Selasa, 31 Januari 2012

Mengapa Doa Kita Tidak Diterima?

Kualitas manusia jangan hanya dilihat dari sudut fisik, tapi hendaknya juga dilihat dari sudut jiwanya atau hatinya. Al Qur’an sangat menekankan pensucian jiwa (tazkiyyat an nafs) dan menghidupkan hati (hudur al qalb). Perbuatan manusia hanya bermakna jika disertai kesadaran hati, oleh karena itu Allah hanya menilai perbuatan manusia yang berpijak pada kesadaran hati. Demikian juga doa kepada Allah, yang didengar bukan bunyi kata-kata, tetapi kesadaran hati orang yang berdoa. Menurut Hadis Riwayat Tirmizi, Allah tidak mendengarkan dan tidak mengabulkan doa dari orang yang hatinya lalai (min qalbi ghafilin lahin).

Syahdan, Ibrahim bin Adham, seorang ulama besar abad pertengahan suatu hari berjalan di tengah pasar kota Basrah, Irak. Melihat ulama besar kharismatis yang langka itu, penduduk Basrah tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu, untuk bertanya. Ketika itu masyarakat Basrah sedang dilanda kemelut sosial yang sangat melelahkan, dan solusi tak kunjung ditemukan, bahkan doapun terasa tidak membantu memperbaiki keadaan. Penduduk Basrah pun mengadu kepada ulama tersebut.

Wahai Aba Ishak (nama panggilan akrab Ibrahim bin Adham), Allah berfirman dalam Al Qur’an agar kami berdoa. Kami warga Basrah sudah bertahun-tahun memanjatkan doa, tetapi kenapa doa kami tak dikabulkan ?

Ibrahim bin Adham menjawab: Wahai penduduk Basrah, hati kalian telah mati dalam sepuluh perkara, bagaimana mungkin doa kalian akan dikabulkan Allah!

1. Kalian mengakui kekuasaan Allah, tetapi kalian tidak memenuhi hak-hak Nya.

2. Setiap hari kalian membaca Al Qur’an, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya.

3. Kalian selalu mengaku cinta kepada Rasul, tetapi kalian meninggalkan pola perilaku sunnah-sunnahnya.

4. Setiap hari kalian membaca ta‘awudz, berlindung kepada Allah dari syaitan yang kalian sebut sebagai musuhmu, tetapi setiap hari pula kalian memberi makan syaitan dan mengikuti langkahnya.

5. Kalian selalu menyatakan ingin masuk sorga, tetapi perbuatan kalian justeru bertentangan dengan keinginan itu.

6. Katanya kalian takut masuk neraka, tetapi kalian justeru mencampakkan dirimu sendiri ke dalamnya.

7. Kalian mengakui bahwa maut adalah keniscayaan, tetapi nyatanya kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

8. Kalian sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi terhadap kesalahan dirimu, kalian malah tidak mampu melihatnya.

9. Setiap saat kalian menikmati karunia Allah, tetapi kalian lupa mensyukurinya.

10. Kalian sering menguburkan jenazah saudaramu, tetapi kalian tidak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu.

Wahai penduduk Basrah, ingatlah sabda Nabi: Berdoalah kepada Allah, tetapi kalian harus yakin akan dikabulkan. Hanya saja kalian harus tahu bahwa Allah tidak berkenan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main-main.

Hadapilah Dengan Senyuman!

Hadapilah dengan senyuman! Ketika datang rasa sakit yang mendera kita hanya bisa menangis, memohon dan berdoa pada Allah, kekuatan dan mustajabnya doa ditengah sakit hanya akan dipercaya oleh mereka yang pernah mengalami sakit dan putus asa, Itulah yang dirasakan seorang ibu separoh baya yang bertutur di Rumah Amalia. Dokter memvonis bahwa cairan diparu-paru harus dibuang! Paru-paru sebelah kiri terlihat tiga jari tetapi kemudian menjadi enam jari, disaat dirinya terserang flu, flunya sembuh namun batuknya masih. Bila sedang berbaring menjadi terbatuk-batuk. Tidur harus miring bila terlentang seperti ada yang menekan, hal itu membuatnya terbatuk-batuk. Perkiraan dokter umurnya tinggal tujuh bulan lagi. Suaminya menangis melihat batuknya yang berkepanjangan dan paru-parunya semakin terendam. Suami dan anak-anaknya seolah berpikir inilah akhir dari hidupnya.

