Senin, 31 Agustus 2009

Jangan Menyerah

'Tak ada manusia. Yang terlahir sempurna. Jangan kau sesali, Segala yang telah terjadi. Kita pasti pernah. Dapatkan cobaan yang berat. Seakan hidup ini. Tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini. Melakukan yang terbaik.'

'Jangan Menyerah' lagu d'massiv dilantunkan terdengar merdu oleh anak-anak Amalia pada acara Senyum Amalia. Sudah dari sebulan yang lalu anak-anak Amalia memilih lagu 'Jangan Menyerah.' Awalnya saya tidak begitu mengerti kenapa anak-anak memilih lagu itu. Ternyata setelah saya mendengarkan lagu itu dilantunkan oleh mereka begitu sangat menyentuh hati. Bahkan ketika lagu itu saya minta request Kak Rani sempat mengatakan, 'Jangan dinyanyikan lagi Kak Agus, nanti saya menangis loh.'

Malam itu saya menatap anak-anak Amalia satu persatu. Saya mempersilahkan Kak Deli dan Kak Putri untuk menyampaikan pesan dan kesan kepada adek-adeknya. Kami berbincang banyak hal. Sampai tidak kami sadari Kak Putri meneteskan air mata. Kak Asep mengambilkan tisu untuknya. 'Hidup ini adalah anugerah, tetap jalani hidup ini. Melakukan yang terbaik.'

Ditengah badai gelombang kehidupan yang tak mudah mengarungi. Membutuhkan energi kesabaran dan keikhlasan untuk mengantarkan anak-anak Amalia ke depan pintu gerbang masa depan. Lagu D’Massiv itu telah menyemangati kami untuk melakukan yang terbaik. Seperti kata Stephen Covey, ‘Memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya.’ Membangun kebiasaan-kebiasaan manusia efektif agar kelak mereka menjadi Insan Mulia.

Malampun semakin larut. Kami merasakan getaran kebahagiaan itu hadir. Perjalanan masih panjang. Harapan dan doa kami panjatkan untuk anak-anak Amalia. Pesan kami, buat anak-anak Amalia..'jangan menyerah' cinta dan kasih sayang kami untuk kalian semua.

--
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At Thalaq [65]: 2).

Minggu, 30 Agustus 2009

Kesetiaan Sejati


Beberapa hari yang lalu, ketika aku sedang membuka blogku salah seorang temanku ingin membaca isi blogku. Dia membaca salah satu artikelku yang berjudul "Ini kisahku". Kemudian dia berkata, "Aduh.. cocok banget nih sama kisahku.". Terang saja aku kaget karena yang aku tahu hubungan dia dan kekasihnya baik-baik saja. spontan saja aku menjawab, "loh kok bisa??? bukanya...." belum sempat aku melanjutkan omonganku dia langsung menjawab, " Ya gitulah.. gag semulus yang orang pikir selama ini.".

Singkat cerita...
Temanku itu sedang diduakan oleh kekasihnya dan temanku itu tau siapa orang ketiga dalam hubungannya dengan kekasihnya. Yang paling mengejutkan bagiku adalah saat dia berkata, "Yah apa boleh buat, aku terlanjur sayang banget sama dia. aku harus trima semua ini. Pacarnya "C" ya pacarku juga." Dan yang ada di fikiranku, "HAH?????? sampai segitunya."

Dari kisah percintaan ini, aku melihat betapa semua ilmu tentang cinta yang aku dapat selama ini benar-benar menjadi nyata.
Kesetiaan dan Cinta sejati itu hanyalah Milik ALLOH. ALLOH akan tetap mengurusi semua makhluknya baik yang taat maupun yang durhaka kepadanya. Contoh kecil saja, jika tak ada ALLOH tidak akan mungkin mata kita bisa berkedip, jantung kita bisa berdetak, sel-sel dalam tubuh kita bergerak. Coba sedikit saja ALLOH meninggalkan kita, apa yang bisa dilakukan oleh makhluk sekecil dan selemah manusia??? Kita masih bisa hidup sampai saat ini juga karna belas kasih ALLOH.

kembali lagi ke kisah tadi...

Ya ALLOH... Betapa mudah seorang manusia berpindah kelain hati. Ketika dulu cowoknya itu berkata, "Aku cinta benget sama kamu dan aku akan setia sama kamu, bla bla bla". Cinta yang seperti apa?? Kesetiaan seperti apa??
Mungkin itu adalah teguran dari ALLOH untuk mereka. Ketika cinta dan hubungan yang mereka bangga-banggakan itu telah berada di unjung perpisahan. Ketika kesetiaan dan kemesraan yang mereka umbar itu sirna dalam seketika ketika ada Gadis lain yang lebih cantik. Hmmmh dunia ini semakin edan saja.

Jumat, 28 Agustus 2009

Tengoklah Ke Dalam

Setelah sekian lama hidup berkeluarga suami istri dihadapkan kepada masalah. Suaminya mengira masalah kehidupan rumah tangganya terletak pada istrinya. Sang suami mengira bahwa istrinya tuli. Akhirnya suami pergi berkonsultasi kepada seorang dokter. Dokter menyarankan ketika dirumah agar memanggil istrinya dalam jarak empat meter.

'Nanti kalo istri saya tidak menjawab, apa dia benar-benar tuli, dok?' tanya sang suami.

'oo..belum tentu..kalo jarak empat meter tidak menjawab, cobalah mendekat dengan jarak dua meter,' jawab dokter.

'Kalo masih tidak menjawab dok?" tanya lagi sang suami.

'Panggillah yang lebih dekat lagi, kalo masih tidak menjawab berarti istri anda tuli.' kata dokter.

Begitu sampai di rumah sang suami melihat istrinya sedang menyirami bunga di halaman rumahnya. Dari jarak empat meter suaminya menyapa, 'Hai, sayang sedang ngapain?' Pertanyaannya tidak dijawab, suaminya jadi khawatir, istrinya benar-benar tuli. Kemudian suaminya mendekat dengan jarak dua meter memanggil istrinya. 'Sayang, bunganya indah sekali ya..' Ternyata masih juga tidak mendengar jawaban istrinya. Dengan gagahnya suaminya berdiri mendekat disamping istrinya yang sedang menyiram bunga dan mengatakan dengan suara keras, 'Sayang, Sibuk ya? Lagi ngapain sih?'

Sang istri menoleh dengan wajah memerah menahan amarah dan mengatakan kepada suaminya. 'Kamu ini ada apa sih? sudah tiga kali aku bilang, sedang menyirami bunga, masih aja bertanya.'

Begitulah kita, seringkali kita beranggapan orang lain yang salah. Padahal sebenarnya kesalahan itu ada pada diri kita sendiri, terkadang kita tidak menyadari bahwa kesalahan itu terletak pada diri kita sendiri. Seperti lagu Ebiet G Ade, 'Tengoklah ke dalam sebelum bicara, singgirkan debu yang masih melekat.'

Prinsip 90/10 ala Stephen Covey, sangat simple menjelaskan dalam membantu kita menghadapi masalah. kita tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri kita. Contohnya, kita tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan membuang seluruh schedule. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana kita. Kita tidak dapat mengontrol kondisi 10 persen ini tetapi kita dapat mengontrol yang 90% . Yaitu cara kita bereaksi. Kita tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi kita dapat mengontrol reaksi kita. Itulah makna tengoklah ke dalam berarti bereaksi secara positif dalam menyikapi setiap masalah.

Kamis, 27 Agustus 2009

Makna Senyum

Seuntai senyuman Mona, Lusi, Atun dan Novi berberi salam. Malam tadi selepas sholat tarawih anak-anak Amalia berkumpul. Bersama istri saya dan Hana, putri saya mengemas bingkisan untuk kegiatan 'Senyum Amalia' yang hendak kami laksanakan hari Ahad besok. Kami sempat berdiskusi, Apa sih makna senyuman bagi kita? Dan untuk apa kita megadakan kegiatan dengan tema 'Senyum Amalia?'

Maka saya jelaskan kepada anak-anak Amalia bahwa senyum memiliki makna dalam hidup kita, bahkan sabda Baginda Nabi Muhamad menyebutkan, 'Senyummu dihadapan saudara adalah shodaqoh, Namun tidak sedikit orang yang aktifitasnya dalam layanan publik malah bertanya, ' kenapa ya senyum aja kok susah?' Untuk menyebarkan senyuman yang diperlukan hanyalah niat dan kesungguhan. Manfaatnya banyak sekali. Mulai dari segi kesehatan jasmani sampai pada kodisi batin yang menyejukkan hati bagi pemberi dan penerimanya.

Hidup ini menjadi indah bila setiap orang rela berbagi senyum. Dengan senyum, kita akan makin dewasa merawat cinta kasih dalam diri pribadi untuk kemudian saling bebagi dengan sesama. 'Smile at each other, smile at your wife, smile at your husband, smile at your children, it does not matter who it is and that will help you to grow up in greater love for each other.' Senyum hendaknya tulus untuk kebahagiaan orang lain dan jujur, tanpa rasa terpaksa, agar melahirkan rasa damai dan nyaman. Alangkah indahnya hidup ini bila dengan berbagi senyum kita akan 'bertambah besar cinta yang luar biasa bagi satu sama lain.'

Semangat inilah yang ingin kita bangun bersama anak-anak Amalia dalam program 'Senyum Amalia.' yaitu memaknai hidup dengan senyuman, cinta kasih dan kebahagiaan terpadu dalam niat untuk saling berbagi bersama. Malampun semakin larut. Nampak Lusi dan Atun dengan wajah gembira penuh dengan senyuman. Mona dan Novi mengangguk mengerti. Dalam kebersamaan kami menikmati kebahagaiaan, tidak lupa memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT atas semua karuniaNya.

Rabu, 26 Agustus 2009

Arti Sebuah Nilai

Ada seorang suami yang memutuskan untuk memberikan hadiah yang bermanfaat untuk istrinya yang disayangi. Ia membelikan seekor burung yang memiliki suara indah seharga lima puluh juta rupiah. Setelah mengirimkan hadiah tersebut, sang suami menelpon istrinya,

Mama, sudah terima hadiahku?' tanya Sang Suami.

'Oh, senang sekali..dagingnya lezat.' Jawab istrinya.

Sang istri tidak memahami bahwa harga burung itu mahal, nilainya terletak pada keindahan suaranya bukan kelezatan dagingnya. Sama seperti halnya seorang mukmin yang menambatkan hatinya kepada Alloh SWT membuat hatinya menjadi tenteram. Bagi mereka yang tidak mengerti, sikap pasrah kepada Alloh SWT dianggapnya fatalis.

