Senin, 29 Agustus 2011

Selamat Berjuang Sahabatku

Malam di bulan suci Ramadhan masjid nampak bermandikan cahaya. Riuh anak-anak berlarian dijalanan terdengar petasan, pedagang juga meramaikan dengan jualannya. Kumandang adzan Isya' sudah lama berlalu. Pengurus masjid mengumumkan pemasukan yang diperoleh pada malam kemaren dan juga pengumuman yang menjadi Imam sholat tarawih serta penceramah. Parmin duduk terdiam membisu dibarisan belakang tak memperdulikan apapun yang terjadi disekitarnya. Bahkan ia menggeleng kepalanya keada seorang laki-laki yang memintanya untuk mengisi shaf didepannya yang kosong. Hampir seminggu pada bulan puasa lalu Parmin tidak lagi bergairah untuk bekerja. Setiap hari dia sengaja untuk berangkat lebih siang daripada temannya. Tangannya seolah segan memakai topeng badut yang menemani selama hampir setahun. Ada sesuatu yang menyesakkan didadanya. Parmin ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai badut keliling dari kampung ke kampung.



Saya mengenal Parmin sewaktu sholat berjamaah dimasjid. Biasa sehabis maghrib Parmin suka membaca al-Qur'an, katanya sambil menunggu adzan Isya, 'tanggung mas..' Bila mengaji bacaannya cukup bagus, saya suka mendengarkan, menurut pengakuannya dia pernah dipesantren. 'biar jelek-jelek begini aku jebolan pesantren lo mas..' tuturnya. Setahun lalu Parmin terdampar di belantara Jakarta. Ketika tertipu calo TKI yang menjanjikan dirinya memberangkat ke Arab. Berbekal dengan sedikit bahasa arab yang dipelajari di pesantren Parmin memiliki kepercayaan diri untuk menjadi TKI di Arab yang terjadi malah tertipu. Mau pulang ke kampung malu sementara Parmin tetap harus makan maka dia memilih pekerjaan jadi badut keliling. 'Aku iki iso opo to mas? Ya cuman jadi badut keliling dari kampung ke kampung.'



'Jakarta itu kejam Mas Agus..hidup disini bila malu tidak bisa makan. Aku tidak merampok, tidak mencuri, kenapa malu? Koruptor aja yang merampok uang rakyat nggak malu, aku yang cuman menjadi badut yang berjuang untuk hidup kok malu?' Begitu ucapnya berdalih dengan penuh semangat untuk membenarkan apa yang dilakukannya. Tetapi belakangan ada perubahan dalam sikapnya sejak Parmin mampir di Rumah Amalia melihat anak-anak yang sedang belajar. Terkadang bila Parmin habis pulang kerja, saya minta Parmin untuk mampir selalu menjawabnya 'malu mas sama anak-anak Amalia.'



Parmin pernah bercerita, Dikampung dirinya memiliki adik laki-laki dan perempuan. Sejak bapak dan ibunya meninggal, mereka hidup bertiga. Keinginannya pergi ke Arab ditentang oleh kedua adiknya. 'Aku sudah bosan hidup begini terus.' tukas Parmin pada adik-adiknya. 'aku pengen koyok konco-konco kae..pulang bisa bawa motor, hanphone dan barang-barang mewah sehabis pulang dari Arab.' lanjutnya. Dia ingin merubah nasib. Tapi kini sudah setahun berlalu di Jakarta, dadanya mulai disesaki penyesalan. Ternyata dia tidak menemukan apa-apa yang ada malah berlumuran dosa, katanya. 'aku ngiri ama sampeyan lo mas. Bisa ngurus anak-anak Amalia.' katanya pada suatu malam.



Setelah lebaran Parmin mengabarkan bahwa tekadnya sudah bulat mau pulang kampung saja mengurus anak-anak ngajarin ngaji. 'Mosok mau jadi badut seumur hidup? ya ndak to mas. Saya ingin melakukan apa yang diajarkan Kanjeng Nabi, Khairunnas anfa'uhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi orang lain.' Parmin berkemas, topeng badut, rambut palsunya, baju gombrong warna-warni telah diberikan temannya. 'Banyak hal yang bisa saya lakukan dikampung, selain jadi guru ngaji, bisa ngurus sawah ama ngurus adik-adikku Mas,' kata Parmin.



Siang panas terik, motor melaju dengan kencang. Saya mengantarkan Parmin menuju terminal bus Lebak Bulus untuk pulang kampung. Tak terasa sudah sampai. Saya hendak membelikan tiket bus namun ditolaknya. Beberapa lembar lima puluh ribuan saya sodorkan untuk tambahan tetap ditolaknya, 'mbak rika lebih membutuhkan mas..'begitu ucapnya. Airmata tak terasa mengalir begitu saja seolah kehilangan saudara. Parmin memeluk saya, mengucapkan terima kasih telah menyadarkan dirinya untuk tidak menyerah pada kehidupan. "Matur nuwun mas..aku sudah banyak belajar dari mas agus, salam buat mbak Rika, Hana dan anak-anak Amalia.' Katanya. Bus tujuan ke Jawa tengah itu telah datang. Parmin berpamitan. Meninggalkan kota jakarta kembali ke kampung impiannya yang telah terwujud. 'Selamat jalan Parmin, selamat berjuang sahabatku.' ucap saya dalam hati melepas bepergiannya.

Minggu, 28 Agustus 2011

M i n a l `A ’i d i n

Insya Allah besok hari kita merayakan hari Idul Fitri. Orang akan saling bersalaman dan mengucapkan minal `a’idin wal fa’izin. Apa artinya ?Di depan kelas pak guru bertanya kepada murid-muridnya; apa artinya minal `a’idin wal fai’izin ? serempak murid-murid menjawab; Mohon maaf lahir batin. Demikianlah memang anggapan masyarakat umum atas kalimat itu, padahal salah. Kalimat minal `a’idin adalah kependekan dari do’a Allohumma ‘ij`alna minal `a’idin waj`alna minal fa’izin, artinya; Ya Allah setelah berpuasa ini, jadikanlah kami termasuk orang yang bisa kembali (ke fitrah kami) dan sukses.



Apakah fitrah itu ? kata hadis Nabi, setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah. Fitrah adalah keadaan semula jadi, atau potensi dasar insan. Seperti apa potensi itu ? Pada dasarnya jiwa manusia itu sempurna, memiliki kemampuan membedakan yang buruk dari yang baik, memiliki kecenderungan kepada agama yang benar, memiliki kecenderungan lupa, mesra juga bergolak. Fitrah dasar manusia itu dapat dilihat ada bayi yang baru lahir, simpatik, menarik, lugu dan jujur. Semua aspek dari bayi itu menarik hati, tangisnya, geraknya bahkan pipisnya. Tidak ada seorangpun yang marah jika dipipisi bayi. Akan tetapi bersamaan dengan perjalanan waktu, yakni ketika sang bayi tumbuh dan berinteraksi dengan lingkungan, beraktualisasi diri, maka mulailah terjadi distorsi dari fitrahnya. Ketika anak-anak, ia mulai bandel dan rewel, ketika remaja ia bisa berbohong dan tawuran, ketika dewasa ia bisa merekayasa segala sesuatu secara curang demi untuk kepentingan diri, dan ketika ia berada pada puncak karir, ia bisa berubah menjadi jahat dan menyebalkan.



Nah, ibadah puasa dengan segala kelengkapannya dapat secara perlahan-lahan mengembalikan penyimpangan itu mendekat kepada fitrahnya yang jujur dan simpatik. Dalam berpuasa diajarkan untuk rendah hati kepada sesama, di dalam berpuasa diajarkan untuk kembali tekun beribadah, didalam berpuasa diajarkan untuk banyak memberi kepada orang lain, diajarkan untuk tidak berkata-kata kecuali yang benar, diajarkan untuk tidak melihat kecuali sesuatu yang halal, diajarkan untuk tidak mendengar kecuali sesuatu yang halal di dengar. Bohong, bergunjing, gossip, fitnah, adu domba, bertengkar, maksiat dan semua yang tercela secara keras tidak boleh dikerjakan selagi dalam bulan puasa. Jika itu semua diperhatikan maka seorang yang sudah sangat menyebalkan bisa berubah menjadi simpatik kembali. Mungkinkah? Belajarlah kepada ulat bulu yang sangat menjijikkan. Ketika ia bertekad untuk berpuasa dengan masuk ke dalam kepompong, dan di dalam kepompong selama tigapuluh enam hari hanya berzikir, maka ketika keluar dari kepompong, ia sudah berubah total dari ulat bulu yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang sangat menarik, berwarna warni terbang kian kemari.

Sabtu, 27 Agustus 2011

::: Doa Hari Ke – 28 Ramadhan :::


Allâhumma waffir hadzdzî minan nawâfili wa akrimnî fîhi bîhdhâril masâili wa qarrib fîhi wasîlatî ilayka min baynil wasâili yâ man lâ yasyghaluhu ilhâhul mulihhîna

Artinya, ”Ya Allah, sempurnakanlah hidupku dengan melaksanakan amalan-amalan Sunnah, dan muliakanlah aku dengan terkabulnya semua permintaan. Dekatkanlah aku kepada-Mu dengan berbagai jalan, Wahai Yang tidak sibuk dengan rintihan orang yang meminta”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

::: Doa Hari Ke – 27 Ramadhan :::


Allâhummarzuqnî fîhi fadhla laylatil qadri wa shayyir umûrî fîhi minal ‘usri ilal yusri waqbal ma’âdzîrî wa huththa ‘anniyadz dzanba wal wizra yâ ra`ûfan bi’ibâdihîsh shâlihîn

Artinya, ”Ya Allah, berkahilah aku di bulan ini dengan mendapatkan lailatul qadr. Ubah arah hidupku dari hidup yang susah menjadi mudah. Terimalah segala permohonan maafku dan hapuskan dosa-dosa dan kesalahanku. Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya yang saleh”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

::: Doa Hari Ke – 26 Ramadhan :::


Allâhummaj’al sa’yî fîhi masykûran wa dzanbî fîhi maghfûran wa ‘amalî fîhi maqbûlan wa ‘aybî fîhi mastûran yâ asma’as sâmi’îna

