka harus menyelesaikan 'Game petani Bingung' yang dilaluinya. Ada petani bersama seekor kambing, seekor harimau, dan sekeranjang rumput. Petani harus melewati jembatan hanya boleh membawa satu aja agar bisa melewati jembatan. Kelompok Abu Bakar Assidiq begitu bersemangat, kata dani, 'Gamenya aneh..tapi seru juga kak agus.' setelah mereka melewati game 'petani bingung' menuju pos bumi yang harus menyelesaikan tugasnya yaitu menanam pohon dan memanfaatkan sampah untuk didaur ulang. Game yang kedua yang harus dilalui oleh peserta outbond adalah game 'ranjau darat.'

kata para peserta game 'ranjau darat' game yang agak susah karena mereka tidak dikasih tanda ranjau daratnya. 'tapi asyik deh' kata kak asep, salahsatu kakak pembina. Kak Yusman nampak juga bersemangat untuk mendampingi anak-anak Amalia. Setelah mereka berkumpul kembali. Kelompok yang kalah mendapatkan tugas untuk membersihkan halaman dan kelompok yang menang mendapatkan hadiah dari kakak pembina.

Di dinding kesan dan pesan komentar, fajar mengatakan, "Kak agus, sering-sering ya ngadain outbond.' sementara komentar Dede', belajar dan bermain bersama paling seru dan mengasyikkan.' Diakhir acara setelah makan siang, kakak pembina menjelaskan perlunya mengurangi kantong plastik dan selanjutnya membagikan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik sebagai tanda cinta kak Fred untuk anak-anak Amalia yang didalamnya juga terdapat hadiah peralatan sekolah.

Alhamdulillah, kegiatan Amalia Cinta Bumi (ACIBU) berjalan dengan lancar. saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-beesarnya untuk Bunda Nani, Bunda Sus, Kak Yusman, Kak Rani, Kak Asep, Teh Euis, Teh Murni yang telah berkenan terlibat dalam kegiatan Amalia Cinta Bumi (ACIBU) dan juga Mas Fred yang sudah berkenan menyediakan Tas, Kak Anti Cake & Pudingnya. dan juga para bunda, kakak2 dan juga teman2 semua yang tidak bisa kami sebutkan lagi satu persatu.

semoga Alloh SWT membalas kebaikan bunda2, kakak2 dan juga teman2 semua..amin ya robbal alamin..

Sabtu, 16 Mei 2009

CINTA


Cinta itu ada dua: 

1.Cinta kepada Al-HAq

2. Cinta kepada makhluk

    Cinta kepada Al-Haq adalah cinta yang sejatinya cinta sedangkan cinta kepda makhluk seringkali fana, tidak abadi dan menipu. Namun cinta kepda makhluk bisa menjadi cinta yang sejatinya cinta manakala cinta itu mengarah pada Al-haq. Contoh: Cinta ibu pada anak, cinta suami istri,dsb adalah cinta - cinta yang sejalan dengan Al-Haq.

   Nah, menjadi renunganmu.. dari balutan apakah cintamu itu? dan kamu harus berhati-hati menggunakan istilah dan peletakan cinta dalam hatimu. Cinta itu suci, namun bisa menjadi dosa manakala hatimu terus menerus berkeruh dengan imajinasi liar. Engkau ikhtiar tapi jangan lupa untuk memasrahkan takdirmu sesungguhnya pada Allah. Ia tau sebenar-benarnye penantian dan tau kebutuhan cintamu. Lebih percayakan nasib cintamu pada Allah daripada polesan lisan! ( From my Best Teacher and my best Friend )