Dalam Perang Badar adalah sekelumit peristiwa yang menggambarkan bagaimana seharusnya hati orang yang beriman. Ketika gema takbir bergema, hati seorang muslim menjadi tenang. Segala kemungkinan bisa terjadi, pilihannya adalah, 'Is kariiman au mut syahiidan' Hidup mulia atau mati syahid.'

Sikap kepasrahan, dimana hati terus berdzikir, melembutkan hati, menanamkan cinta dan kasih sayang sementara pikiran tetap jernih, tangan dan kaki melakukan upaya yang terbaik dengan bekerja keras untuk membangun kekuatan ekonomi umat, inilah yang disebut dengan 'ikhtiar.' Dzikir yang mengiringi ikhtiar menjadi inspirasi kemenangan bagi kaum beriman. Kekuatan Dzikir menjadi kekuatan yang sangat luar biasa bagi mukmin dalam bertindak dan bekerja keras karena dalam setiap usahanya selalu diserahkan kepada Alloh SWT.

'Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kamu kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari Nikmat-Ku (QS 2: 152).

Selasa, 25 Agustus 2009

Meraih kemenangan

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Kemudian petani itu berpikir bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena dianggapnya berbahaya, jadi tidak berguna untuk menolong keledai. Petani itu mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Ketika keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan keluar dari sumur.

Begitulah kehidupan senantiasa menuangkan masalah, problem, dan kesedihan agar kita mampu menjadi kuat dan dewasa. Mengguncangkan segala macam problem, masalah, kesedihan dari pikiran kita agar tetap jernih dengan menggunakannya sebagai pijakan melangkah naik keluar dari sumur ‘penderitaan’ dan melahirkan sikap kearifan dalam hidup kita.

Kearifan berasal dari kata arab arofa- ma'rifat-arifin-ma'ruf. yang mengandung arti bukan hanya tahu tapi juga mengenal. orang arif bukan hanya tahu masalah, tetapi juga mengenali karakterristik masalah, sehingga problem solving dengan pendekatan kearifan melahirkan penyelesaikan yang tuntas, bisa dipahami oleh semua pihak, bukan hanya logis. Hal-hal yang logis sering tidak bisa difahami oleh pihak yang kalah. Orang arif sering sengaja mengalah demi memperoleh kemenangan yang sesungguhnya, bukan kemenangan yang formal. Itulah makna puasa. Puasa dibulan suci Ramadhan melatih diri kita untuk meraih kemenangan yang hakiki.

Jodoh Dan Shodaqoh

Membantu ta'aruf (perkenalan) diantara teman-teman dan akhirnya menikah buat saya adalah kebahagiaan tersendiri. Diantara Sekian banyak pasangan yang sudah menikah, masih ada yang suka bersilaturahmi ke Rumah Amalia. Niat yang tulus membantu anak-anak Amalia tidak pernah terputus.

Dulu sebelum saya memperkenalkan mereka berdua, saya selalu menyarankan agar mendekatkan kepada jodohnya supaya sering-sering melakukan shodaqoh. Ikhwan itu bertanya, 'Kenapa Mas Agus..saya harus sering bershodaqoh?'

Kemudian saya menjelaskan, Ada seorang Sahabat, 'Wahai Rasulullah, berilah kami resep hidup bahagia,' Rasulullah menjawab. 'Antashaddaqa wa anta shahiihun syakhikhun takhsya al-fakra wa ta’muli al-ghina' artinya, Bersodaqohlah di kala kamu masih sehat, sementara hidup mu masih serba kekurangan dan kamu sendiri ingin menjadi kaya. (HR. Bukhori & Muslim).

Mengapa Rasulullah mendorong kita bershodaqoh ketika masih sehat? Sebab kenyatannya orang yang sehat itu sering tidak sadar, lupa bahwa sehat itu karunia Allah SWT. Lupa diri inilah pangkal dari tindakan ceroboh, sembrono, tidak hati-hati dan tentu juga kurang produktif. Biasanya, kesadaran akan berbuat baik, termasuk bershodaqoh, baru muncul ketika kita dalam kesulitan, penderitaan atau terdesak. B egitu menyadari punya banyak dosa muncul keinginan taubat, berniat untuk memperbanyak shodaqoh sebagai ungkapan syukur jika nanti sudah dapat jodoh, bila sudah sembuh atau bila nanti sudah jadi orang kaya.

Alhamdulillah, sejak Ikhwan rajin bershodaqoh, saya memperkenalkan kepada seorang akhwat, tidak sampai tiga bulan akhirnya mereka bersepakat untuk menikah beberapa bulan kemudian. Barakallahu lakum..

Jadi, segerakanlah diri bershodaqoh!

Senin, 24 Agustus 2009

Pulang

Pada suatu malam seorang profesor pulang terlambat. Ketika hendak membuka pintu, dia sadar bahwa dia tidak membawa kunci rumah. Akhirnya dia mengetuk-ngetuk pintu rumahnya hingga istrinya terbangun dan membukakan pintu.

Karena keadaan rumah sangat gelap, pada waktu membuka pintu sang istri tidak dapat mengenali si profesor yang adalah suaminya. Sang istri lalu berkata, 'Maaf Pak. Profesor sedang keluar, dia tidak ada di rumah.'

Profesor menjawab, 'Oke, kalau begitu saya akan kembali lagi besok. Terima kasih, Bu!'

Seperti itulah kita, seringkali kita lupa akan pulang. Dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali. Bila hidup adalah sebuah pengembaraan yang tidak pernah ada habisnya membuat kita semakin tersesat dan lupa kembali pulang ke asal.

‘Dalam aku berkelana, tiada seorangpun yang tahu,’ begitulah syair lagu Rhoma Irama yang berjudul ‘Berkelana.’ Sebagai sebuah bentuk gambaran berkelana dalam mengarungi kehidupan materialisme memasuki bulan suci Ramadhan kita mengerem semua aktifitas syahwat duniawi. Hari-hari mendekati Idul Fitri banyak diantara kita berbondong-bondong untuk mudik, pulang kampung.

Gejala mudik menjadi sebuah tradisi, gaya hidup dan makna hakiki dalam kehidupan modernitas didalamnya terkandung nilai landas filosofis yang menjadi tanda eksistensi ke’aku’an di tengah masyarakat. Ketika mudik, ada semacam tanda bahwa kita tidak melupakan asal-muasal (kampung, kesucian, dan dan kemerdekaan diri). Dengan kembali ke kampung atau mudik, kita seakan merehatkan sejenak dari segala aktualisasi diri yang banyak berbungkus relasi kepentingan sesaat ketika tinggal di perkotaan.

Itulah sebabnya gerak kembali pulang ke asal atau mudik merupakan proses mengembalikan diri ke arah kedamaian hati, dan kepedulian terhadap soal kemiskinan. Dalam kata mudik terkandung kesamaan arti bahwa perilaku asali manusia meski mencerminkan kejujuran sebagai motivasi aktualisasi keberislaman kita.

Jadi, sudah terbayangkah anda rencana mudik lebaran tahun ini? Teriring doa semoga selamat sampai tujuan. Hati-hati dijalan ya..

Makna sabar

Tono baru dua hari kerja di sebuah perusahaan asing, Tono sempet menelpon ke bagian dapur sambil berteriak, 'Ambilkan gue kopi... cepaaaaat!' Ternyata jawaban dari balik telepon tidak kalah keras dan marahnya. 'Hei bodoh... kamu salah pencet extention? Kamu tahu dengan siapa kamu bicara?' 'Tidak.. ' sahut Tono.

'Saya direktur utama disini. Saya pecat kamu nanti!' teriak Sang Direktur dan kalah teriak si Tono bales nyahut, 'dan Bapak tahu siapa saya?' 'Tidak.' jawab Boss. 'Syukurlah kalo gitu' sahut Tono cuek sambil menutup telpon.

Begitulah bila kita cepat marah. Kemarahan dapat membuat seseorang kehilangan banyak hal. Kemarahan juga dapat membuat kita salah langkah. Maka sebaiknya kita sabar dan jernih bila menghadapi masalah. Puasa di bulan suci Ramadhan melatih kita agar bersabar.

sabar adalah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi godaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Dalam agama, sabar merupakan satu diantara tangga dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Karena sabar bermakna kemampuan mengendalikan emosi, maka nama sabar
berbeda-beda tergantung obyeknya.

1. Ketabahan menghadaapi musibah, disebut sabar, kebalikannya adalah
gelisah (jaza`) dan keluh kesah (hala`)

2. Kesabaran menghadapi godaan hidup nikmat disebut, mampu menahan
diiri (dlobth an Nafs), kebalikannya adalah tidak tahanan (bathar).

3. Kesabaran dalam menahan marah disebut santun (hilm), kebalikannya
disebut pemarah (tazammur)

4. Sabar dalam menghadapi bencana yang mencekam disebut lapang dada,
kebalikannya disebut sempit dadanya.

5. Sabar dalam mendengar gossip disebut mampu menyembunyyikan rahasia (katum).

6. Sabar terhadap kemewahan disebut zuhud, kebalikannya disebut
serakah, loba (al hirsh).

7. Sabar dalam menerima yang sedikit disebut kaya hati (qana`ah),
kebalikannya disebut tamak, rakus (syarahun).

Minggu, 23 Agustus 2009

Air Mata Dalam Sujud

Ketika saya dalam sujud sholat tarawih malam ini, air mata mengalir begitu saja. Saya teringat wajah lucu seorang anak, saya suka memanggilnya ‘Adek’. Beberapa tahun lalu saya mengenal, wajahnya lucu, ayah meninggal karena kecelakaan. Adek suka bertanya pada saya, ‘Kak Agus benarkah ayah pergi ke surga?’ Saya menjawabnya dengan mengangguk. ‘Adek juga ingin ke surga,’ kata Adek berlari meninggalkan saya.

Hidup ini terkadang memang getir. Tidak saja kebahagiaan menghampiri, kedukaan dilewati begitu saja. Memaksakan diri untuk tidak merasakan apapun. Semakin ditekan sebuah perasaan, terasa semakin perih menyesak di dalam dada.

Adek enam bulan kemudian pergi ke surga menyusul ayahnya karena sakit DBD. Nyawanya tak tertolong, saya ikut mensholatkan dan juga ikut mengantarkan. Wajah Adek masih terbayang, hati bagaikan teriris. Air mata tak henti mengalir. ‘Ya Alloh, terimalah Adek sisiMu..’ doa yang saya panjatkan untuknya waktu itu.

Malam ini dalam sujud sholat tarawih entah kenapa wajahmu muncul dengan senyuman yang khas kekanak-kanakannya. Seolah mengabarkan bahwa dirinya telah berada di surga. Saya membacakan surat al-fatehah untuk Adek. Sementara itu air mata itu mengalir begitu saja membasahi pipi.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Menjadi Orang baik

Seorang pengais sampah, yang sedang berjalan-jalan di tempat orang berjualan wangi-wangian, tiba-tiba terjatuh seakan-akan mati. Orang-orang berusaha membangunkannya kembali dengan bau-bauan wangi, namun keadaannya malah semakin parah.

