Rabu, 28 Oktober 2009

Anak Penjual Koran

Panas terik menyengat Jakarta. Sehabis sholat dhuhur perut keroncongan. Melangkahkan kaki hendak makan siang menjadi bersemangat. Warung Padang siang itu menjadi pilihan buat saya. Saya memesan ayam goreng dengan kuah rendang. Ditemani dengan air putih membuat tubuh menjadi segar. Anak kecil berlari menawarkan koran. 'Korannya om?' katanya. 'Ehm..korannya apa aja ya?'tanya saya. Anak itu menunjukkan semua korannya. Saya kemudian mengambilnya satu. Saya sodorkan sepuluh ribuan. Dia berikan kembaliannya beberapa lembar ribuan.

'Bagaimana kalo kita makan bareng,'kata saya. Anak itu belum sempat menjawab. Saya memesankan satu porsi dengan ayam goreng. wajahnya tersenyum, matanya berbinar-binar, begitu hidangan ayam gorengnya datang. Langsung disantapnya dengan lahapn ayam goreng dan kuah rendang. Makan berdua menjadi terasa nikmat sekali buat saya.

Saya teringat ada seorang teman yang mengeluh ditengah berlimpahnya materi malah kehilangan rasa nikmat makan apapun. Barangkali nikmat dalam menyantap makanan berbanding lurus dengan status sosial dan gaya hidup kita. Semakin tinggi status sosial seseorang dan gaya hidupnya juga meningkat. Berarti lidahpun menjadi terbiasa menikmati hidangan-hidangan mewah sehingga makin berkurang rasa nikmat makanan-makanan yang sederhana. Makanan yang sederhana begitu nikmat bagi orang seperti saya.

Siang itu kami berdua nambah nasi putih. Dia bercerita setiap hari jualan koran dari pagi sampai siang untuk membantu ibunya. Setelah jualan koran, dia berangkat sekolah. Tak lama kemudian dia, selesai makan anak penjual koran itu bergegas merapikan korannya. tak lupa berkali-kali mengucapkan terima kasih. Dari jauh nampak melemparkan senyum.

Sejak itu, sesekali kami berdua makan siang bareng. Menikmati ayam goreng dengan kuah rendang. Ditambah sambal ijonya yang begitu nendang. Tidak lupa menyantap setiap hidangan dengan penuh syukur, 'Terima kasih Ya Alloh atas karuniaMu dihari ini..' Amin..

---
'Sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur (QS. Al-Qamar [54]:35).

Selasa, 27 Oktober 2009

Petualangan Yang Indah

Semenjak Hana putri saya bisa menulis, semuanya tempat dijadikan media untuk menulis. buku, dinding, lantai, kursi, bahkan kipas yang terbuat dari bambu juga tidak luput dari coretannya. Awal huruf yang ditulis adalah huruf O. Semuanya tempat banyak tertulis huruf O. Sampai dijalanan kalau bertemu dengan huruf, Hana berteriak, 'ayah..huruf O..' Teriakan Hana seperti ilmuwan yang menemukan teori baru. Hidupnya menjadi sebuah petualangan yang indah untuk menulis dan berburu huruf O.

Pernah satu hari kami bersama Hana berjalan-jalan bertemu dengan mobil yang tertulis nama perusahaannya. Hana tiba-tiba berlari menghitung huruf O yang ada di body mobil itu. Ternyata ada 4 huruf. Wajahnya terlihat memerah, matanya berbinar-binar. 'Ayah, ada 4 huruf O...' teriaknya. Hana berlarian menikmati kegembiraan dalam petualangannya berburu huruf O.

Dimata anak-anak kita, hidup bagaikan sebuah petualangan disetiap sudut dunia terasa indah, menakjubkan dan menggairahkan. Mengenali dan mengalami kebaikan dan keindahan disetiap petualangannya adalah sebuah kesadaran pribadi yang membangun cara pandangnya terhadap dunia menjadi positif. Seringkali kita sebagai orang tua malah kehilangan moment untuk bisa menikmati keindahan dan kebahagiaan sebagai yang dirasakan anak-anak kita yang begitu menikmati disetiap keindahan dan kebahagiaan disetiap petualangannya.

Mencoret disetiap dinding dengan huruf O memang mengotori dinding dan lantai, Berburu huruf O disetiap perjalanan memang melelahkan namun itulah petualangan yang penuh kegembiraan pada Hana, putri saya, sebab itulah lingkungan sangat berpengaruh kuat dalam membangun karakter pada anak. Ketika pikiran dan hati anak-anak kita penuh keindahan dan kebaikan maka tidak ada lagi tempat dipikiran dan hatinya kebencian dan keburukan pada siapapun.

--
'Sesungguhnya Alloh SWT itu Indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.' (HR. Muslim)

Senin, 26 Oktober 2009

Terpancar Senyuman

Hari Senin pagi sebelum saya berangkat ke kantor mendapatkan sms dari Mbak Meidy Wikimu untuk berbagi kebahagiaan untuk anak-anak Amalia. Terbayang oleh saya sebuah kebahagiaan yang terpancar dengan mata berbinar-binar anak-anak Amalia. Sesampai di kantor banyak tugas yang harus dikerjakan. Terkadang tugas itu tidak semuanya selesai. Sebagian tugas saya kerjakan di rumah. Sore tiba waktu pulang. Motor melaju di jembatan layang Kebayoran Lama. Menghirup udara segar dan pemandangan yang indah. Senantiasa menjaga hati jernih dan pikiran bersih.

Saya teringat pada suatu hari ada seorang teman mengatakan tidak betah tinggal di Jakarta. "Kenapa?" tanya saya. "Karena di Jakarta sudah kehilangan sisi yang paling manusiawi,"katanya. "Tidak juga,"jawab saya. "Saya hampir setiap hari selalu bertemu dan beregur sapa dengan setiap orang. Di jalan saya bertegur sapa dengan tetangga, dengan tukang ojek, OB, satpam di kantor, bahkan teman-teman di dunia maya kami saling mendoakan,"lanjut saya.

"Tapi kenapa ya saya merasa kering?" tanyanya.

"Kekeringan itu terjadi karena kita terjebak dalam ritme pekerjaan yang cenderung monoton. Coba Mas, lepaskan pikiran kita dari keterkungkungan rutinitas pekerjaan dengan melakukan aktifitas seperti berbincang, bercerita, guyon untuk menumbuhkan sisi yang paling manusiawi pada diri kita," tutur saya padanya.