Proses penyedotan cairan di Rumah Sakit dilaluinya. Beliau merasakan sakit yang luar biasa, selang yang dimasukkan ternyata lebih besar dari yang dibayangkan dan lebih kaku. Kalau salurannya dibuka untuk membuang cairan membuat dirinya terlonjak bangun dan terbatuk-batuk, bagian dada atas sampai perut bagian kanan sakit sekali. Tidak tergambar rasa sakitnya. Penuh rasa syukur, doa dan harapan selalu dipanjatkan untuk kesembuhan dan kasih sayang dari suami, anak-anak dan saudara juga teman-temannya. Apalagi ketika penyakitnya bertambah, maagnya kambuh karena tidak tahan dengan obat penahan nyeri yang diberikan dokter. Bahkan beliau menolak diinfus karena susah mencari vena yang telah rusak kemoterapi yang pernah dilakukan. Menolak ditusuk-tusuk, tidak mau tangannya dipasang selang infus. cairan yang dikeluarkan dari paru-parunya lebih dari tiga liter.

Alhamdulillah, selesai mengeluarkan cairan dari paru-paru, kondisi tubuhnya lebih cepat pulih dan dokter memperkenan pulang. Disaat Suami mengurus administrasi bertanya kepada perawat mengenai hasil laboratorium cairan itu. Perawat mengatakan, "Hasilnya bersih Pak.." Suaminya tidak percaya itu, "Yang benar sus, karena dulu ada sel ganas." Perawat itu menjawab dan menunjukkan, "Bapak, silahkan baca sendiri aja.." Begitu suaminya membaca, air matanya menetes, memanjatkan puji syukur kepada Allah, ia berlari menuju kamar istrinya mengabarkan berita bahagia, mereka berdua menangis, bersyukur atas kasih sayang Allah yang telah disembuhkan dari penyakitnya, sel ganas telah hilang. Subhnallah..!

"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. ar-Raad : 28).

::: Doa Mohon Kekuatan dan Kemuliaan :::

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillaahirrahmaanirrahiim
La qad jaa –akum rasulum min anfusikum ‘aziizun  ‘alaihi maa ‘anittum  hariishun  ‘alaikum bil mu’miniina ra-uufur rahiim .
Fa in tawallau fa qul hasbiyallaahu  laa ilaaha illa huwa  ‘alaihi tawakkaltu wahuwa rabbul ‘arsyil ‘azhiim  ( QS Attaubah 128-129)

Artinya :

Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, terasa berat baginya penderitaan kamu lagi sangat mengharapkan kebaikan bagi kamu, sangat penyantun dan penyayang kepada orang-orang mukmin.
Maka jika mereka berpaling, maka katakanlah,
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-NYA aku bertawakkal , dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang agung “.


Air Mata Sebagai Pahala

Air mata itu adalah permata, dan setiap musibah, ujian atau cobaan adalah pahala. Musibah, ujian atau cobaan yang kita rasakan malam ini begitu sangat perih dan pedih merupakan berkah yang tersembunyi wujud rahmat dan kasih sayang dari Allah bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepadaNya. Sebagaimana sabda Rasulullah, "Tiada seorang Muslim menderita karena kesedihan, kedukaan, kesusahan, kepayahan, penyakit atau gangguan duri yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya." (HR. Bukhari).

Sahabatku, bersyukurlah apapun yang Allah berikan pada kita termasuk datangnya setiap musibah, ujian atau cobaan dalam hidup kita karena hal itu pertanda Allah sayang kepada kita karena air mata yang kita tumpahkan adalah anugerah Allah, pahala yang sangat besar untuk kita.

