Selasa, 30 Juni 2009

Mengubah Bara Api Menjadi Air

Kondisi lingkungan kita bagaikan bara api. Mudahnya kita menemukan sesuatu yang terbakar. Di jalanan, di kantor, dirumah bahkan dipelataran parkir sekalipun. Ketakutan terhadap kegagalan, ketakutan terhadap masa tua, takut terhadap kesuksesan orang lain bertemu dengan lingkungan bara api menjadikan mudahnya tersulut kehidupan kita. merubah lingkungan yang penuh bara api tentunya tidaklah mungkin namun meredam bara api diri kita dengan menjadikannya air yang menyejukkan bukanlah hal yang mustahil. Termasuk meredam bara api didalam keluarga untuk diubah menjadi air yang menyejukkan bagi keluarganya. Kisah ini sebuah pengalaman menarik bagaimana tidak mudahnya mengubah bara api menjadi air dalam sebuah keluarga.

Ada seorang ibu muda. mempunyai tiga orang anak, dua orang duduk di SMA dan satu orang kelas III SMP, suaminya seorang pejabat, datang kepada saya mengajukan pertanyaan yang sangat definitif. Mas Agus, saya sudah kemana-mana, tetapi selalu disuguhi teori. Saya tidak membutuhkan teori, tetapi butuh jawaban praktis. Menurut pandangan agama Islam, apa yang harus saya lakukan dalam menghadapi problem yang sedang saya hadapi?

Ibu itu menceriterakan bahwa suaminya telah kawin lagi dengan janda muda usia 17 tahun yang ditemukan di Panti pijat. Sekarang sudah dibelikan rumah, bahkan ibu dari isteri mudanyapun sudah di bawa ke Jakarta, tingal di rumah baru itu menemani anaknya. Yang tidak bisa difahami oleh ibu kepala sekolah tadi adalah sikap anak-anaknya, yaitu semuanya membela bapaknya, bahkan mereka mengancam, jika ibu macam-macam kepada Bapak, nanti kami semua mau pindah saja ke rumah ibu tirinya, padahal sepengetahuannya, dalam setiap kasus poligami, anak-anak selalu membela ibunya. Karena ibu itu seorang muslimah, dan kenal dengan saya dalam sebuah pengajian, maka pertanyaannya 'Apa yang harus saya lakukan menurut tuntunan agama Islam?'

Dalam percakapan yang mendalam, ibu itu akhirnya membuka seluruh permasalahan yang dihadapi. Ia menceriterakan bahwa kasus kawin lagi suaminya bukan yang pertama. Suaminya sudah sering diam-diam memiliki isteri simpanan, tetapi setiap kepergok kemudian dicerai. Ia juga mengaku bahwa suaminya termasuk 'orang kuat' di tempat tidur sehingga ia sering merasa kewalahan dalam melayaninya. Ia menduga bahwa jika suami sedang tidak mempunyai isteri simpanan, maka ia suka 'observasi' ke tempat-tempat hiburan, buktinya isteri muda yang sekarang juga ditemukan di panti pijat tradisional.

Di sisi lain ia juga mengakui bahwa suaminya itu orang baik, baik kepada keluarga dan juga kepada tetangga. Suaminya juga idola bagi anak-anaknya. Suaminya seorang muslim juga tetapi tidak rajin salat, masih rajin salat anak-anaknya. Ibu itu juga mengaku menjalankan salat tetapi sering tinggal terutama jika lagi sibuk. Sebagai suami, kata ibu itu, ia adalah suami yang penuh perhatian dan suka mengalah, terbukti setiap kali kepergok juga segera memutuskan hubungan. Tetapi dengan isteri muda yang terakhir ini, dia mengatakan bahwa ia akan menceraikan isteri mudanya nanti setelah melahirkan, karena ia sedang hamil 4 bulan.

Ibu itu bercerita bahwa terkadang ia tergoda untuk melabrak kepada madunya itu seperti yang dulu dilakukan kepada madu-madu sebelumnya, tetapi sikap anak-anaknya yang membela bapaknya membuatnya menjadi bingung. Sebagai wanita karir di kota besar, ia merasa tabah menghadapi ulah suami, tetapi menghadapi sikap anak-anaknya betul-betul membuatnya bingung. Ia tak faham apa dan siapa yang sebenarnya sedang ia hadapi, suami atau anak-anaknya. Terkadang terfikir pula untuk melaporkan perbuatan suaminya kepada atasannya karena sebagai pejabat tinggi suaminya jelas melanggar PP 10, tetapi lagi-lagi, sikap-anak-anaknya itu lebih menyita perhatiannya.

Kasus ini sebenarnya adalah problem yang berhubungan dengan kodrat kejiwaan manusia. Ibu itu mengalami konflik interest, fikiran dan perasaannya tidak sejalan, qalb, nafs, akal dan hati nuraninya tidak sedang dalam kondisi harmoni sehingga ia merasa tidak mampu membuat keputusan. Ia juga kesulitan menempatkan dirinya di antara suami, anak-anak dan Alloh SWT, tetapi ia sadar bahwa ada kekuatan yang bisa membantunya tetapi belum ditemukan. Ia sadar, bahwa sebagai muslimah ia kurang taat dalam menjalankan agama, tetapi ia berharap bahwa agama akan membantu membimbingnya dalam membuat keputusan atas apa yang akan dilakukan, sehingga pertanyaannya kepada saya juga sudah definitif, yaitu apa yang harus dilakukan menurut tuntunan agama Islam.

Karena ibu itu sudah siap menerima tuntunan agama, maka terapi psikologis yang saya sampaikan juga merupakan paket yang konkrit. Kepadanya saya menyampaikan bahwa agama memberikan kebebasan kepada ibu untuk memilih.

Pilihan pertama, labrak saja isteri muda itu dan laporkan kepada atasannya supaya kapok, saran saya. Akan tetapi ibu harus bisa membayangkan bahwa barangkali untuk kali ini suami ibu tidak akan mengalah. Jika kemudian suami ibu ditindak oleh atasan karena melanggar PP 10, maka di mata suami, ibu adalah biang keladi dari kegagalan karirnya, dan ia akan simpati kepada isteri muda yang di labrak oleh ibu, dan dalam persepsinya isteri mudanya itu teraniaya (mazlum) sementara ibu dianggap sebagai penganiaya (zalim). Pilihan pertama ini biasanya dilakukan oleh wanita kebanyakan, bukan wanita pilihan, langkah yang manusiawi, dapat dimengerti tetapi hasilnya merugikan diri sendiri.

2. Pilihan yang kedua, ibu bisa sabar menunggu sampai isteri muda itu melahirkan, dan setelah itu tagih janji suami ibu untuk menceraikannya. Langkah ini juga dapat difahami, rasional dan manusiawi, tetapi belum mengandung nuansa keindahan.

3. Pilihan ketiga, adalah pilihan yang biasanya dilakukan oleh wanita utama. Jika ibu memilih langkah ini, maka ibu harus memandang isteri muda suami ibu bukan hanya sebagai madu, tetapi sebagai hamba Alloh yang harus dihormati dan dibantu, sebagai makhluk yang membutuhkan pertolongan orang lain, seperti ibu juga sedang membutuhkan pertolongan orang lain. Dalam kehidupan, wanita sering tidak bisa menentukan jalan hidupnya, tetapi harus tunduk kepada tangan kokoh sistem sosial yang terkadang tidak menyenangkan.

Coba ibu renungkan, apakah wanita yang sekarang menjadi madu ibu itu senang bekerja di panti pijat, dan kira-kira apa yang akan dia lakukan jika dicerai oleh suami ibu. Untuk bisa menjadi wanita utama, ibu harus berpihak kepada wanita, peduli kepada nasib wanita. Dalam menghadapi masalah ibu, ibu dapat melakukan suatu bargaining dengan suami, misalnya nanti setelah wanita madu anda itu melahirkan, ibu bisa berkata kepada suami. Sudahlah pak, biar dia tidak usah dicerai, saya kasihan kepada masa depan dia, sebab jika dicerai hampir dapat dipastikan ia akan kembali ke panti pijat, dan selanjutnya akan ada lagi wanita lain yang menderita karena suaminya tergoda kepadanya. Akan tetapi saya punya permintaan, yaitu sejak hari ini Bapak harus taat beragama, rajin menjalankan solat, dan jauhi segala macam kemaksiatan. Doakan agar saya mampu hidup lurus dan kuat menghadapi realita ini.

Ibu, kata saya, pilihan ke tiga ini pilihan wanita utama, oleh karena itu berat dan tidak semua wanita dapat melakukannya, karena manusia itu lemah. Alloh SWT juga tahu bahwa wanita dan juga, manusia pada umumnya memiliki kelemahan, oleh karena kepada orang yang sedang mengalami persoalan seperti ibu, agama mengajarkan doa-doa untuk memperkuat diri.

Mendengar kata-kata terakhir tadi, ibu tersebut tersentak dan dengan sangat antausias minta diajarkan doa yang saya maksudkan. Rupanya kata kunci doa, menggetarkan batin ibu itu untuk berani menerima kenyataan dan siap melakukan apa yang diangap baik menurut agama meskipun berat. Kepada ibu itu kemudian saya berikan teks doa yang sebenarnya doa umum, tetapi karena kehausannya kepada hubungan dengan Alloh SWT maka doa itu dianggapnya sebagai doa khusus untuk dia sendiri.

Ketika saya tanyakan apakah ibu bisa membaca Qur'an, ia menyatakan bisa sekedarnya, ketika saya tanyakan apakah ibu suka menjalankan salat tahajjud, ibu itu mengatakan. alhamdulillah setelah ada kasus ini saya sekarang sudah kenal salat tahajud, padahal dulu boro-boro tahajud, salat lima waktu saja sering tertinggal.

Mendengar pengakuannya itu maka secara langsung saya tanamkan logika baru. 'Nah bu, sebenarnya dari dulu Alloh SWT menginginkan agar ibu menjadi manusia yang dekat dengan Nya, tapi ibu dipanggil-panggil tak mau mendengar, ibu sibuk urusan sendiri saja. Sekarang Tuhan membentak ibu dengan kasus ini, dan ibu baru mendengar panggilan Tuhan. Jadi kasus ini adalah rahmat Alloh SWT yang diberikan kepada ibu dalam bentuk tamparan agar ibu menjadi orang yang dekat dengan Nya. Jika manusia sudah merasa dekat dengan Nya, maka selain Alloh. misalnya suami, anak, jabatan dan harta menjadi urutan berikutnya. Saya yakin ibu mampu menghadapi cobaan ini, dan ibu insya Alloh akan lulus, menjadi hamba Alloh yang dekat dengan Nya, menolong seorang wanita, membuat suami rajin beribadat dan anak-anak ibu akan tetap bersama ibu.

alhamdulillah, beberapa bulan kemudian, terakhir saya mendapatkan kabar bahwa suaminya bisa berkumpul kembali dengan Sang Ibu dan anak-anaknya. Ibu itu akhirnya menerima dengan ikhlas keberadaan 'madu'nya yang baru melahirkan bahkan juga turut merawat anak dan istri 'muda' suaminya. Katanya, 'Alloh melimpahkan anugerah didalam hidup saya dengan berbagai masalah. Saya menerima ikhlas dan saya bahagia bisa membuat semua pihak menjadi lebih baik. alhamdulillah..terima kasih Mas Agus. Tuturnya dipenghujung suratnya. begitulah seorang ibu yang mengubah dirinya dari bara api menjadi air yang menyejukkan bagi keluarga tercintanya.

Senin, 29 Juni 2009

Temukan Kegembiraan Anda!

Setiap kali pulang kerja, bersama Hana dan istri saya suka menjemput sore hari dengan berjalan-jalan keliling kampung. Menikmati indahnya sekeliling. Bertegur sapa dengan setiap orang yang bertemu dijalan. Terkadang orang yang tidak kami kenalpun, kami suka menyapanya. Bila berjalan jauh terasa melelahkan kami berhenti. Menikmati kelapa muda atau duduk ditaman sambil maen ayunan bersama Hana. begitulah menanamkan kegembiraan di dalam pikiran kita. Mensyukuri kehidupan dengan suka cita.