Hari sudah mulai gelap, adzan maghrib berkumandang. Hana berlarian menyambut saya. "Ayah kita sholat," kata Hana. Kami berdua sholat berjamaah di masjid al-hikmah. Sementara istri saya sholat di rumah sambil berbenah rumah. Setelah saya pulang dari masjid HP saya berdering, ternyata temannya Mbak Meidy sudah sampai di kompleks Peruri. Saya bersama Hana putri saya, menjemputnya. Sesampai di Rumah Amalia saya sempat berbincang. Kami bercerita tentang anak-anak Amalia. Sekardus besar kue kami bagikan untuk anak-anak Amalia. Wajah mereka terpancar senyuman. Tak lupa kami dan anak-anak Amalia memanjat doa, "Semoga Alloh SWT melimpahkan semua kebaikan, kesehatan, rizki dan keberkahan untuk Mbak Meidy dan keluarganya..Amin..

Senandung Hati

Air matanya mengalir begitu saja, tangis dan isak tak kuasa dibendungnya. Keputusannya adalah pilihan hidup. Hatinya terasa perih tapi semua membuat dirinya menjadi tegar. Kehidupan bagai drama yang penuh konflik dan intrik. Ada perang batin dihatinya. Keteguhannya untuk menjadi orang yang baik diterpa gelombang samudra kehidupan tiada habisnya, kemudian harus ada pula cerita perkawinannya yang kandas ditengah batu karang. Semua itu tetap dijalaninya dengan tegar. 'Keteguhan saya dalam menerima semua cobaan ini semata-mata karena dalam hati saya telah ngendap iman.' begitu tuturnya pada saya malam itu.

Anak-anak Amalia malam itu bersenandung shalawat pada Nabi, shalawat itu menyejukkan hati siapa saja yang mendengarkan. Sebuah oase dalam gurun yang tandus dan gersang ditengah kehidupan metropolitan yang tiada habis mengejar nafsu duniawi. Berlimpah dalam materi namun kering kerontang dalam spiritualitas. Ditengah ramai dan maraknya namun merasa sepi dan sunyi dalam kesendirian. Shalawat itu bagai hujan rintik-rintik setelah musim kemarau yang berkepanjangan. Suaranya lembut, merdu, menyentuh hati yang paling dalam.

Shalawat membuat hati sang ibu yang malam itu datang ke Rumah Amalia menangis. Dari kecil, dirinya sudah berlagak seperti artis, menyanyi, bermain sinetron bahkan ketika beranjak dewasa sampai harus pergi ke Jakarta untuk menjadi audisi poto model. Awalnya orang tuanya melarang namun tekad keras mampu melunakkan hati orang tuanya. Bukan kesuksesan yang didapat, dirinya malah terjerumus didunia malam. Kesadarannya menyentak. Tatkala pada suatu malam dirinya mendengarkan suara adzan. Suara itu mengingatkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar. Banyak diantara teman-temannya melecehkan dan mengatakan 'sok alim,' 'sok suci,' bahkan sampai diancam dan teror dari orang-orang yang tida suka atas keputusannya.

Ditengah kegalauan hidupnya menentramkan hatinya, Sang Khaliq mempertemukan dirinya dengan seorang laki-laki yang membimbingnya. kehidupan rumah tangganya terasa begitu indah dan damai. orang tuanya sampai menangis tersedu melihat perubahan dalam diri putrinya. Ayahnya yang bijak selalu mengingatkan bahwa hidup adalah 'senandung hati yang tidak pernah menentu.' karena mengikuti irama hati yang senantiasa berubah. Hanya berserah diri kepada Allohlah yang akan menyelamatkan dirinya.

'Ketika saya benar-benar berserah diri kepada Alloh SWT untuk berjalan yang lurus, saya mendapatkan kekuatan batin yang luar biasa mas agus syafii. Badai gelombang kehidupan datang silih berganti. jika bukan karena iman, hidup saya sudah terpuruk.' tuturnya.

'Cobaan yang paling dahsyat adalah disaat saya harus menerima kenyataan perkawinan saya harus berakhir,' lanjutnya. Sementara dua anak yang kami sayangi telah terlahir didunia. kehidupan keluarga kami yang begitu indah kemudian mesti berpisah, 'bagi saya itu cobaan teramat berat.Sesuatu yang membuat saya menganggap diri saya telah gagal untuk yang kedua kalinya.' katanya dalam isak dan tangis. Malam itu setelah sang ibu mengambil air wudlu, kami bersama-sama anak-anak Amalia berdoa untuk ketabahan hati beliau agar dikuatkan imannya agar ikhlas menerima 'garis kehidupan' yang sudah ditetapkan oleh Alloh SWT.

Sampai pada suatu hari saya diundang oleh sang ibu pada acara syukuran khitanan putra beliau. wajahnya terlihat segar dan penuh tawa. Rasa syukur dipanjatkan kepada Alloh diucapkan berkali-kali. 'Terima kasih ya mas agus sudah menguatkan hati saya..'katanya. Senandung hati telah berubah dalam kegembiraan, menebarkan cinta dan kasih sayang untuk anak-anak yang disayanginya. Keberkahan terasa pada dirinya memancar pada setiap langkah membawa kebaikan dan ketetraman bagi orang-orang disekelilingnya. Subhannallah..

Sabtu, 24 Oktober 2009

Bermain Sehat Untuk Anak

Malam Jumat anak-anak Amalia (Anak-anak Insan Mulia) setelah belajar mengaji, bermain ular naga panjangnya. Dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, bernyanyi dengan membentuk terowongan dan kelompok kedua menyusul sebagai ularnya. Pada permainan berikutnya, anak-anak Amalia bermain gelombang laut. Semua berteriak 'wwuuu, wuuuu, wuuu.' menirukan suara gelombang dilaut.

Anak-anak Amalia dengan wajah tersenyum cerah, permainan-permainan ini menumbuhkan kesadaran dan pola pikir organik pada diri mereka. Pola pikir semua menang, semua untung dan semua bergembira. Wajah penuh senyuman dan kegembiraan pada anak-anak Amalia sangat positif dalam pertumbuhan jiwa mereka.