Senin, 30 Januari 2012

Kesucian Cinta

Kesucian cinta seorang istri untuk menyayangi suami dan anak-anaknya sebuah kehidupan yang begitu indah karena mampu melewati semua luka dan derita sehingga bisa mempertahankan rumah tangganya, anak-anaknya dan suami untuk meraih keridhaan Allah dan kebahagiaan keluarganya. Itulah perjalanan seorang ibu, dalam penuturannya berawal dari sebuah kesuksesan yang diraih suaminya membuat hidup keluarga menjadi lebih baik. Anak-anak yang ke sekolah jalan kaki menjadi diantar pakai mobil. Rumah yang dulu panas kemudian ada pendingin. Kebutuhan hidup yang serba sulit menjadi tercukupi bahkan melimpah. 'Hidup kami bahagia..'tutur beliau. Dipuncak kariernya sang suami terlihat lebih sayang kepada keluarga. Sampai kemudian dikejutkan oleh kenyataan pahit datang tanpa disadarinya. Suaminya meninggalkan rumah dan mengaku telah lama menikah dengan perempuan lain. Hatinya hancur karena harus banting tulang untuk menghidupi anak-anaknya. 'Hanya pada Allahlah saya memohon dan berserah diri..' ungkap beliau. Sampai batas titik nadir Allah Subhanahu wa Ta'ala menguji dirinya. Dalam kondisi dengan hati terluka itulah beliau datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan harapan mendapatkan keberkahan dari Allah sehingga membuka pintu hati suaminya.

Beberapa hari kemudian. Tiba-tiba suaminya datang kembali ke rumah bersama anak kecil dari istri mudanya. Suaminya bercerita bahwa istri mudanya telah meninggal dunia, usahanya mengalami kebangkrutan dan menjadi pengangguran. Dipeluk suaminya dengan tertumpah semua air matanya. Didekap erat tubuh suaminya, dia bersedih sekaligus gembira karena suaminya telah kembali. Air matanya tak terbendung. Seolah penderitaan yang dialami selama ini tak sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh sang suami. "Rumah menjadi ramai karena anggota keluarga bertambah," kata beliau. 'Saya mengajarkan kepada anak-anak memaafkan, bukan melupakan tetapi membalas keburukan dengan kebaikan, membalas kebencian dengan kasih sayang karena begitulah Rasulullah mengajarkan kita, sampai akhirnya anak-anak saya menerima dengan baik' tutur sang Ibu terlihat wajahnya yang telah termakan usia. Setiap hari suaminya pergi mencari nafkah, berangkat pagi sampai pulang malam. Pada suatu hari suaminya sakit terkena bronchitis dan muntah darah. Sebulan ia merawat suaminya. Dielus dan dibelai rambut sang suami yang telah memutih dengan senyuman seorang istri membuatnya sembuh kembali.

"Saya membenci, marah dan kesal. Kasih Sayang Allah menyentuh hati saya agar saya bisa memaafkan, mengasihi dan menyayangi kepada orang-orang yang telah menyakiti hati saya bahkan tiada kenal lelah saya berdoa memohon kepada Allah agar saya dan anak-anak diberi kekuatan untuk bisa bersabar melewati ujian dan cobaan ini. Allah mengabulkan doa saya dan keluarga kami  menjadi penuh kebahagaiaan." Ucap beliau dengan air mata yang bercucuran. Subhnallah...

---
Barangsiapa bertaawakal kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).

Cinta Itu Pengorbanan

Semakin besar luka dan perih dihati maka semakin besar pula pengorbanan yang dibutuhkan. Cinta selalu membutuhkan pengorbanan untuk menerima, memaafkan dan mengembalikan pada posisi semula, menerima orang yang gagal seperti tidak pernah gagal sebelumnya. Cerita itu berawal dari seorang ibu yang menerima telpon dari seorang perempuan dengan mengatakan bahwa dirinya tidak lagi berhak atas suaminya. Setelah merebut suaminya bahkan menteror dan menghancurkan hatinya. Kehancuran hatinya justru bertekad untuk mempertahankan rumah tangga, suami dan anak-anaknya. Sebagai seorang ibu dan istri seolah mendapatkan kekuatan yang begitu besar untuk tetap menjaga dan merawat anak-anaknya. Meski hatinya pilu dan tercabik-cabik, ia tak ingin orang tuanya tahu apa yang sedang terjadi di dalam rumah tangganya. Ditengah kesibukan mencari nafkah dengan bekerja keras demi keberlangsungan hidup, ditengah kesendirian dan perjuangan membesar anak-anaknya tidak membuat dirinya menjauh dari Allah malah semakin mendekat diri kepada Allah memohon agar mendapatkan kekuatan, kesabaran dan pertolonganNya.