Artinya, ”Ya Allah, jadikanlah setiap lampah usahaku di bulan ini sebagai ungkapan rasa syukur dan dosa-dosaku terampuni, amal-amalku diterima dan seluruh aib kejelekanku ditutupi. Wahai Yang Maha mendengar dari semua yang mendengar”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

::: Doa Hari Ke – 25 Ramadhan :::


Allâhummaj’alnî fîhi muhibban li awliyâika wa mu’âdiyan lia’dâika mustanan bisunnati khâtami anbiyâika yâ ‘âsima qulûbinnabiyyîn

Artinya, ”Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini lebih mencintai para wali-Mu dan memusuhi musuh-musuh-Mu. Jadikanlah aku pengikut sunnah Nabi penutup-Mu. Wahai yang menjaga hati para nabi”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

Doa Hari Ke – 24 Ramadhan


Allâhumma innî asaluka fîhi mâ yurdhîka wa a’ûdzu bika mimmâ yu’dzîka wa asalukat taufîqa fîhi lian utî’aka wa lâ a’shîka yâ ajwadas sâilîn

Artinya,”Ya Allah aku memohon pada-Mu di bulan yang suci ini dengan segala sesuatu yang medatangkan keridhaan-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari hal-hal yang mendatangkan kemarahan-MU, dan aku memohon kepada-MU kemampuan untuk mentaati-MU serta menghindari kemaksiatan terhadap-MU, Wahai Pemberi para peminta”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

Jodohnya Tak Diduga

Diusianya yang sudah menginjak tiga puluhan telah membuat resah hatinya. Apalagi adiknya telah lebih dulu menikah. Sebenarnya secara fisik ,Allah telah memberikan begitu banyak anugerah, selain cantik dan juga cerdas sehingga banyak orang yang mempertanyakan tentang kesendiriannya. Bahkan mereka berpikir dirinya terlalu banyak memilih. Terkadang yang membuat dia menangis setiap kali ibundanya melihat dirinya seolah berkata "Kapan kamu menikah anakku?" Hatinya terasa perih. Setiap malam selalu berdoa berharap agar segera hadir laki-laki yang sholeh datang untuk melamarnya. Bahkan ikhtiarpun telah dilakukan untuk menjemput jodohnya dengan bershodaqoh di Rumah Amalia. Bukan hanya sebuah harapan namun juga sesuatu yang akan menjadi kenyataan.



Haripun berlalu begitu cepat. Suatu hari tiba-tiba dirinya merasakan sakit pada perutnya. Mual yang dahsyat, muntah-muntah hebat. Sampai harus ditangani di UGD. Entah apa yang terjadi, langsung tak sadarkan diri. Ketika membuka mata terlihat wajah ibunda, bapak dan adiknya telah berada disampingnya. Terdengar isak tangis, lalu dirinya tertidur lelap. Terdengar suara lembut menyapanya, "Sudah bangun Mbak?" Dia hanya bisa tersenyum kepada dokter yang merawatnya. Wajahnya seolah tidak asing. "Sepertinya saya mengenal? Dimana ya?" gumamnya terdengar lirih. "Benar, Kita memang saling mengenal Mbak, saya adalah teman Mbak sewaktu SMA.."jawab dokter itu. "Ya Allah," teriaknya dalam hati. Dia ingat, dokter yang merawatnya adalah temannya yang cupu sewaktu duduk dibangku SMA, dia dulu pernah "menembaknya." Menyatakan cinta kepada dirinya dengan mengirimkan surat dan semua itu berlalu begitu saja.



Laki-laki itu bercerita tentang dirinya, tentang setamat SMA melanjutkan kuliah sampai perjalanannya menjadi seorang dokter. Diapun bercerita perjalanan hidupnya. Hubungan menjadi terjalin lebih dekat. Sebagai seorang dokter yang mengawasi kesehatan pasiennya membuat banyak waktu untuk berbincang. Keduanya saling menaruh hati seolah sudah saling mengetahui isi hatinya. Begitu keluar dari Rumah Sakit. Dokter yang merawatnya itu langsung melamarnya. Pernikahannya berlangsung sederhana. Baginya sangat disyukuri karena telah menjemput jodoh, sosok laki-laki yang membuat hidupnya bahagia. "Ya Allah, aku bersyukur padaMu telah memberikan aku kesabaran untuk bertemu dengan belahan jiwaku. Ternyata sakitku membawa keberkahan yang mempertemukan aku dengan jodohku. Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah atas semua takdirMu." Air matanya bergulir membasahi pipi bertemu dengan jodohnya yang tak diduga.

Menjemput Jodoh

Kita memiliki pasangan masing-masing, mula-mula berjauhan, kemudian bergerak saling mendekat, lalu ada yang dipersatukan dalam jarak dan waktu, namun ada yang berhenti dalam jarak yang tak terlalu jauh tapi tak bertemu atau bahkan ada yang makin menjauh. Bahkan jodoh kita sebenarnya sudah ada di depan mata, tapi karena amalan yang buruk sehingga kita tak segera dipersatukan. Allah senantiasa memberi pasangan hidup bagi setiap orang, namun tidak semua orang mudah menemukan belahan jiwanya, ada yang cepat ada yang lambat Bagi yang dilambatkan, ini menjadi latihan kesabaran, jika mampu menghadapinya dan berserah diri kepada Allah maka akan dimudahkan bertemu jodohnya. Di dalam Islam ada tips menjemput jodoh.



1.  Berdoa memohon kepada Allah untuk dimudahkan menjemput jodoh kita. Sebagaimana Firman Allah. "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadaKu tentang AKU, maka (jawablah), bahwa AKU sangat dekat, AKU mengabulkan permohonan orang yang memohon kepadaKU, …" (Qs. 2:186) "Qadha (ketentuan Allah) takkan tertolak kecuali dengan doa …" (HR Tirmizi)



2.  Beramal shaleh, berbakti kepada orang tua, perbanyak shodaqoh, menolong orang dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan & ketaqwaan menjadi lebih baik agar Allah memberikan pasangan yang memiliki kualitas yang juga sama tingkat kebaikannya. "Dan perempuan baik adalah untuk laki-laki baik dan laki-laki baik adalah untuk perempuan baik pula" (QS. an-Nur : 26).



3. Kepada jodoh, hendaknya jangan terlalu ideal, setiap orang punya kekurangan. Jadikanlah kita sebagai kriteria yang ideal. Jika kita mengharapkan jodoh yang baik maka jadilah orang yang baik, karena hati yang baik akan bertemu dan bersinergi dengan hati yang baik. Hati yang buruk akan berhimpin dengan hati yang buruk pula.



4.  Berprasangka baik kepada Allah "Aku selalu sesuai dengan persangkaan hambaKU kepadaKU. Dan aku selalu menyertainya ketika ia berzikir kepadaKU. Dan jika ia ingat padaKU dalam jiwanya, maka AKU pun mengingatnya dalam Zat-KU. Dan jika ia ingat padaKU ditempat ramai, AKU pun mengingatnya ditempat ramai yang lebih baik daripadanya. Jika ia mendekat padaKU sejengkal, AKU pun mendekat kepadanya sehasta. Jka ia mendekat sehasta, Aku pun mendekat kepadanya satu depa. Dan jika ia dating kepadaKU dengan berjalan, AKU pun akan dating kepadanya dengan berlari cepat" (Hadist Qudsi)

Jumat, 26 Agustus 2011

Secercah Harapan

Berapa kali kita mengira bahwa apa yang datang kepada kita adalah akhir segalanya, seolah sudah tidak ada lagi jalan.Tali yang kita pegang sudah putus dan cakrawala kehidupan yang ada didepan mata kita sudah gelap gulita Namun ternyata itu adalah secercah harapan, pertolongan, kebaikan, kebahagiaan yang Allah berikan untuk kita? Sebagaimana yang terjadi pada seorang ibu. Tanpa disadari air mata mengalir membasahi pipi dan hatinya, merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Hatinya telah ditekan hingga batas ambang ketidaksanggupan untuk dipikulnya. Seorang ibu merasakan semua yang ada dalam hidupnya menjadi hampa dan apa yang dilakukanna tidak membawa perubahan apapun.  Keputusasaan menghampiri dirinya, kehilangan gairah untuk hidup, tidak memiliki semangat lagi untuk bekerja maupun untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Semua yang ada dihadapannya hanyalah pandangan kosong belaka yang terhimpit oleh kesulitan. Bertahun-tahun dalam pernikahannya hanya menerima perlakuan kasar dari suami. Sebagai istri berusaha untuk bertahan dari makian dan pukulan suami.



Namun menginjak usia perkawinan ditahun kelima hatinya mulai goyah. Kepahitan hidup seolah tiada pernah berakhir. Putrinya yang dicintainya jatuh sakit sementara tabiat suami tidak berubah. 'Ya Allah, sampai kapan semua ini akan berakhir?' ucapnya merintih, hatinya terasa perih. Terbayang kehidupan pada masa kecil yang bahagia bersama kedua orang tuanya yang selalu mendidik agar kokoh imannya, menginjak dewasa dan bekerja membuat dirinya terbuai oleh kenikmatan duniawi menjadi lupa diri. Sampai kemudian menikah dengan pujaan hatinya. Perkawinan ternyata tidak seperti yang diharapkan. Kebahagiaan dirasakan hanya sebentar setelah itu datang cobaan bertubi-tubi. Dalam kesendirian merenungkan perjalanan hidupnya, menyadari sudah sejak lama jauh dari Allah, terpuruk dalam pergaulan yang salah. Sholat lima waktu tidak pernah dikerjakan dengan baik. Hidupnya menjadi terasa hampa. Tersadar akan kesalahan yang dilakukan membuat dirinya semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan lebih tekun mengerjakan sholat lima waktu. Itulah yang membuatnya berkenan datang ke Rumah Amalia, beliau bershodaqoh untuk Rumah Amalia agar keluarga selamat dari ambang kehancuran.



Kesabaran dan daya tahan yang kuat  menjalani cobaan hidup akhirnya membuahkan hasil. Disaat Allah memulihkan hidupnya, beliau mendapatkan anugerah yang lebih banyak daripada sebelumnya. Putrinya yang terbaring sakit di Rumah Sakit sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Suami yang selalu pulang dalam kondisi mabuk, sudah tidak lagi. Bahkan sudah mau mengerjakan sholat lima waktu dan lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk berkumpul bersama keluarga di Rumah. Keberkahan demi keberkahan datang menyirami bagaikan air hujan yang turun dari langit. Allah mengabulkan doanya. Secercah harapan tentang keluarga bahagia akhirnya terwujud, hanya saja membutuhkan kesabaran cinta yang besar untuk mewujudkannya.



"Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan." (QS. al-An'am :64).

Sakit Itu Nikmat Ruhani

Sehat itu nikmat jasmani yang mengajarkan kita untuk bersyukur, sedangkan sakit itu nikmat ruhani, mengajarkan kita untuk bersabar. Tidak jarang iman kepada Allah semakin kokoh ketika kita sedang sakit, takut dan menderita. Itulah yang terjadi pada seorang bapak Diusianya hampir separuh baya, dihempas derita penyakit yang cukup berbahaya justru ditengah kesuksesan kariernya. penyakit lever yang dideritanya cukp parah bisa berakibat kematian. Namun pada saat yang mencekam itu suara adzan terdengar menusuk hatinya, membuka hatinya, sebuah kesadaran untuk menuju jalan yang selama ini diabaikannya. Duduk terbaring dirumah sakit tidaklah menyenangkan. Hari-harinya terasa panjang dan menjenuhkan. Tiba-tiba dirinya didatangi seorang suster menanyakan apakah ia sudah sholat.  Dirinya tak pernah mengira mendapatkan pertanyaan itu. Ia terpukul, Ia sadar bahwa dirinya bukanlah seorang mukmin yang baik namun dihati kecil hanya ada keinginan menjadi orang taat kepada Allah.



Disaat suster itu meninggalkannya, pertanyaaan itu membuatnya merenung lebih dalam. Tak tahu kenapa begitu setiap kali mendengar suara adzan hatinya bergetar. Sudah lama dirinya tidak pernah mengerjakan sholat lima waktu. Siang itu ia bersama anak-anak dan istrinya sengaja datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan harapan Allah memberikan kesembuhan sakit yang dideritanya. Alhamdulillah, tidak lama kemudian keajaiban itu terjadi, kondisi tubuhnya menjadi sehat. Bahkan dokternya menyarankan agar menjadi berat badannya agar tidak mudah terserang kembali sakitnya. Sewaktu keluar rumah sakit, ia memohon agar diberikan kekuatan oleh Allah untuk bisa menjalankan perintahNya. Dulu ia gemar minum-minuman keras bahkan ia tergolong pecandu berat namun sejak bertaubat dirumah sakit, ia tidak pernah lagi minum-minuman keras hingga sekarang tidak pernah tergoda. iman dihatinya telah memberikan ketenteraman bahkan dikeluarganya lebih bahagia ketika kumpul bersama. "Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah segala karuniaMu,' tuturnya. Sakitnya adalah nikmat Ruhani yang telah mengajarkan untuk bersabar dan Allah telah membimbingnya kembali ke jalan kebahagiaan bersama keluarganya.



--

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia menghapus kesalahan-kesalahannya dan melipatgandakan pahalanya. (QS. ath-Thalaq: 2-3).

Kamis, 25 Agustus 2011

Lailatul Qadar

Diantara keutamaan Ramadhan adalah adanya suatu malam yang disebut lailatul qadar. Secara harfiah, lailat al qadar artinya adalah malam penentuan, artinya pada malam itu ada satu keputusan sangat penting yang sangat menguntungkan bagi orang yang memperolehnya. Menurut al Quran, lailatul qadar berbobot setara dengan seribu bulan, bahkan lebih (khoirun min alfi syahr). Digambarkan bahwa pada malam itu aktifitas alam malakut sungguh luar biasa sibuknya, karena pada malam itu malaikat hilir mudik turun naik, naik ke langit membawa doa dan harapan manusia dan turun ke bumi menyampaikan keputusan Allah menyangkut berbagai perkara (min kulli amr). Digambarkan bahwa suasana super istimewa itu berlangsung pada malam itu sejak Isya hingga fajar terbit (salamun hiya hatta matla` al fajr).



Kapan malam itu terjadi ? Segala sesuatu yang bermakna tinggi pasti tidak sederhana. Ia tidak berada di tempat terbuka, tetapi tersembunyi di tempat yang pelik, oleh karena itu hanya orang yang tabah dan kuat serta sungguh-sunggguh sajalah yang berpeluang memperolehnya. Menurut sebuah hadis Nabi, lailatul qadar memang berada dalam salah satu dari 30 malam Ramadhan. Ketika didesak oleh para sahabat, Nabi menyebut waktu yakni pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (`asyr al ‘awakhir). Ketika didesak lagi Nabi menyebut waktu , yakni sekitar malam 27, 29 atau bahkan malam Idul Fitri. Apa maknanya ? artinya jika orang ingin meraih keutamaan, ia tidak boleh asal-asalan, atau mengambil jalan pintas, tetapi harus serius dari awal pekerjaan hingga akhir. Orang tidak bisa berspekulasi kita tidak usah puasa dan tarawih pada awal bulan Ramadhan, tetapi cukuplah kita sungguh-sungguh pada malam-malam ganjil di akhir bulan, khususnya malam 27, 29 dan malam Id. Bukankah lailatul qadar setara dengan seribu bulan ? Apalah artinya tidak puasa duapuluh hari pertama, kan tertutup oleh pahala lailatul qadar ?



Ibadah mengandung arti tunduk, patuh, hormat dan tahu diri, bukan akal-akalan, karena kita berhadapan dengan Allah Yang Maha Mengetahui. Ibadah itu bukan hanya pekerjaan fisik, tetapi lebih pada pekerjaan hati dan hati nurani. Khusyuknya salat misalnya tidak terjadi setiap kita menginginkan, tetapi ia merupakan buah dari ibadah yang sudah lama dikerjakan. Mengerjakan salat bisa dilakukan dadakan, tetapi mendirikan salat (iqam as salat) hanya bisa dilakukan setelah lama mengerjakannya secara konsisten. Dari konsistensi itulah terbangun suasana batin, dan dari suasana batin itulah lahir kekhusyu’an. Dari hadis Nabi dapat difahami, bahwa nikmatnya salat khusyu’ setara dengan nikmatnya bermesraan dengan wanita yang kita cintai, indah, lembut tapi bergelora, terkadang menangis. Demikian juga ibadah puasa, sekedar tidak makan minum adalah mudah,, tetapi berpuasa dari semua hal yang tidak pantas membutuhkan pengalaman dan konsistensi. Lailat al qadar adalah anugerah Allah, dan hanya orang yang layak yang dapat memperolehnya. Mereka adalah orang yang sejak awal berpuasa dengan semangat kepatuhan, kecintaan dan tahu diri. Ia bukan hanya berpuasa dari makanan, tetapi semua anggauta badanya ikut puasa dari semua yang tidak sepantasnya dikerjakan.. Kesungguhan dan konsistensi berpuasa dan didukung oleh ibadah lainnya selama duapuluh hari pertama, insya Allah bisa membawa suasana batin pelakunya pada kebersihan jiwa yang siap menerima anugerah lailat al qadar. Itulah maka lailat al qadar diisyaratkan turun pada akhir bulan Ramadhan. Wallohu a`lam bissawab.

Sayangku, Engkaulah Rembulanku

Pernahkah anda merasakan betapa sangat berharganya seseorang yang anda cintai sehingga anda mengatakan kepadanya, "Sayangku, Engkaulah Rembulanku.." Termangu ketika menatapnya saat ia tertidur, saat ia tersenyum, pada keceriaan di setiap derai tawa. Kehadirannya membawa nuansa jingga dan ungu dikehidupan penuh warna.  Tertatih-tatih mewujudkan rumah seindah surga.  Keluarga dipenuhi dengan kebahagiaan merindukan akan ketenteraman dan kasih sayang. Namun yang terjadi justru anda mudah terluka dan menderita karena orang yang anda cintai. Anda menjadi sakit dan penuh derai air mata karena orang yang anda kasihi. Itulah Cobaan yang paling berat di dalam kehidupan rumah tangga maka anda harus memiliki sebuah kekuatan dan kesabaran yang besar agar anda bisa "memaafkan." karena bila tidak bisa memaafkan, maka hati anda dipenuhi oleh kemarahan, sakit, kecewa dan derita justru yang dilakukan oleh orang yang paling anda sayangi dan anda kasihi.



Memaafkan hampir menjadi obat mujarab bila anda sedang menghadapi konflik keluarga. Menyentuh hati yang paling dalam, menyejukkan dari keresahan dan kegelisahan. Ketika kaki anda menginjak bumi, meraih jemari, rebah dalam kehangatan pelukan menyembuhkan luka. Tidaklah berarti apapun luka yang anda rasakan karena bukan seberapa besar luka dan derita namun seberapa besar kekuatan dan kesabaran yang anda miliki untuk menanggung luka dan derita itu. Bila kekuatan dan kesabaran yang anda miliki kecil dan rapuh maka luka kecilpun anda sudah merasa begitu teramat menderita.  Jika anda memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar, sebesar apapun luka dan derita itu tidak akan berarti apapun bagi anda, karena Allah melimpahkan kelembutan dan kasih sayang di dalam diri anda. Sebagaimana sabda Rasulullah. "Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu keluarga, maka Allah akan memasukkan rasa kelembutan dalam diri mereka" (HR. Ahmad).

Rabu, 24 Agustus 2011

Kesucian Hati

Kesucian hati memberikan kita kekuatan untuk sanggup menerima pasangan apa adanya, bersedia memaafkan kemudian menguatkan agar pasangan kita tidak terjerumus pada kesalahan yang sama. ada seorang Ibu menderita depresi dan insomnia. Suaminya telah mengaku memiliki perempuan idaman lain. Sebagai seorang istri menyadari semakin dalam cintanya pada suami maka semakin perih luka dihatinya, namun luka itu juga mengajarkan kesabaran karena cinta yang hakiki bukan dilewati dengan pujian, cinta yang hakiki justru diuji dengan berbagai peristiwa yang menyakitkan yang membuat hatinya terluka. Allah membentuk dan melatih melalui luka itu, bukan pada seberapa besar luka itu tetapi seberapa besar cinta yang dimiliki untuk menjalani kehidupan ini.