Kita tentu masih ingat dengan segala permainan yang pernah kita lakukan semasa kecil.  Berawal permainan pada masa kecil kita tak terasa mulai terkena racun. Racun itu  sebuah semangat saling mengalahkan dan membinasakan.  Racun itu telah mengendam dalam alam bawah sadar kita. Membentuk pola pikir kita yang ampuh penghancur semesta. Penghancuran itu kita bisa saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahkan caci maki, kebencian, fitnah, kekerasan dipertontonkan secara vulgar. Mengapa dalam sebuah permainan harus selalu ada yang menang dan yang kalah?  Dengan kata lain harus ada satu yang hancur.  Tak adakah permainan yang memenangkan kedua belah pihak? 

Saling mendukung dan tumbuh bersama.  Dunia ini akan tumbuh secara organik, bila kita sejak awal mengajarkan terhadap anak-anak kita bermain bersama secara organik. Bermain secara organik berarti tak ada yang kalah.  Semua menang bersama, untung bersama dan bergembira bersama.  Kerelaan untuk memberi dan melayani kepada sesama maupun mahluk lain adalah permainan organik. Mengendam dalam alam bawah sadar kita. Membangun pola pikir yang ampuh menjaga harmoni untuk hidup bersama. Saling menghormati dan mencintai sesama serta menjaga kelestarian alam sebagai sebuah tanggungjawab sosial. Anak-anak kita menjadi tumbuh sehat dan berpikir sehat bahwa semua makhluk dan alam sebuah satu kesatuan yang holistik.

Jika kita ingin mendapatkan lebih banyak, berikanlah lebih banyak. Semuanya berproses sebagai bagian hukum alam. menanam dan memupuk dengan tekun agar kita memetik panen yang berlimpah untuk diri kita, sesama dan alam semesta.

---
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar, (Ar-Ruum (31): 41)

Kamis, 22 Oktober 2009

Kesalahan yang Dibiarkan

Pada suatu hari ada dua anak ABG sedang mengendarai motor, tiba di lampu merah pengemudi tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Temannya yang membonceng dibelakangnya bertanya, 'Tadi lampu merah, kenapa masih ngebut aja?' Dengan tanpa merasa bersalah pengemudi motor itu mengatakan kepada temannya, 'Kakakku juga melakukannya dan ternyata masih tetap selamat sampai hari ini.'

Kejadian itu terus berulang dan jawabannya selalu sama. Sampai pada perjalanan berikutnya pada waktu lampu menyala hijau tanpa diduga justru sang pengemudi motor malah menghentikan kendaraannya. 'Lampu hijau kok malah berhenti?

'Aku lebih menyayangi nyawaku,' jawabnya.

'Mengapa begitu?' tanya pemboncengnya.

'Kamu kan tahu kelakuan kakakku, Aku Khawatir, dia tiba-tiba nyelonong dilampu merah sebelah sana,' kata sang pengemudi motor sambil menunjukkan arah yang berseberangan jalan.

Begitulah kita, seringkali membiarkan sebuah kesalahan secara terus menerus tanpa ada yang berani mengoreksi maka kesalahan itu berubah menjadi kebenaran. Demikian juga dengan kebenaran yang terus menerus dikondisikan sebagai kesalahan maka kebenaran akan berubah menjadi sebuah kesalahan. Seperti halnya seorang koruptor jika ditampilkan secara terus menerus oleh media sebagai sosok pahlawan maka pandangan masyarakat akan menganggap bahwa koruptor itu memang seorang pahlawan. Sedangkan bila ada orang yang bersih dan lurus ditampilkan sebagai orang yang bodoh dan naif maka masyarakatpun akan menganggap orang itu bodoh dan naif.

Jadi sebaiknya kita senantiasa jernih dalam menyikapi setiap peristiwa, jangan sampai kita terjebak dalam sebuah pembiaran, kesalahan menjadi kebenaran ataupun kebenaran menjadi kesalahan.

---
'Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.' (QS. 49:6).

Dilarang Mubazir

Pada suatu pesta pernikahan. Ramai dengan tamu undangan dan hadirin untuk turut berbahagia nampak sudah selesai. Pada petugas katering sibuk untuk membereskan peralatan tapi ada hal yang aneh mereka lihat sebab semua makanan terlihat utuh, bila ada yang dimakan hanya sedikit saja. Pemilik katering memanggil petugas katering. 'Kenapa banyak makanan yang utuh? apa makanannya tidak enak? bukankah ini mubazir?'

Ternyata belakangan diketahui bahwa hampir semua MC pada resepsi acara pernikahan selalu mengucapkan kata yang sama, 'Silahkan para hadirin dan tamu undangan untuk mencicipi hidangan yang telah tersedia.' Jadi kebanyakan tamu tidaklah makan namun hanya sekedar mencicipi semua makanan yang ada.

Barangkali inilah gambaran kemubaziran yang telah menjadi kebiasaan secara masif. Betapa banyak pesta pernikahan untuk biaya makanan yang dikeluarkan bisa mencapai puluhan juta rupiah menjadi mubazir karena makanan banyak yang terbuang. Bukankah Baginda Nabi Muhamad SAW mengajarkan kepada kita 'almubadzirina ikhwanasyaiton' artinya Kemubaziran itu temannya setan.

Disiapkannya hidangan makanan pada setiap acara pesta pernikahan atau pesta yang lainanya begitu sangat melimpah, merupakan ujian buat para tamu, seringkali kita tidak tahan ujian dengan mengambil begitu banyak makanan yang melampui batas kemampuan kita untuk menyantap sehingga yang terjadi kemubaziran terjadi secara massal dan hegemonik. Kita bisa bayangkan betapa sungguh indahnya hidup ini makanan yang terbuang dan mubazir itu juga bisa dinikmati oleh anak-anak yatim dan saudara-saudara kita yang membutuhkan. Sepatutnya kita memerlukan pola baru agar kemubaziran tidak terjadi pada sebuah pesta pernikahan.

Pesta pernikahan menjadi begitu indah, agung dan penuh berkah karena makanan yang dinikmati oleh hadirin dan tamu undangan tanpa ada yang terbuang sia-sia. Kemubaziran patut kita hindarkan dengan mengingatkan hadirin seperti rambu lalu lintas tanda dilarang parkir. kita juga perlu membuat rambu dilarang mubazir tepat disamping tulisan 'Selamat Menikmati.'