Kedamaian, keindahan dan kemeriahan dengan melakukan aktifitas berjalan kaki merupakan kegiatan yang paling sederhana, murah dan meriah. Tujuan utama menggali kegembiraan. Tidak harus ke mall atau ke tempat wisata yang harus mengeluarkan uang. kegembiraan itu terletak ada di dalam pikiran kita. Bila didalam pikiran menemukan kegembiraannya aktifitas apapun terasa menyenangkan, Makan enak, tidurpun nyenyak.

Seringkali saya, Hana dan istri melakukan aktifitas bersama. Meminimalisir kegiatan menonton TV. Membaca koran. Bahkan saya menghindari dan tidak memperkenalkan game online untuk Hana dan anak-anak Amalia. Sebab sekali menanamkan game didalam pikiran anak-anak berarti menjerumuskan mereka. Pernah ada seorang ibu datang ke Rumah Amalia dengan menangis tersedu-sedu karena anaknya tidak mau sekolah, tidak mau mandi bahkan susah makan. maunya setiap hari didepan layar monitor untuk maen Game online. Bila sudah tertanam game online pada pikiran anak-anak, lantas bagaimana anak-anak bisa menemukan keindahan dalam hidupnya?

Pikiran-pikran kita banyak dipenuhi dengan lembaran berita dari koran, TV, internet tentang perselingkuhan, politik penyebar kebencian, fitnah, Skandal seperti sampah yang menjejal didalam kepala kita. Jika kita menjadikan pikiran kita sebagai tempat sampah dengan berbagai sampah-sampah informasi maka kita tidak akan pernah menemukan kegembiraan dalam hidup kita, kedamaian alam, indahnya matahari pagi, bertegur sapa dengan orang-orang disekitar kita dan nikmatnya menjemput sore hari.

Sebaiknya hindarkanlah menjadikan pikiran-pikiran kita menjadi tempat sampah, maka kita akan menemukan kegembiraan hidup!

Air Matanya Telah Mengering

Air matanya sudah lama tidak bisa mengalir. Sejak kehidupan yang dialaminya kekecewaan yang selalu didapatkan. Adiknya yang dibantu malah merebut pasarnya. istri yang dicintainya meninggalkannya justru ditengah dirinya terpuruk. untungnya anak-anaknya masih setia menemaninya. Mas Izul suka sekali berkumpul dengan anak-anak Amalia. terkadang hari jumat ikut yasinan bersama kami. Katanya, air mata saya telah lama mengering. Hanya kepada Sang Khaliqlah saya memohon pertolongan.

Mas Izul begitu kuat dan tegar. Bila bukan karena keyakinannya dia sudah jatuh tersungkur. Malam itu Mas Izul bercerita. Dirinya jatuh sakit. Dari hasil pemeriksaan ternyata dia mengalami pembengkakan empedu dan harus dirawat dirumah sakit. untuk dirawat. Ditengah ketidak berdayaannya, dengan berbaring. Saya melaksanakan sholat fardhu. dilanjutkan dengan berzikir dan berdoa. Memohon kepada Alloh SWT agar diberikan kesempatan untuk menebus semua dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Saya tidak bisa meninggalkan warisan apapun kepada anak-anak. Saya hanya memohon diperkenankan oleh Alloh SWT memberikan waktu agar saya bisa memperbaiki kesalahan-kesalahn saya. Agar bisa membimbing anak-anak.

Sungguh luar biasa. Setelah berdoa tubuh saya agak pulih. Namun kesembuhannya harus ditebusnya dengan menghadapi tiga kali pisau bedah para dokter. Operasi demi operasi harus dilaluinya. Sampai kemudian Mas Izul sembuh total. Malam itu Mas Izul menangis dengan derai air mata. katanya sungguh nikmat orang bisa menangis. dirinya sudah lupa kapan terakhir menangis. Air matanya wujud kebahagiaan dirinya. 'Air mata ini sebagai tanda saya tidak pernah menyesali penderitaan yang telah saya lalui. Cobaan itu justru membuat saya semakin nikmat menghadapi hidup. Sesungguhnya Alloh SWT tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya untuk menerima.'

'Untuk saya Alloh SWT memberi cobaan, tetapi didalamnya Alloh juga memberikan hikmah yang teramat besar agar saya memahami makna hidup ini. Tutur Mas Izul dalam kebahagiaan itu. Malam itu Mas Izul sudah bisa menangis lagi setelah lama air matanya mengering dalam duka. Dalam nestapa banyak karunia hidup yang diterima dari Sang Khaliq. Suara anak-anak Amalia terdengar nyaring membaca surat Yaasin. Dan kami memanjatkan doa kebahagiaan untuk semua insan.

Minggu, 28 Juni 2009

Power of Peace

Power of Peace adalah tema program on air di Radio Bahana, biasanya saya sebagai narasumber program 'Power of Peace.' setiap Rabu malam. Selain bekerja di Mubarok Institute, mengajar anak-anak Amalia, juga sesekali sebagai narasumber di sebuah seminar maupun pelatihan merupakan kegiatan dalam keseharian yang saya jalani. Namun kegiatan sebagai narasumber program radio merupakan kebahagiaan tersendiri buat saya. Selain bisa berbagi ilmu namun juga bisa belajar banyak kearifan dari orang lain.

Pernah suatu ketika pada program 'Power of Peace' mengambil tema Keajaiban Hidup. Tak lama kemudian ada salah satu pendengar setia Radio Bahana yang menelpon saya menanyakan alamat rumah. Ternyata setelah kami berbincang Sang Bapak mengidap penyakit kanker darah. Katanya setelah medengar program acara 'Power of Peace' membuat hidupnya lebih bersemangat. Sakitnya membukakan pintu pencerahan untuk lebih bersemangat berbuat baik kepada orang-orang disekelilingnya.

Semua pertanyaan sangat menarik. tentang makna hidup. Bagaimana cara hidup berbahagia, ada juga salah seorang penelpon yang bertanya, 'Mas Agus Syafii, saya seorang ayah yang hidup bahagia dengan istri yang cantik dan dua putri yang mungil, tetapi saya telah berselingkuh dan istri saya tidak tahu. apakah itu salah mas agus?' Saya katakan pada sang penelpon jika perbuatan itu tidak salah, bapak pasti tidak akan menelpon saya.

Banyak orang yang bertanya seperti itu. Mereka tahu bahwa perbuatan itu salah namun dengan bertanya kepada narasumber agar mendapatkan pembenaran terhadap apa yang dilakukan. Kita tahu perbuatan yang benar dan perbuatan yang salah. Sekalipun tanpa bertanya kepada orang lain. Kita hanya membutuhkan pembenaran dari sikap kita.

Itulah Power of Peace bagaikan telaga ditengah padang pasir, tempat singgah masyarakat perkotaan ditengah kemacetan yang haus mencari spiritualitas. Jangan lupa untuk selalu mendengarkan Radio Bahana ya..101.8 FM Jakarta

Menunggu Bus Lewat

Setiap kali menunggu bus dalam keadaan buru-buru. Bus yang ditunggunya lama banget. Hati suka bicara sendiri. 'Lama banget ya..kok nggak lewat-lewat.' Namun bila tidak sedang menunggu bus yang kita cari. Bus yang kita cari malah sering lewat. Biasanya agar mendapatkan bus, saya berhenti sejenak. menikmati sarapan pagi dengan minum secangkir teh sambil menyantap pisang goreng. Menghirup udara pagi. Memandangi mentari pagi. sambil tidak terlalu berharap bus akan lewat. Busnya justru seolah menghampiri saya.

Kata kuncinya berharap. Berharap terhadap apapun secara berlebihan selalu membuat hati kita menjadi mudah kecewa. Suami yang berharap terhadap istrinya tampil sempurna, selalu saja suaminya kecewa karena bukan istrinya yang membuat dirinya kecewa tetapi lebih karena harapannya yang berlebihan membuat sang suami menjadi mudah kecewa. Demikian halnya orang tua yang berharap anak bisa tampil hebat. Bukan kehebatan anaknya yang didapat malah kekecewaan yang didapat oleh orang tuanya. Begitu pula ada seorang pemuda yang berharap menjadi pengusaha sukses melahap buku apapun agar menjadikan dirinya pengusaha sukses malah berujung pada kekecewaan..

Disaat kita berada dipersimpangan jalan. Masalah menumpuk. Kepala pusing. Tak tahu yang harus dilakukan. Sebaiknya berhentilah sejenak. Nikmati musik. Minumlah secangkir teh. Hiruplah segarnya udara pagi. Biasanya disaat kita tak berharap apapun. Solusi malah datang menghampiri. Jika memang itu sebuah solusi yang anda butuhkan. Silahkan gunakan solusi tersebut. Jika tidak, tunggulah akan ada solusi yang lain saatnya tiba.

Itulah yang terindah dalam hidup saya, menunggu bus lewat. Menunggu bus lewat menjadi teramat berarti didalam hidup saya. Banyak pelajaran yang saya bisa petik hikmahnya. Termasuk bagaimana caranya menyelesaikan masalah atau menemukan solusi. Ternyata hal itu sangat sederhana dan saya ingin membagikan untuk anda. Sesuatu yang indah akan datang pada hidup kita, asal kita tetap sabar. Biasanya dia datang justru pada saat tak disangka-sangka, ketika kita tidak memikirkannya.

Jumat, 26 Juni 2009

Kapan Punya Nissan?

Semalam saya on air di Radio Bahana untuk mengisi program acara 'Power of Peace.' Kalo ada teman-teman yang pengen ikutan boleh juga. silahkan hubungi saya. Namun malam itu ada sesuatu yang menarik buat saya malam itu. Sebuah tulisan dari desain kaos oblong milik Mas dwijo.

Tulisan itu berbunyi, Kapan punya Nissan? yang tergambar mobil nissan. Semangat hidup saya seolah berkobar. Pertanyaan itu menyulut saya untuk bekerja keras, seolah hendak hidup selamanya. Siang malam bekerja, tiada henti. Memenuhi semua kebutuhan. Untungnya dalam hidup ini tidak terjebak dalam kredit ataupun kartu kredit. Ada teman yang bekerja berangkat pagi pulang malam setiap harinya. Sampai satu hari teman itu bertanya tetangga kami yang tinggal tepat disebelah rumahnya. 'Mas Agus, Pak Sugeng kemana ya kok nggak pernah kelihatan?' 'Hah?' terheran saya mendengarnya. 'Mas, Maaf..Pak Sugeng sudah meninggal tiga bulan yang lalu.'jawab saya. mendengar perkataan saya wajahnya tidak menampak refleksi apapun. Wajahnya datar. 'Maaf' katanya sambil meninggalkan saya berlalu begitu saja.

Mungkin teman ini merupakan wujud dari bagian mekanistik masyarakat perkotaan. Semua berputar dan bekerja seolah tiada henti. Tidak mengenal lelah. Kalo berhenti berarti orangnya lagi tidur. Tidur sebentar atau mungkin tidur selamanya.

Desain kaos oblong Mas Dwijo ini sangat menarik. Tulisan berikutnya berbunyi, Kafan punya nisan? dengan gambar kain kafan dan batu nisan. Membaca tulisan itu rasanya 'makdeg' ada kekagetan. seolah mengingatkan saya tentang kematian. Kematian merupakan sebuah oase perjalanan panjang. Berhenti untuk mengingatkan bahwa hidup tidaklah selamanya. Berpikir kafan punya nisan menjadi bahan pengerem ambisi yang tak pernah ada habisnya. Teman menyeletuk..hus ngapain ngomongin kematian, kayak nggak punya kerjaan.