Keyakinan akan kekuatan doa itulah yang menyebabkan dirinya berkenan untuk hadir ke Rumah Amalia. Tekadnya untuk mempertahankan rumah tangga, suami dan anak-anaknya merupakan impian indah yang sangat menjadi harapan, dengan sedikit menyisihkan rizkinya untuk bershodaqoh berharap untuk mengharap keridhaan Allah agar menjaga keutuhan rumah tangganya. Perih luka dan pilu dihatinya tidak lagi bisa ditutupinya. Air matanya yang bening mengalir. Anak-anaknya berlarian tak mengerti kegalauan hatinya. Hatinya telah berserah sepenuhnya kepada Allah, apapun yang telah menjadi ketetapan Allah, dirinya menerima dengan penuh syukur. 'Apapun yang Allah telah tetapkan pada kami, ujian, cobaan adalah wujud kasih sayang Allah kepada kami.' tutur beliau. 'Saya bersyukur dengan ujian dan cobaan ini membuat saya dan anak-anak semakin mendekatkan diri kepada Allah.' lanjutnya.

Sampai pada suatu hari, ditengah kesibukannya menyelesaikan tugas kantornya tiba-tiba ada satu peristiwa yang tidak pernah diduganya sama sekali, dering hapenya berbunyi. Terdengar suara yang membuatnya terkejut tak percaya. 'Mah, maafin aku ya..aku khilaf, sudah menyakiti hatimu.' Langsung saja mematikan hapenya. Bagai tersambar petir disiang bolong, hati dan pikirannya kacau, suara itu adalah suara suaminya yang sudah setahun telah meninggalkan dirinya dan anak-anaknya. Beberapa menit kemudian hapenya berdering kembali, mengenali betul bahwa itu adalah nomor yang sama, sampai dering bunyi hapenya mati dengan sendirinya. Air matanya mengalir. Hatinya dikuatkan ketika hapenya berbunyi kembali, dengan bercampur baur semua perasaan ditumpahkan. 'Sebenarnya ayah mau apa? Setahun sudah ayah terlantarkan istri dan anak-anakmu? Minta maafmu tidak bisa menghilangkan rasa perih dihatiku dan derita anak-anakmu? Kamu kejam Mas, Kejam!' Suara itu terdengar penuh dengan isak dan tangis. Terdengar suara parau laki-laki menjawab. 'Mama, aku memang salah. aku bertaubat mah. Aku menyesal. Beri kesempatan untuk memperbaiki kesalahan menjadi ayah dan suami yang baik.' Dihatinya perih terluka, tidak ada sedikitpun tersimpan kebencian pada laki-laki yang telah menjadi suami dan ayah bagi anak-anak sekalipun telah disakiti hatinya. Lama terdiam, akhirnya dia menjawab, 'Mas, pulanglah..aku dan anak-anak merindukanmu.'

Malam itu juga suaminya pulang ke rumah. melihat ayahnya yang berpeluh air mata. Ketiga anak-anaknya segera mendekat dan tanpa disuruh mereka berpelukan dengan ayahnya, menangis sejadi-jadinya. Ayahnya meminta kepada anak-anak dan istrinya agar memaafkan dirinya. Dirinya berjanji akan lebih menyayangi keluarga dan tidak akan pergi meninggalkan rumah lagi. Pernyataan sang ayah begitu sangat tulus disambut dengan ledakan tangis ketiga anak-anaknya dan isak tangis istrinya. Malam pun berlalu dengan rentetan permintaan maaf dan peluk cium, yang saling mengasihi dan penuh kasih sayang. Begitu indahnya, mereka tentang keluarga bahagia karena cinta selalu membutuhkan pengorbanan.

'Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak dan tetangganya bisa dihilangkan dengan puasa, sholat, sedekah dan amar ma'ruf nahi mungkar.' (HR. Bukhari & Muslim).

Minggu, 29 Januari 2012

Istriku, Menangislah Pada Allah

Di Rumah Amalia seorang ibu dengan bercucuran air mata merasakan kepedihan dihati menuturkan disaat mata suaminya terpejam ia melihat air mata yang mengalir dari kedua mata suaminya. Seingatnya didalam perjalanan hidup berumah tangga jarang sekali suaminya menangis, itu adalah yang ketiga kalinya. Dua kali sebelumnya adalah ketika anak satu-satunya yang masih balita meninggal dunia dan kedua disaat ia keguguran yang harus dirawat di Rumah Sakit. Ia duduk di kasur mengusap kepala sang suami, "Mas, hidup dan mati adalah urusan Allah, kita tidak pernah tahu soal itu. Siapa yang menyangka anak kita lebih cepat dipanggil? Mungkin besok malah aku yang dipanggil duluan harus menghadap Ilahi, yang penting kita berserah diri kepada Allah."

Suaminya memeluk tubuhnya, "Berat banget ya Ma, cobaan hidup ini buat kita." Air matanya deras mengucur, ia memeluk suaminya dan ikut dalam tangisan. "Kamu harus kuat Mas, kamu harus kuat..memohonlah pada Allah." Sebelah hatinya tersayat kepedihan karena suaminya terguncang, terpuruk setelah tahu penyakit yang dideritanya, tetapi disisi lain sebagai seorang bersyukur karena disaat mereka terpuruk malah semakin mendekatkan diri kepada Allah, mendorong suaminya agar tegar menatap realitas. Tetapi tak seiring dengan harapan, kondisi sang suami tidak menjadi lebih baik, hari demi hari kondisi suaminya lebih memburuk lagi, panasnya terus meningkat, semakin sulit makan, tepat seminggu di Rumah Sakit panas tubuhnya meninggi melewati temperatur 40.  Kondisi suaminya kian melemah membuat tak sadarkan diri. Berbagai doa dipanjatkan, sentuhan kasih sayang untuk menguatkan dilakukannya, sehari berikutnya siuman. Senyum menghias diwajah suaminya, membisikkan kata-kata lirih ditelinga, "Istriku, menangislah pada Allah" Dihadapannya  sang suami mengucap dua kalimat syahadat sebelum menghembuskan napas terakhir. Suster memakai alat pemicu jantung tapi suaminya tetap tak tertolong, telah berpulang kehadapan Sang Khaliq. Air matanya mengalir deras, melepas kepergian suami yang dicintainya. Semua menjadi tinggal kenangan.

Ketika Ajal Menjemput, Sudah Siapkah Kita?

Malam dingin udara terasa menusuk. Air mata menetes, mengalir begitu saja. Mengingat kematian bisa hadir kapan saja. Bahkan bila Allah menakdirkan detik ini kita meninggal dunia, maka detik inipun kita meninggal dan kita tidak dapat menolaknya. Kita tidak bisa berbuat apapun, sekalipun kita berlari keujung dunia, kematian tetap menjemput kita. Rumah tiba-tiba penuh dengan tangisan. Anak-anak kita menangis. Pasangan hidup kita menangis. Orang tua kita menangis. Teman kantor, kerabat, tetangga, mereka semua menangis. Kita hanya bisa membisu, jasad kita dimandikan, dikafani, kemudian disholatkan. Selesai sholat, tubuh kita dimasukkan keranda. Diangkat dan digotong keliang lahat. Diringi isak tangis orang-orang yang kita kasihi.