Akhirnya ada temannya pengorek sampah datang. ia mengetahui keadaan itu. Ia mendekatkan sesuatu yang berbau busuk di hidung orang itu, yang segera saja segar kembali, teriaknya, 'Nah, ini dia wangi-wangian!'

Orang yang terbiasa ditempat sampah akan beranggapan bahwa bau sampah adalah wangi-wangian. Kebiasaan berada ditempat sampah dengan bau busuk inilah yang membentuk pola pikirnya bahwa dunia ini menjadi indah dengan dikelilingi oleh sampah. Dimanapun dirinya berada yang terlihat hanyalah sampah dan bau busuk itu dianggapnya sebagai wangi-wangian.

Demikian juga untuk menjadi orang baik. Menjadi orang baik itu tidak susah, hanya membiasakan diri untuk berbuat baik. Pembiasaan untuk berucap kata-kata yang baik dan berperilaku baik berarti menjadikan diri kita menjadi orang baik. Bila kebiasaan baik ini telah menjadi karakter dimanapun kita berada maka yang muncul adalah kata-kata yang baik dan perilaku yang mengagumkan.

---
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah, Abu Abdurrahman Mu’adz bin Jabal dari Rasulullah beliau bersabda ' Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada, dan berbuatlah baik sebagai ganti jika sebelumnya berbuat tercela sehingga kebaikan itu menghapus kejelekan sebelumnya, dan bertemanlah dengan orang akhlak yang baik.' (HR. Tirmidzy).

Hikmah Ramadhan

Di dalam bulan suci Ramadhan ini banyak sekali hikmah yang bisa dipetik. Selain menjalankan ibadah puasa Ramadhan juga kegiatan sholat tarawih dan lebih mendekatkan silaturahmi. Juga bertandang menjenguk teman sakit, bertemu atau bertemu dengan teman lama merupakan hikmah Ramadhan.

Ada sebuah hadis Dari Abu Hurairah RA, Rasululah bersabda, 'Pada hari kiamat Allah SWT berseru, 'Wahai anak Adam! Ketika Aku sakit mengapa engkau tidak menjenguk-Ku?' Anak Adam menjawab, 'Wahai Rabb, Bagaimana saya menjenguk-Mu? Padahal Engkau Rabb, Tuhan Semesta Alam?' Allah menjawab, 'Apakah engkau tidak menyadari ketika hambaKu si fulan sakit, engkau tidak menjenguknya. Apakah engkau tidak mengetahui, seandainya engkau menjenguknya akan menemukanKu disisinya?' (HR Muslim).

Begitulah yang saya lakukan selepas sholat tarawih tadi, saya sempat menjenguk istri seorang teman yang menderita kanker kelenjar getah bening stadium 3B. Ditubuhnya terdapat benjolan. Kemudian dibiopsi dan dinyatakan kanker ganas.

Pada bulan Juli lalu pasca operasi di salah satu Rumah Sakit Jakarta oleh dokter telah dinyatakan sembuh. 'Alhamdulillah, dibulan suci Ramadhan ini istri saya sudah pulih dan bisa berkumpul dengan keluarga, Terima kasih ya Mas Agus dan anak-anak Amalia atas doanya..Allah SWT telah mengijabah semua doa untuk kesembuhan istri saya,' katanya. 'Ini adalah hikmah Ramadhan, Anugerah Allah SWT yang begitu besar bagi keluarga kami..' Ucapnya.

'Alhamdulillah, semua itu patut kita syukuri' jawab saya. Hikmah Ramadhan makin membuat dirinya dan keluarga makin khusyu' di dalam menjalankan ibadah dan yang lebih penting berkumpulnya bersama keluarga. Ramadhan begitu indah bagi dirinya dan keluarga.

Jumat, 21 Agustus 2009

Mengenal Diri

Seorang guru fisika setelah menerangkan suatu teori. Sang guru memberikan soal kepada siswa-siwanya. Setelah jawabannya diteliti ternyata tidak ada seorangpun menjawab dengan benar pertanyaan gurunya dan hal itu membuatnya kecewa.

Sang guru dengan suara tinggi mengatakan kepada para siswanya. 'Ayo..kalian yang tidak bisa menjawab soal saya. Silahkan berdiri.' Setelah sekian lama tidak ada seorangpun yang berdiri. Tak lama kemudian Budi berdiri.

'Bagus Budi walaupun bodoh kamu jujur, tidak seperti teman-temanmu yang lupa diri.' kata Sang Guru dengan penuh bangganya pada Budi.

Dengan polosnya Budi menjawab, 'Bukan begitu Bu..saya berdiri karena saya kasihan sama ibu yang sudah seharian berdiri tidak ada yang menemani ibu.'

Begitulah kita, seringkali kita lupa diri bahwa kebahagiaan hidup kita terletak di dalam diri kita. Mencari kebahagiaan pada harta, kedudukan, pada kesempurnaan fisik hanyalah membuat diri kita menderita. Lupa diri hanyalah membuat malapetaka dalam hidup kita. Maka beruntunglah orang yang mengenal diri karena kebahagiaan hidup ada di dalam dirinya.

Modernitas dengan budaya konsumerisme telah membuat kita melupakan diri kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa modernitas telah membuat hidup kita menjadi mudah, sukses memperkenalkan kita dengan alam lingkungan kita. Namun Modernitas diambang kehancuran karena kegagalan mendidik manusia mengenali diri sendiri sehingga banyak orang yang pandai namun banyak juga orang yang menderita. Banyak orang yang menjalankan ibadah namun kekeringan spiritual.

---
'(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram' (QS. ar-Raad ayat 28).

Memperkenalkan Puasa Pada Anak

Pagi tadi ketika saya dan istri saya bangun untuk makan sahur, Hana putri saya masih tertidur. Setelah makan sahur, saya melanjutkan sholat subuh di masjid. Untuk bulan Romadhon tahun ini adalah puasa yang pertama kalinya. Istri saya sudah mengingatkan Hana agar berpuasa. Memperkenalkan puasa sungguh terasa berat bagi Hana karena pertama kalinya karena usianya 4 tahun.

'Mah, lapar nih..' kata Hana, jam dinding menunjukkan pukul 10 siang. 'Hana boleh..minum setelah adzan Dhuhur ya..' bujuk istri saya.

Anak-anak hingga usia akil balig (12 tahun) belum diwajibkan berpuasa. Namun, sebagian besar ulama sepakat untuk mengajarkan puasa sejak kecil agar di usia akil balig nanti, anak sudah terbiasa berpuasa. Sejak usia berapakah anak mulai dapat diajarkan berpuasa? Nabi SAW menganjurkan untuk mengajarkan salat yang menganjurkan anak dilatih salat saat anak-anak, beberapa ulama memakai usia awal untuk melatih anak berpuasa.

Memperkenalkan puasa pada anak untuk berpuasa walau setengah hari lebih pada memahami seluk beluk berpuasa sehingga anak merasa senang berpuasa dengan adanya perasaan senang inilah anak-anak akan melaksanakan puasa karena kemauan sendiri bukan karena paksaan orang tuanya.

Begitu terdengar Adzan Dhuhur Hana berteriak. 'Mah..maem ya..' Akhirnya istri saya menyuapinya pertanda Hana sudah boleh berbuka. 'Setelah ini berpuasa lagi ya..' Mata Hana berbinar. Hana berlarian penuh keceriaannya dibulan suci Ramadhan karena sudah mengenal puasa.

Membuat Mengerti Pada Anak

Seorang ayah baru saja pulang dari kerja dan pada waktu masuk ke rumah ia berpapasan dengan anak perempuannya yang berumur 15 tahun. Tapi karena anak itu sama sekali tidak kelihatan gembira dan tersenyum, maka ia bertanya,

'Ada apa, sayang? Kok, cemberut muka, sih?'

Anak menjawab,

'Ya...habis seharian gue ribut terus dengan istri lu....'

Kebayangkah anak kita menyebut ibunya sebagai 'istri lu' kepada kita sebagai ayahnya? Dulu kebanyakan orang tua mendidik anak dengan cara memberi ancaman, pukulan dan hukuman sebagai bentuk memegang kendali pada anak agar anak tetap patuh pada orang tua.

Di zaman sekarang, bila kita sebagai orang tua bersikap keras, mengancam dan memukul maka anak semakin menolak dan memberontak. Maka pola pendidikan seperti itu sudah tidak bisa digunakan lagi. Gunakan pola pengasuhan proaktif. Misalnya memberikan pengertian dan perhatian pada anak pentingnya berpuasa dibulan suci Ramadhan. Mengajak anak untuk berpuasa dengan cara merayu atau membujuk jauh lebih efektif.

'Ayo..dek, kita puasa ramadhan bareng ayah dan ibu, kan asyik kita bisa berbuka puasa bersama terus habis itu sholat tarawih bersama.' begitu kata sang ayah membujuk anaknya. Dengan melihat teladan ayah dan ibu berpuasa maka akan muncul kepekaan anak untuk berpuasa. Anak menurut bukan lagi karena takut kepada ayah dan ibunya melainkan karena anak memang mengerti betapa pentingnya menjalankan berpuasa dengan penuh kegembiraan.

----
Didiklah anak-anakmu sesuai zamannya karena mereka tidak hidup dizaman kecilmu (Ali Bin Abi Thalib)

Kamis, 20 Agustus 2009

Kasih Sayang Anak

Tadi sore saya sengaja pulang lebih cepat karena malam hendak menghadiri undangan. Pawai sekolahnya Hana diikuti oleh teman-temannya. Hana kelihatan dengan senyum cerianya. Bila pagi saya mengantar ke sekolah, saya suka mendengarkan Hana berdoa. Suara terdengar paling keras diantara teman-temannya.

Setelah selesai pawai Hana sempat bertanya pada saya, 'Ayah, hewan apa yang bersaudara yah?' Mendengar pertanyaan Hana, saya sempat berpikir lama. 'Apa ya?' saya berpikir agak lama. 'Nyerah yah?' tanya Hana. 'Iya deh ayah nyerah,' jawab saya. 'hewan yang bersaudara itu adalah katak beradik..yah,' kata Hana dengan bangga sebab ayahnya tidak tahu jawabannya. Hana merasa lebih pintar dari ayahnya.

Begitulah kasih sayang seorang anak pada ayahnya, selalu saja punya pertanyaan baru, cerita baru dan ide-ide baru yang senantiasa ingin berbagi kepada kita sebagai orang tua. Pertanyaan yang dilontarkan memang sederhana namun memiliki muatan psikologis yang teramat dalam yang berkaitan dengan kosep diri sang anak.