Tidak ada salahnya sekali watu kita mengingat mati. jika ingin mati secara indah, hiduplah dengan indah. Jika kita tahu kapan kita mati maka hidup kita akan menjadi tenang, santun dan rendah hati. Kematian menjadi sesuatu yang menakutkan karena adanya perpisahan. Bila terbiasa dengan perpisahan sehari-hari maka perpisahan melalui kematian akan menjadi sesuatu yang indah. Mengingat kematian berarti membuka pintu pencerahan hati kita. yaitu memperlakukan semua sama indahnya. gagal sukses, suka duka, manis getir, sehat sakit, hidup mati, kaya miskin semuanya indah dan sempurna. Menjalani hidup dengan penuh syukur kehadirat Ilahi Robbi.

Kamis, 25 Juni 2009

Indahnya Berdoa

Pada malam rabu kemaren anak-anak Amalia setelah belajar mengaji, kami bersama-sama berdiskusi. Rizki bertanya, apa artinya doa?
'Doa artinya permohonan.' Jawab saya. Selanjutnya saya menjelaskan kepada Rizki dan anak-anak Amalia pengertian doa.

Berdoa kepada Allah SWT artinya mengajukan permohonan kepada Allah. Berbeda dengan bacaan mantra yang sering tidak difahaminya, orang yang berdoa harus tahu apa yang dimohon. Berdoa merupakan ikhtiar yang bersifat ruhani. Memanjatkan doa kepada Allah SWT merupakan wujud merendahkan diri seorang hamba yang lemah kepada Allah SWT yang Maha Kaya dan Maha Kuasa. Allah sendiri menyuruh hamba-hambanya untuk selalu mengajukan permohonan kepada Nya. Dalam sistem beribadah, berdoa bagaikan sumsum dalam sistem jasmani, 'doa adalah sumsumnya ibadah', kata Rasulullah.

Tiba-tiba dedek yang biasa dipanggil oleh teman-temannya 'Bang Haji' angkat tangan dan bertanya, 'Kak Agus, apakah setiap doa akan dikabulkan oleh Allah SWT?'

Saya jelaskan pada dedek bahwa Layaknya suatu permohonan, ada yang dikabulkan dan ada yang tidak. Hal itu juga berkaitan dengan layak tidaknya permohonan yang diajukan, sesuai tidaknya orang yang bermohon dengan apa yang dimohonkan. Oleh karena itu menuntun kita dengan tata krama berdoa. Saya kemudian menjelaskan adab berdoa pada anak-anak Amalia.

1. Memuji Allah dan bersyukur serta bersalawat kepada Rasulullah SAW. sebelum berdoa.

2. Mengakui dosanya dan kekeliruannnya terlebih dahulu dan barulah berdoa (seperti yang dicontohkan dalam sayyid al istighfar).

3. Merasa rendah diri di hadapan Allah, khusyuk serta harap-harap cemas.

4. Yakin akan diterima doanya oleh Allah. Rasulullah SAW. bersabda.

Sekali-kali jangan kamu berdoa dengan ungkapan 'ya Allah sekiranya Engkau mau, ampunilah aku dan sekiranya Engkau mau sayangilah aku”. Seyogyanya kamu yakin akan dikabulkan permohonanmu, karena tidak ada yang bisa memaksa Allah.

5. Menghiba dalam berdoa. Sikap berhiba-hiba dalam berdoa menunjukkan ia sangat butuh kepada apa yang dimohonkannya sehingga ia tidak mau berhenti berdoa kalau belum terkabulkan pintanya.

6. Berdoa di setiap waktu, baik di waktu senang, waktu susah, waktu suka dan waktu duka, waktu sempit dan waktu lapang. Rasulullah bersabda.

Barang siapa ingin doanya dikabulkan Allah di waktu susah dan melarat, maka hendaklah memperbanyak doanya di waktu senang dan lapang. (Silsilah Sahihah, 593)

7. Hindarilah doa yang memohon kutukan dan kehancuran terhadap keluarga, harta benda dan jiwa manusia. Rasulullah bersabda.

'Janganlah kalian menyumpahi diri sendiri, menyumpahi anak-anak kalian, menyumpahi harta benda kalian, dikhawatirkan jika permohonanmu itu diucapkan pada saat-saat dimana Allah menyetujui permohonan sehingga permohonanmu (yang merusak itu) dikabulkan'. (HR. Bukhari).

8. Mengulangi doa sampai tiga kali dalam satu waktu.

9. Menghadap kiblat dan menadahkan tangannya setinggi bahu. Rasulullah bersabda.

'Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci itu Hidup dan Maha Pemurah. Ia sangat malu kepada hamba Nya yang sudah menadahkan tangannya, namun doanya ditolak, hasilnya nihil dan kecewa”. (HR. Bukhari).

Tidak semua doa disunahkan mengangkat tangan, misalnya doa ketika masuk rumah, masuk dan ke luar dari WC.

10. Hendaknya orang yang berdoa itu menjelaskan pengaduan dan kebutuhannya kepada Allah SWT.

11. Merendahkan suara dan menghaluskannya.

Malam semakin larut. Setelah saya menjelaskan tentang indahnya berdoa anak-anak Amalia juga menyimpulkan makna dari berdoa malam itu. Kami menutup dengan membaca surat al 'Ashr dan membaca doa bersama. Malam semakin indah, anak-anak berebut bersalaman untuk pamit.

Rabu, 24 Juni 2009

Matikan TV!

Matikan TV! begitu teriak istri saya. Saya memahami kegelisahan istri saya. TV buat kami sekeluarga sudah tidak lagi membuat nyaman. Tontonan teramat vulgar dan teramat tidak mendidik. Orang dewasa selalu menyebarkan kebencian dan ketakutan, kata istri saya. Sudah hampir tidak ada lagi ruang keindahan, lanjutnya.

Anak-anak yang kebanyakan menonton Tv menjadi tercerabut dari dari komunitas sosialnya. Itulah sebabnya saya sangat memahami teriakan istri saya, matikan TV! Mematikan TV mencoba menikmati keindahan dalam keseharian sungguh sangat nikmat.

Keindahan yang sesungguhnya menyentuh jiwa kita menggetarkan kealamian kita untuk mengingatkan siapa sebenarnya diri kita. Keindahan bisa bertegur sapa dipagi hari sambil menikmati indahnya matahari pagi. Menghirup udara yang segar. Kesunyian dan kekhusyu'an dalam sholat. alunan dari nyanyian pepohonan. Lembutnya tangan Sang ayah yang menggenggam tangan putrinya yang dicintai.

Melatih diri dengan memusatkan perhatian kepada keindahan sangatlah mudah. hanya membutuhkan penyesuaian hati dan pikiran. Jika kita ingin melihat keindahan, latihlah kesadaran anda hanya untuk melihat keindahan dengan melakukan aktifitas keseharian, nikmati sebuah aktifitasnya. Ketika kita melatih hati dan pikiran anak-anak kita agar fokus kepada keindahan Maka anak-anak hanya mengenal keindahan dan kebaikan. Maka tidak ada ruang untuk kebencian dan ketakutan.

Jadi matikan TV! Ajaklah anak-anak belajar dan bermain bersama ayah dan ibu. Ajaklah jalan-jalan keliling kampung sambil bertegur sapa dengan tetangga atau berbincang banyak hal tentang kehidupan.

Kejernihan Penjual Kacang Ijo

Ditengah kehidupan kota kosmopolitan yang semua dituntut oleh target atau capaian yang harus dipenuhi, semua bergerak bagai siklus yang tak pernah berhenti. Bahkan seorang teman tidak sempat pulang ke rumah tiap hari jumat karena target closing perusahaan yang harus dipenuhi. Berapa banyak diantara kita mampu berpikir dengan jernih dengan sedikit renungan. 'apa sebenarnya yang sebenarnya kita cari?'

setiap pagi ketika saya hendak berangkat ke kantor, diperempatan jalan saya selalu bertemu dengan ayahnya Lusi, seorang penjual Kacang Ijo keliling. Menurut cerita istri saya, biasanya siang hari ayahnya lusi suka memang Hana. Sekantong kacang ijo sudah dipersiapkan untuk Hana.

pernah satu hari saya berbincang dengan ayahnya lusi. 'Berjualan kacang ijo sejak kapan pak?' tanya saya. 'Oo..sejak lusi masih kecil Mas..' katanya. 'Biasanya jualan sampai jam berapa?' 'Sebelum dzuhur sudah sampai rumah sebab dzuhur mesti bersiap untuk sholat.'katanya. Dalam keseharian ayahnya lusi selalu ramah dengan para tetangga. Kemuliaan dirinya terlihat dari kedekatan beliau dengan orang-orang disekelilingnya. Kemuliaan itu adalah cermin dari kejernihan pikirannya.

kejernihan pikiran hanya akan terlahir dari sikap tidak berupaya membandingkan diri pada orang lain. Berprasangka disaat melihat tetangga berlimpah bahkan kecenderungan pikiran selalu menganggap orang lain salah dan menggangap diri sendiri paling benar. Bila lebih cermat lagi untuk memperhatikan pikiran kita sendiri, pikiran-pikiran yang menghakimi orang lain hanya membuat makan tidak enak dan tidur tidak nyenyak. Betapa sangat tersiksa tubuh kita. Jangankan sehari dalam semenitpun badan kita terasa sakit semua.

Dari ayahnya lusi yang seorang penjual kacang ijo, saya mendapatakan satu pelajaran yang sangat berharga betapa kejernihan menjaga pikiran kita akan membuat hidup kita menjadi sehat dan mulia dalam keseharian. menjaga kejernihan adalah ajaran Nabi Muhamad agar kita berprasangka baik terhadap orang lain.

Selasa, 23 Juni 2009

Indahnya Memberi Salam

Ketika pagi hari anak-anak Amalia berkumpul. Dihari liburan selain kegiatan bimbel bahasa inggris yang diajarkan oleh bunda Nani. Anak-anak Amalia juga belajar Matematika yang dibimbing oleh Kak Yusman dan Kak Rani.

Saya bertanya pada anak-anak Amalia. 'Siapa yang biasa masuk rumah memberi salam?' Hampir semua anak-anak Amalia mengangkat tangannya. Tiba-tiba Adi bertanya, 'Kak Agus, kenapa kita harus memberi salam?' 'Memberi salam adalah doa dan penghormatan kita kepada sesama.' jawab saya.

Kemudian saya menerangkan kepada anak-anak Amalia bahwa ada Sabda Baginda Nabi Muhamad SAW.

'Kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam; yaitu (a) apabila berjumpa, ucapkanlah salam kepadanya, (b) apabila ia mengundang, penuhilah undangannya, (c) apabila ia minta nasehat, berilah ia nasehat, (d) apabila ia bersin yang disertai ucapan Alhamdulillah, maka ucapkanlah yarhamukallah, (e) apabila ia sakit, lawatlah, dan (f) apabila ia meninggal, hantarkanlah jenazahnya.' (HR. Muslim).

'Lantas bagaimana tatakrama dalam memberi salam kak?' tanya Mona.

Saya jelaskan kepada Mona dan juga anak-anak Amalia lainnya bahwa tatakrama memberi salam ada 7 hal, diantaranya adalah.

1. Sedapat mungkin memberi salam dengan salam paripurna sesuai syari`ah, yaitu ucapan Assalamu `alaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Hadis yang diriwayatkan oleh Umar bin Husain r.a. menceriterakan bahwa: 'Seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW seraya mengucapkan salam Assalamu `alaikum, lalu Rasulullah menjawabnya. Kemudian lelaki itu duduk, dan Rasulullah kemudian berkata kepadanya, engkau mendapat sepuluh (pahala). Tak lama kemudian datang seorang lelaki lain dan mengucapkan salam Assalamu `alaikum warahmatullah, dan Rasulullah juga menjawabnya. Setelah lelaki itu duduk, Rasulullah berkata kepadanya; engkau memperoleh duapuluh (pahala). Kemudian datang lagi seorang lelaki dan mengucapkan salam Assalamu `alaikum warahmatullahi wa barakatuh, dan Rasulullah menjawabnya pula. Setelah lelaki terakhir itu mengambil tempat duduk, Rasulullah berkata kepadanya, engkau memperoleh tigapuluh (pahala)'. (HR. Abu Daud, Tirmizi dan Nasai dengan sanad yang kuat)

2. Di antara adab memberi salam ialah,

a. Pejalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk.

b. Pengendara kendaraan memberi salam kepada pejalan kaki.

c. Kelompok yang jumlahnya sedikit memberi salam kepada kelompok yang jumlahnya lebih besar.

d. Yang muda usia memberi salam kepada yang lebih tua.

e. Orang yang baru masuk ke ruangan memberi salam kepada orang yang sudah berada duluan di dalam ruangan.