Selasa, 20 Oktober 2009

Keindahan Dalam Tidur

Setelah anak-anak Insan Mulia (Amalia) mentaqrir (menghapal) surat-surat pendek pada Juz Amma' kami berkumpul. Kami berdiskusi ringan tentang keindahan dalam tidur. 'apa sih enaknya tidur?'tanya saya mengawali diskusi. Ari angkat tangan dan menjawab, 'Kalo tidur itu enaknya tidak mikirin apa-apa kak agus,' Jawaban Ari menimbulkan suara riuh dari teman-teman. Rekapun tak mau kalah, 'kalo saya kak, enaknya sehabis tidur tubuh saya menjadi segar.'kata Reka. Begitulah anak-anak Amalia, selalu bersemangat dalam belajar. Dan saya menjelaskan kepada mereka.

Bahwa diantara sifat basyariah kita adalah haus jika tubuh sudah membutuhkan air, lapar jika tubuh sudah membutuhkan makanan dan lelah serta ngantuk jika tubuh sudah membutuhkan istirahat. Lingkaran hidup harian kita sebagai basyar adalah bangun tidur, makan, minum, bergerak, istirahat dan kembali tidur. Tidur bagi manusia merupakan subsistem dari sistem hidupnya, psikis maupun psikologis. Pada umumnya kita sebagai manusia, tidur bagaikan mati dimana fungsi-fungsi jiwanya tidak bekerja, tetapi pada sebagian orang tidur merupakan saat dimana aktifitas spiritual justru meningkat, sehingga ketika bangun tidur bukan hanya tubuhnya yang segar tetapi juga jiwanya. Orang-orang saleh sering menerima ilham (ruya al haqq) justru ketika sedang tidur seperti yang terjadi pada diri Ibnu Sina, Imam Gazali dan ulama-ulama lainnya.

'Kak Agus, apakah Nabi mengajarkan bagaimana adab menjelang tidur?' tanya lusi.

'Nah, ini dia pertanyaan bagus,' jawab saya. Saya jelaskan kepada anak-anak Amalia bahwa Adab tidur sebagai yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhamad SAW paling tidak ada 9 point yang patut kita perhatikan,' lanjut saya.

1. Tidur cepat. Menurut Aisyah r.a, Rasulullah selalu berangkat tidur di awal malam. (muttafaq `alaih)

2.Tidur dalam keadaan berwudlu`. Rasulullah bersabda.
Apabila engkau mau tidur, berwudlu`lah seperti engkau berwudlu` untuk salat. (muttafaq `alaih)

3. Berbaring diatas lambung kanan dengan berbantal tangan kanan seperti yang dicontohkan Rasulullah, kemudian boleh beralih di atas lambung kiri dan berbantalkan tangan kiri.

4. Tidak mengambil posisi tidur yang mengganggu kesehatan, misalnya terlalu lama tidur tengkurap.

5. Sebelum tidur membaca ayat Kursiy dan akhir surat al Baqarah, surat al Ikhlas, al Falaq dan an Nas, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah.

6. Berdoa ketika berbaring dengan doa Rasulullah.

Bismika Allahumma ahya wa amutu
Artinya, Dengan nama Mu ya Alloh aku hidup dan aku mati.

7. Apabila mendapat mimpi buruk di malam hari, atau terkejut, atau merasa takut, disu¬natkan membaca doa.

A`udzu bi kalimatillahi at tammati min ghadlabihi wa `iqabihi wa syarri `ibadihi min hamazatis syaitani an yahdurun

Artinya, Aku berlindung dengan kalimat Alloh (Al Qur`an) yang sempurna dari murka Nya, dan dari siksa Nya, dari kejahatan hamba-hamba Nya dan dari segala gangguan syaitan yang mendatangiku. (HR. Abu Daud).

8. Memeriksa tempat tidur menjelang tidur.

Rasulullah bersabda, Apabila salah seorang diantaramu hendak menempati tempat tidurnya, hendaklah ia mengambil kainnya, memeriksa alas tidurnya, dan bacalah basmalah karena ia tidak mengetahui apa yang ditinggalkan di tempat tidurnya setelah ia pergi.

9. Mengevaluasi diri apa yang telah dilakukan selama ini, baik perbuatan maupun perkataan untuk kemudian segera bertobat, mohon ampun atas segala kesalahannya pada saat itu juga.

Malam semakin larut, anak-anak Amalia terlihat masih semangat diakhir diskusi. Kegembiraan anak-anak Amalia malam itu merupakan keindahan tersendiri dalam belajar. Wajah mereka nampak menguntai senyuman. Tak lupa kami memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT atas karuniaNya. bersama-sama kami membaca surat al-'Asr dan menutup dengan doa. 'Terima kasih Ya Alloh, alhamdulillahirobbil alamin..'

Senin, 19 Oktober 2009

Air Mata Seorang Ayah

Walaupun dirinya seorang ayah, ditengah kesibukkannya mencari nafkah tidak membuatnya melupakan nilai-nilai keagamaan yang diyakininya. Godaan sebagai pengawas proyek selalu mampu ditolaknya karena bertentangan dengan nuraninya. Kalaupun menerima sesuatu yang membuat hatinya bimbang, dia tak segan datang ke rumah Amalia untuk berdiskusi dengan saya. Kami sering mendiskusikan bahwa nilai-nilai agama adalah panduan hidup yang baik bagi kehidupan kita. 'Manusia diberikan pilihan hidup sehingga kebahagiaan kita tergantung pilihan hidup kita,' begitu ucapnya.

Sekalipun usianya telah lanjut, keinginannya untuk belajar agama begitu sangat kuat sehingga kami seringkali larut malam bertukar pikiran. Dia sangat menyakini bahwa apa yang dikerjakannya akan mempengaruhi kehidupan keluarganya. Itulah sebabnya mendidik anaknya agar rajin sholat lima waktu, bershodaqoh dan kepekaan sosial terhadap lingkungan sudah ditanamkan sejak dini.

Pernah ada satu peristiwa yang begitu kuat menyadarkan dirinya betapa Maha Besarnya Sang Khaliq. Anaknya yang pertama, teramat dicintainya sakit. Tiba-tiba perutnya mengembung. Anaknya menangis terus menerus. Tanpa berpikir panjang dirinya segera membawa anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak kuasa dirinya menahan air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup anaknya tinggal 60% saja. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya. 'Siapa yang mengatur hidup mati kita mas? apakah dokter itu yang mengatur? kok berani-beraninya mereka menyebutkan tinggal 60% hidup anak saya,' begitu tanyanya. Berkali-kali saya mengingatkan untuk berserah diri kepada Alloh SWT namun air matanya tak dapat disembunyikan.