Bila pertanyaa, cerita atau ide sang anak, kita bisa menghargainya maka anak akan tumbuh dengan kepercayaan diri dan memiliki rasa optimis dalam menyikapi dalam permasalahan hidup. Hubungan anak dengan orang tua apabila hangat dan penuh cinta kasih maka anak juga memperlakukan orang dengan hangat dan cinta kasih namun jika anak diperlakukan dengan kebencian maka anak juga akan memperlakukan orang lain penuh kecurigaan dan kebencian.

Sekecil apapun bentuk kasih sayang anak kepada kita sebagai orang tua berarti memberikan dorongan dan motivasi bagi anak-anak kita. tadi sebelum saya berangkat, saya melihat Hana dengan penuh semangatnya menabuh drumnya bersama teman-temannya sambil melambaikan tangannya ke arah saya. Itulah kasih sayang anak kepada kita, sungguh indahnya.

----
Rasulullah mencium Hasan atau Husain (cucu beliau) maka abshar Al-Aqra' bin Habis berkata: 'Sesungguhnya saya mempunyai sepuluh anak, namun tidak ada seorang pun yang pernah aku cium.' Maka berkata Rasulullah. 'Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi.' (Hadits Riwayat At-Tirmidzi)

Rabu, 19 Agustus 2009

Bersyukur

Pada suatu hari Nasrudin dihadapkan kepada Pengadilan. Hakimnya terkenal sangat korup. Sang hakim bertanya kepada Nasrudin. 'Nasrudin, kamu pilih mana jadi orang kaya atau orang bijak?

Nasrudin menjawab, 'Saya memilih menjadi orang kaya Pak Hakim.'

'Sayang Nasrudin, orang yang terkenal arif dan bijak seperti dirimu salah memilih jalan hidup, jika saya boleh memilih, saya akan memilih menjadi orang bijak.' kata sang hakim.

'Hal itu sangat wajar Pak Hakim, jika orang selalu menginginkan apa yang tidak dimilikinya.' jawab Nasrudin.

Begitulah kita, selalu melihat diluar sana nampak indah. Pada kenyataannya tidak seindah yang kita bayangkan. Perhatikan hutan yang terlihat hijau indah nan permai. Begitu kita mendekat, penuh duri dan ilalang liar. Demikian juga bunga mawar milik tetangga yang selalu merah nan indah, begitu dilihat dari dekati, ternyata banyak durinya. Memangnya mau tertusuk duri?

Itulah sebabnya apa yang telah ada akan terasa nikmat dan penuh barokah dalam hidup bila kita senantiasa mensyukurinya, apapun yang belum menjadi milik kita, belum tentu lebih baik daripada apa yang telah menjadi milik kita dihari ini.

Mari kita syukuri apa yang telah ada dalam hidup kita..

Bulan Ramadhan, Bulan Kasih Sayang

Setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan di Jakarta yang selalu saya suka adalah tiba waktu berbuka. Bila saya mampir di Masjid Al-Azhar, Masjid Istiqlal atau Masjid manapun ada hidangan yang dibagikan secara gratis. Tentu saja di bulan suci Ramadhan adalah bulan kasih sayang atau istilah populernya disebut dengan al- Maidah al-Rahman.

Ada sebuah semangat dibulan Ramadhan yaitu kesadaran untuk berbagi kasih sayang tentunya agak sulit ditemukan pada bulan-bulan diluar bulan Ramadhan. Wujud kasih sayang berbentuk hidangan berbuka puasa yang diberikan cuma-cuma bukan hanya di masjid, banyak individu maupun perusahaan menyalurkan shodaqohnya untuk kaum faqir miskin, anak-anak yatim maupun mereka yang membutuhkan. Semangat ini lebih didasarkan kepada ada kasih sayang pada diri setiap insan yang menjalankan ibadah puasa.

Puasa bukan hanya menahan haus dan lapar namun juga tindakan-tindakan amal sholeh yang turut serta merasakan penderitaan orang lain. Selama bulan suci Ramadhan siapapun orangnya dengan status sosial, kedudukan dan pangkatnya harus melaksanakan ibadah puasa. Puasa menjadi landasan kesadaran untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesamanya.

Bulan Ramadhan sudah sepatutnya dihiasi dengan kasih sayang karena puasa menghadirkan kesabaran. Sebagaimana Sabda Baginda Nabi Muhamad SAW, 'Assyiamu nisfu sobri' berpuasa adalah sebagian dari kesabaran. Maka bagi kita yang menunaikan ibadah puasa hakekatnya untuk membangun kesabaran. Kesabaran inilah yang menjadi jati diri seorang muslim yang mampu merubah benci menjadi cinta.

Sudah sepatutnya di bulan yang suci Ramadhan sifat-sifat cinta dan kasih sayang pada diri kita mampu diwujudkan dalam hati dan perilaku sehari-hari. Dalam puasa merupakan arena tarbiyah Ilahiah untuk mengokohkan peradaban kesabaran. Puasa haruslah dapat mengerem pelbagai tindakan yang tidak terpuji. Mari dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan di bulan penuh berkah ini kita menyebarkan cinta dan kasih sayang kepada semua makhluk dimuka bumi agar puasa kita menjadi sempurna.

Selasa, 18 Agustus 2009

Sayang Ayah

Ada Hadist yang saya suka, Baginda Nabi Muhamad SAW bersabda, 'Orang yang penuh cinta kasih akan dikasihi oleh Ar-Rahman (Allah SWT). Sayangilah yang ada di muka bumi niscaya engkau akan disayangi oleh yang ada di langit.' (Hadist Riwayat At-Tirmidzi).

Hadist inilah yang memberikan saya semangat untuk mengungkapkan sayang saya untuk anak dan istri saya. Sepanjang hidup saya tidak pernah bapak saya mengatakan 'Aku sayang kamu..anakku.' Begitu beranjak dewasa maka terasa asing buat bapak saya untuk mengatakan itu pada saya. Namun begitu Hana putri saya terlahir dan beranjak mulai bisa mengucapkan kata-kata yang meluncur dibibirnya yang mungil adalah 'Hana, sayang ayah.'

Bila saya mendengarkan ucapan Hana putri saya, 'Hana sayang ayah' dengan ekspresi wajahnya teramat lucu terasa ada yang menyentuh dilubuk hati saya yang paling dalam. Kebahagiaan sekaligus begitu mengharukan. Ungkapan Hana sayang ayah, begitu tulus.

Pernah suatu hari sebelum saya berangkat kerja, saya kelupaan untuk berpamitan dengan istri saya dan Hana. Biasanya kalau saya berangkat, Hana cium tangan saya dan tidak lupa mengucapkan 'Hana sayang ayah.' Begitu motor melaju ditengah kepadatan jalan raya. melewati jalan ke arah Cipulir, motor yang saya kendarai tertabrak mobil dari belakang. Badan saya terpental. Motor berada dikolong mobil. Dalam kondisi tengah tersadar, air mata saya menetes. Teringat kata-kata Hana, 'Hana sayang Ayah.'

Sejak kejadian itu setiap kali Hana mengatakan 'Hana sayang ayah' saya selalu menjawabnya, 'Ayah juga sayang Hana.' Terbayang kondisi yang terkapar, tidak tahu berapa lama usia. Saya hanya tidak ingin kehilangan momen untuk menyatakan sayang saya pada Hana putri saya. Bisa jadi ungkapan sayang itu adalah ungkapan yang terakhir kalinya.

---
Jangan pernah lupa untuk mengungkapkan kasih sayang anda untuk orang yang anda cintai, bisa jadi perpisahan itu untuk selamanya.

Berilah Kasih Sayang

Ada seorang ibu yang menceritakan kepada anaknya tentang rembulan. 'Anakku, di malam hari, ada makhluk yang sangat menakutkan dan menyeramkan. Dia matanya bulat seperti mata raksasa, juga suka sekali makan anak-anak kecil yang berkeliaran malam hari'

Sementara, ada ibu yang lain juga menceritakan kepada anaknya tentang rembulan, 'Anakku, bila malam hari tiba. Ada makhluk yang sangat indah. Dia muncul dengan senyuman, menyapa ramah setiap anak kecil dengan mengeluarkan cahaya dan menyebarkan kebahagiaan bagi anak-anak dan semua orang dimuka bumi.'

Tiba malam bulan purnama tiba, kedua anak itu bermain dan rembulan itu muncul. Anak pertama lari terbirit-birit dan anak kedua berteriak-teriak penuh kegembiraan menyambut sahabatnya yang telah datang.

Begitulah sebaiknya kita mengajarkan kepada anak-anak kita bagaimana mencintai bukan bagaimana membenci. Bagaimana kita mensyukuri bukan bagaimana menyesali. Bagaimana kita menghormati orang lain bukan bagaimana merendahkan orang lain sebab pendidikan berarti membentuk paradigma atau cara pandang pada anak.

Bila kita mendidik anak dengan kebencian maka anak-anak kita akan melihat dunia dengan penuh kebencian namun bila kita mengajarkan cinta dan kasih sayang maka anak-anak kita akan menebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesamanya dan memberikan manfaat yang terbaik untuk bangsa dan negaranya. sebagaimana Sabda Baginda Nabi Muhamad, Khairunnas anfa'uhum linnas..'Sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi sesamanya.'

Kak, Apa Lailatul Qadar Itu?

Suatu malam anak-anak Amalia duduk melingkar, kami sedang belajar mengaji. Nampak anak-anak setelah menghapal surat-surat Juz Amma'. Adi bertanya, 'Kak, Apa sih Lailatul Qadar itu?'

Saya jelaskan kepada Adi dan juga anak-anak Amalia bahwa Lailat al qadar adalah anugerah Alloh SWT, dan hanya orang yang layak yang dapat memperolehnya. Mereka adalah orang yang sejak awal berpuasa dengan semangat kepatuhan, kecintaan dan tahu diri. Ia bukan hanya berpuasa dari makanan, tetapi semua anggauta badanya ikut puasa dari semua yang tidak sepantasnya dikerjakan.. Kesungguhan dan konsistensi berpuasa dan didukung oleh ibadah lainnya selama duapuluh hari pertama, insya Alloh bisa membawa suasana batin pelakunya pada kebersihan jiwa yang siap menerima anugerah lailat al qadar. Itulah maka lailat al qadar diisyaratkan turun pada akhir bulan Ramadhan.