3. Apabila dua orang sahabat berjumpa, cukuplah dengan bersalaman dan mengucapkan salam tanpa berpelukan, kecuali bagi orang yang baru pulang dari perantauan, kepada mereka disunahkan berpelukan.

Hadis riwayat Anas bin Malik menyebutkan: 'Adalah para sahabat Rasulullah SAW apabila bertemu satu sama lain, mereka memberi salam dan berjabat tangan. Dan apabila pulang dari perantauan, mereka saling berpelukan'.

4. Makruh mengucapkan `alaikas salam, karena ucapan itu pantasnya untuk orang yang telah meningggal. Ucapan salam yang disyari`atkan ialah Assalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5. Disunahkan ucapan salam diulangi lebih dari satu kali jika orangnya banyak, supaya semua bisa mendengarnya. Rasulullah SAW jika datang kepada suatu kaum, beliau mengucapkan salamnya tiga kali. (HR. Bukhari)

6. Salam tidak cukup hanya dengan isyarat saja tanpa mengucapkan lafaz salamnya apabila jarak antara keduanya jauh.

7. Makruh memberi salam kepada orang yang sedang buang air atau sedang di kamar mandi.

Setelah menjelaskan kepada Mona anak-anak Amalia betapa indahnya memberi salam. Mona mengangguk mengerti. Pada sesi terakhir kami bersama-sama membaca shalawat Nabi. Anak-anak nampak wajahnya berseri-seri penuh kebahagiaan menikmati hidup dengan penuh rasa syukur.

Senin, 22 Juni 2009

Berkah Hidup

Dalam hidup, keberkahan bukan hanya didapat dari melimpahnya materi semata namun juga hidup sehat dan kebahagiaan dalam keluarga. Keberkahan itulah terkadang didapatkan melalui proses yang panjang, seperti sakit, sedih dan penderitaan. Bagi orang-orang yang beriman semua itu malah meyakinkan dirinya agar senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.

Demikian juga bagi seorang ibu yang saya kenal. Beliau orang yang sangat taat dalam menjalankan ibadah. Ditengah kebahagiaan bersama keluarga beliau sakit. 'Pernah siang hari, tiba-tiba ujung kepala saya sakit mendadak. Berlangsung 1-2 detik. Rasa sakit itu seperti jarum suntik yang ditusukkan. Jadi hanya sesaat saja, setelah itu terus hilang.'tuturnya.

'Saya pikir hal itu biasa. Mungkin karena saya telat makan. Namun sejak itu sakitnya terus bermunculan. Bahkan ketika saya pergi ke dokter, minum obat berdasarkan resep bahkan sakit saya bertambah parah.' lanjut sang ibu. 'Akhirnya saya pindah ke dokter syaraf, lalu dilakukan CT Scan, dokter menemukan kelainan dalam syaraf otak saya.' kata ibu itu. Setelah itu diputuskan untuk menjalani operasi.

kebiasaannya yang mulia untuk senantiasa berbagi dengan anak-anak yatim dan kaum dhuafa tetap saja dilakukan. Demikian juga tak lupa berbagi untuk anak-anak Amalia. Keyakinannya bahwa doa anak-anak yatim dan kaum dhuafa terbukti menyembuhkan sakitnya.

'Menurut dokter yang merawat saya di Rumah Sakit mengharuskan saya menjalani operasi. Sebelum operasi saya memberikan shodaqoh kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa. eh..operasinya tidak jadi. Bayangkan Mas Agus Syafii semestinya saya mengeluarkan biaya operasi sampai 80 juta, biaya itu tidak jadi saya keluarkan karena doa mereka. Subhanallah..Maha Suci Alloh..ini benar-benar terjadi pada saya.' Isak tangisnya terdengar. Tak Lupa memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh atas keberkahan hidup yang diterimanya.

Outbond Amalia, 'Fastabiqul Khairat'

Minggu pagi jam 8 teng! anak-anak Amalia berkumpul. Bahkan Hanif sudah dari jam 7 pagi bolak balik ada 3 kali untuk menyapa saya, 'Sudah pada kumpul kak agus?' tanya Hanif. 'Belum.' jawab saya. Outbond minggu kemaren temanya 'berlomba-lomba Dalam Kebaikan' Setelah memberikan penjelasan anak-anak Amalia bahwa kegiatan outbond ini bertujuan 'Fastabiqul Khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan.' Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan diibaratkan mencari ikan sebanyak-banyak. Itulah sebabnya dalam mencari kebaikan dibutuhkan kerjasama tim. Dan secara serempak anak-anak Amalia kemudian menuju tempat outbond. terdengar suara ribut ketika Reka mendapatkan ikan lele, tak lama kemudian Haikal mendapatkan ikan mujair. Kegiatan outbond Amalia ini menjadi seru setelah tak lama kemudian Kak Yusman datang. Ikut nimbrung juga bersama anak-anak Amalia.

Selama ini Rumah Amalia melakukan aktifitas outbond divariasikan dengan berbagai aspek pembelajaran tercakup, meliputi permainan ice breaking, permainan kompetisi antar kelompok, pengembangan motorik anak secara individual, pengenalan unsur alam sekitar dan lain-lain. Kesemuanya dikemas dalam suasana yang fun khas anak-anak. Aktivitas semacam ini merupakan pengembangan seluruh potensi kecerdasan anak yang disebutkan dalam 'multiple intelligence.'

Dalam pandangan Thomas Amstrong PhD adalah dalam diri seorang anak dapat dikembangkan 8 kecerdasan yang meliputi kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, antarpribadi, intrapribadi dan natural. Kedelapan kecerdasan ini satu sama lain tidak ada yang bisa dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan yang lain.

Metode pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kecerdasan jamak seperti ini adalah Metode Pembelajaran Tematik. Dengan mengambil suatu tema tertentu, keseluruhan jenis kecerdasan akan diasah dan dikembangkan. Kegiatan outbound menjadi salah satu tema yang menarik untuk dipilih adalah sebagai metode belajar.

Di sela-sela aktivitas yang menguras tenaga, anak-anak diminta untuk membuat kolase dengan menggunakan bahan-bahan dari alam sekitar. Kegiatan ini akan membuat anak memahami betapa beragamnya ciptaan Alloh SWT di tengah lingkungan yang alami. Pada jenis kecerdasan yang disebut oleh Thomas Amstrong sebagai kecerdasan natural, tentu saja ini adalah the last but not the least at all. Karena alam terbuka itu sediri merupakan media belajar. Ketika anak-anak berinteraksi langsung dengan tanah, air, daun, dan ikan adalah saat yang tepat bagi anak-anak lebih mengenali dan menghayati alam melalui seluruh panca inderanya.

Acara outbond juga dipandu oleh Kak Nia dan Kak Rani. Ikan hasil tangkapan anak-anak Amalia hampir mencapai 20 Kg. Setelah kami sama-sama mendiskusikan, apa manfaat dari kegiatan outbond Amalia Ceria kali ini? kata Eggi, mendapatkan ikan banyak. Kalo kata Atun, senang kak..bisa berlomba-lomba bersama teman2..Seru banget deh pokoknya, begitu kata Ratna. Siang matahari terik panas. Kami mengakhiri kegiatan outbond Amalia ceria kali ini dengan penuh kebahagiaan.

Minggu, 21 Juni 2009

I'm Muslim And i Proud






Jadi muslim dan muslimah adalah hal yang istimewa. So, keistimewaan itu harus kita jadikan sangat istimewa dengan keistimewaan yang benar" kita rasa istimewa dalam hati kita yang tercipta sanagt istimewa ( nah loh...bingung gag? ) Bisa aja kita berkata "i proud be a Muslim" bahkan sangat gampang berkata seperti itu. Tapi, what,s the proof?? buktinya apa?? karena dlm kenyataan yang sering kita jumpai, mulut berkata, " Aku bangga kok jadi muslim/muslimah " tapi tindakan?? Tunggu dulu....

Suatu fakta ajah nih yah....
Ketika ada tawaran masuk ekskul yang menjamin seseorang buat jadi 'popular people'pasti deh langsung diserbu tanpa fikir panjang dahulu meskipun di tes. Tapi, ketika ada ekskul islam yang membuka peluang masuk tanpa persyaratan dan tanpa di pungut biaya apapun kebanyakan berfikiran, "ah.. Ntar dulu deh", "ah.. nggak ah males, ntar aku bisa bisa kayak anak pesantren lagi,kuper,culun", atau " aku juga ngerti islam kok walaupun gag ikut ekskul itu".
Atau, ada juga yang pada awal pendaftaran tuh banyaaaaaak banget yang dateng ke pertemuan pertama. Sampe penuh deh.. Tapi pertemuan kedua berkurang, pertemuan ketiga berkurang, gitu terus sampe tinggal beberapa ekor aja eh beberapa orang aja, hehehe
itukah bukti bahwa kita bangga pada islam???
Yang jadi renunganku........
~Ketika kita merasa bangga membawa novel best seller ke sekolah, sedangkan kita merasa malu untuk membawa buku terbaik di alam semesta ini yaitu Al-Quran
~Ketika kita merasa malu tidak punya pakaian model terbaru, sedangkan kita tidak merasa malu pada Allah saat membuka aurot di depan lawan jenis
~ketika kita senang berlama-lama mendengarkan suara penyanyi favorit kita, sedangkan kita begitu bosan untuk 5 menit saja mendengarkan ceramah
~Ketika kita cemas wajah kita berminyak dan kusam, tapi kita tidak cemas saat tidak membasuh tubuh dengan air wudhu
~Ketika kita rela bedesak-desakan demi menonton konser band favorit kita, sedangkan tak pernah berdesak-desakan untuk hadir di masjid untuk sholat jamaah
~Ketiak kita berteriak histeris dan gemetar saat mendengar artis favorit kita disebut tapi pernahkah kita seperti itu saat nama para sahabat atau nama Rasulullah dan Nabi lainnya disebut???

Sudahkah kita bangga pada islam?? bangga menjadi seorang muslim?? Atau sudah pantaskah kita berkata bahwa kita seorang muslim?? Mari kita renungkan.

Jadi muslim dan muslimah adalah hal yang istimewa. So, keistimewaan itu harus kita jadikan sangat istimewa dengan keistimewaan yang benar" kita rasa istimewa dalam hati kita yang tercipta sanagt istimewa ( nah loh...bingung gag? ) Bisa aja kita berkata "i proud be a Muslim" bahkan sangat gampang berkata seperti itu. Tapi, what,s the proof?? buktinya apa?? karena dlm kenyataan yang sering kita jumpai, mulut berkata, " Aku bangga kok jadi muslim/muslimah " tapi tindakan?? Tunggu dulu....
Suatu fakta ajah nih yah....
Ketika ada tawaran masuk ekskul yang menjamin seseorang buat jadi 'popular people'pasti deh langsung diserbu tanpa fikir panjang dahulu meskipun di tes. Tapi, ketika ada ekskul islam yang membuka peluang masuk tanpa persyaratan dan tanpa di pungut biaya apapun kebanyakan berfikiran, "ah.. Ntar dulu deh", "ah.. nggak ah males, ntar aku bisa bisa kayak anak pesantren lagi,kuper,culun", atau " aku juga ngerti islam kok walaupun gag ikut ekskul itu".
Atau, ada juga yang pada awal pendaftaran tuh banyaaaaaak banget yang dateng ke pertemuan pertama. Sampe penuh deh.. Tapi pertemuan kedua berkurang, pertemuan ketiga berkurang, gitu terus sampe tinggal beberapa ekor aja eh beberapa orang aja, hehehe
itukah bukti bahwa kita bangga pada islam???
Yang jadi renunganku........
~Ketika kita merasa bangga membawa novel best seller ke sekolah, sedangkan kita merasa malu untuk membawa buku terbaik di alam semesta ini yaitu Al-Quran
~Ketika kita merasa malu tidak punya pakaian model terbaru, sedangkan kita tidak merasa malu pada Allah saat membuka aurot di depan lawan jenis
~ketika kita senang berlama-lama mendengarkan suara penyanyi favorit kita, sedangkan kita begitu bosan untuk 5 menit saja mendengarkan ceramah
~Ketika kita cemas wajah kita berminyak dan kusam, tapi kita tidak cemas saat tidak membasuh tubuh dengan air wudhu
~Ketika kita rela bedesak-desakan demi menonton konser band favorit kita, sedangkan tak pernah berdesak-desakan untuk hadir di masjid untuk sholat jamaah
~Ketiak kita berteriak histeris dan gemetar saat mendengar artis favorit kita disebut tapi pernahkah kita seperti itu saat nama para sahabat atau nama Rasulullah dan Nabi lainnya disebut???