Saya mengajaknya berdoa. Dua malam berturut-turut kami bersama anak-anak Amalia berdoa untuk kesembuhan putranya mampu melewati operasi yang hendak dijalankan. Tak lupa dirinya menyantuni beberapa anak yatim. Keesokan harinya operasi itu dilaksanakan. lampu operasi sudah menyala. Sementara seorang anak kecil tergeletak tak berdaya. Sang ayah nampak sangat gelisah. Hilir mudik didepan kamar operasi. Perkataan istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Sang ayah tak henti-hentinya berdoa, 'Bermacam-macam doa sudah saya panjatkan kepada Alloh, tak tahu lagi harus apa yang saya lakukan.'begitu ucapnya.

Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari kamar operasi muncul didepan pintu sambil tersenyum kepada sang ayah. 'Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan saya, putra bapak tidak perlu dioperasi,' Sang ayah menganga takjub. Desah nafasnya terasa ringan. Air matanya bercucuran. Syukur alhamdulillah berkali-kali diucapkannya. Pada lantai rumah sakit dibersujud. Sujud syukur sambil menangis tak tertahankan. Alangkah nikmatnya rasanya menerima anugerah Alloh justru disaat harapan sudah mulai menipis.begitulah Alloh menguji hamba-hambaNya yang beriman. Subhanallah..

Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, 'Kami berasal dari Alloh dan akan kembali kepadaNya (QS 2:155-156).

Minggu, 18 Oktober 2009

Ketika Api Cinta meredup

Siang panas terik saya menerima sms teman mengajak ngopi bareng di Citos. Bertemu teman-teman lama ngomongin banyak hal menjadi obat rindu. Perkembangan dunia politik sampai dunia pendidikan yang memprihatinkan juga menjadi bagian perbincangan yang menarik buat kami. Topik pembicaraan menjadi serius ketika salah seorang teman sempat bertanya, 'sebelum menikah, dipelupuk mata saya, wajah yang tercantik adalah istri saya, kenapa tiba-tiba sekarang berubah ya mas?' Mendengar apa yang dikatakannya tanpa sabar kami tertawa. 'Wah, yang berubah istrimu atau dirimu..Bud,' Jawab saya.

Andi, diantara kami bertiga, dialah yang paling muda. Wajahnya bersih, berkacamata berkata jujur kepada kami. 'Mas, entah kenapa saya suka berjalan bareng dengan teman perempuan sekantor. Hanya teman untuk curhat mas. Sejak istriku melahirkan, kami jarang berjalan berdua bahkan ngobrol bareng.' tuturnya. Saya katakan padanya, hal itu tidak boleh diteruskan, sekalipun itu hanya ngobrol bareng. Bila cinta keluarga meredup harus dicarikan solusinya.

Meredupnya api cinta didalam diri kita berarti 'warning' yang harus disikapi secara serius. Tanda-tanda keterakan biduk rumah tangga tidaklah boleh dibiarkan. Menjaga api asmara untuk keluarga yang kita sayangi memanglah tidak mudah namun juga bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Paling tidak ada tiga hal yang harus dijaga, pertama, gairah. Kedua, keharmonisan. dan ketiga, komitmen. Upaya mempertahankan ketiga hal ini menjadi penting dan juga kemampuan untuk menjaga dan merawatnya.

Pertama, Di dalam keluarga membiasakan diri untuk sholat berjamaah. Ada satu hadis Nabi yang menyebutkan bahwa Alloh merahmati istri yang membangunkan suaminya untuk sholat malam. Jika tidak mau maka istrinya memercikkan air diwajah suaminya hingga terbangun. Bahkan kebiasaan Baginda Nabi Muhamad SAW mengajak keluarganya untuk melaksanakan sholat malam. Makna dari ibadah sholat malam berjamaah adalah mencairkan kondisi di dalam keluarga. Seusai sholat alangkah indahnya suami meminta maaf kepada istri tercintanya. atau sebaliknya. Disaat meminta maaf, ungkapkan dengan setulus hati apa yang telah membuat anda kecewa terhadap pasangan hidup anda dan diakhiri dengan berdoa memohon petunjuk Alloh SWT.

Kedua, Ekspresikan perasaan kita dalam ucapan maupun tindakan. Ada seorang sahabat Nabi begitu mencintai istrinya. Baginda Nabi memerintahkan untuk menyatakan secara lisan kepada pasangan hidupnya (HR. Daud & Tirmidzi), dan menurut riwayatnya, Nabi juga terbiasa dengan istrinya dengan mengucapkan 'aku cinta padamu.' didalam kesehariannya atau memanggil panggilan kesayangan. Panggilan kesayangan akan membuat emosi terjaga. Rasulullah menyapa orang-orang yang disayanginya dengan panggilan sayang. 'Seperti memanggil Aisyah dengan sebutan Humairah (kemerahan).

Ketiga, Bertutur lembut. Suara mengekspresikan perasaan. Bila memang maksudnya baik terlontar dengan nada lembut akan mudah dicerna sebagai wujud kasih sayang. Interaksi yang positif didalam keluarga mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi resiko penyakit jantung maupun kolesterol dengan menjaga hormon stress tetap rendah. Kata-kata yang lembut dan perasaan hangat dapat menjaga pernikahan agar tetap sehat. Dalam sebuah riset kesehatan dampak tutur kata mempengaruhi cortisol pada pasangan suami istri. tetapi perempuan sangat sensitif dengan kata-kata negatif. Cortisol adalah hormon berkaitan dengan stress. Kadar Hormon akan meningkat bila stress terjadi maka bertutur kata yang lembut akan mempererat tali cinta dalam keluarga.

Keempat, bagian yang juga tak kalah pentingnya yaitu perbanyaklah sholat malam dan berdoa. hanya Allohlah yang memberkahi sebuah keluarga dengan sakinah, mawaddah, warahmah di dalam diri kita. Oleh sebab itu untuk melanggengkan cinta, tentram dan rahmah di dalam rumah tangga kita adalah dengan sholat dan memohon kepadaNya. Bacalah doa yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhamad SAW setiap selesai sholat fardhu,

'Robbana hablana min azwajina wa durriyatina qurrota a'yun wa jangalna lil muttaqinaa imaman' (Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyenangkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa).

Dan yang terakhir, ada satu doa yang dipanjatkan mudah2an anda masih ingat ketika waktu menjadi pengantin baru. Semoga doa ini menjadikan keberkahan buat keluarga kita semua yang membaca doa ini, amin.