Diantara keutamaan Ramadhan adalah adanya suatu malam yang disebut lailatul qadar. Secara harfiah, lailat al qadar artinya adalah malam penentuan, artinya pada malam itu ada satu keputusan sangat penting yang sangat menguntungkan bagi orang yang memperolehnya. Menurut al Qur'an, lailatul qadar berbobot setara dengan seribu bulan, bahkan lebih (khoirun min alfi syahr). Digambarkan bahwa pada malam itu aktifitas alam malakut sungguh luar biasa sibuknya, karena pada malam itu malaikat hilir mudik turun naik, naik ke langit membawa doa dan harapan manusia dan turun ke bumi menyampaikan keputusan Alloh SWT menyangkut berbagai perkara (min kulli amr). Digambarkan bahwa suasana super istimewa itu berlangsung pada malam itu sejak Isya hingga fajar terbit (salamun hiya hatta matla` al fajr).

'Kapan malam itu terjadi Kak Agus?' Tanya Fajar.

Anak-anak Amalia terlihat mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Saya jelaskan kepada mereka bahwa segala sesuatu yang bermakna tinggi pasti tidak sederhana. Ia tidak berada di tempat terbuka, tetapi tersembunyi di tempat yang pelik, oleh karena itu hanya orang yang tabah dan kuat serta sungguh-sunggguh sajalah yang berpeluang memperolehnya. Menurut sebuah hadis Nabi, lailatul qadar memang berada dalam salah satu dari 30 malam Ramadhan. Ketika didesak oleh para sahabat, Nabi menyebut waktu yakni pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan (`asyr al ‘awakhir). Ketika didesak lagi Nabi menyebut waktu , yakni sekitar malam 27, 29 atau bahkan malam Id al Fitri.

'Apa maknanya Kak?' Tanya Lusi.

Artinya jika orang ingin meraih keutamaan, ia tidak boleh asal-asalan, atau mengambil jalan pintas, tetapi harus serius dari awal pekerjaan hingga akhir. Orang tidak bisa berspekulasi. kita tidak usah puasa dan tarawih pada awal bulan Ramadhan, tetapi cukuplah kita sungguh-sungguh pada malam-malam ganjil di akhir bulan, khususnya malam 27,29 dan malam Id. Bukankah lailatul qadar setara dengan seribu bulan ? apalah artinya tidak puasa duapuluh hari pertama, kan tertutup oleh pahala lailatul qadar ?

Ibadah mengandung arti tunduk, patuh, hormat dan tahu diri, bukan akal-akalan, karena kita berhadapan dengan Alloh SWT Yang Maha Mengetahui. Ibadah itu bukan hanya pekerjaan fisik, tetapi lebih pada pekerjaan hati dan hati nurani. Khusyuknya salat misalnya tidak terjadi setiap kita menginginkan, tetapi ia merupakan buah dari ibadah yang sudah lama dikerjakan. Mengerjakan salat bisa dilakukan dadakan, tetapi mendirikan salat (iqam as salat) hanya bisa dilakukan setelah lama mengerjakannya secara konsisten. Dari konsistensi itulah terbangun suasana batin, dan dari suasana batin itulah lahir kekhusyu’an.

Dari hadis Nabi dapat difahami, bahwa nikmatnya salat khusyu' setara dengan perasaan orang yang jatuh cinta, indah, lembut dan penuh emosional, terkadang menangis. Demikian juga ibadah puasa, sekedar tidak makan minum adalah mudah,, tetapi berpuasa dari semua hal yang tidak pantas membutuhkan pengalaman dan konsistensi.

Itulah sebabnya kenapa malam Lailat al qadar adalah anugerah Alloh SWT dan hanya orang yang layak yang dapat memperolehnya. Mereka adalah orang yang sejak awal berpuasa dengan semangat kepatuhan, kecintaan dan tahu diri. Ia bukan hanya berpuasa dari makanan, tetapi semua anggauta badanya ikut puasa dari semua yang tidak sepantasnya dikerjakan.. Kesungguhan dan konsistensi berpuasa dan didukung oleh ibadah lainnya selama duapuluh hari pertama, insya Alloh bisa membawa suasana batin pelakunya pada kebersihan jiwa yang siap menerima anugerah lailat al qadar. Itulah maka lailat al qadar diisyaratkan turun pada akhir bulan Ramadhan.

'Jadi, siapa hayo..yang sudah siap menyambut bulan suci ramadhan?' Tanya saya.

'saya kak..' jawab anak-anak Amalia secara serentak. Malam semakin larut. Kami bersama-sama suka cita menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh kebahagiaan. Anak-anak Amalia sudah mempersiapkan diri untuk Tarawih, bertadarus dan I'tikaf. Tak lama terdengar lagunya Opick yang dinyanyikan anak-anak Amalia, Ramadhan..Tiba..Ramadhan Tiba..Marhaban Ya Ramadhan..Marhaban Ya Ramadhan...

Senin, 17 Agustus 2009

Pelupa

Ada seorang pasien mendatangi dokter untuk mengobati penyakit pelupanya. Oleh sang dokter, pasien itu diberi obat. Lima hari kemudian si pasien mendatangi lagi dokternya dan mengatakan 'dokter memberikan tablet untuk meningkatkan daya ingat saya.'

'lalu?'

'Saya lupa memakannya.'

Begitulah kita seringkali menjadi pelupa. Bahkan sifat pelupa bisa menjadi berbahaya bila sampai lupa pulang ke rumah. Apa lagi lupa ama anak dan istri. Serta Ada berapa banyak orang yang lupa diri? lupa daratan namun ingat lautan.

Maka itulah penting istri, teman bahkan sahabat yang perlu mengingatkan kita, semua itu diperlukan agar kita ingat. Paling tidak kita ingat bahwa kita pelupa.

---

1. Demi masa
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling mengingatkan supaya menaati kebenaran, saling mengingatkan dengan kesabaran
(QS 103 - Al 'Ashr).

Kalimah Thayiibah

Pada kehidupan sehari-hari, berpikir positif dan membiasakan untuk selalu mengucap kalimah tayyibah yang akan mengarahkan kepada tindakan-tindakan yang penuh keberkahan di dalam hidup kita. Bahkan kalimah tayyibah dan shodaqoh mampu menyembuhkan sakit. Begitulah hikmah yang saya peroleh dari seorang bapak. Beliau sosoknya sangat sederhana, tidak pernah pantang menyerah untuk selalu belajar. Terkadang mampir ke Rumah Amalia untuk belajar mengaji atau bersilaturahmi.

Setelah pernikahan, rumah tangganya tidak mengalami ganjalan. Semuanya berjalan apa adanya sampai anaknya lahir. Walaupun begitu ditengah usianya separuh baya masih juga belum mau menjalankan sholat, puasa dan ibadah lainnya. 'Waktu itu saya belum tertarik untuk menjalankan ibadah dengan baik Mas..' tuturnya.

Meskipun demikian, istrinya tetap tekun menjalankan semua ibadah dengan baik bahkan tak jarang istrinya mengaji sampai larut malam disamping suami dan anaknya. Suatu ketika baliau merasakan sakit perutnya, mual, kembung dan membesar. Akhirnya dibawa ke rumah sakit, sampai dokter angkat tangan. Tidak sanggup untuk mengobatinya. Apapun telah dilakukan, harta yang dimilikinya hampir ludes, tetapi kesembuhan tidak kunjung tiba.

Dalam keputusasaannya istrinya senantiasa membimbing kalimah tayyibah, melapalkan tahlil, shalawat nabi, asma al husna dalam sakitnya. Dalam sakit itu sang bapak berjanji kepada istrinya, jika saya sembuh nanti..saya akan menjalankan semua ibadah dengan baik..begitu tuturnya. Membiasakan diri ketika sakit untuk selalu membaca kalimah-kalimah thayiibah memang tidak mudah. walaupun sedikit namun terus diusahakannya untuk mengucap kalimah tayyibah dan berserah diri kepada Alloh SWT semata.

Sungguh Alloh Maha Besar, Tiada yang memiliki kekuatan hanya Alloh semata. Tak seorangpun yang mampu menahan segala sesuatu yang telah menjadi kehendakNya. Seperti yang dialaminya penyakit yang semula tidak bisa disembuhkan perlahan-lahan pulih kembali. Sedikit demi sedikit perutnya yang semula bengkak kemudian mengempis. Rasa sakit diperutnya mulai tak terasa lagi. AKhirnya sakitnya benar-benar sembuh.

Beliau setelah sembuh mulai belajar sholat, saya beberapa kali membimbing beliau untuk belajar sholat. Dalam kehidupan rumah tangganya semakin kokoh. Tidak ada lagi perbedaan yang mampu mengguncang rumah tangganya. Beberapa kali istrinya ikut belajar selalu meneteskan air mata. Air mata kebahagiaan seorang istri yang setia menemani sang suami tercinta.

Bahkan kehidupan sekarang ini lebih mudah untuk bertegur sapa dengan tetangga, terkadang dirumahnya juga dibuat pengajian bersama. Anak-anak dan istrinya juga ikut belajar mengaji dan kegemarannya bershodaqoh terhadap orang-orang yang tidak mampu membuat dirinya dan keluarga menjadi hidup tentram. 'Saya tidak pernah menyangka Mas Agus Syafii, bila kita melaksanakan perintahNya dengan sungguh-sungguh kita akan merasakan betapa indahnya hidup ini dengan senantiasa bersyukur atas semua Karunia Alloh SWT..' ucapnya.

Berpikir Positif

Hidup berumah tangga bagaikan mengemudi bahtera di tengah samudera luas. Lautan kehidupan seperti tak bertepi, dan medan hamparan kehidupan sering tiba-tiba berubah. Memasuki lembaran baru hidup berkeluarga biasanya dipandang sebagai pintu kebahagiaan. Segala macam harapan kebahagiaan ditumpahkan pada lembaga keluarga. Akan tetapi setelah periode 'impian indah' terlampaui orang harus menghadapi realita kehidupan.

Sunnah kehidupan ternyata adalah 'problem'. Kehidupan manusia, tak terkecuali dalam lingkup keluarga adalah problem, problem sepanjang masa. Tidak ada seorangpun yang hidupnya terbebas dari problem, tetapi ukuran keberhasilan hidup justeru terletak pada kemampuan seseorang mengatasi problem. Sebaik-baik mukmin adalah orang yang selalu diuji tetapi lulus terus, khiyar al mu’min mufattanun tawwabun.(hadis). Problem itu sendiri juga merupakan ujian dari Allah SWT, siapa diantara mereka yang berfikir positif, sehingga dari problem itu justeru lahir nilai kebaikan, liyabluwakum ayyukum ahsanu `amala (Q/67:2) liyabluwakum fi ma a ta kum (Q/6:165)

Menurut hadis Nabi, menemukan pasangan yang cocok (saleh/salihah) dalam hidup berumah tangga berarti sudah meraih separoh urusan agama, separoh yang lain tersebar di berbagai bidang kehidupan. Hadis ini mengambarkan bahwa 'rumah tangga' itu serius dan strategis. Kekeliruan orientasi, keliru jalan masuk, keliru persepsi, keliru problem solving dalam hidup rumah tangga akan membawa implikasi yang sangat luas. Oleh karena itu problem hidup berumah tanga adalah problem sepanjang zaman, dari sejak problem penyesuaian diri, problem aktualisasi diri, nanti meluas ke problem anak, problem mantu, cucu dan bahkan tak jarang suami isteri yang sudah berusia di atas 60 masih juga disibukkan oleh problem komunikasi suami isteri, hingga kakek dan nenek itu pisah ranjang.