Sudahkah kita bangga pada islam?? bangga menjadi seorang muslim?? Atau sudah pantaskah kita berkata bahwa kita seorang muslim?? Mari kita renungkan.

Jumat, 19 Juni 2009

Kesetiaan Seorang Istri

Kesetiaan seorang istri terhadap suami teramat begitu mulia. benarlah kiranya perhiasan yang terindah dari seorang suami adalah istri yang sholehah. Kesholehan seorang istri tercermin dalam kehidupan sehari-harinya mencintai dengan setulus hati suami dan anak-anaknya. Kala suka dan duka, dilalui bersama. Keluarga dengan suami yang menyayangi dan istri yang setia juga anak-anak yang sholeh menjadikan rumah seindah surga.

Begitu pula seorang ibu yang berkenan untuk berbagi di Rumah Amalia. Setiap ibu itu hadir senantiasa membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak Amalia. Ibu itu bertutur bahwa walau suami tercintanya tinggal di rumah, kami tetap rajin melakukan check up. Namun ada sesuatu yang mengganjal relung hati saya, mas. Setiap pergi keluar rumah, saya selalu bergetar. saya membayangkan, jangan-jangan suami saya telah tiada. Buru-buru saya menghapus bayangan itu. Tetapi pikiran itu senantisa hadir dan hinggap di dalam benak saya..Mas Agus Syafii, lanjutnya.

Sudah selama sebulan suami saya tinggal dirumah. Ketika kami check up, tubuhnya menjadi membaik. Saya dan anak-anak bersyukur hal ini pertanda ayahnya sudah mulai pulih sehat. Namun dokter menyarankan agar suami saya menjaga berat tubuhnya agar jangan sampai menurun, kata sang ibu.

Tak lama kemudian suami saya sudah bisa berlari pagi sehingga saya dan anak-anak juga menemani berlari pagi. Dokter yang menangani suami saya terheran-heran, katanya ini sebuah keajaiban. 'Iman saya kembali pulih. saya bertambah rajin memanjatkan doa. Bagi saya, hanya doa yang dapat mengubah yang buruk menjadi baik. yang salah menjadi benar.'kata sang ibu dengan berderai air mata.

Karena suami saya sudah pulih, beliau kembali aktif mengajar. Dan aktifitasnya sebagai pengurus masjid terlihat lebih rajib sebagai bendahara DKM (dewan Kepengurusan Masjid). Baru aktif mengajar tiga hari suami saya mengajak pergi ke pesantren dimana beliau dulu pernah belajar. Kami pergi dengan mengendarai mobil. Lantas saya dan anak-anak memenuhi permintaan beliau. Sepanjang jalan suami saya terlihat gembira. bershalawat dan tertawa bersama. Apalagi sesampai kami pondok pesantren di Jawa Timur, kami disambut hangat oleh keluarga besar pondok. Kebahagiaan suami saya terpancar dari wajahnya.

Sepulang kami dari pondok pesantren, kesehatannya kembali menurun. apakah ini tanda kepergiannya? ah..saya tepis semua pikiran yang membuat saya dan anak-anak bisa menjadi bersedih. Tetapi saya selalu mempersiapkan diri untuk semuanya dan saya mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup mati kita adalah kehendak Alloh SWT. Saya mengajak anak-anak untuk ikhlas menerima apapun yang sudah menjadi kehendakNya.

Atas izinNya, suami saya meninggal. 'Saya mencoba untuk tabah menghadapi kepergiannya. tetapi begitu saya melihat semua orang berkumpul dirumah menyambut jenazahnya, hati saya bagai teriris sembilu.' kata Ibu itu penuh dengan cucuran air mata. Sayapun tak sanggup mendengar penuturan ibu. 'Sejak itu saya menyadari bahwa saya tidak hidup sendiri. betapa berartinya suami saya. Saya teringat pesannya yang terakhir, 'Bersandarlah diri kepada Alloh SWT. Hanya kepadaNyalah kita bergantung dan hanya kepada Allohlah kita memohon pertolongan.' lanjut sang ibu.

Begitulah cermin dari kesetiaan seorang istri sampai batas titik nadir. Ditinggalkan suami justru menguatkan keimanan dan ketaqwaanNya kepada Alloh SWT. Hanya kepada Allohlah kita bergantung dan hanya kepada Allohlah kita memohon pertolongan. Subhanallah..

Kamis, 18 Juni 2009

Rasa Sayang Seorang Suami

Rasa sayang seorang suami terhadap istri bagaikan rasa sayang terhadap belahan jiwanya sendiri. Ujung jari yang teriris, airmata mengalir tiada henti karena mata turut merasakan sakitnya jari yang teriris. Begitulah ungkapan rasa sayang seorang suami terhadap istrinya. Sungguh indahnya wujud sayang seorang suami, dengan ketulusan dan cinta kasih membangun mahligai rumah tangga yang juga dibalas cinta kasih oleh sang istri.

Begitulah yang dituturkan seorang suami dan juga teman dalam keseharian saya. Mas Budi yang saya kenal yang juga seorang ustadz muda rajin mengisi ceramah di majelis taklim, beliau sangat menyayangi istrinya. Beliau malam itu berkunjung ke Rumah Amalia. 'Mas Agus Syafii, mohon doanya anak-anak Amalia istri saya sedang sakit.' Begitu tuturnya. Malam itu Mas Budi bertutur bahwa istrinya tiba-tiba jatuh. Setelah didiagnosa istrinya mengidap penyakit jantung keturunan. 'Jadi saya mesti selalu menemaninya setiap saat.' tuturnya. Air matanya terus mengalir ketika Mas Budi menceritakan dirinya tidak sanggup melihat istrinya jika sedang sakit.

'Istri saya terlihat putus asa ketika serangan jantung itu datang. Saya tidak bisa meninggalkan dia sendirian.'lanjutnya. Mas Budi merasa dalam pilihan yang berat. Sebagai Dai dan sebagai suami. Namun dalam keadaan seperti itu malah justru memilih untuk merawat istrinya yang tercinta.

'Inilah ibadah yang terbaik buat saya. Merawat istri dengan baik.'ucapnya. Dua pekan berikutnya saya mendapatkan kabar dari Mas Budi melalui sms bahwa istrinya sudah boleh pulang. beliau mengucapkan terima kasih banyak atas doanya dan teriring salam untuk anak-anak Amalia.

begitulah rasa sayang seorang suami terhadap istri, berbagai ujian yang datang semakin menambah ketaqwaannya kepada Alloh SWT dan bersabar dengan senantiasa menjaga dan merawat kala istri sedang sakit. Bersedia melewati suka dan duka bersama. Sanggupkah kita wahai para suami?' ^_^

Rabu, 17 Juni 2009

Kearifan Ibu Penjual Nasi

setiap makan siang saya lebih suka makan diwarteg. Selain cukup untuk kantong saya, saya juga berkesempatan untuk berbincang. Makan diwarteg memiliki banyak kelebihan, orang bisa makan dulu dengan nikmatnya setelah itu baru membayarnya. bahkan terkadang ada orang yang besok bayarnya. Biasanya anak kos-kosan atau anak mahasiswa yang suka ngutang, kata ibu penjual nasi.

Ibu itu bertutur bahwa dirinya membantu orang lain merupakan kebahagiaan tersendiri. kebahagiaan ibu penjual nasi bisa membantu orang lain adalah wujud kearifan ditengah kehidupan dikota Jakarta yang seolah semua menggunakan tolok ukur materi, untung dan rugi. 'Apa cukup buat kebutuhan hidup bu? kalo hutang modalnya habis dong' tanya saya.

'Kalo orang merasa tidak cukup ya tidak cukup, kalo merasa cukup berapapun rizki yang kita terima akan cukup. Membantu orang yang kesusahan, rizki saya melimpah loh mas..' begitu ucap ibu penjual nasi. Rasa kecukupan inilah yang menjadi kekuatan dirinya untuk bisa membantu orang lain dan ibu penjual nasi menyakini karena itulah rizkinya melimpah dan warung nasinya selalu rame. Buat saya hidup ini menjadi indah dengan orang-orang yang arif seperti beliau, mereka banyak berada disekeliling kita.

Sambil menikmati makan siang ini saya dan meneladani kearifan Ibu penjual nasi, saya teringat satu ucapan yang indah dari Imam Syafii Rodhiyallahu anha (semoga Alloh meridhoinya). 'Bila bertemu dengan orang baik teladanilah, namun bila bertemu dengan orang jahat periksalah pikiran anda.'

Hati Yang Lembut Seorang Ibu

Hati seorang ibu begitu lembut. Tangis anaknya ditengah malam mampu membangunkan dirinya sekalipun tertidur lelap. Seorang ibu mampu menahan lapar demi untuk kebutuhan makan anak-anak agar tumbuh dewasa. Disetiap langkahnya senantiasa ada tetes airmata dan doa ibu bagi kebahagiaan anak-anaknya. Itulah sebabnya Baginda Nabi Muhamad SAW bersabda, 'aljannatu tahta akdamil ummahat' artinya, 'surga itu dibawah telapak kaki ibu.'

begitu mulianya hati seorang ibu, demikian halnya ibu yang saya kenal. beliau mengadukan perilaku anak lelakinya yang tidak difahaminya. Kata ibu tersebut, anak lelakinya yang sekarang duduk pada semester 6 pada sebuah akademi bank sejak empat bulan lalu menunjukkan perilaku yang aneh, yaitu selalu mengurung diri dalam kamar.

Pulang dari kuliah, langsung masuk kamar, tidak mau makan bersama dengan keluarga, tidak juga duduk-duduk bersama dengan kerluarga. Makan dan minum ia ambil sendiri ketika tidak ada orang dan ia makan di kamarnya. Setiap ditanya ada masalah apa, ia selalu menjawab nggak apa-apa, saking tidak fahamnya, ayahnya sering memarahinya, dan semakin dimarahi membuatnya menjadi semakin diam dan semakin mengurung diri.

Jika ada teman-teman kuliahnya datang, ia juga tidak bersedia menemuinya dengan alasan kurang sehat. Pokoknya, kata ibunya, saya benar-benar tidak faham, tidak mengerti, dan akhirnya saya cemas. Pernah dibawa ke psikiater, tetapi ia tetap diam, tidak mau menjawab, dan ia pun merasa enggan dibawa ke psikiater. Kata ibunya, anaknya rajin salat, dan bahkan selama mengurung diri sering dipergokinya malam hari sedang salat malam.

Dari ceritera ibunya, maka saya menduga bahwa anaknya merasa tertekan karena melakukan suatu perbuatan dosa yang tidak diketahui keluarganya. Ia merasa berdosa besar, tetapi ia tidak mungkin menceriterakanya kepada keluarganya. Semakin hari ia menjadi semakin tertekan, karena dikejar-kejar oleh perasaan berdosa. Jiwanya menjadi gelap karena terkurung oleh perasaan berdosa.