'Ya Alloh, berkahilah kedua mempelai ini. Satukan mereka berdua dalam kebaikan dunia akherat. Jadikan kehidupan mereka berdua baik dan bahagia. kehidupan penuh kasih sayang. Kehidupan Mawaddah wa Rahmah. Kehidupan yang tenang dan sejahtera. kehidupan yang penuh nikmat dan sejahtera. Ya Alloh, jadikanlah mereka berdua termasuk hamba-hambaMua yang mukmin, sholeh, muttaqin, yang berguna bagi Umat Islam dan Kaum Muslimin. Ya Alloh, curahkanlah rahmatMu untuk Baginda Nabi Muhamad SAW, keluarganya dan para sahabatnya. Amin Ya Robbal Alamin.

Rabu, 14 Oktober 2009

Menata Ulang Diri

Suatu hari, seorang pasien datang menemui dokter dan berkata, 'Dokter, saya ingin menjalani operasi cangkok hati, cangkok ginjal, cangkok jantung, cangkok mata, cangkok limpa dan lain-lain...!'

'Eh.. sebentar.. sebentar, kenapa anda tiba-tiba merasa ingin mengoperasi itu semua..?'

'Karena bos saya bilang kalau saya masih mau terus kerja di kantor saya, maka diri saya harus ditata ulang..!' jawab pasien dengan polosnya.

Bila kita harus menata ulang hidup kita bukan berarti harus mengganti organ tubuh kita seperti otak, hati, ginjal, jantung namun lebih pada menata pikiran kita. Hidup kita menjadi sulit atau mudah sangat ditentukan dari bagaimana kita memandang kehidupan. Jika pikiran kita berpandangan hidup ini sulit maka kehidupan benar-benar menjadi sulit bagi diri kita. Tetapi bila kita memandang hidup ini dengan penuh syukur maka kemudahan akan kita temui dalam hidup kita.

Senyum dipagi hari, menyapa siapapun yang kita temui dijalan. Bertegur sapa dengan tetangga dan teman-teman sekantor. memeluk mesra anak yang kita kasihi, berbincang-bincang dengan akrab dengan pasangan hidup kita, menyebarkan cinta dan kasih sayang untuk sesama, mensyukuri semua anugerah hidup dihari ini merupakan pekerjaan yang mudah dan sederhana maka mari kita lakukan hari ini juga selagi kita bisa sebab jika kita mengerjakannya akan mampu menata ulang diri kita dan juga membuat sehat tubuh kita.

----
'Hai orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu mengatakan, bahwa orang yang meninggal dijalan Alloh itu mati, bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.' Al Baqarah ayat 153-154).

Selasa, 13 Oktober 2009

Makna Ikhlas

Sore hari udara segar berhembus, seorang pemuda telah menunaikan sholat Ashar di masjid Al-Hikmah. Pandangannya menyapu jalanan. Tidak banyak orang berlalu lalang di jalan. Terlihat kakek sedang beristirahat keletihan. Sepeda dengan sekarung besar rumput tergeletak disebelahnya. Wajahnya terlihat hitam terbakar oleh matahari. Seharian kakek mencari rumput untuk makang kambingnya. Beberapa kali kakek itu mendirikan sepeda tuanya tetapi terjatuh. Tak kuasa tubuhnya rapuh menahan beban berat. Wajah kakek meringis menahan kesakitan, mengiba seperti hendak minta pertolongan.

Melihat pemandangan seperti itu, pemuda yang dari tadi memperhatikan merasa terpanggil. Segera berlari menolong sang kakek, dengan sekuat tenaga dia mendirikan sepeda tuanya. Sekarung rumput diikatkan dibelakangnya. Setelah sepeda berdiri pemuda itu menuntunnya. Bercucuran keringat dipelipisnya. Tergopoh-gopoh pemuda membantu kakek menaiki sepedanya.  Semangatnya berbuat baik telah mengalahkan semua keletihan yang dirasakan. Awalnya dia mengira  akan melihat kakek tua itu tersenyum dan mengucapkan 'terima kasih ya nak..'  Ternyata setengah merebut sepeda, kakek itu mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar telinga. Wajahnya bermuka masam tak sedap untuk dipandang.

Pemuda itu terperanjat melihat sikap sang kakek, berkali-kali dirinya beristighfar. Wajahnya terlihat memerah, berdiri mematung. Sikap kakek yang kasar telah membuatnya syok, kaget dan terkejut. 'Apakah ada yang salah dari perbuatan saya?' tanya pemuda itu dalam hati. pemuda itu membisu dan bersedih menyaksikan kakek yang pergi meninggalkan dirinnya dengan berlalu begitu saja. Pemuda itu mencari makna. 'barangkali inilah makna ikhlas,' ucapnya lirih.

Dengan langkah gontai menuju Rumah Amalia. Sesampainya di Rumah Amalia, pemuda itu bercerita pada saya, apa saja yang telah dialaminya. Saya katakan padanya, Dalam Surat At-Thuur ayat 21, Alloh SWT berfirman, '..dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.'

'Jadi jangan pernah berharap apapun atau balasan dari perbuatan baik yang telah kita lakukan. Walaupun sekedar ucapan terima kasih maupun senyuman dari orang yang telah kita tolong. Lakukanlah semata-mata karena Alloh SWT itulah makna ikhlas.' tutur saya padanya.

Malam temaram telah menyelemuti. Hatinya melihat secercah mutiara hikmah yang ditemukan pada hari ini. Wajahnya berhiaskan senyum. 'Subhanallah..'Ucapnya berkali-kali. Mutiara hikmah bukan hanya ditemukan untuk pemuda itu saja namun juga buat saya. Makna ikhlas begitu teramat dalam. Sebuah perbuatan baik yang kita lakukan tidaklah berharap untuk mendapatkan pujian atau balasan dari orang lain sekalipun perbuatan baik itu kita lakukan kepada pasangan hidup kita dan juga anak kita sendiri sekalipun sebab Alloh SWT memuliakan kita dari perbuatan baik yang telah kita lakukan.

--
Dalam Surat At-Thuur ayat 21, Alloh SWT berfirman, '..dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.'

Minggu, 11 Oktober 2009

Menghargai

Pada suatu hari di medan pertempuran seorang prajurit membawa tameng besar. Pasukan musuh melempari batu dari semak-semak tepat mengenai kepala prajurit itu. Prajurit itu berlari menuju semak-semak sambil berteriak keras, 'Hei..kamu buta ya..masa tameng segede gini tidak kelihatan?'