Kedatangan beliau bershodaqoh untuk Rumah Amalia agar Allah berkenan membukakan pintu hati suami kembali kepada keluarga. Seminggu kemudian mendengar kabar mengejutkan, suaminya mengatakan bahwa dirinya telah meninggalkan perempuan itu dan meminta maaf atas semua perbuatannya. "Saya sudah menerima dan saya lebih mencintai suami saya sebagaimana Allah mencintai kami, meski pahit saya yakin Allah memberikan yang terindah dalam keluarga kami." tuturnya. Beliau bukan hanya keluar dari depresi dan insomnia tetapi juga belajar mensyukuri derita yang dialaminya. Kesucian hatinya telah mampu menjadikan kepahitan semanis madu. Kesabarannya telah mampu meluluhkan hati suaminya. Bahkan beliau lebih mencintai suami lebih dari sebelumnya.



'Dan sesungguhnya Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan 'Kami berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya.' (QS. al-Baraqah :155-156).

Ketika Cinta Terluka

KCinta itu indah namun juga rapuh, manis sekaligus pahit. bahagia sekaligus derita. Semakin dalam cinta itu maka semakin perih dan terluka karena cinta sehingga anda membutuhkan kekuatan dan kesabaran. Ketika anda terhempas justru disaat anda lemah, mudah menyerah dan tidak memiliki kesabaran didalam menghadapi berbagai kesulitan. Secercah cahaya yang indah menjadi redup dan anda harus menerima kenyataan tidak sesuai dengan harapan maka anda mengerti bahwa cinta yang hakiki bukan dilewati dengan pujian & sanjungan. Cinta yang hakiki justru diuji dengan berbagai peristiwa yang menyakitkan yang membuat hati anda terluka dan menderita. Allah membentuk dan melatih anda melalui luka itu, bukan pada seberapa besar luka itu tetapi seberapa besar kekuatan & kesabaran yang anda miliki untuk menjalani luka itu.



Kekuatan dan kesabaran yang dihiasi kasih sayang itulah yang akan tetap membuat bahtera rumah tangga anda seindah impian sampai akhir hayat, karena Allah mencurahkan rahmat dan kasih sayangNya untuk keluarga anda. Sebagaimana Sabda Rasulullah, 'Seorang suami apabila memandang istrinya dg kasih sayang & istrinyapun memandang dg kasih sayang maka Allah memandang keduanya dg pandangan kasih sayang. Bila suami memegang telapak tangan istrinya maka dosa-dosa keduanya berguguran dari celah jari-hari tangan keduanya' (HR. Rafi'i).

Selasa, 23 Agustus 2011

Air Mata Adalah Mutiara

Segala kesedihan, penderitaan dan kepedihan yang anda rasakan adalah wujud pemberian dari Allah, karena segala cobaan dan ujian berarti anda masih disayang oleh Allah, dengan diberikannya sakit dan penderitaan Allah ingin mengampuni dosa-dosa anda yang telah lalu. Dengan cobaan dan musibah itu Allah ingin menambah nikmat dan pahala untuk anda. "Tidaklah seorang Muslim menderita karena kesedihan, kedukaan, kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan duri yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya" (HR. Bukhari).



Jika anda mengerti bahwa semua kesedihan akan mudah dihadapi dengan hati berserah, jika anda menerimanya maka semua air mata yang telah anda teteskan akan berubah menjadi mutiara-mutiara kebahagiaan di dalam hidup ini dan berkilau kelak dikehidupan akhirat. "Janganlah kamu bersikap lemah & jangan pula kamu bersedih hati. Padahal kamulah orang2 yg paling tinggi derajatnya, jika kamu orang2 yg beriman." (QS. Ali-Imran : 139)



Subhanallah, sungguh indahnya bila merenungkan firman Allah diatas ini, Allah mengajarkan kepada kita agar menjadi orang yang benar-benar beriman adalah orang yang tinggi derajatnya, orang yang kokoh dan kuat dalam menghadapi berbagai kesulitan, sakit dan derita. Kekokohannya itu yang mampu untuk menanggung derita sehingga tidak membuatnya bersedih karena Allah telah membuat semua sakit, sedih dan derita anda menjadi bahagia.

Senin, 22 Agustus 2011

::: Jangan Bersedih :::

Jangan sedih bila orang lain tidak memahami anda..
Tapi sedihlah karena anda tidak mau memahami orang lain.

Jangan sedih bila orang lain tidak mempercayai anda..
Tapi sedihlah karena anda tidak percaya diri sendiri.

Jangan sedih bila orang lain tidak memberi kesempatan kepada anda..
Tapi sedihlah karena anda belum buat persiapan.

Jangan sedih bila orang lain tidak menghargai anda..
Tapi sedihlah karena anda tidak bisa menghargai orang lain.

Jangan sedih bila orang lain menghina anda..
Tapi sedihlah karena anda membuat hina diri sendiri.

Jangan sedih bila orang lain memaki anda..
Tapi sedihlah karena anda bermulut jahat pada orang lain.

Jangan sedih orang selalu mengritik kita..
Tapi sedihlah karena anda tak pernah mau perbaiki diri.

Jangan sedih karena anda selalu jatuh..
Tapi sedihlah karena anda tak mau bangkit kembali.

Jangan sedih karena perjalanan hidup anda pahit getir..
Tapi sedihlah karena anda tak pernah belajar dari pengalaman.

INGATLAH..
Kunci masalah selalu ada dalam diri, bukan di luar

source = Sekolah Orang Tua

~ Deden Wahyudin ~

::: Panduan Singkat I’tikaf :::

I. Pengertian umum

Secara harfiyah, I’tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Dengan demikian, I’tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah guna mendekatkan diri kepada Allah Swt. Penggunaan kata I’tikaf di dalam Al-Qur’an terdapat pada firman Allah Swt:

“Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf di dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat ayat-Nya kepada manusia supaya mereka bertaqwa.” (QS 2: 187).

Di dalam Islam, seseorang bisa beri’tikaf di masjid kapan saja, namun dalam konteks bulan Ramadhan,

maka dalam kehidupan Rasulullah Saw, I’tikaf itu dilakukan selama sepuluh hari terakhir. Di antara rangkaian ibadah dalam bulan suci Ramadhan yang sangat dipelihara sekaligus diperintahkan (dianjurkan) oleh Rasulullah SAW adalah I’tikaf. I’tikaf merupakan sarana muhasabah dan kontemplasi yang efektif bagi muslim dalam memelihara dan meningkatkan keislamannya, khususnya dalam era globalisasi, materialisasi dan informasi kontemporer.

Mengapa 10 akhir Ramadhan? Karena diyakini oleh kebanyakan umat Islam bahwa pada malam-malam tersebut ada Lailatul Qadar. Kadar ibadah yang dilakukan pada saat itu bernilai lebih baik dari seribu bulan.

Ulama dari Mazhab Syafi’i mensyaratkan iktikaf harus tinggal dalam waktu tertentu yang lamanya sama dengan waktu tuma’ninah (berhenti sebentar) dalam rukuk atau sujud. Adapun menurut ulama Mazhab Hambali, iktikaf sekurang-kurangnya berlangsung selama satu jam.

II. Tujuan I’tikaf

Iktikaf bertujuan membersihkan hati pada waktuwaktu tertentu karena Allah SWT, melepaskan diri dari kesibukan keduniaan dengan menye rahkan diri kepada Allah SWT, dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengharap rahmat-Nya.

III. Dasar Hukum I’tikaf

Dasar hukum iktikaf adalah Al -quran dan hadis. Iktikaf berarti tinggal di dalam masjid yang dila kukan oleh seseorang dengan niat.

Dalam Alquran surat al Baqarah ayat 125 yang artinya, "Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail; bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk, dan yang sujud."

Sedangkan hadistnya adalah sbb :


1.


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ.

Artinya : Dari Aisyah ra (Isteri Rasulullah SAW) bahwa Nabi SAW selalu beriktikaf pada sepuluh akhir dari bulan Ramadhan hingga diwafatkannya oleh Allah, kemudian (diteruskan sunnah) iktikaf selepasnya oleh para isterinya. (Muttafaq ‘Alaih (Al-Bukhari 2026, Muslim / 1772).

2.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال : كَاْنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَعْتَكِفُ فِيْ كُلِّ رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامِ . فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِيْ قُبِضَ فِيْهِ اعْتَكَفَ عِشْرِيْنَ يَوْمًا.

Artinya : Dari Abi Hurairah , ia berkata : Adalah Nabi SAW selalu beriktikaf pada tiap-tiap Ramadhan sepuluh hari (akhirnya). Sedangkan pada tahun baginda diwafatkan, baginda beriktikaf dua puluh hari. (Shahih Al-Bukhari 2024)

Hal ini dilakukan oleh beliau hingga wafat, bahkan pada tahun wafatnya beliau beri’tikaf selama 20 hari. Demikian pula halnya dengan para sahabat dan istri Rasulullah Saw senantiasa melaksanakan ibadah yang amat agung ini. Imam Ahmad berkata :”Sepengetahuan saya tidak ada seorang pun dari ulama yang mengatakan bahwa I’tikaf itu bukan sunnah”.

IV. Keutamaan, Tujuan I’tikaf dan Hikmah I’tikaf

Iktikaf bertujuan membersihkan hati pada waktuwaktu tertentu karena Allah SWT, melepaskan diri dari kesibukan keduniaan dengan menyerahkan diri kepada Allah SWT, dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengharap rahmat-Nya.

Selain itu Iktikaf juga dimaksudkan untuk menyucikan roh dan mengembalikannya kepada fitrah iman (Al-A’raf [7]: 172) dan fitrah Islam (Ar-Rum [30]: 30) dengan berupaya mematikan kecenderungan fujur (kefasikan) dan menghidupkan kecenderungan takwa (Asy-Syams [91]: 7-8). Membebaskan diri sementara dari kesibukan dunia agar terbebas dari penyakit al wahn, yakni hubbu al-dunia wa qarahiyah al-maut (cinta kepada dunia dan takut akan kematian).

Abu Daud pernah bertanya kepada Imam Ahmad: Tahukah Anda hadits yang menunjukkan keutamaan I’tikaf ? Ahmad menjawab: tidak, kecuali hadits yang lemah. Namun demikian tidaklah mengurangi nilai ibadah I’tikaf itu sendiri sebagai taqarrub kepada Allah SWT. Dan cukuplah keutamaannya bahwa Rasulullah, para Sahabat, para Istri Rasulullah SAW dan para ulama salafusholeh senantiasa melakukan ibadah ini.