Kepada ibu itu saya minta agar anaknya diajak main ke Rumah Amalia untuk ngobrol-ngobrol. Ketika datang ke rumah, saya minta ibunya pulang dulu saja, sekitar tiga jam lagi biar supir menjemput, dan pemuda itu saya ajak jalan-jalan.

Dalam obrolan perjalanan, saya katakan bahwa saya sudah tahu permasalahannya dan memberi tahu bahwa sebenarnya Alloh SWT telah mengampuni dosanya, karena kamu telah dipenjara selama empat bulan oleh hati nuranimu sendiri.dan nurani itu mempunyai hotline dengan Alloh SWT. Alloh mendengar tangisanmu ketika kamu salat malam. Saya katakan bahwa jangan kau kira Alloh itu galak, Alloh SWT itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alloh SWT tersenyum lho melihat kamu menyesali perbuatanmu. Sudahlah, yang penting sekarang kau harus memulai lembaran baru, waspada di hari yang akan datang, jangan sekali-kali kau ulangi perbuatanmu.

Ternyata ia cukup dua kali saja bertemu saya, dan pertemuan keduapun hanya untuk mengajak sholat berjamaah di Masjid Al-Hikmah dekat rumah, tidak berbicara lagi tentang masa lalu, tetapi berbicara tentang masa depan.

Ibunya memberitahukan saya, menyatakan keheranannya atas kesembuhan anaknya, dan menanyakan problem apa sebenarnya yang selama ini dipendam oleh anaknya, maka saya jawab, tidak penting yang sudah lalu, yang penting masa depan, saya jawab demikian karena sebenarnya sampai akhirpun saya tidak tahu, tetapi pemuda itu merasa bahwa saya telah mengetahui rahasianya, padahal yang sebenarnya saya benar-benar tidak tahu karena memang tidak menanyakannya.

seseorang merasa tidak akan diampuni Alloh SWT atas dosa yang telah diperbuatnya, karena ia tidak tahu bahwa Alloh Maha Pengampun. Perasaan berdosa itu membuatnya tertekan dan tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Untungnya ia termasuk pemuda yang taat beragama, meskipun masih dalam proses belajar. Akhirnya betapa bahagianya Sang Ibu melihat perkembangan putranya yang bisa berkumpul kembali bersama keluarganya. Sayapun turut berbahagia melihat kebahagiaan Ibu itu. begitulah hati Sang Ibu, sangat lembut dan penuh cinta kasih kepada putranya.

Selasa, 16 Juni 2009

Berteduh

Setiap kali hujan turun, semua orang juga termasuk anak-anak disibukkan untuk berteduh. Bahkan seorang ibu sempat mengatakan, ‘heran deh sama anak-anak sekarang, sama ibunya berani giliran sama air hujan pada takut.’ Sebenarnya takut sama air hujan bukan hanya terjadi sama anak-anak sekarang namun juga sudah terjadi sejak dulu.

Air hujan selalu saja ditakuti bukan hanya sama anak-anak namun juga orang dewasa sebab air hujan bisa menyebabkan orang menjadi sakit batuk dan pilek. Air hujan juga diidentikkan dengan duka cita. Seringkali kita juga teramat takut mencari tempat berteduh bila bertemu dengan duka cita. duka cita seringkali dianggap sebagai hukuman, azab, dosa dan juga kesalahan. Begitu tubuh mulai terasa sakit, salah satu keluarga yang kita cintai meninggal dunia, perceraian terjadi, organisasi dibubarkan, perusahaan bangkrut, masa depan seolah menakutkan, duka cita terlihat menyeramkan.

Kadangkala bila kita jernih melihat duka cita bukanlah sesuatu yang menyeramkan, juga bukan kesalahan ataupun azab yang datangnya dari Alloh SWT melainkan cahaya yang mengantarkan kita kepada keindahaan. Jika hidup kita hanya dipenuhi dengan suka cita dan kebahagiaan seringkali kita menjadi lupa diri. Namun berpisah dengan kesenangan memeluk penderitaan pertanda cahaya menuntun perjalanan hidup kita menuju tempat yang indah.

Kanjeng Nabi menganjurkan kepada kita agar kita tidak menghindari penderitaan, malah mengajarkan kepada kita agar menyelami semua yang berbentuk duka cita sebab ada keindahan dibalik duka cita. Keindahan yang muncul melekat pada diri kita dengan sifat cinta kasih pada sesama. Makian sudah bukan lagi sebagai sesuatu yang menyakitkan tetapi mempersubur cinta kasih kepada yang memakinya.

Siapapun orang yang pernah menyelami samudra duka cita atau samudra penderitaan hal itu pertanda bahwa dirinya sudah dibebankan tugas suci pada dirinya. Tugas suci itu adalah menyebarkan salam dan cinta kasih untuk sesama. Sebagaimana sabda Nabi Muhamad SAW, ‘’Afsyus salaama bainakum tahaabbuu’ ‘Tebarkanlah salam diantara kalian niscaya kalian saling menyayangi. (HR. Hakim).

Sungguh indah hidup ini jika didalam hati kita penuh cinta kasih. Menerima suka cita dengan gembira, menerima duka cita juga dengan gembira. Semoga semua makhluk dimuka bumi berbahagia selalu!

Senin, 15 Juni 2009

Hati Seorang Ayah

Seorang ayah memiliki hati yang penuh kasih untuk anak-anaknya. Hati seorang ayah akan tahan menderita bila sakit untuk dirinya sendiri, namun tidak akan tahan disaat melihat buah hatinya yang menderita. Bahkan jika sakit itu bisa digantikannya, ayah bersedia menggantikan sakit anaknya. Itulah hati seorang ayah.

Saya mengenal seorang teman yang juga seorang ayah. Saya biasa memanggilnya Mas Jay. Kami biasa berdiskusi lewat milis dan malam itu Mas Jay berkunjung ke Rumah Amalia. Mas Jay bertutur mulanya dirinya orang yang ‘mbeling’ tidak memiliki keyakinan yang mantap dan tetap. Ketertarikan belajar sholat secara serius ketika ajakan yang begitu menyentuh dari anaknya yang masih TK. Anak yang masih relatif kecil setiap hari selalu mengajaknya untuk mengerjakan sholat. Awalnya dirinya menanggapi hal itu sebagai biasa saja.

Ajakannya itu terasa betul-betul menampar hatinya. Begitu sangat berharga dan membuatnya menangis meraung-raung justru ketika anaknya sedang sakit masih sempat mengajaknya sholat Isya’. Katanya, ditengah malam anak saya suhu badannya panas tinggi dan perutnya mengeras. Anaknya menangis tak henti-hentinya merengek mengajak saya sholat. Tanpa berpikir panjang saya memenuhi permintaannya untuk mengambil air wudhu. Setelah mengerjakan sholat, kami bergegas menuju Rumah Sakit.

Setelah diperiksa ternyata putranya harus dioperasi. Karuan saja dirinya menjadi panik. Bagaimana mungkin anaknya yang masih kecil itu dengan kekuatan fisiknya yang masih lemah untuk menghadapi operasi. ‘Saya hanya bisa berserah diri kepada Alloh SWT, saya berjanji jika anak saya sembuh. Saya akan rajin melaksanakan sholat seperti yang dimintanya.’ Tuturnya.

Katanya Mas Jay sebelum anak saya masuk ruang operasi masih sempat bertanya pada dirinya, ‘ayah sudah sholat belum.’ Kata-kata itu begitu mengiris-iris hati saya. Dulu bila mendengar ajakan teman-temannya untuk sholat selalu menolaknya karena keengganan untuk melaksanakan sholat. Sekarang kata-kata itu justru muncul dari anak yang disayanginya, bagaimana mungkin dirinya bisa menolaknya, lanjutnya. Mas Jay tak bisa menyembunyikan airmatanya yang terus bercucuran.

‘Saya menunggu putranya didepan kamar operasi’ tuturnya. Ketika lampu operasi menyala. Dirinya bersama istri tercinta tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya, hilir mudik didepan kamar operasi. Waktu seolah berjalan lama sekali. ‘Segala macam doa yang saya tahu saya panjatkan kehadirat Alloh SWT.’ Setelah begitu lama, kamar operasi itu terbuka. Seorang dokter muncul dari pintu. Mencopot sarung tangannya. ‘Operasinya berjalan dengan baik, anak bapak sekarang perlu istirahat setelah itu boleh pulang.’ Mas Jay menangis bahagia. ‘Alangkah nikmatnya anugerah Alloh SWT yang diberikan kepada saya disaat harapan mulai memudar, Alloh SWT menyelamatkan putra saya,’ tuturnya. ‘Dan sejak itu saya lebih giat untuk melaksanakan sholat karena saya harus memenuhi janji saya,’ kata Mas Jay malam itu. Saya bisa merasakan apa yang terjadi pada dirinya. Begitulah hati seorang ayah yang penuh kasih untuk sang buah hatinya.

Jumat, 12 Juni 2009

Akhwat Cantik

Akhwat cantik melukis kekuatan lewat masalahnya. .
Tersnyum saat tertekan. .
Tertawa disaat hati menangis. .
Mendo'akan disaat terhina. .
Mmpesona disaat Mengampun. .
Akhwat cantik Mengasihi tanpa pamrih. .
Dan bertambah kuat dalam do'a dan Pngharapan. .
Kata-kata dibuat untuk akhwat cantik milik ALLAH. .
Apakah kita termask didalamnya???

(Ini kata-kata dari SMS yang dikirim oleh sahabatku)

Rumahku Yang Indah

Senin malam ketika anak-anak Amalia selesai menghapal surat-surat pendek kami berdiskusi mengenai 'Rumahku Yang Indah.' Adi mengatakan rumahnya indah karena ada ayah, ibu dan adek yang sayang pada dirinya. Lusi menyebutkan rumah yang indah karena penghuninya murah senyum tapi tidak kalo sedang sakit gigi. Demikian hal juga Dani, sekalipun rumahnya juga buat menjadi warung teman-temannya suka bermain dirumahnya. Namun berbeda dengan Dede yang menyebutkan bahwa rumah indah jika dihiasi keramahan penghuninya. 'Coba Kak, kalo kita maen kerumah teman yang punya rumah ramah dan baik hati..rumah itu terlihat indah.'katanya.

Kemudian saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia, 'Kita Sebagai makhluk budaya mengenal tempat tinggal tetap atau rumah yang menjadi tempat istirahat dan tempat membangun keluarga. sebab itulah pintu pada tempat tinggal kita sebagai pelindung kehidupan privacy kita dan keluarga disamping untuk keamanan. Oleh karena itu tatakrama kehidupan masyarakat mengharuskan mengetuk pintu atau menekan bel atau memberi salam terlebih dahulu ketika akan memasuki rumah tinggal orang sebagai bentuk meminta izin agar kedatangannya tidak mengganggu kehidupan pribadi orang lain.'

'Lantas kita barus bagaimana Kak Agus?' tanya Ratna.

Saya katakan padanya bahwa ada tuntunan adab ketika memasuki rumah, baik rumah orang lain maupun rumah sendiri dan kemudian saya menerangkan beberapa hal tuntunan yang patut menjadi perhatian anak-anak Amalia antara lain.

1. Berdoa ketika memasuki rumah. Rasulullah memberi contoh doa sebagai berikut.

Bismillahi walijna, wa bismillahi kharajna, wa `ala rabbina tawakkalna

Artinya, 'Dengan nama Allah kami masuk, dengan nama Allah kami keluar, dan kepada Allah kami berserah diri.' (HR. Abu Daud)

2. Memberi salam kepada penghuni rumah pada saat memasukinya:

Assalamu `alaikum wa rahmatullahi wa baraka tuhu

artinya, Selamat, rahmat dan berkat Allah menyertai anda.

Rasulullah SAW pernah berkata kepada Anas r.a.: Hai anakku, apabila engkau masuk ke rumah keluargamu, ucapkan salam, agar engkau dan seisi rumah mendapat keberkahannya.