Pikiran orang tak selalu sama dengan pikiran kita bahkan pikiran anak kitapun berbeda dengan pikiran kita. Anak memiliki cara berpikirnya sendiri, bermain baginya sebuah kegiatan yang mengasyikkan tetapi bagi kita hanyalah membuang waktu. Obyek yang sama tetapi kesimpulan bisa berbeda sebab hal itu sangat dipengaruhi oleh kondisi, latar belakang sosial maupun keadan kejiwaan seseorang.

Ada pepatah arab yang populer berbunyi, Kullu ra'sin ra'yun artinya setiap kepala punya pemikiran masing-masing. Itulah sebabnya kita harus menghargai setiap pendapat yang berbeda. Tidak boleh ada pemaksaan kehendak atau pendapat bagi orang lain. Barangkali kita bisa memaksa orang lain untuk menghormati kita karena jabatan kita atau karena kita orang tua yang bisa memaksa anak kita mengatakan 'iya' tetapi kita tidak bisa membeli kepatuhannya.

Seperti seorang gadis yang dipaksa menikah oleh kedua orang tuanya berkata kepada calon suaminya, 'Kamu bisa menguasai tubuhku tapi tidak hatiku..' Hargailah dirinya maka kita akan merebut hatinya.

---
Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu, karib kerabat, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS: An-Nisa 4:36)

Kebaikan Berbuah Manis

Ketika hari berselimutkan gelap, pertanda hari sudah malam. Seorang dokter nampak sedang sibuk mengobati luka pasien yang cukup parah. Pasien itu terbaring lemah diruang gawat darurat rumah sakit dengan menderita luka tembak dibagian lututnya. Dokter muda itu gamang. Tugasnya sebagai dokter harus menyelamatkan pasiennya sementara disisi lain dia tahu laki-laki dengan luka tembak itu seorang penjahat yang merampas motor dengan melukai pemiliknya.

Sang dokter itu masih teringat benar, sebulan yang lalu laki-laki itu pernah ditolongnya ketika tubuhnya penuh luka karena dikoroyok masa setelah ketahuan mencopet di angkot. Wajahnya berkeringat, keraguannya masih menyelimuti dirinya. Keputusannya menyelamatkan nyawa pejahat itu telah membuat bahunya terasa menahan beban.

Saya mengenalnya ketika saya mengantar salah satu anak Amalia sedang sakit. Pernah suatu hari dokter muda itu hadir ke Rumah Amalia untuk bersilaturahmi. 'Sejak usia 4 tahun saya ditinggal ayah saya mas agus, saya dibesarkan ibu seorang diri, saya kagum dengan pengorbanan ibu untuk membesarkan kami, anak-anaknnya.' Katanya. Air matanya mengalir disaat dokter muda itu bercerita ibundanya tercinta. Itulah sebabnya hatinya mudah tersentuh dengan penderitaan orang lain.

'Mas Agus, apakah tindakan saya sudah benar menolong penjahat itu? Bagaimana bila setelah sembuh dan keluar dari penjara malah penjahat itu lebih kejam?' Ucapnya suatu malam di Rumah Amalia. Saya katakan padanya bahwa apa yang dilakukan adalah benar. 'Pak Dokter, Dimuka bumi ini semua orang pada dasarnya baik, Prasangka baik kita adalah kekuatan untuk mengubah orang yang tidak baik menjadi baik. Jadi perbuatan baik yang telah kita lakukan tidaklah sia-sia.' Begitu saya menjelaskan padanya.

Dokter muda itu duduk terdiam, nampak berpikir cukup lama. Saya membiarkannya membisu sendiri. Anak-anak Amalia sedang sibuk membaca al-Qur'an. Tak lama kemudian dokter muda itu tersenyum, wajahnya berubah gembira. Dia lalu mengucapkan hamdalah, 'alhamdulillah, terima kasih Ya Alloh,' ucapnya. 'Saya menemukan energi yang begitu luar biasa, terima kasih Mas Agus atas pencerahannya.' Dokter muda itupun pamit.

Suatu hari Pak Dokter itu datang ke Rumah Amalia pada hari libur mengajak saya pergi kepinggiran kota Jakarta. Awalnya saya mengira hanya sekedar jalan-jalan. Kami mampir disebuah warung bakso. warung bakso sederhana, itulah nama warung baksonya. Ternyata warung bakso itu penjualnya mantan pasien yang pernah ditolongnya. 'Ini lo mas, penjahat yang saya pernah ceritakan tempo hari,' bisiknya lirih. Tak lama kemudian dua mangkok bakso telah tersedia untuk kami berdua. Penjual yang mantan penjahat itu menghampiri meja kami. 'Insya Alloh saya akan mengembangkan warung bakso saya, Pak Dokter. Supaya membantu anak-anak muda disekitar sini untuk membuka lapangan pekerjaan.' tuturnya. Berkali-kali Penjual bakso yang mantan penjahat itu mengucapkan terima kasih karena telah menyelamatkan nyawanya. Wajah dokter muda terlihat gembira karena kebaikannya telah berbuat manis. Subhanallah...

---
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Alloh, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allloh mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS, Al-Baqarah [2]: 195).

Selasa, 06 Oktober 2009

Makna Miskin

Di sebuah sekolah, seorang puteri bintang film terkenal diminta ibu guru mengarang cerita tentang sebuah keluarga miskin. Begini cerita yang ditulisnya. 'Pada zaman dahulu kala, ada sebuah keluarga miskin. Maminya miskin, papinya miskin, anak-anaknya miskin. Pembantunya miskin, sopirnya miskin. Tukang kebunnya miskin, satpamnya miskin. Babby sitter-nya miskin. Semuanya miskin.'

Terbayangkah oleh kita apabila orang miskin punya pembantu, sopir, tukang kebun, penjaga malam, baby sitter. Tentunya dia bukan orang miskin tapi begitulah anak-anak dengan logikanya sendiri.

Kalau kita menilai orang miskin dari berapa banyak jumlah kekayaan, kesimpulan tadi tentunya benar namun bila kita menilai berdasarkan hati bukan dari jumlah kekayaan kesimpulan tadi tidak benar.