I’tikaf disyariatkan dalam rangka mensucikan hati dengan berkonsentrasi semaksimal mungkin dalam beribadah dan bertaqorrub kepada Allah pada waktu yang terbatas tetapi teramat tinggi nilainya. Jauh dari rutinitas kehidupan dunia, dengan berserah diri sepenuhnya kepada Sang Kholiq (Pencipta). Bermunajat sambil berdoa dan beristighfar kepada-Nya sehingga saat kembali lagi dalam aktivitas keseharian dapat dijalani secara lebih berkualitas dan berarti. Ibnu Qayyim berkata : I’tikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati beri’tikaf dan bersimpuh di hadapan Allah, berkhalwat dengan-Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah.

Di antara hikmah lainnya adalah kita akan mudah mengusir nafsu dari dalam diri melalui upaya taqarrub (mendekatkan) kepada Allah SWT serta memperkaya diri dengan ibadah-ibadah yang disunahkan. Senantiasa merasa belum cukup dengan yang diharamkan, lalu menjauhi yang dimakruhkan.

Menurut Ibnu Atho’illah as-Sakandary, yang terbaik bagi kita untuk selamat dari kejaran setan dan para anteknya adalah berlari dan berlindung di rumah Allah. Niscaya rumah Allah akan sangat kuat dan kokoh. Pada akhirnya, kita akan selalu terjaga dari perbuatan dosa dan maksiat. Karena dalam melestarikan iktikaf, ruang hati selalu tertambat dengan rumah Allah

V. Macam-macam I’tikaf

I’tikaf yang disyariatkan ada dua macam :

1. I’tikaf sunnah yaitu I’tikaf yang dilakukan secara sukarela, semata mata untuk bertaqorrub kepada Allah, seperti I’tikaf 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan.

2. I’tikaf wajib yaitu yang didahului dengan nadzar atau janji, seperti ucapan seseorang “kalau Allah ta’ala menyembuhkan penyakitku ini, maka aku akan beri’tikaf di masjid selama tiga hari”, maka I’tikaf tiga hari itu menjadi wajib hukumnya.

VI. Waktu I’tikaf

Iktikaf dapat berlangsung selama bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan. Para ulama berbeda pendapat tentang lama beriktikaf. Ulama dari Mazhab Hanafi mengatakan ikti kaf itu sunah pada waktu-waktu tertentu, yang mudah bagi pelakunya wa laupun hanya sesaat, tanpa disyariatkan berpuasa.

Sementara menurut ulama Mazhab Maliki, waktu iktikaf itu sekurang-kurangnya sehari semalam dan lebih baik lagi kalau tidak kurang dari 10 hari dengan syarat berpuasa, baik dalam bulan Ramadhan maupun di luar bulan itu.

Iktikaf wajib tergantung pada berapa lama waktu yang dinazarkan, sedangkan iktikaf sunat tidak ada batasan waktu tertentu, kapan saja pada malam atau siang hari, waktunya boleh lama atau singkat.

Ya'la bin Umayyah berkata: "Sesungguhnya aku berdiam satu jam di masjid tak lain hanya untuk beriktikaf."

Untuk I’tikaf wajib tergantung pada berapa lama waktu yang dinadzarkan, sedangkan I’tikaf sunnah tidak ada batasan waktu tertentu. Kapan saja, pada malam atau siang hari, waktunya bisa lama dan juga bisa singkat, minimal dalam mazhab Hanafi : sekejap tanpa batas waktu tertentu, sekadar berdiam diri dengan niat. Atau dalam mazhab Syafi’i : sesaat atau sejenak (yang penting bisa dikatakan berdiam diri), dan dalam mazhab Hambali, satu jam saja.

Terlepas dari perbedaan pendapat ulama tadi, waktu I’tikaf yang paling afdhal pada bulan Ramadhan ialah sebagaimana dipraktekkan langsung oleh Baginda Nabi SAW yaitu 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

VII. Tempat I’tikaf

Ahli fiqih berbeda pendapat tentang tempat yang boleh dijadikan untuk I’tikaf,

Yang paling baik adalah Masjidil Haram di Mekah Al-Mukarramah, Al-Masjil An-Nabawi di Madinah Al-Munawwarah, Al-Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis dan Masjid-masjid jami’. (Al-Umm li As-Syafi’e 1/107)

Abu Hanifah dan Ahmad berpendapat bahwa I’tikaf harus dilakukan di masjid yang selalu digunakan untuk shalat berjamaah, sedangkan Malik dan Syafi’i berpendapat bahwa I’tikaf boleh dilakukan di masjid manapun baik yang digunakan untuk shalat berjamaah ataupun tidak, sedangkan pengikut syafi’iyah berpendapat bahwa sebaiknya I’tikaf itu dilakukan di masjid jami’ yang biasa digunakan untuk shalat Jum’at, agar ia tidak perlu keluar masjid ketika mau melakukan shalat Jum’at, (lihat: Al Mughni 4/462, Fiqh Sunnah 1/402)

- Sah iktikaf di dalam semua masjid. (Syarah Shahih Muslim 8/68)

VIII. Syarat Syarat dan Rukun I’tikaf

Orang yang I’tikaf harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Muslim
2. Berakal
3. Suci dari janabah (junub), haidh dan nifas
4. Niat
5. Di lakukan di Masjid
6. Mendapat izin suaminya (jika ia adalah seorang isteri) dan tidak (bagi perempuan) di dalam masa ‘idah. (Al-Umm li As-Syafi’e 1/108, As-Sunan Al-Kubra li Al-Baihaqi 4/323)

IX. Rukun Iktikaf

Cara beriktikaf sepuluh akhir Ramadhan

1. Dimulai masuk masjid sebelum jatuh matahari bagi petang hari kedua puluh Ramadhan dengan niat iktikaf sepuluh akhir Ramadhan dan keluar darinya pada pagi Aidilfitri atau selepas jatuh matahari pada malamnya.

2. Wajib bagi orang yang beriktikaf membawa perbekalan untuknya masuk ke dalam masjid dan mengambil tempat tertentu di masjid sebagai tempat khusus baginya, namun tidak boleh menghalangi/membuat sempit orang lain yang akan melaksanakan shalat di dalam masjid.

3. Mengadakan shalat sunat tahiyyatul masjid dua rakaat, kemudian menetap diri di dalamnya dan tidak keluar darinya kecuali ada sebab-sebab yang diharuskan.

4. Wajib menjalankan ibadat iktikaf sunat secara tidak penuh atau tidak muwalah seperti iktikaf hanya sehari atau dua hari, nisbah kepada iktikaf di dalam masa sepuluh akhir Ramadhan, atau selang sehari atau hanya waktu malam dan sebagainya. (Fathul Bari 4/283, Raudhah At-Tolibin li An-Nawawi 2/393)

X. Syarat lainnya,

1) - Disunatkan seseorang perempuan yang beriktikaf di dalam masjid dipisahkan dari jamaah laki-laki untuk dapat melindungi dirinya dari penglihatan. (Fathul Bari 4/277, Al-Mughni Li Qudamah 3/191)

2) - Sah iktikaf perempuan di dalam masjid di rumahnya, yaitu di ruangan dari rumahnya yang disediakan khusus untuk shalat.nya menurut pendapat Imam Abu Hanifah dan pendapat Imam As-Syafi’e.(Syarah Shahih Muslim 8/68, Fathul Bari 4/275 dan Raudhah At-Tolibin 2/398)

3) - Wajib bagi perempuan beriktikaf di dalam masjid bersama-sama dengan suaminya menurut pendapat Al-Hanafiah dan Ahmad. (Bada’i As-Sona’i 2/113, Aujaz Al-Masalik li Kandahlawi 5/204)

4) - Makruh bagi perempuan beriktikaf di masjid umum yang didirikan shalat Jum’at menurut pendapat Imam As-Syafie. (Fathul Bari 4/275)

5) - Suami berhak melarang isteri dari beriktikaf dan mengeluarkannya darinya. (Al-Umm 2/108, Syarah Shahih Muslim 8/70)

6) I’tikaf tidak sah dilakukan oleh orang kafir, anak yang belum mumayyiz (mampu membedakan), orang junub, wanita haidh dan nifas.

7) Menurut ulama Mazhab Maliki, tidak sah iktikaf seseorang yang tidak berpuasa karena suatu halangan atau tidak sanggup berpuasa.

8) Menurut ahli fikih Mesir, Wahbah al Zuhaili, sah melakukan iktikaf da lam keadaan berikut, pertama, dila kukan di luar waktu shalat, seperti waktu malam. Kedua, yang mela ku kan iktikaf adalah orang yang tidak mempunyai halangan untuk meng ikuti shalat jamaah. Syarat sah iktikaf antara lain; pertama, Islam, kedua, berakal, ketiga, di dalam masjid, tidak sah kalau di rumah. Keempat, berniat, dan kelima, berpuasa

9) Menurut Mazhab Maliki, berpuasa adalah syarat mutlak. Mazhab Hanafi menganggap puasa adalah syarat dalam iktikaf nazar. Sementara menurut Mazhab Syafii dan Hanbali, puasa tidak disyaratkan.


XI. Awal Dan Akhir I’tikaf

Bagi yang mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan beri’tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka waktunya dimulai sebelum terbenam matahari malam ke-21 sebagaimana sabda Rasulullah Saw; ”Barangsiapa yang ingin I’tikaf dengan aku, hendaklah ia I’tikaf pada 10 hari terakhir”.

Adapun waktu keluarnya atau berakhirnya, yaitu setelah terbenam matahari pada hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi beberapa kalangan ulama mengatakan yang lebih mustahab (disenangi) adalah menunggu sampai akan dilaksanakannya shalat ied.

XII. Hal-hal Yang Disunnahkan disaat I’tikaf

Amalan yang biasa tampak dari orang-orang yang iktikaf adalah membaca dan menadaburi Alquran, berzikir, memperbanyak shalat sunah, membaca buku-buku keagamaan, mengikuti pengajian, mendengarkan tausiyah, dan lain sebagainya. Iktikaf menjadi program unggulan sejumlah masjid, termasuk di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Disunnahkan bagi orang yang beri’tikaf untuk memperbanyak ibadah dan taqarrub kepada Allah SWT, seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, shalawat kepada Nabi Saw, doa dan sebagainya. Namun demikian yang menjadi prioritas utama adalah ibadah – ibadah mahdhah. Bahkan sebagian ulama seperti Imam Malik, meninggalkan segala aktivitas ilmiah lainnya dan berkonsentrasi penuh pada ibadah – ibadah mahdhah.