3. Apabila mengetuk pintu, ketuklah dengan perlahan sekedar ia tahu bahwa di luar ada tamu.

4. Kalau ketukan perlu berulang kali, maka lakukanlah dalam tempo yang agak jarang.

5. Saat permisi untuk masuk, ambillah posisi di samping pintu, jangan pas di depan pintu.

6. Setelah mengetok pintu dan ada suara dari dalam menanyakan siapa, maka jawablah dengan menyebut nama anda yang dikenalnya.

7. Kalau anda bertandang ke rumah teman, jagalah mata anda dari menoleh ke sana ke mari dan bukalah alas kaki (jika analisanya demikian), kemudian meletakkan pada tempatnya.

8. Duduklah pada tempat yang telah disediakan untuk tamu dan jangan menempati tempat khusus bagi tuan rumah. Rasulullah pernah bersabda:

'Tidak layak seorang tamu mengimami penguasa wilayah setempat dan tidak duduk di rumahnya di tempat kehormatannya, kecuali dengan izinnya'. (HR. Muslim)

9. Hormatilah orang yang lebih tua baik umur maupun kedudukkannya pada saat berjalan, masuk, keluar, saat pertemuan, pembicaraan, dengar pendapat, diskusi dan pada saat mengikuti arahan.

Malam semakin larut anak-anak Amalia terlibat dalam diskusi hangat mengenai rumahku yang indah dan akhirnya kami sepakat bahwa rumahku yang indah, rumah yang membuat nyaman dan bahagia para penghuninya.

Akhirul kalam izinkan saya berdoa buat teman2 semua yang membaca tulisan ini, Semoga Alloh SWT senantiasa dilimpahkan kebahagiaan selalu untuk anda dan keluarga..amin ya robbal alamin...selamat liburan dan berakhir pekan bersama keluarga tercinta

Rumahku Yang Indah

Senin malam ketika anak-anak Amalia selesai menghapal surat-surat pendek kami berdiskusi mengenai 'Rumahku Yang Indah.' Adi mengatakan rumahnya indah karena ada ayah, ibu dan adek yang sayang pada dirinya. Lusi menyebutkan rumah yang indah karena penghuninya murah senyum tapi tidak kalo sedang sakit gigi. Demikian hal juga Dani, sekalipun rumahnya juga buat menjadi warung teman-temannya suka bermain dirumahnya. Namun berbeda dengan Dede yang menyebutkan bahwa rumah indah jika dihiasi keramahan penghuninya. 'Coba Kak, kalo kita maen kerumah teman yang punya rumah ramah dan baik hati..rumah itu terlihat indah.'katanya.

Kemudian saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia, 'Kita Sebagai makhluk budaya mengenal tempat tinggal tetap atau rumah yang menjadi tempat istirahat dan tempat membangun keluarga. sebab itulah pintu pada tempat tinggal kita sebagai pelindung kehidupan privacy kita dan keluarga disamping untuk keamanan. Oleh karena itu tatakrama kehidupan masyarakat mengharuskan mengetuk pintu atau menekan bel atau memberi salam terlebih dahulu ketika akan memasuki rumah tinggal orang sebagai bentuk meminta izin agar kedatangannya tidak mengganggu kehidupan pribadi orang lain.'

'Lantas kita barus bagaimana Kak Agus?' tanya Ratna.

Saya katakan padanya bahwa ada tuntunan adab ketika memasuki rumah, baik rumah orang lain maupun rumah sendiri dan kemudian saya menerangkan beberapa hal tuntunan yang patut menjadi perhatian anak-anak Amalia antara lain.

1. Berdoa ketika memasuki rumah. Rasulullah memberi contoh doa sebagai berikut.

Bismillahi walijna, wa bismillahi kharajna, wa `ala rabbina tawakkalna

Artinya, 'Dengan nama Allah kami masuk, dengan nama Allah kami keluar, dan kepada Allah kami berserah diri.' (HR. Abu Daud)

2. Memberi salam kepada penghuni rumah pada saat memasukinya:

Assalamu `alaikum wa rahmatullahi wa baraka tuhu

artinya, Selamat, rahmat dan berkat Allah menyertai anda.

Rasulullah SAW pernah berkata kepada Anas r.a.: Hai anakku, apabila engkau masuk ke rumah keluargamu, ucapkan salam, agar engkau dan seisi rumah mendapat keberkahannya.

3. Apabila mengetuk pintu, ketuklah dengan perlahan sekedar ia tahu bahwa di luar ada tamu.

4. Kalau ketukan perlu berulang kali, maka lakukanlah dalam tempo yang agak jarang.

5. Saat permisi untuk masuk, ambillah posisi di samping pintu, jangan pas di depan pintu.

6. Setelah mengetok pintu dan ada suara dari dalam menanyakan siapa, maka jawablah dengan menyebut nama anda yang dikenalnya.

7. Kalau anda bertandang ke rumah teman, jagalah mata anda dari menoleh ke sana ke mari dan bukalah alas kaki (jika analisanya demikian), kemudian meletakkan pada tempatnya.

8. Duduklah pada tempat yang telah disediakan untuk tamu dan jangan menempati tempat khusus bagi tuan rumah. Rasulullah pernah bersabda:

'Tidak layak seorang tamu mengimami penguasa wilayah setempat dan tidak duduk di rumahnya di tempat kehormatannya, kecuali dengan izinnya'. (HR. Muslim)

9. Hormatilah orang yang lebih tua baik umur maupun kedudukkannya pada saat berjalan, masuk, keluar, saat pertemuan, pembicaraan, dengar pendapat, diskusi dan pada saat mengikuti arahan.

Malam semakin larut anak-anak Amalia terlibat dalam diskusi hangat mengenai rumahku yang indah dan akhirnya kami sepakat bahwa rumahku yang indah, rumah yang membuat nyaman dan bahagia para penghuninya.

Akhirul kalam izinkan saya berdoa buat teman2 semua yang membaca tulisan ini, Semoga Alloh SWT senantiasa dilimpahkan kebahagiaan selalu untuk anda dan keluarga..amin ya robbal alamin...selamat liburan dan berakhir pekan bersama keluarga tercinta

Kamis, 11 Juni 2009

Cinta Dalam Semangkok Bubur Ayam

Kemaren sore istri saya membuat bubur ayam, tiga mangkok sudah disiapkan. Hana mengambil satu mangkok lagi. 'Mangkok ini untuk siapa hana?' tanya mamahnya. 'Untuk Bunga mah..'kata Hana. Bunga adalah teman Hana bermain. Kebiasaan untuk berbagi yang dilakukan Hana membuat kami bergembira. Mamahnya dengan semangat mengisi mangkok bubur ayam untuk Bunga. Dengan penuh kegembiraan Hana mengantarkannya sendiri bubur ayam yang akan diberikan untuk Bunga. Dari kejauhan terdengar suara mamahnya, 'Hana jangan lari..nanti jatuh. Hati-hati ya nak..!' 'Iya..mah' jawab Hana.

Apa yang dilakukan hana, mengingatkan saya pada satu hadis Nabi Muhamad SAW. 'Idza thabahta maraqatunfaaktsir maa-aha wata'ahad jiiranaka.' Jika engkau memasak makanan, perbanyaklah kuahnya dan bagikanlah sebagian untuk tetanggamu. Makna pesan hadis ini begitu dalam.

Pesan Nabi dalam hadis ini mengingatkan kepada kita agar menjaga perasaan tetangga kita untuk tidak terganggu oleh bau lezatnya makanan walau sekedar ikan asin atau bubur ayam yang kita masak. Anjurannya meski hanya semangkok bubur ayam panas yang kita bagikan untuk tetangga sebelah rumah kita akan menghadirkan bunga cinta dan memperkuat tali persaudaraan.

Tentunya keberadaan kita makin menentramkan hati orang-orang yang disekeliling kita. Keberadaan kita yang membuat kedamaian para tetangga kita. Tak lain apa yang kita lakukan cerminan dari pancaran keimanan kita.

'Ya Alloh, Kuatkan Hatiku'

'Ya Alloh, kuatkan hatiku.' Itulah yang dipanjatkan doa oleh seorang ibu yang malam itu berkunjung di Rumah Amalia. Kehidupannya terlihat sebagai orang yang berada, dirinya dan anak-anaknya bergelut dibidang usaha. Namun jika dilihat secara lebih mendalam kehidupanya dipenuhi dengan tangis dan tawa yang hadir silih berganti.

Disaat suaminya sedang terbaring sakit terkena kanker. Tiba-tiba dikejutkan dengan disita rumahnya oleh pihak bank karena terkena kredit macet. Usahanya selama 2 tahun untuk menyembuhkan suaminya ternyata Alloh memiliki kehendak yang lain. 'Alloh senantiasa memiliki rencana yang indah buat kami sekeluarga' begitu tuturnya. Suami tercintanya dipanggil kehadirat Ilahi.

Kehidupannya sebagai 'single parent' dengan dua anak sungguhlah teramat berat karena pengalaman hidupnya matang, penuh kesabaran, perjuangan dan doa perlahan tapi pasti semuanya kembali membaik namun Alloh menguji kesabaran hidupnya dengan hal yang lain.

Beberapa bulan kemudian setelah suaminya meninggal, ibu itu divonis oleh dokter sakit jantung. 'Penyakit ini sebenarnya sudah lama Mas Agus Syafii. Sejak bapaknya anak-anak masih hidup, saya sudah merasakan.' katanya.

Ibu itu bercerita bahwa jika saja operasi jantung itu gagal maka dirinya teramat dekat dengan kematian. Hal itulah yang membuat dirinya gelisah dalam menjalani keseharian. Ditengah hidupnya tidak lama lagi maka digunakanlah waktunya sebaik mungkin untuk membantu para pedagang kecil disekeliling rumah. Pedagang itu diajarkannya cara membuat desain baru dan beberapa pedagang kue diajarkan membuat kue-kue yang standar toko.

'alhamdulillah aktifitas yang saya lakukan itu membawa kesembuhan. Mungkin para pedagang itu mendoakan sakit saya supaya sembuh biar terus bisa mendampingi mereka. Buktinya sakit jantung saya sembuh total. paparnya. Jiwanya sebagai seorang wirausaha yang mendidikan keras dari kedua orang tuanya untuk berpegang teguh pada agama telah membuat jiwanya semakin tegar dengan melewati berbagai peristiwa dalam hidup ini.

Saya masih teringat penuturan beliau yang sangat indah diakhir perjumpaan kami, 'Sepahit apapun peristiwa yang kita alami, semuanya adalah keindahan yang Alloh SWT berikan kepada kita agar kita senantiasa bertaqwa kepadaNya..'

Rabu, 10 Juni 2009

Langit Selalu Tersenyum

Satu pagi seperti biasa sehabis sholat subuh, saya dan Hana suka sekali jalan-jalan. Pagi itu saya dikejutkan dengan teriakan Hana, 'Ayah..lihat. Langitnya tersenyum' ucapan Hana menyentak kesadaran saya, sambil melihat langit nampak ada awan yang indah seolah ada gambar sebuah senyuman.

Saya teringat satu ayat QS. Ibrahim (14) : 19, 'Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak (keindahan)? Ayat ini memberikan gambaran bahwa begitu agungnya ciptaan Alloh SWT yang bernama langit, langit memiliki keindahannya. Sekaligus dimaknai bahwa kehidupan manusia akan menjadi indah jika terbuka seperti langit. Membuka diri dengan melihat semua sebagai awan yang indah. Hal-hal yang menyenangkan seperti kebahagiaan, senyuman, pujian, kesehatan sebagai awan yang putih. Sementara hal-hal yang menyedihkan seperti kedukaan, tangisan, makian, kepedihan, sakit sebagai awan kelabu.

Semua awan putih dan awan kelabu datang dan pergi silih berganti. Itulah yang diajarkan langit kepada kita agar senantiasa tersenyum ketika hadir awan putih dan awan kelabu semuanya menjadi nampak indah. langit yang luas dan terbuka semua kejadian yang berada di alam dinaunginya. Orang baik dan orang jahat diperlakukan sama yaitu penuh cinta dan kasih sayang oleh langit biru. Mari kita simak pesan tentang langit biru berikut ini.