Makna kemiskinan pada dasarnya adalah ketika kita tak pernah merasa cukup terhadap apapun yang kita punya, tidak perduli berapapun jumlahnya. DEmikian juga denga kekayaan hakekatnya adalah ketika kita sudah merasa cukup dan bersyukur terhadap apapun yang ada pada diri kita, tak peduli berapapun jumlah yang kita miliki. Rasa cukup dan kemampuan kita bersyukur itu kunci kita melepaskan diri dari kemiskinan hakiki.

---
'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'(Q.S. Ibrahim [14] : 7).

'Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.' (Q.S. Al Qhashas [27] : 77)

Kehancuran Membawa Berkah

Malam temaram menyelimuti jalanan. Penjual asinan melenggang tak peduli. Terdengar suara anak-anak Amalia sedang menghapal surat-surat pendek. Nasir tampak tubuhnya lemas duduk diatas kursi biru seolah tak bertulang. Secangkir teh manis disuguhkan istri saya hanya dipandanginya. Hatinya sedang gelisah ditengah usahanya yang sedang menghadapi kesulitan.

Awalnya dengan susah payah Nasir merintis usahanya demi mencari sesuap nasi untuk menghidup keluarganya. Berkat keuletannya dan ketekunannya menghasilkan kesuksesan. Kehidupan baga roda berputar. Demikian dengan usahanya Nasir. Setelah usahanya mencapai puncak kesuksesan justru mulai surut dan akhirnya ambruk. Katanya, usahaku ambruk karena ditipu teman-temanku mas..' Kehancuran itu hampir pada titik nadir yang mengenaskan. Nasir berusaha untuk bertahan. 'Aku sadar mas..bahwa hidup ini selalu mengelinding berputar bagai roda,' ucapnya malam itu.

Dalam keadaan ekonominya hancur, saya selalu mengingatkan kepadanya, 'Ingatlah Sir, kesuksesan bukan hanya karena usaha kita semata namun juga keyakinan kita kepada Alloh SWT. Jadi memohonlah kepadaNya, jangan putus asa.' Dia yang nampak lemah lunglai terlihat ada secercah harapan. Menurut pengakuannya waktu dirinya ditengah kesuksesan sempat melupakan Sang Khaliq. 'Ngaji, sholat..nanti dulu ah..hanya menghabiskan waktu.' Kenang Nasir.

Nasir sejak malam itu telah menemukan berkah dari kehancuran usahanya, dia berusaha tiada henti agar bisa menemukan jalan mengatasi berbagai kesulitan yang dhadapinya. Berkah doa dan ikhtiarnya akhirnya dia bisa terus mantap menekuni bidangnya tanpa mengeluh kekurangan dan penghasilan yang diterimanya. Berkah lainnya dia berkesempatan melanjutkan studinya. Untunglah keputusasaannya tidak berjalan lama. 'Alhamdulillah ya mas. ketika itu saya tidak sampai lepas dari tauhid dan tali Alloh.' katanya.

Beberapa hari setelah lebaran Nasir datang ke Rumah Amalia dengan membawa bingkisan untuk anak-anak Amalia. Bersama anak dan istrinya, Nasir terlihat bergembira. Pelajaran yang begitu indah, dari sebuah kehancuran usahanya ternyata banyak berkah yang Alloh berikan kepada Nasir dan keluarganya. Selain usahanya sekarang lebih baik namun juga keluarganya lebih harmonis dan bahagia yang dihiasi dengan meningkatnya iman dan taqwa bagi Nasir dan keluarganya. Subhanallah..

---
'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan memberiNya jalan keluar dan memberiNya rizki dari arah yang tidak terduga. Dan Barangsiapa yang berserah diri kepada Alloh, niscaya Dia akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan tiap-tiap sesuatu. Dan siapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. Dan Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan melipatgandakan pahalanya. (QS 65:2-3).

Jumat, 02 Oktober 2009

Sayang Anak

Pada suatu hari ada seorang istri berkata pada suaminya, 'Jadi orang tua jangan sibuk cari uang melulu! Perhatikan anak, kasih sayang lebih penting daripada harta benda!'

'Soal kasih sayang jangan diragukan lagi ... lha wong aku ini cari uang buat siapa kalau bukan untuk anak, istri, keluarga?' Jawab suaminya.

'Ya, itu sih memang sudah tugasnya Bapak! Tapi jangan salah, yang diharapkan bukan itu saja. Yang penting lagi ada komunikasi antara Bapak dan Anak. Katanya sang istri agak setengah kesal pada suaminya.

'Udah ... udah sering, nggak cuma sekali dua kali. Tapi sebagai bapak, kayaknya aku ini kurang bisa deket sama anak laki-lakiku satu-satunya ini. Permintaannya ada-ada saja.' Jawab bapaknya menahan amarah.

'Ya namanya saja anak laki udah SMA, minta motor, minta mobil itu wajar.' kata sang istri

'Kalau soal motor, mobil ya saya kasih. Bapaknya kaya kok!' Kata sang suami.

'Lalu minta apa lagi yang Bapak tidak sanggup?' Tanya istrinya.

'Dia lagi tawuran sama teman-temannya dan aku diminta untuk jadi pemimpinnya ... !'  Jawab suaminya dengan berlinangan air mata.

Terbayangkah kita, bila kita sebagai ayah kita diminta oleh anak kita menjadi pemimpin sebuah tawuran? Tentunya kita akan menjawab dengan tegas, Tidak, nak! Tidak semua wujud sayang kepada anak berarti mengabulkan semua apa yang diminta oleh anak.

Tugas kita sebagai orang tua mengajarkan menanamkan cinta dan kasih sayang agar anak-anak kita tidak terbiasa menyebarkan kebencian sebab menyebarkan kebencian paling mudah dilakukan daripada menyebarkan cinta dan kasih sayang. Coba perhatikan disekeliling kita, anak-anak yang tumbuh dengan cinta dan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya akan lebih mudah menghormati orang lain dan kemampuan untuk berpikir positif dalam menghadapi setiap masalah.

Orang tua yang bahagia mampu menebarkan cinta dan kasih sayang dihati anak-anaknya. Anak-anak yang hidup dalam cinta dan kasih sayang akan tumbuh menjadi insan yang penuh cinta dan kasih sayang. Itulah makna sayang kita sebagai orang tua kepada anak-anak kita.

----
Orang yang senantiasa menyayangi sesamanya maka akan sayangi oleh Ar-Rahman (Yang Maha Penyayang). Sayangilah yang ada di muka bumi niscaya engkau akan disayangi oleh yang ada di langit. (Hadist Riwayat At-Tirmidzi)