Dalam upaya memperkokoh keislaman dan ketaqwaan, diperlukan bimbingan dari orang-orang yang ahli, karenanya dalam memanfaatkan momentum I’tikaf bisa dibenarkan melakukan berbagai kajian keislaman yang mengarahkan para peserta I’tikaf untuk membersihkan diri dari segala dosa dan sifat tercela serta menjalani kehidupan sesudah I’tikaf secara lebih baik sebagaimana yang ditentukan Allah Swt dan Rasul-Nya.

XIII. Hal-Hal Yang Diperbolehkan

Orang yang beri’tikaf bukan berarti hanya berdiam diri di masjid untuk menjalankan peribadatan secara khusus, ada beberapa hal yang diperbolehkan.

1. Keluar dari tempat I’tikaf untuk mengantar istri, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap istrinya Shofiyah Radhiallahu ‘Anhu (HR. Bukhari Muslim).

2. Menyisir atau mencukur rambut, memotong kuku, membersihkan tubuh dari kotoran dan bau badan.

3. Keluar ke tempat yang memang amat diperlukan seperti untuk buang air besar dan kecil, makan, minum, (jika tidak ada yang mengantarkan), dan segala sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di masjid. Tetapi ia harus segera kembali setelah menyelesaikan keperluannya.

4. Makan, minum dan tidur di masjid dengan senantiasa menjaga kesucian dan kebersihan masjid.

XIV. Hal-Hal Yang Membatalkan I’tikaf

1. Meninggalkan masjid dengan sengaja tanpa keperluan, meski sebentar, karena meninggalkan masjid berarti mengabaikan salah satu rukun I’tikaf yaitu berdiam di masjid.
2. Murtad (keluar dari agama Islam)
3. Hilang Akal, karena gila atau mabuk
4. Haidh
5. Nifas
6. Berjima’ (bersetubuh dengan istri), tetapi memegang tanpa nafsu (syahwat), tidak apa-apa sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan istri istrinya
7. Pergi Shalat Jum’at (bagi mereka yang memperbolehkan I’tikaf di mushalla yang tidak dipakai shalat Jum’at).

Demikian ketentuan tentang I’tikaf yang menjadi panduan praktis, semoga pada Ramadhan tahun ini, kita dapat menghidupkan kembali sunnah I’tikaf sebagai bekal kita meraih nilai taqwa yang maksimal. Amiin


Bârakallâhu lî wa lakum,

Matur syukran n Terima kasih.
Semoga Bermanfaat ya
Imam Puji Hartono/IPH


"Utamakan SEHAT untuk duniamu, Utamakan AKHLAK dan SHALAT untuk akhiratmu"

::: Doa Hari Ke – 23 Ramadhan :::


Allâhummaghsilnî fîhi minadzdzunûbi wa thahhirnî fîhi minal ‘uyûbi wamtahin qalbî bitaqwal qulûbi yâ muqîla ‘atsarâtil mudznibîna

Artinya,”Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa-dosa dan bersihkanlah diriku dari segala aib/ kejelekan.Tanamkanlah ketakwaan di dalam hatiku. Wahai Penghapus kesalahan orang-orang yang berdosa”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

::: Doa Hari Ke – 22 Ramadhan :::


Allâhummaftah lî abwâba fadhlika wa anzil ‘alayya fîhi barakâtika wa waffiqnî fîhi limûjibâti mardhâtika wa askinnî fîhi buhbûhâti jannâtika yâ mujîba da’watil mudhtharrîn

Artinya,”Ya Allah bukakanlah lebar –lebar pintu karunia-Mu di bulan ini dan curahkan berkah-berkah-Mu Tempatkan aku di tempat yang membuat-Mu ridho padaku. Tempatkan aku di dalam Surga-Mu. Wahai Yang Maha menjawab doa orang yang dalam kesempitan”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

::: Doa Hari Ke – 21 Ramadhan :::


Allâhummaj ‘al lî fîhi ilâ mardhâtika dalîlan wa lâ taj’al lisysyaithâni fîhi ‘alayya sabîlan waj’alil jannata lî manzilan wa maqîlan yâ qâdhiya hawâijal muhtâjîn

Artinya, ”Ya Allah, tuntunlah aku di bulan yang mulia ini untuk mendapat keridhaan-Mu, Dan janganlah adakan celah bagi syetan untuk menggodaku. Jadikan surga sebagai tempat tinggal dan bernaungku. Wahai yang memenuhi hajat orang-orang yang meminta”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

::: Doa Hari Ke – 20 Ramadhan :::


Allâhummaftah lî fîhi abwâbal jinâni wa agliq ‘annî fîhi abwâban nîrân wa waffiqnî litilâwatil qur’âni yâ munzilas sakînata fî qulûbil mu’minîn

Artinya,”Ya Allah, bukakanlah bagiku di bulan ini pintu-pintu menuju surga dan tutupkan bagiku pintu-pintu neraka. Berikanlah kemampuan padaku untuk menelaah Al qur’an di bulan ini. Wahai yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011

::: Doa Hari Ke -19 Ramadhan :::


“Allâhumma waffir hadzdzî min barakâtihi wa sahhil sabîlî ilâ khayrâtihi walâ tahrimnî qabûla hasanâtihi yâ hâdiyan ilal haqqil mubîna”

Artinya, ”Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini lebih bisa menikmati berkat-berkat-Mu dan mudahkanlah jalan-ku untuk mendapat kebaikan-kebaikannya. Jangan Engkau haramkan aku untuk menerima kebaikan-kebaikannya. Wahai Pemberi Petunjuk kepada jalan yang terang”. Aamiin

(¯`v´¯)♥ ✿ •*¨`*••´*¨`*•✿ ♥
`•.¸.•´`•.¸.¸¸.•*¨¨*•.¸¸❤`•.¸.¸¸.•*❤`•.¸


.¸¸.•*❤

Catatan : Doa Harian Ramadhan di kutip dari kitab "Mafatihul Jinan " Oleh Imam P Hartono (IPH )
~ by IPH 2011



Cinta Itu Kesabaran

Cinta itu kesabaran, karena kita mudah terluka justru oleh orang yang kita cintai. Semakin besar cinta kita padanya semakin terasa perih dan terluka hati kita akibat perbuatannya. Semakin besar luka dan derita maka semakin besar kekuatan dan kesabaran yang anda butuhkan. Luka perih itu juga terjadi pada seorang ibu, suaminya bukanlah imam yang baik di dalam keluarga. Tidak pernah sholat lima waktu dan kegemaran minum-minuman keras hampir menjadi kebiasaan. Ditengah kondisi itu tidak membuatnya menyerah. Semakin membuat dirinya lebih mendekatkan diri kepada Allah. Anak-anaknya dibimbing dijalan Allah. Sekalipun tidak mudah, tidak membuatnya menyerah. 'Allah Maha Pengasih, akan membukakan pintu hati suamiku,' Itulah yang selalu terucap di dalam hatinya. Banyak orang-orang disekitarnya yang menganjurkan untuk meninggalkan saja suami seperti itu, tidak pantas menjadi kepala rumah tangga apalagi istri sebaik dirinya. Istri yang setia itu memilih tetap tegar dan bersikukuh untuk menjaga dan merawat suami dan anak-anaknya.



Sebagai seorang istri menyadari semakin dalam cintanya pada suami maka semakin perih luka dihatinya, namun luka itu juga mengajarkan tentang ketulusan dan pengorbanan demi kebahagiaan orang yang dicintai, karena cinta yang hakiki bukan dilewati dengan pujian, cinta yang hakiki justru diuji dengan berbagai peristiwa yang menyakitkan yang membuat hatinya terluka. Allah membentuk dan melatih melalui luka itu, bukan pada seberapa besar luka itu tetapi seberapa besar cinta yang dimiliki untuk menjalani luka itu. Kalau cintanya kecil, luka kecilpun menjadi beban yang berat. Namun dirinya memiliki kekuatan cinta yang besar, luka sebesar apapun maka dirinya mampu menanggung luka dan derita yang dialaminya untuk meraih keridhaan Allah.



Ditengah luka dan derita yang ditanggungnya, beliau datang & bershodaqoh di Rumah Amalia dengan harapan shodaqohnya menjadi jalan untuk meraih keridhaan Allah agar berkenan membukakan pintu hati suaminya. Sampai suatu hari sang suami jatuh sakit dan harus masuk rumah sakit karena menderita sakit lever yang dideritanya cukup parah harus segera dioperasi, dalam kondisi yang mencekam itu  membukakan hati suaminya, sebuah kesadaran untuk menuju jalan Allah yang selama ini diabaikannya. Air matanya mengalir mendengar suara suaminya yang terus menerus beristighfar ditengah terbaring lemah pasca operasi. Doa dan perjuangan yang dilakukan telah membuahkan hasil. Suaminya telah kembali menjadi imam di dalam rumah tangga, membimbing istri dan anak-anaknya di jalan yang diridhai oleh Allah.

Ya Allah, Mengapa Ini Harus Terjadi?

"Ya Allah, Mengapa ini harus terjadi?" Tutur kata yang lemah dalam doa. Anda tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatan anda sendiri. Sebab anda adalah makhluk yang lemah. Anda hanya akan mampu menghadapi semua itu dengan baik hanya bila memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika tidak demikian, jalan keluar mana lagi yang hendak anda tempuh? Ditengah lemah tak berdaya dalam menghadapi cobaan dan ujian kehidupan ini. "Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. al-Ma'idah : 23).



Teman, Jika anda ketakutan, banyak problem, sumber penghidupan yang sedang kering, guncangan dalam keluarga, khawatir perlakuan terhadap orang yang dzalim, cemas akan datangnya bencana maka bertawakallah kepada Allah Maha Pemilik Kekuatan Jadikanlah kalimat "Hasbunallah wa ni'mal wakil" artinya, Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung QS. al-Maidah :173, sebagai dzikir yang selalu menyelimuti anda, perih dan terluka dihati anda akan berubah menjadi kebahagiaan.