Itulah sebabnya mengarungi kehidupan tak ubahnya mengarungi samudera, terkadang lautan tenang dan angin sumilir, tetapi terkadang tanpa diduga datang ombak besar. Bagi orang yang faham sunnatullah laut, maka ia bisa berhitung kapan musim ombak dan kapan musim tenang. Tetapi kehidupan juga sering diungkapkan sebagai 'tersandung di jalan rata', terpeleset oleh 'kerikil' kehidupan. mungkin kita sudah banyak makan asam dan garam kehidupan. Meski begitu tetap saja kita masih dihadang oleh banyak problem. Berpikir positif dan meluruskan orientasi bahwa pernikahan adalah mencari keberkahan dan keridhaan Allah SWT itulah kunci menghadapi berbagai masalah di dalam rumah tangga.

Menanamkan Kebiasaan Baik

Ada seorang bapak Amat salah satu komisaris sebuah perusahaan punya penyakit darah tinggi, tetapi masih suka makan menu dari daging kambing. Dokter lalu melarang makan daging kambing dan dia menyuruh makan binatang yang bisa berenang.

Dokter ke rumahnya untuk kontrol kesehatan Pak Amat dan kata pembantunya, Pak Amat ada di kolam renang. Sampai di kolam renang, dokternya malah yang pingsan karena Sang dokter melihat Pak Amat sedang melatih kambing berenang.

Begitulah manusia dibentuk karena kebiasaannya. Bila sudah terbiasa melakukan kebiasaan buruk tetap saja tidak mudah untuk diubah. Jelas makan daging kambing dilarang, disuruh makan ikan malah memilih melatih kambing untuk berenang, tujuannya hanya satu agar tetap diperbolehkan makan daging kambing.

Menanamkan kebiasaan baik akan lebih mudah pada masa anak-anak. Demikian halnya anak yang terbiasa berkelimpahan keramahan kedua orang tuanya dan orang-orang disekelilingnya maka anak akan memiliki pendirian dan pandangan hidup bahwa hidup ini sungguh indahnya. Seperti yang disampaikan oleh Dorothy Low, 'Children Learn What They Live With.'

Jika anak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan..
Jika anak biasa dimusuhi, ia akan terbiasa menentang
Jika anak terbiasa dikasihani, ia akan mudah meratapi nasib
Jika anak dikelilingi oleh olok-olok, ia akan menjadi pemalu
Jika anak dikitari oleh rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah
Jika anak biasa dimengerti, ia terbiasa menjadi penyabar
Jika anak banyak dimotivasi, ia terbiasa percaya diri
Jika anak banyak dipuji, ia terbiasa menghargai
Jika anak diterima oleh lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangi..
Jika anak dikerumuni oleh keramahan, ia akan terbiasa berpendirian..'Sungguh indahnya hidup ini...'

Minggu, 16 Agustus 2009

Terjawabnya Sebuah Doa

Siang itu setelah kami sekeluarga menengok Mono dan Sheilla yang baru berbahagia mendapatkan momongan, saya kedatangan seorang tamu yang sudah lima tahun berharap untuk mendapatkan keturunan akhirnya terjawab sudah doanya selama ini.

Awalnya dokter telah memvonis dirinya untuk memiliki anak kandung hanya tinggal seserpih kulit bawang, hidup dan rumah tangganya galau. Namun demikian kepedihan dan keputusasaannya itu malah membuat pasangan suami istri ini lebih dekat kepada Alloh SWT. Mereka lebih rajin sholat lima waktu, hatinya pasrah lalu Alloh SWT memberikan jawaban yang tak pernah diduganya.

Saya teringat ketika pasangan itu telah divonis oleh dokter tidak memiliki keturunan, pada saat itu jiwanya terasa kosong dan kering. Saya menyarankan pada pasangan itu agar senantiasa banyak-banyak istighfar dan bershodaqoh.

Saya katakan kepada pasangan itu bahwa ada satu hadis, dalam musnad Abu Hanifah, diriwayatkan oleh Jabir ada seorang datang kepada Baginda Nabi Muhamad SAW dan berkata, 'Rasulullah, aku belum dikarunia anak sama sekali dan sampai saat ini aku belum punya anak.'

Rasulullah lalu bersabda, 'Jika engkau memperbanyak istighfar dan shodaqoh, engkau akan diberi rizki disebabkan oleh keduanya.'

Lelaki itu pun memperbanyak shodaqoh dan istighfar, Jabir berkaa, 'Akhirnya, orang itu mempunyai sembilan orang anak laki-laki.'

Setelah hampir lebih dari dua tahun yang lalu sejak kedatangan pasangan itu baru kemaren mereka datang kembali dan mengabarkan bahwa sudah memiliki anak laki-laki yang sehat dan menunjukkan kepada saya poto-poto bayi mungil itu.

'Alloh mendengar permohonan dan kepasrahan kami. Suami saya menuntun memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT. Alhamdulillah Mas Agus Syafii..walaupun pada usia beresiko tinggi, saya melahirkan bayi laki-laki yang manis dan sehat, ' Kata istrinya. Untuk kesekian kalinya tak bisa menahan air mata kebahagiaan.

Dalam keheningan mereka memanjatkan doanya, "Ya Alloh..Syukur kami panjatkan atas anugerahMu. Engkau telah memberikan kami anak yang kami harapkan..' 'Amin..' sayapun turut mengamininya.

------
Kepunyaan Allohlah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan kepada siapa saja yang dikehendakiNya. (as-Syura: 48-49).

Jumat, 14 Agustus 2009

Kebiasaan Yang Indah

Ditengah melajunya taksi seorang penumpang menepuk bahu Pak Sopir dengan maksud untuk berhenti. 'Mas, maaf kiri ya?' tanpa disangka sopir taksinya terkejut dan tanpa sengaja menginjak gas. Beruntunglah mereka selamat tidak terjadi kecelakaan apapun.

Setelah taksinya berhenti, Pak sopir mengatakan kepada penumpangnya, 'Pak, lain kali jangan tepuk bahu saya, sungguh pak, saya terkejut.' Kata Pak Sopir dengan wajah pucat.

'Memangnya kenapa Mas?' tanya penumpangnya.

'Masalahnya saya baru malam ini jadi sopir taksi,'jawab Pak Sopir Taksi.

'Memangnya sebelumnya kerja dimana Mas?' tanya penumpangnya kembali.

'Sebelumnya saya sopir mobil jenazah Pak..' Jawab Pak Sopir Taksi yang masih nampak ketakutan.

Begitulah kebiasaan membentuk kepribadian seseorang. Kebiasaan yang baik akan membuat hidup kita menjadi indah. Demikian halnya kebiasaan yang buruk akan membuat hidup kita menjadi penuh kemalangan.

Pembiasaan adalah salah satu cara untuk mendidik diri kita dan juga mendidik anak-anak kita. Begitulah kami, di Rumah Amalia selalu mengajarkan kepada anak-anak Amalia agar berpikir positif, bertutur yang baik sehingga melahirkan tingkah laku yang penuh cinta kasih bagi sesamanya.

Bukankah hidup ini menjadi indah bila kita saling menyayangi?

Kamis, 13 Agustus 2009

Salah Mengira

Ada seorang suami yang pergi mengantarkan istrinya untuk memeriksakan kandungan ke rumah sakit. Sang dokter menyuruh suaminya untuk menunggu saja diruang tunggu. Beberapa saat kemudian dokter meminta perawat untuk mengambilkan obeng dan tak lama kemudian kembali ke ruang pemeriksaan.

Dokter kembali meminta perawatnya untuk mengambilkan tang. Suami itu menjadi khawatir terhadap keadaannya. Istrinya periksa kandungan kok pak dokter sambil bawa tang dan obeng ya?' tanya suami dalam hati.

Ketika dokternya keluar lagi meminta palu maka sang suami bergegas mendekati dokter dan bertanya, 'Pak dokter sebenarnya apa yang terjadi dengan istri saya?' Dokternya dengan wajah gugup menjawab, 'maaf pak, saya belum tahu keadaan istri bapak, bahkan sampai saat ini saya belum berhasil membuka tas peralatan medis saya.'

begitulah kita, seringkali kita salah kira terhadap orang lain. Orang tua yang menolak keinginan anaknya bukan berarti orang tua tidak sayang kepada anaknya bahkan itulah sikap kasih sayang orang tua agar anaknya mengerti arti tanggungjawab.

sama seperti halnya seorang guru yang memanggil muridnya bukan berarti membenci sang murid melainkan kasih sayang seorang guru kepada muridnya. Bahkan Allah SWT yang menampakkan kasih sayangNya dengan berbagai cara seperti nikmat, rizki, musibah, teguran, pujian dan sakit, merupakan wujud kasih sayangNya. Namun seringkali kita salah mengira.

Bukankah sebaiknya kita selalu berpikir positif dalam menyikapi setiap masalah?

Rabu, 12 Agustus 2009

Johan

Malam hari setelah mengajar mengaji saya dan istri bersama Hana mengendarai motor menuju rumah Johan. Sudah hampir beberapa hari saya belum sempat ke rumahnya. terakhir bertemu Johan mengantarkannya untuk berobat karena badannya panas. Di rumahnya kami bertemu dengan ibu dan kakak perempuannya yang sudah menikah. Istri saya menyerahkan oleh-oleh dan menanyakan kemana Johan.

'Johan sudah saya masukkan ke pesantren Kak..'kata sang ibu. 'Terus bagaimana lagi, jangankan untuk sekolah. Makanpun saya sudah tidak sanggup lagi memberikannya. Apa lagi sekarang saya hanya menggantungkan kepada menantu saya.'

Sejak ayahnya Johan meninggal, keluarganya terguncang. Kami sekeluarga membantu Johan. Bila bertemu Johan, saya selalu mengingatkan agar berbakti kepada Ibunya. Tahun ini Johan sudah masuk SMP. Anaknya bertubuh besar sepintas melebihi dari usianya sebab ayahnya juga bertubuh besar dan kekar.

Angin malam berhembus. Cahaya lampu pijar terlihat redup. Dalam keheningan malam. hati terasa kehilangan Johan, saya memanjatkan doa untuk Johan dan keluarganya.