'The Expression of blue sky is compassion, because blue sky means empaty of self. When there's unity. And Whithout the thought of Iam loving. Love becomes the natural Expression of that of oneness.'

Siapa saja yang sudah menjadi langit biru akan mengisi hidupnya dengan cinta kasih. Langit biru simbol keikhlasan. Tatkala kita meniadakan diri dari aku, ego, keangkuhan, kesombongan maka muncullah sikap Cinta kasih pada diri kita untuk sesama terjadi begitu saja, spontan, tanpa paksaan, tanpa upaya, tanpa usaha. Semuanya menyatu dalam cinta kasih secara natural dan alamiah. Itulah yang terjadi kenapa langit selalu tersenyum.

Makna Senyuman

Ditengah kehidupan kota besar seperti kota Jakarta semua berlalu lalang dengan cepat. Menghentakkan jiwa penuh dengan kejutan. Kebahagiaan, penderitaan, tertawa dan menangis, Semua silih berganti datang dan pergi. Sejenak merenung, mendengarkan Hana yang senantiasa menghapal hadis pendek terasa amat mendalam makna hadis ini. 'Tabassumuka fi wajhi 'akhika shodaqoh.' Artinya: senyummu dihadapan saudaramu adalah shodaqoh (HR. Bukhari).

Dalam hadis ini Nabi mengajarkan bahwa senyuman kita kepada saudara kita adalah shodaqoh. Bahkan Nabi mengajarkan kita agar memberikan senyuman untuk semua orang termasuk orang yang pernah menyakiti hati kita. Membalas keburukan dengan keburukan adalah hal yang biasa namun membalas keburukan dengan keindahan tentunya sesuatu yang luar biasa sebab semua itu peristiwa menggoreskan makna dalam kehidupan kita.

Makna inilah yang mengokohkan kesadaran diri kita agar melihat semuanya dengan senyuman, mau bahagia tersenyum. Mau menderita juga tersenyum. Menangis tersenyum, tertawapun juga tersenyum. Ada seorang anak tidak mau sholat karena dirinya sedang bersedih. Sang Ibu menghampiri dan mengatakan, 'Taukah dek, bahwa Alloh SWT tidak hanya hadir ketika adek sedang bahagia namun Alloh juga hadir disaat adek sedang bersedih.' lanjut Sang Ibu, 'Ayo..sekarang adek curhat sama Alloh SWT dengan sholat.' Adek tersenyum mendengar penuturan ibunya, tak lama kemudian adek bergegas ambil air wudhu untuk sholat.

Begitulah bila semua disambut dengan senyuman, kesadaran membimbing kita untuk menjumpai taman keindahan. di Taman keindahan ini kita hidup dalam keseharian dengan penuh senyuman. Bagun tidur kita tersenyum, mulai beraktifitas kita tersenyum, bekerja keras untuk anak dan istri dengan senyuman. Pulang ke rumah bertemu keluarga dengan senyuman, menjelang tidur juga dengan senyuman, sebab senyuman membuat jiwa kita menjadi penuh kelembutan dan kedamaian. Itulah makna senyuman yang diajarkan Nabi SAW.

Selasa, 09 Juni 2009

Ku Jaga Masjidku Yang Indah

Beberapa hari yang lalu anak-anak Amalia membuat puisi yang bertema Masjidku. Salahsatu puisi yang bagus ditulis oleh Eggi yang judulnya 'Ku Jaga Masjidku yang indah.' Begitu Eggi membacakan puisinya saya menjelaskan menjaga masjid berarti juga meramaikan dengan kegiatan-kegiatannya. Seperti melaksanakan ibadah di dalam Masjid. Untuk melaksanakan ibadah dan berkegiatan di masjid ada adab yang patut diperhatikan.

'Adab itu apa kak?' tanya Lusi.

'Adab itu aturan yang harus diperhatikan selama kita beribadah dan melakukan aktifitas didalam masjid.' jawab saya. Kemudian saya menjelaskan adab yang harus diperhatikan anak-anak Amalia selama berada di dalam masjid.

1. Mengenakan pakaian yang bersih dan pantas, seperti yang dimaksud al Qur`an:

Artinya: Wahai bani Adam, kenakanlah pakaianmu yang indah di setiap kali kamu memasuki masjid. (Q/7:31)

2. Tidak mengotori masjid, misalnya meludah dengan sembarangan. Menurut hadis Rasulullah: meludah di masjid adalah dosa, penebusnya ialah dengan menghilangkannya.

3. Menghindarkan diri dari bau tak sedap yang menggaggu orang lain, seperti bau jengkol, bau bawang, atau bau badan karena belum mandi. Rasulullah bersabda:

Barang siapa makan bawang putih, maka sekali-kali jangan mendekati masjid kami. (muttafaq `alaih).

4. Tidak membicarakan urusan bisnis, apalagi transaksi di dalam masjid.

5. Mengerjakan salat tahiyatul masjid, dua rakaat. Rasulullah bersabda:

Apabila seseorang diantara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk dulu sebelum salat dua rakaat.

6. Tidak meninggalkan masjid jika azan sudah dikumandangkan. Seperti yang dikatakan oleh hadis riwayat Abu Hurairah.

7. Memperpanjang jarak perjalanan ke masjid agar jumlah langkahnya lebih banyak, misalnya dengan mengambil rute yang berbeda-beda. Rasulullah bersabda:

Barang siapa bersuci di rumahnya, lalu pergi ke salah satu masjid untuk menunaikan kewajiban salat fardlu, maka semua langkahnya yang satu menggugurkan dosanya dan yang lain mengangkat derajatnya. (HR Muslim)

8. Sepanjang perjalanan menuju ke masjid hendaknya membaca doa, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah :

Allahummaj `al fi qalbi nu ran, wafi lisa ni nu ran, waj `al fi sam 1I nu ran, waj `al fi basari nu ran, waj `al min khalfi nu ran, wa min ama mi nu ran, waj `al min fauqi nu ran, wamin tahti nu ran, Allahumma a`tini nu ran.

Artinya: Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku dan di lidahku, jadikanlah pula cahaya di pendengaranku dan penglihatanku, ya Allah, jadikanlah cahaya dari belakangku dan dari hadapanku, jadikanlah pula cahaya dari atasku dan dari bawahku, ya Allah berikanlah kepadaku cahaya Mu. (muttafaq `alaih)

9. Memulai dengan kaki kanan ketika memasuki masjid, sambil membaca doa:

Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillah. Allahumma iftah li abwa ba rahmatika

Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, ya Allah bukakanlah kepadaku semua pintu rahmat Mu. (H.R. Muslim)

10. Saat ke luar dari masjid, mendahulukan kaki kiri, dan membaca doa:

Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillahi Allahumma inni as`aluka min fadhlik

Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerah Mu. (H.R. Muslim).

Diakhir penjelasan anak-anak Amalia menjadi memahami bahwa menjaga masjid berarti juga berperilaku santun ketika di dalam masjid dan tidak sembarangan selama melakukan ibadah dan beraktifitas didalam Masjid. 'Jadi itulah makna dari puisi Eggi yang berjudul 'Ku Jaga Masjidku yang indah.' kata saya pada anak-anak Amalia.

Menguatkan Penuh Cinta

Dalam kehidupan kita hampir semua yang ada pada diri kita berbahan bangunan penuh cinta. Ketika kita lahir dari sebuh pelukan ayah dan ibu yang dilandasi dengan cinta. Begitu kita minum, ibu menyusui dengan penuh cinta untuk sang buah hati. Banyak ayah yang membungkus makanannya kala teringat buah hatinya. Bahkan alampun menyediakan makanan dan minuman untuk kita dengan penuh cinta.

Perilaku kehidupan seperti siklus Sunatullah atau hukum Alloh pada alam. Disaat Matahari menyinari bumi membawa kehangatan tubuh. Disaat malam tiba seperti kata Hana Matahari sedang bobok. Sama dalam siklus kehidupan kita Disaat kebahagiaan hadir kita mudah tertawa dan disaat penuh kedukaan kitapun menangis. Semua datang silih berganti.

Maka saya teringat satu hadis Nabi SAW yang suka sekali dihapalkan oleh Hana putri saya. 'al-Mukminu lil mukmini kal bun-yaani yasyuddu ba'dhuhu ba'dhaa.' artinya, orang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya (HR. Mutafaqun 'Alaih).

Makna pesan hadis ini mengajak kita agar kita menjadi orang yang menguatkan penuh cinta bagi saudara-saudara kita yang sedang dirundung duka atau penderitaan. Kita bagaikan bangunan satu sama lain. Menguatkan berarti saling mengokohkan bangunan kehidupan kita. Jika kehidupan kita berbahan bangunan cinta, bukankah sudah seharusnya kita juga menguatkan penuh cinta bagi sesama? Sebab cinta anda adalah diri anda yang sesungguhnya.

Amalia Goes To Museum Bank Indonesia

Kegembiraan diwajah anak-anak Amalia sudah terlihat sebab tadi pagi tepat jam 9 pagi anak-anak Amalia yang terdiri dari Ardi, Adi, Egi, Fajar, Reka, Lusi, Atun, Rita, Andika, Lina, Novi. Ditemani istri dan Hana juga saya diantar oleh Bang Ucok sopir yang senantiasa setiasa mengantar kami menuju Museum Bank Indonesia atas undangan Bapak Agus Santoso.

Dengan dipandu oleh Kakak dari Museum Bank Indonesia, kami anak-anak Amalia mengenal dari sejak berdirinya Gedung yang sejak zaman Belanda sampai kemudian menjadi nama Bank Indonesia. Sungguh luar biasa. Anak-anak juga diajak bermain seolah dalam planetarium kemudian menuju ruang pemutaran film Edutainment sangat cocok untuk anak-anak Amalia.

Setelah itu anak-anak Amalia menuju ruang pameran uang-uang kuno sampai koin emas dan juga uang yang berlaku dewasa ini. Kegiatan anak-anak Amalia di Museum Bank Indonesia merupakan bagian dari 'Active Learning.' Proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak mudah sekali mengenal bagai kegiatan dunia perbankan. Pemahaman 'Ayo ke Bank' sangat membantu anak-anak Amalia memahami Sistem Operasi dunia Perbankan dengan cara sederhana.

Memberikan anak-anak pengalaman melalui observasi atau praktek langsung ke Museum Bank Indonesia dan juga sekaligus berkempatan untuk berdialog dengan kakak pemandu dari Museum Bank Indonesia menjadi bahan yang berpikir mengenai apa yang diperhatikan ataupun apa yang ditemukan melalui kegiatan kunjungan kali ini ke Museum Bank Indonesia. Anak-anak Amalia juga mengekspresikan apa yang dipikirkannya kepada teman, guru atau kakak pemandu merupakan komentar atau pertanyaan. Melalui dialog inilah informasi yang diterima menjadi semakin utuh dan tidak mudah dilupakan.

Simak dialog yang terjadi ketika kunjungan anak-anak Amalia bersama kakak pemandu di Museum Bank Indonesia. Anak-anak Amalia terdiri dari anak kelas 3 sampai kelas 8.

'Siapa yang mencetak uang?' tanya kakak pemandu.

'Peruri kak..' jawab Eggi.

'Iya betul. Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia) yang mencetak uang tapi atas perintah Bank Indonesia.' jawab kakak pemandu.

'Kenapa atas perintah Bank Indonesia?' tanya Ratna.

"Bukankah Bank Indonesia bisa membuat uang sebanyak-banyak dan dibagi2kan rakyatnya yang miskin.' kata Atun.

"Itulah fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Tidak bisa seenaknya mencetak uang sebab semua itu harus diatur agar tidak merugikan rakyat Indonesia.' Jawab Kakak pemandu.

Begitulah kunjungan Amalia ke Museum Bank Indonesia. Melalui proses pengalaman dan dialog, informasi yang ingin kita sampaikan kepada anak-anak lebih mengena dan memahami tentang perbankan.