Jika seorang hamba tidak mempunyai keinginan apapun kecuali Allah maka Allah akan memikul seluruh keperluannya. Allah memberikan semua yang menjadi keinginannya. Mengosongkan hatinya untuk cinta kepadaNya. Menjadikan lisannya berdzikir kepadaNya, menjadikan semua anggota tubuhnya memenuhi ketaatan padaNya maka itulah kebahagiaan yang hakiki seorang hamba bersama Kasih Sayang Allah.

Minggu, 21 Agustus 2011

Hidup Sehat Dan Bahagia Tanpa Mengeluh

Mengeluh adalah sesuatu yang sepele, terkadang dianggap angin lalu begitu saja, namun bila mengeluhnya hampir setiap hari dengan keluhan yang sama, seperti merasa sakit tetapi tidak tahu sakit apa karena dokter juga tidak menemukan sakitnya apa maka hal ini adalah gejala depresi. Di Rumah Amalia Seorang Ibu muda bertutur sudah lama tidak bisa tidur. Cemas, gelisah dan bingung karena tidak bisa tidur, 'setiap malam saya berusaha tidur namun saya tetap tidak bisa tidur, saya gelisah, bangun, tidur lagi. Saya suka marah melihat suami yang tertidur pulas sementara saya tidak bisa tidur.' Sampai oleh dokter dia dikasih obat penenang agar bisa tidur. 'Rasanya saya tidak bisa tidur tanpa obat itu, padahal saya pengen melepaskan diri dari ketergantungan obat tidur itu.' tutur ibu muda itu dengan wajah kusut, muka terlihat cemas dan tegang.



Bahkan ada orang yang mengeluh seolah tiada hari tanpa mengeluh bahkan ada yang memiliki kebiasaan berganti-ganti dokter dan semua dokter jawabannya sama, 'anda tidak ada kelainan, anda hanya banyak pikiran.' karena berdasarkan hasil laboratorium menunjukkan semuanya normal sehingga dengan keluhan tiada habisnya membuat dirinya benar-benar sakit bahkan seluruh keluarganya ikut sakit, tanpa disadari oleh dirinya telah menyebarkan kebiasaan mengeluh sakit sehingga anaknya juga mengeluh dengan keadaan yang sama, merasa dirinya sakit. Gangguan ini biasanya disebut dengan gangguan 'Somatoform' atau yang dikenal dengan 'psikosomatis.' Kalo tidak ditangani dengan baik maka penderita akan cemas, takut, tidak mampu dan hidupnya tidak berfungsi dengan baik, karena merasa selalu sakit, dikantor tidak banyak yang bisa ia perbuat, sering tidak masuk kantor, tidak tahu sakitnya apa karena tidak ada dokter yang bisa menyakinkan dirinya akan sakit yang dideritanya. Apakah hal ini merugikan? Tentunya saja hal ini merugikan selain merugikan diri sendiri, merugikan keluarga, tempatnya bekerja bahkan kecemasan dan ketakutannya menyebar kepada orang-orang disekelilingnya.



Lantas bagaimana untuk mengatasi bila anda mengalami hal seperti ini? Pertama, Berhentilah mengeluh, syukurilah hidup ini sebagai anugerah Allah. Bila anda mengalami peristiwa pada masa lalu yang membuat anda sakit hati, kecewa dan marah, biarkanlah itu berlalu. Upayakan untuk berhenti mengeluh kepada siapapun. Walaupun ada dorongan atau desakan ingin mengeluh bertahanlah, kalo bisa bertahan untuk tidak mengeluh itu berarti gangguan psikosomatis sudah dari setengahnya menurun. Kedua, Sebagai gantinya mengeluh gunakanlah berdzikir kepada Allah, untuk mengkonsentrasikan pikiran & curhatnya kepada Allah maka hati dan pikiran mampu dibersihkan dari segala kegelisahan, kecemasan dan kesedihan. Ketiga, berkumpullah dengan orang-orang yang berpikir positif sehingga anda mampu dipengaruhi oleh pikiran-pikiran yang positif dengan demikian anda mampu hidup sehat tanpa mengeluh. Maka dengan demikian hidup anda menjadi lebih indah, lebih sehat dan lebih membahagiakan.



Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.' (QS. ar-Raad : 28).

Sentuhan Hati Seorang Suami

Sentuhan hati seorang suami mampu melunakkan kerasnya watak dan karakter istrinya. Cinta yang tulus penuh kasih sayang seorang suami telah membuat hati istrinya menjadi luluh. Ada seorang Ibu yang berkenan berbagi untuk Rumah Amalia karena sebagai wujud rasa bersyukur kepada Allah karena telah diberikan suami yang telah membimbingnya menjadi istri yang sholehah. Beliau bertutur sosok suami yang begitu penyabar. Kehidupannya selama ini dikatakan mengalir dengan mudah. Dirinya bekerja diperusahaan swasta nasional yang bonafit dengan posisi jabatan yang cukup lumayan karena posisi inilah ia sering melakukan perjalanan keluar kota. Dalam setiap bulan bisa dua atau tiga kali penerbangan dan setiap bepergian bisa tiga hari. Praktis suami dan anak ditinggalkannya sehingga bagi suami dan anaknya tidak pernah mempermasalahkan aktifitas kerjanya. Selama lima tahun perkawinan, ia hampir tidak pernah melayani suami dengan menyediakan air putih atau teh hangat, mempersiapkan baju kerja suami namun suaminya tidak pernah memprotes, dia terbiasa menyiapkan semuanya sendiri. Kesabaran & pengertian suami inilah yang malah membuat ia semakin seenaknya. Setiap minggu senantiasa menunjukkan agenda kegiatannya yang padat dan meminta suami mengurus segala keperluan rumah tangga, pernah ia ditegur oleh suami, 'Mama kalo nyuruh ama ayah kok kayak nyuruh ama bawahan ya?'



Terkadang teguran suami dianggap sebagai usaha menghalangi kariernya. Sampai ia pernah mengatakan. 'Saya sudah terbiasa mandiri, tidak ada suami, saya juga bisa hidup sendiri.' Mendengar apa yang diucapkan istri, suaminya malah meminta maaf bila kata-kata yang diucapkannya salah. begitulah suaminya dipenuhi dengan kesabaran & pengertian. Kemudian pada suatu hari ibu itu mengalami musibah terjatuh ketika berada di kantor disaat sedang berlari, sampai tulangnya patah. Sampai dirinya segera dibawa ke Rumah Sakit. Kondisis membuatnya tidak bisa bergerak, hanya terbaring lemah. Kakinya terasa sakit yang sangat luar biasa bila digunakan untuk menggeser sedikit aja. Disaat kondisi seperti inilah ia mendapatkan tamparan atas kesombongannya selama ini. Suaminya dengan penuh kesabaran membantunya, terutama ketika BAB ditempat tidur. Sehari di rumah ia masih sombong an selalu mengeluh namun suami tidak berkata apapun. Dengan sabar sang suami memandikan, memijat punggung dan membesarkan hati istrinya.



Air mata sang ibu mengalir, saya mendengarkannya. Sementara suami duduk disampingnya dan memangku sang buah hati. Terlihat rintik hujan membasahi jalanan. DI Rumah Amalia terlihat anak-anak sedang berlarian. Ibu melanjutkan kisahnya, Pernah suatu ketika ia begitu sangat ingin buang air besar, ia memaksa pergi ke kamar mandi, suaminya melarang, malah membuatnya marah dan mengatakan bahwa suaminya tidak perlu membantu. Dengan angkuh ia merangkak ke kamar mandi dengan menahan rasa sakit berderai air mata, tiba-tba sebuah tangan merengkuh & memeluknya. Ia terkejut melihat suaminya meneteskan air mata. 'Ma, saya tidak akan pernah keberatan membantu mama sekalipun mama sudah tidak berdaya & maut menjemput sekalipun, ayah hanya berharap mama lebih sabar & ikhlas. Aku mohon ma, bersyukurlah karena hanya lutut yang cidera.' Suaminya kemudian menggendongnya ke tempat tidur, mengambil pispot dan membantu BAB tanpa jijik. Sang istri menangis dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Ya Allah, ampunilah hambaMu ini yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, Engkau berikan suami yang sabar & penuh pengertian serta anak yang lucu.'



Disaat itulah ia menangis dibahu suaminya. 'Yah, maafkan mama ya..Bantu mama menjadi istri & ibu yang baik.' Sejak peristiwa itu telah membuat mata beliau terbuka betapa hati seorang suami betapa hangat penuh kasih sayang dan ikhlas. Anaknya yang masih kecil juga sudah mengerti apa yang sedang terjadi. Segera memeluk dan menciumi pipi mamanya. Ujian & cobaan yang telah dilalui menyadarkan betapa Allah Maha Besar telah menganugerahkan kebahagiaan untuk dirinya, suami dan sang buah hatinya. Tiada henti sang ibu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah karena telah diberikan suami yang penuh pengertian & anaknya yang manis serta lucu.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Ya Allah, Tolonglah HambaMu

"Ya Allah, tolonglah hambaMu" dalam sebuah panjatan doa ditengah hempasan cobaan kehidupan, Air mata mengalir tanpa terasa. Dada terasa sesak, napas terasa berat. Pundak seolah tidak sanggup memikulnya. Kaki tidak sanggup untuk bertumpu. Berserah diri kepada Allah mampu menghilangkan segala keluh kesah dan akhirnya membuat jiwa kita menjadi tenang karena menyerahkan segala urusan kehidupan hanya kepada Allah yang membuat hati kita merasa merasa tenang dan tenteram. Hanya kepada Allahlah kita berharap dan hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan. Cobaan adalah latihan kesabaran yang datangnya dari Allah. Setiap kali cobaan hadir menghampiri, beruntunglah bila anda bersabar selama masa latihan dan bertahan sampai lulus melewati semuanya maka kita berhak untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, Allah akan senantiasa melimpahkan kebahagiaan hakiki bagi siapapun yang mencintai dan taat kepadaNya. Orang yang sabar akan mendapat ketenangan hati. Orang yang sabar akan mendapatkan kebeningan hati. Juga mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.