'Ya Alloh, limpahkan semua rizki, kebahagiaan dan keberkahan untuk Johan, ibunya dan kakaknya. Mudahkan mereka dalam mengarungi hidup, cukupkanlah semua kebutuhannya Ya Alloh..Jadikanlah Johan sebagai hambaMu yang terbaik dalam jalanMu yang lurus, jalan yang Engkau Ridhoi. Ya Alloh' Amin...

Teladan

Seorang ayah sedang marah kepada anaknya karena setiap hari sepulang kantor istrinya selalu mengadukan ulah anaknya yang nakal. Makan tidak pernah cuci piring sendiri, malas mengerjakan PR, suka membolos bahkan terkadang sore tidak pernah mau mengaji, lebih suka nongkrong di depan TV.

'Dasar anak nakal, lihat nih rambut ayah putih semua, gara-gara mikirin kamu!' kata ayahnya dengan wajah memerah.

'kalau begitu ayah lebih nakal dari aku,' jawab si anak.

'Apa buktinya?' tanya sang ayah.

'Buktinya rambut kakek lebih putih dari ayah.'

Begitulah anak sekarang, pinter ngejawab kalo dinasehatin orang tua. Anak bukan lagi butuh nasehat melainkan butuh teladan dari Ayah dan Ibunya. Bila ayah menyuruh sholat sambil membaca koran, jangan berharap anak akan menuruti perintah sholat sang ayah. Namun bila ayah menyuruh sholat anaknya, ayah sudah dengan sajadah terbentang anak akan bergegas mengambil air wudlu.

Jadi mendidik anak dengan baik adalah dengan memberikan teladan. Teladan bukan hanya dari kata-kata tetapi dari perbuatan. Keteladanan dalam pendidikan anak merupakan suatu hal yang sangat diperlukan karena terbukti ampuh dan paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Oleh karena itu, masalah keteladanan menjadi faktor penting dan menjauhkan diri dari perbuatan–perbuatan yang bertentangan dengan norma, maka sang anak akan tumbuh dengan akhlak mulia.

Selasa, 11 Agustus 2009

Realitas

Ada orang kaya yang menulis surat wasiat bahwa hartanya yang jumlah 100 miliar akan diwariskan kepada Syaiful keponakannya. Satu-satunya kerabat beliau adalah keponakannya yang hidup miskin. Kepada pengacara berpesan agar menyampaikan wasiatnya jangan langsung sebab Syaiful memiliki penyakit jantung.

Beberapa tahun kemudian orang kaya ini meninggal dunia, Syaiful keponakannya juga turut hadir dalam pemakamannya. Pengacara nampak bingung bagaimana untuk menyampaikan wasiatnya kepada keponakannya. Akhirnya diputuskan meminta bantuan seorang kyai, guru Syaiful di pesantren. 'Pak Kyai, tolong sampaikan amanah almarhum dengan pelan-pelan karena bila Syaiful kaget bisa terkena serangan jantung.'

Pak Kyai itu menjawab, 'Tenang aja Pak Pengacara, saya punya kiat khusus untuk menyampaikan kepada Syaiful' Lalu Pak Kyai memanggil Syaiful, dengan gayanya berbicara penuh kewibawaan setelah diselingi obrolan ringan Pak Kyai membuka percakapannya. ' Begini Syaiful, ini seandainya, sekali lagi ini seandainya, kalo kamu mendapatkan rizki uang jumlahnya 100 miliar, kamu gunakan untuk apa uang itu?' tanya Pak Kyai.

Dengan khitmatnya Syaiful yang tidak berani menatap mata Sang Kyai, Syaiful menjawab, 'Bila saya mendapatkan uang 100 miliar, maka separuhnya saya akan berikan untuk Pak Kyai.' Mendengar jawaban Syaiful, Pak Kyai kaget sakit jantungnya kambuh dan akhirnya Pak Kyai meninggal dunia.

Begitulah realitas, berlimpah materi, mendapatkan harta banyak tanpa kerja keras adalah sesuatu yang menyenangkan, belum tentu berakibat baik. Demikian halnya bila kerja keras namun gaji tidak naik-naik adalah sesuatu yang menyedihkan, belum tentu berakibat buruk, bisa jadi malah berakibat baik. Malah mendorong untuk berpikir kreatif menjadi pengusaha. Maka melihat realitas dengan menggunakan pikiran jernih dan senantiasa mensyukuri nikmat maka akan tumbuh kearifan di dalam diri kita.

Senin, 10 Agustus 2009

Bila Musim Flu Tiba

Beberapa hari ini istri saya sakit flu, jadi saya bertugas menggantikannya untuk mengajar anak-anak Amalia. Ari salah satu anak Amalia juga terserang flu, berkali-kali terdengar suara bersin. Hatsi..hatsi..setiap kali Ari bersin anak-anak yang lainnya tertawa. Mentertawakan wajah Ari yang terlihat lucu.

Akhirnya saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia, bila diantara kita sedang bersin ucapkanlah 'alhamdulillah' dan bagi yang mendengarkan hendaknya mengucapkan 'yarhamukallah' kemudian yang bersin mengucapkan doa 'yahdikumullah'

Sejak itu setiap kali ada yang bersin sudah tidak ada lagi yang tertawa, terdengar suara 'alhamdulillah, disahut, 'yarhamukallah' dan dijawab 'yahdikumullah' dengan begitu anak-anak Amalia menjadi saling mendoakan dan berbagi kebahagiaan bersama dengan teman-temannya serta yang paling penting anak-anak memiliki rasa empati bila ada temannya yang sakit.

--
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi s.a.w. beliau bersabda: 'kalau salah seorang kamu bersin, hendaklah ia mengucapkan: Alhamdulillah! (Segala puji bagi Allah). Saudaranya atau temannya yang mendengar, hendaklah mengucapkan: Yarhamukallah! (Semoga Alloh merahmati saudara!). Kalau temannya telah mengucapkan Yarhamukallah, hendaklah ia mengucapkan lagi: Yahdikumullah wa yuslihu balakum! (Semoga Allah menunjuki saudara dan membaikkan keadaan saudara)'

Hati seorang Istri

'Suami saya terlihat putus asa ketika serangan jantung itu datang, saya mau ninggalin takut terjadi apa-apa. tidak mungkin saya meninggalkannya sendirian di rumah sementara anak-anak sekolah. Bukankah ibadah seorang istri adalah menjaga suami ketika sakit?' katanya. Seorang ibu yang meyakini bahwa hidupnya adalah pengabdian untuk keluarga.

Itulah gambaran hati seorang istri, dengan setulus hati rela menjaga dan merawat bukan ketika ditengah berlimpahnya harta tetapi justru disaat suaminya sedang sakit keras dan kondisi ekonomi ditengah kesulitan.

Saya menyaksikan sendiri bagaimana tegarnya beliau, disaat suaminya terkulai lemah dan terjatuh diatas pangkuannya. Memakaikan baju dan membacakan kalimah tayyibah sepanjang hari. Beberapa hari kemudian saya menyaksikan suaminya sudah bisa memakai baju dan mau makan. 'Saya bersyukur dengan cobaan ini membuat sholat saya menjadi lebih khusyu.' ucapnya. 'Bila diingat saya masih terasa sakit hati, sewaktu bapak meninggalkan saya. Tapi saya sebagai istri tetap memiliki kewajiban untuk tetap berbakti kepada suami apapun yang pernah dilakukan dimasa lalu.' lanjutnya.

Alasan yang utama baginya ingin mengajarkan kepada anak-anak arti pentingnya sebuah kesetiaan dan menjaga komitmen terhadap pasangan hidup adalah ibadah. Setelah suaminya sembuh, sang ibu bertandang ke Rumah Amalia. Ucapannya saya masih teringat dengan jelas, 'Berbagai ujian itu hanya datang dari Allah SWT. berbagai peristiwa menguji kesabaran kami, saya, anak-anak dan juga suami. Apakah kami sanggup untuk berpegang teguh dalam pendirian, hidupku, matiku dan ibadahku hanya untuk Allah semata?'

---
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetapkanlah waspada dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (Qs. ali Imran[3]:200).

Minggu, 09 Agustus 2009

Keharmonisan

Ada sebuah penelitian paling mutakhir yang menyebutkan bahwa dalam kehidupan rumah tangga. Pada tahun pertama, istri yang bicara dan suami yang mendengarkan. Tahun kedua, suami yang bicara dan istri yang mendengarkan. Tahun ketiga, suami istri sama-sama bicara dan tetangga yang mendengarkan.

Anda boleh saja meragukan kebenaran penelitian diatas. Namun mari kita buktikan, ketika kita mencintai seseorang maka tampaklah kesempurnaannya, dia begitu anggun, cantik, baik hati, enak diajak ngobrol. Begitu menikah, ketidaksempurnaan terlihat didepan mata, menyebalkan, cerewet dan pelitnya minta ampun. Lantas bagaimana membuat semuanya terlihat indah?

Kuncinya adalah memahami kesempurnaan pasangan hidup kita terletak kepada ketidaksempurnaannya. Seperti pasangan pengantin baru yang sedang menikmati kebersamaannya mereka mendengarkan suara, kuek..kuek...

'Dengar suara itu pasti suara ayam,' kata istri.

'Bukan, itu suara bebek sayang..'jawab suaminya.

'Nggak, aku yakin itu suara ayam,' kata istrinya dengan sewot.

Suaminya dengan perkasanya menjelaskan bahwa suara ayam itu kukuruyuk...sedangkan suara bebek itu kuek..kuek.

Tak lama kemudian terdengar suara, kuek..kuek..! 'Tuh kan suara bebek,' kata suaminya. 'Bukan, itu suara ayam.' kata istrinya dengan menghentakkan kakinya dan wajahnya yang cemberut.

'Kamu ini..jelas-jelas suara bebek dibilang ayam,' suara suaminya terdengar tinggi menahan amarah. Istrinya dengan isak tangis mengatakan, tapi itu kan suara ayam..!'

Sang suami menyadari air mata istrinya yang mengalir sebuah kesalahan dirinya. Dengan ucapan yang lembut suaminya mengatakan, 'Maafkan aku sayang, memang benar itu suara ayam.' Istrinya memeluk dengan mesra suaminya dan terdengar suara 'kuek..kuek' mengiringi perjalanan cinta mereka menikmati indahnya mahligai pernikahannya.

Pesan cerita diatas, siapa sih yang peduli dengan ayam atau bebek? Yang paling penting menjaga keharmonisan didalam rumah tangga. Berapa banyak keluarga yang gagal gara-gara 'ayam atau bebek? Pernikahan jauh lebih penting daripada mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Terkadang kita merasa yakin diri kita benar namun dikemudian hari terbukti bahwa kita yang salah.

Bermain Layang-layang

'Ku ambil buluh sebatang, ku potong sama panjang, ku raut dan ku timbang dengan benang, ku jadikan layang-layang.....'

Hari Ahad pagi anak-anak Amalia berkumpul. 30 anak Amalia wajahnya terlihat ceria. Ada 19 layang-layang kami bagi dalam kelompok. Mereka bernyanyi dengan penuh kegembiraan. Berdendang dengan penuh kebahagiaan. Mereka berbaris menuju lapangan. Mereka berbaur, berlari-larian. Tak jauh ada kerbau dan orang yang sedang berladang. Anak-anak Amalia menemukan dunianya. Yaitu dunia anak-anak bermain layang-layang.

Layang-layang hampir menjadi mainan anak-anak hingga dewasa di seluruh pelosok daerah, ada yang menerbangkan layang-layang standar, ada juga yang menghiasnya sedemikian rupa hingga menarik. Dari yang Kecil hingga yang besar.

Di beberapa tempat kerap juga dilakukan perlombaan layangan dilakukan dengan cara menerbangkan layang-layang hingga ketinggian tertentu lalu para peserta mengikat talinya bersama-sama paada sebilah bambu. Mereka yang memiliki layangan yang dapat terbang secara tegak lurus paling lama, dialah yang keluar sebagai pemenang.

Layang-layang merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan, layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.

Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan. Yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam bahasa Betawi disebut koang) dan layang-layang laga. Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena biasanya kuatnya angin berhembus.

Kami anak-anak Amalia bermain layang-layang yang terbuat dari bahan kain. Layang-layang seperti ini sangat mudah untuk dinaikkan ke udara. Kak Rani dan Kak Yusman ikut bergabung. Reka beberapa kali menaikkan layang-layang. Bahkan layang-layang kami sempat bertabrakan. Ada juga layang-layang Desi nyangkut diatas pohon. Kak Yusman dan Reka mengambilnya dari atas pohon dengan sebatang kayu.

Setelah kami puas bermain layang-layang, anak-anak makan nasi kuning karena Desi sedang syukuran khataman Juz Amma'. Begitulah kegembiraan kami hari ini di hari Ahad. Anak-anak Amalia membawa layang-layangnya pulang ke rumah. 'Sungguh senangnya hari ini bisa bermain layang-layang' begitu kata Adi. 'Kak Kapan maen layang-layang lagi?' tanya Fadel. Layang-layang telah membuat anak-anak gembira. Saya juga gembira melihat wajah mereka yang penuh suka cita.

Jumat, 07 Agustus 2009

Kenangan seorang Ayah

Di Rumah Amalia seringkali kami mengajarkan menulis sekalipun hanya satu atau dua baris tidaklah masalah yang paling penting anak-anak terbiasa melatih menuangkan pikiran dalam sebuah tulisan. Tulisan juga bisa sebagai terapi. Bagi anak-anak, tulisan adalah bentuk muhasabah atau refleksi dari perjalanan hidup.

Pagi ini tanpa sengaja saya menemukan sebuah kertas yang berisi tulisan, berkali-kali saya membacanya, tak terasa air mata saya berlinang disaat membaca tulisan ini, sebagai seorang ayah tulisan ini menusuk hati, mampu menggores luka yang teramat dalam karena saya memahami kerinduan seorang anak kepada ayah yang dicintainya.

Tulisan ini tanpa nama penulisnya. yang berjudul 'Kenangan Seorang Ayah.'

'Ayah selalu bilang sayang padaku tetapi ayah tidak menjaga kesehatan, membuat ayah menjadi sakit, kenapa yah? Aku juga mencintaimu, Aku tidak ingin ayah pergi. Jika aku menangis, siapa yang akan mengusap air mataku? Jika aku kangen, siapa yang memelukku?

Ayah tidak pernah menjawab setiap kali aku bertanya, ayah hanya tersenyum. Hatiku perih, ayah. Semua kenangan itu, senyuman itu selalu membuat berlinang air mataku, tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya , karena aku rindu padamu..Ayah...

aku rindu sekali padamu..

Surga Dibawah Telapak Kaki Ibu


Surga dibawah telapak kaki ibu, begitulah sabda Baginda Nabi Muhamad SAW. Apapun yang terjadi, ibu tetaplah seorang ibu yang harus dimuliakan dan dihormati oleh anak-anaknya. Sekalipun ibu berbuat salah terhadap anaknya, sang anak tetaplah harus menghormati ibu. Dengan cara yang santun bila ingin mengingatkan ibu bila melakukan kesalahan.

Pernah pada hari Ahad di Rumah Amalia kedatangan seorang tamu yang ditemani putrinya. Tamu itu seorang ibu pengusaha sukses dibidangnya. Beliau bertutur bahwa memiliki ibu yang masih energik dan pekerja keras namun persoalan bagi beliau adalah ibu tua cantik itu sekarang bersaing dengan dua anak gadisnya dan cucu perempuannya dalam memikat lelaki. Semua teman dan pacar anak gadis dan cucunya yang datang berkunjung selalu digoda dan mereka tidak percaya jika dikatakan bahwa perempuan cantik itu calon mertua.

Ibu cantik itu bahkan berhasil merebut calon mantunya untuk diajak kencan dan jalan-jalan. Babak akhir dari persaingan itu mengakibatkan semua laki-laki yang tahu duduk soal kemudian lari menjauh dari gadis-gadis kekasihnya, karena sungkan atau malu. Ibu pengusaha itu juga menjadi serba salah, malu kepada suaminya, malu kepada calon ipar dan calon mantunya. Ia tidak bisa mengusir ibu kandungnya, tidak mampu pula untuk menanggung malu. Adik dan anaknya juga tidak berani mengusir ibu dan neneknya, meskipun hatinya mendongkol dan sedih. Penghuni rumah itu kemudian menjadi pendiam semuanya, kecuali ibu tua cantik yang tetap kenes.

Ibu itu bertutur bahwa dirinya telah berusaha mengatasi kegalauan perasaanya itu dengan renang di kolam renang sampai kelelahan, tetapi hanya sekejap ia dapat melupakan permasalahan di rumahnya. Ia terkadang nyetir mobil dengan ngebut untuk membuang kegundahannya, ia juga mencoba membaur dengan alam, dengan makan gelar tikar di pinggir jalan, ia ingin alamiah seperti orang lain, tetapi fikiran tetap kusut. Saya merasa benar-benar menjadi orang yang paling malang di dunia ini, katanya.
Dari omong santai dan terkadang serius itu akhirnya saya menyarankan agar ibu itu untuk membantu faqir miskin dan kaum dhuafa disekitar rumahnya. saya katakan bahwa pekerjaan itu merupakan hiburan, menghibur orang dan diri sendiri terhibur, mengobati orang dan diri sendiri terobati, membangun orang lain dan diri sendiri terbangun, yakni seperti minyak wangi yang membuat orang lain harum, tetapi minyak wangi itu sendiri tetap lebih harum.

Kepada ibu itu saya mengatakan seperti lilin yang menerangi orang lain, tetapi ia terbakar, bergaul akrab dengan tukang pandai besi, kalau tidak kena percikan api sekurang-kurangnya belepotan oleh abunya. Akan sangat baik jika menjadi matahari, memanasi orang lain tetapi dirinya lebih panas, atau seperti api, memanaskan besi tapi panas dirinya tetap lebih, atau seperti minyak wangi tadi, mengharumkan orang tetapi dirinya tetap lebih wangi, tetapi jangan pula seperti lampu yang terang benderang dari jauh, sementara yang di bawahnya tetap remang-remang. Jadilah berlian, meski terpendam dalam lumpur ia tetap indah jika dibersihkan digosok, jangan seperti kertas yang segera hancur jika terendam air.

Sejak pertemuan itu ibu pengusaha setiap kali datang ke Rumah Amalia senantiasa bercerita tentang kegiatan yang dilakukan seperti membantu anak-anak jalanan di daerah Jakarta Timur maupun mengadakan pengobatan gratis di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Apa yang dilakukan oleh Ibu pengusaha tentunya perkembangan yang sangat menggembirakan buat saya.

Tuturnya, ‘alhamdulillah Mas Agus, masalah ibu saya bukan lagi sebuah masalah justru saya membantu orang lain untuk menyelesaikan masalahnya dan akhirnya dengan sendirinya masalah ibu saya terselesaikan mengalir begitu saja.

Ibu tetaplah ibu, sampaikanpun karena dibawah telapak kakinya terdapat surga bagi anak-anaknya. Memuliakan ibu sampai akhir hayat itulah tugas dan bakti seorang anak kepada ibunya.

Kamis, 06 Agustus 2009

Geser Dikit!

Ada seorang bapak yang sedang berkunjung ke rumah anaknya yang baru saja menempati rumah baru. Pagi itu sang bapak menikmati terbitnya matahari pagi. Ternyata ada pohon yang cukup besar menghalangi pandangannya. Sang bapak memanggil anaknya dan mengatakan, 'nak tolong tebang saja pohon ini sebab menghalangiku menikmati indah sinar matahari pagi.'

'Bapak, kenapa harus dipotong? Bukankah bapak cukup menggeser tempat duduk saja,' kata anaknya.

Sang bapak menggeser tempat duduknya dan terlihat matahari pagi, 'Oh ya..kamu benar nak,' jawabnya.

Begitulah kita seringkali beranggapan masalahnya ada diluar tanpa berani mengatakan sebenarnya masalahnya ada di dalam diri kita sendiri yaitu cara berpikir kita. Cara kita memandang masalah sebenarnya sumber dari masalah. Menggeser sedikit cara pandang kita berarti menyelesaikan masalah. Seperti cerita diatas, sang bapak tidak perlu menebang pohon, akan butuh berapa banyak biaya yang dikeluarkan sementara hanya dengan menggeser tempat duduk masalahnya menjadi selesai.

Itulah sebabnya cara pandang seseorang merupakan cerminan dari kehidupan yang dijalaninya. cara pandang yang sehat, maka akan membuat perkataan kita menjadi sehat. Melalui perkataan yang sehat dan baik, maka akan timbul tindakan yang baik dan sehat. Melalui tindakan yang baik akan tercipta kebiasaan yang baik dan sehat. Dan melalui kebiasaan yang baik inilah akan menentukan hidup sehat dalam diri kita.

Jadi menjaga pikiran agar senantiasa berprasangka baik kepada orang lain, bersyukur pada malam hari ketika menjelang tidur, tidak lupa pula mendoakan untuk semua orang maka kebahagiaan akan melimpah di dalam hati kita dan membuat tubuh kita menjadi bugar dan sehat dipagi hari.