Badai ujian dan cobaan dalam kehidupan rumah tangga bisa hadir kapanpun dan dimanapun tanpa peduli kita siap atau tidak, datang begitu tiba-tiba dan mendadak, terkadang membuat kita terhenyak dan terpuruk. Berbagai problem kehidupan dan konflik rumah tangga selalu datang silih berganti. Dari sakit, problem keluarga seolah tiada henti, anak yang dengan berbagai dinamika problem sosial. Tetangga dengan latar belakang karakter yang berbeda, tidak mudah untuk bersosialisasi. Ada tip dalam menghadapi bencana agar kita selamat. Sebagaimana Sabda Rasulullah, "Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, sholat, shodaqoh dan amar ma'ruf nahi Mungkar (HR. Bukhari & Muslim). Rasululullah mengajarkan kita untuk menggunakan empat senjata yang ampuh dan berguna bagi kita untuk menghadapi bencana yaitu dengan puasa, sholat, shodaqoh dan amar ma'ruf nahi mungkar.



Menurut Ibnu Qayyim dalam Kitabnya "al-Wabilush Shayyib" menjelaskan bahwa shodaqoh bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak bala' atau bencana karena Allah akan menghilangkan berbagai bencana dengan shodaqoh. Demikian halnya dengan puasa, sholat dan amar ma'ruf nahi mungkar juga merupakan senjata kita untuk melindungi keluarga kita dari bencana. Tentunya kita tidak akan pernah tahu kapan bencana itu datang dan begitu terhempas oleh bencana yang membuat kita jatuh terpuruk. Seolah semuanya terasa sempit, menyesakkan di dada, napaspun menjadi susah. Itulah sebabnya, jika keluarga anda terbelit problem dan masalah, upaya telah dilakukan. Ingatlah bahwa solusi dan penyelesaian ada ditangan Allah. Maka datanglah kepada Allah, adukan semua problem yang anda hadapi kepadaNya. Berserah dirilah kepada Allah dengan melakukan puasa, sholat, shodaqoh dan amar ma'ruf nahi mungkar. Bila Allah menghendaki untuk mengangkat bencana itu dari keluarga anda maka seketika itu juga seberat apapun masalahnya akan teratasi. Sebagaimana Nabi Ibrahim ketika Raja Namrud dilempar ke dalam kobaran api, Allahpun menjadikan api yang panas berubah dingin dan Nabi Ibrahim tidak terbakar sedikitpun. Begitulah cara Allah yang menyelamatkan hambaNya dari bencana dengan KekuasaanNya. Seberat apapun masalah anda maka datanglah kepada Allah dan Allah akan merubah penderitaan anda menjadi kebahagiaan.



'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami, bila kami lalai atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami dengan beban yang berat sebagaimana beban orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sangggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka tolonglah kami menghadapi orang-orang yang ingkar.' (QS. al-Baqarah : 286).

Terima Kasih Cintaku..

Pernahkah ketika istri mengambil secangkir teh untuk anda dan anda mengucapkan kata mesra kepada istri anda, "Terima kasih cintaku.." Kemudian terlihat istri tersipu malu dibuatnya. Marilah para suami merenungkan, Apakah anda merasa bahwa istri anda adalah anugerah yang Allah berikan untuk anda? Bila kita menyadari istri adalah sebuah anugerah yang Allah berikan untuk kita maka kita akan memperlakukan dengan yang terbaik untuk istri kita sesuai yang Allah amanahkan, membimbingnya, menjaga dan mencintainya dengan setulus hati. Hanya dengan cara seperti itulah kita mensyukuri anugerah Allah. Sebagaimana Rasulullah telah mengingatkan kita, "Barang siapa mendapatkan nikmat, Allah senang melihat bekas-bekas nikmatNya itu pada diri hambaNya." (HR. Ahmad).



Kehidupan rumah tangga begitu sangat indahnya bila kita menghiasi dengan cinta dan kasih sayang. Suami istri saling mengasihi dengan kelembutan, tutur kata yang mesra. Sekali waktu bertengkar karena terkadang pertengkaran dibutuhkan sebagai bentuk dinamika dalam berumah tangga karena begitulah keindahan berumah tangga. Selain dengan menunaikan hak dan kewajiban yang melekat pada ikrar suci perkawinan, dengan memperlakukan dengan istimewa penuh dengan penghargaan, banyak hal yang kita bisa lakukan untuk mensyukuri nikmat Allah, salah satunya dengan menyatakan cinta kita kepada istri. "Dan adapun dengan nikmat dari TuhanMu, maka sampaikanlah(sebut-sebutkanlah)" (QS. Adh-Dhuha : 11).



Memanggil istri dengan sebutkan mesra, "cintaku.." menjadi cara bagaimana kita mensyukuri nikmat dan anugerah Allah yang limpahkan untuk kita sebagai suami. Niat kita melakukan adalah untuk menciptakan suasana mesra melanggengkan ikatan batin dan menjaga keharmonisan pernikahan kita untuk menggapai ridha Allah. Keridhaan Allah terpancar dari wajah dan tutur kata pasangan suami istri yang menimbulkan kesejukan dan ketenteraman di dalam keluarga. Menjaga pernikahan agar tetap harmonis dan mesra merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah. Sebagaimana Sabda Rasulullah, "Menyebut-nyebut nikmat Allah adalah tanda bersyukur, meninggalkannya berarti kufur. Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, ia tidak mensyukuri nikmat yang banyak. Dan barangsiapa tidak berterima kasih pada manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah. Bersatu adalah rahmat dan bercerai adalah siksa." (HR. Baihaqi).

Jumat, 19 Agustus 2011

Hati Yang Merindu

Ditengah kebahagiaan hidupnya dan kesuksesan karier, hatinya merindu sosok pendamping hidup. Impiannya mewujudkan keluarga yang indah pernah sekali kandas. Hal itu membekas didalam hati. Membuat hatinya terluka perih. Setiap kali ibundanya yang disayangi bercerita keinginannya untuk lekas menimang cucu selalu saja membuat air matanya mengalir membasahi dipipi. "Ya Allah, entah sampai kapan Engkau kirimkan suami yang terbaik dari sisiMu untukku?," ucapnya lirih. Merenung dan terdiam dalam kesendirian. Dia yakin Allah akan mengutus seorang suami yang akan melamar dirinya.



Disela kesibukannya mengajar sampai kemudian disempatkannya mampir ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan harapan Allah segera memberikan jodoh untuk dirinya. Impian yang sudah lama dipendam. Kebiasaannya pergi ke toko buku adalah kebahagiaan tersendiri baginya. Seorang ikhwan disamping sedang asyik membaca buku, membuatnya penasaran, dilirik buku yang sedang dibacanya. Senyumannya mengembang, perbincangan hangat tentang buku membuatnya saling tertarik. Perkenalan itu terus berlanjut.



Sore itu hatinya bergetar ketika membaca SMS dari ikhwan yang baru dikenalnya itu. "Assalamu'alaikum Ukhti, sholatlah istikharah memohon petunjuk kepada Allah, ana hendak melamar ukhti. Ditunggu jawabannya besok." Deg, jantungnya seolah berhenti. SMS itu membuatnya bersujud dihadapan Allah. Allah menjawab dengan kemudahan semua terjadi begitu cepat dan mengalir seolah tiada halangan. Proses walimah dilangsungkan dengan sederhana. Wajah sang ibunda nampak tersenyum dengan penuh keceriaan. Menyaksikan pernikahan putri yang dicintai karena telah mengantarkan putrinya ke gerbang pintu kebahagiaan. Hati yang merindu telah datang jodohnya.



Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. ( Qs. Ath-Thalaq : 4).

Cinta, Kau Mempesona Bagiku

Pernahkah anda sebagai suami tiba-tiba jatuh cinta kembali kepada istri anda seperti ketika waktu berkenalan? Perempuan yang sederhana namun mempersona yang membuat anda menjadi makan tidak enak, tidur tidak nyenyak karena membayangkan wajahnya. Siang malam menjadi gelisah karena memikirkannya. Tergila-gila kepada istri hampir sudah terlupakan karena tenggelam dalam aktifitas kesibukan. Komunikasi menjadi hambar. Banyak istri yang juga sibuk dan tidak berani sekali waktu untuk bertanya kepada suaminya, apa yang paling mengesankan pada dirinya. Namun hal itu sengaja dikubur dalam-dalam. Toh, sudah menjadi suami istri untuk apa ditanyakan. Maka bagi kita sebagai suami juga sepatutnya menyadari bahwa istri ingin tahu apakah yang mempesona maupun yang berharga pada dirinya bagi kita. Istri kita juga ingin menyakinkan bahwa dia layak untuk dicintai dan dimiliki. istri senantiasa berharap suaminya tidak menyesali pilihan hidupnya sama seperti halnya istri merasa tidak salah untuk memilih suami yang dicintainya.



Keterpesonaan adalah wujud penghargaan cinta kita kepada seseorang. Kita merasa begitu berharga jika kita mencintai yang layak menerima perasaan kita. Sedangkan seseorang yang kita cintai begitu berartinya dia bagi hidup kta. Pribadi yang begitu mengagumkan untuk kita. Demikian halnya kita juga merasa berarti pula jika dicintai karena kita adalah pribadi yang mengagumkan baginya, karena kita memang layak untuk dicintai. Berbahagialah! Orang yang telah memberikan hatinya untuk anda. Apalagi telah memberikan hati seutuhnya untuk seumur hidupnya. Namun akan menjadi sebuah siksaan bagi seorang istri apabila dirinya tidak tahu apakah dirinya memang mempesona bagi suaminya dan begitu berharga dia bagi anda sebagai seorang suami. Sudah sepatutnya anda tergila-gila dan jatuh cinta kembali kepada istri anda malam ini, Katakan "Cintaku, kau mempesona bagi hidupku."



Terpesona kepada istri membuat keluarga menjadi indah bagai ditaman surga, sebab bagi siapapun yang telah berkomitmen untuk membangun keluarga merupakan pertaruhan besar sepanjang hidupnya. Ada ikatan yang suci dalam bentuk perjanjian kita dengan Allah. "Sesungguhnya kalian mengambil amanah dari Allah dan kalian halalkan kemaluannya dengan kalimat Allah" (HR. Muslim). Komitmen yang terikat dalam hukum mengatur hak untuk menikmati dan kewajiban yang harus ditunaikan melahirkan komitmen kemanusiaan dalam wujud kesetiaan, cinta dan kasih sayang sehingga kita meraih keindahan yang terpadu dari cinta kita kepada pasangan kita yang memancar dari cinta Allah kepada kita, pada saat itu pula kita dan pasangan kita mendapatkan limpahan cintaNya yang membuat keluarga kita dipenuhi dengan kebahagiaan dan ketenteraman di dunia dan diakhirat.