Tubuh kita diturunkan diliang lahat seukuran tubuh kita. Dimiringkan ke arah kiblat. Ditutup dengan papan. Tinggallah diri kita dalam kegelapan, sendirian dan kesepian. Tiada seorangpun yang mau menemani diri kita. Bahkan orang paling mencintai kita sekalipun pergi meninggalkan kita. Hanyalah amal kebaikan kita selama hidup didunia yang menemani kita. Amal kebaikan itulah yang menjadi bekal kita. "Apabila nafas seseorang telah mendesak sampai dikerongkongan dan dikatakan kepadaNya. 'Siapakah yang dapat menyembuhkanmu?' dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia telah tiba dan tautan betis kiri dan betis kanan. kepada Tuhanmu-lah pada hari itu kamu dihalau."(QS. al-Qiyamaah : 26-30).

Ketika ajal menjemput, sudah siapkah kita?

::: Rahasia Khusyuk Dalam Shalat :::

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat warak dan sangat khusyuk sholatnya. Namun dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.
Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan bertanya : "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan sholat?"

Hatim berkata : "Apabila masuk waktu solat aku berwudhu’ zahir dan batin."

Isam bertanya, "Bagaimana wudhu’ zahir dan batin itu?"

Hatim berkata, "Wudhu’ zahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu’ dengan air.


Sementara wudhu’ batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :-
1. Bertaubat
2. Menyesali dosa yang dilakukan
3. Tidak tergila-gilakan dunia
4. Tidak mencari / mengharap pujian orang (riya’)
5. Tinggalkan sifat berbangga
6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu
7. Meninggalkan sifat dengki

Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku bersiap shalat dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian ‘Sirratul Mustaqim’ dan aku menganggap bahwa shalatku kali ini adalah shalat terakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.
Setiap bacaan dan doa dalam shalat ku fahami maknanya, kemudian aku ruku’ dan sujud dengan tawadhu’, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas.

Beginilah aku bershalat selama 30 tahun."
Tatkala Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

Insya Allah, Semoga Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
(Dikutip dari buku kisah penuh hikmah 2)

::: Nikmat Wudhu' :::

- Ketika berkumur.. berniatlah dengan..
Ya Allah..ampunilah dosa mulut dan lidahku ..
- Ini karena kita sehari hari kadang membicarakan benda-benda yang tak bermanfaat/berfaedah..

- Ketika membasuh muka..berniatlah dengan..
Ya Allah..putihkanlah muka ku di akhirat kelak..Janganlah Kau hitamkan muka ku ini...
- ini karena Ahli SYURGA mukanya putih berseri-seri...

- Ketika membasuh tangan kanan..berniatlah dengan..
Ya Allah..berikanlah hisab-hisab ku ditangan kanan ku ini...
- ini karena Ahli SYURGA diberikan hisab hisabnya di tangan kanan...

- Ketika membasuh tangan kiri..berniatlah dengan..
Ya Allah..janganlah Kau berikan hisab- hisab di tangan kiri ku ini..
- ini karena Ahli NERAKA diberikan hisab- hisabnya di tangan kiri .

- Ketika membasuh rambut/kepala.. berniatlah dengan..
Ya Allah..lindunganlah aku dari terik matahari di padang Masyar dengan Arasy Mu...
- ini karena Panas di Padang Masyar seperti matahari sejengkal di atas kepala kita..

- Ketika membasuh telinga..berniatlah dengan..
Ya Allah..ampunilah dosa telinga ku ini..
- ini karena terkadang kita mendengar kata kata yang buruk..orang mengumpat..memfitnah dll...

- Ketika membasuh kaki kanan..berniatlah dengan..
Ya Allah..permudahkanlah aku melintasi titian Siratul Mustaqqim'...
- ini karena Ahli syurga melintasi titian dengan pantas sekali..

- Ketika membasuh kaki kiri..berniatlah dengan..
Ya Allah..jauhkan aku dari mendekati tempat- tempat maksiat..
- ini karena Qada' dan Qadar kita di tangan Allah...


banyak di antara kita yang tidak sadar akan hakekat bahwa setiap yang dituntut dalam Islam mempunyai hikmah tersendiri...

Dalil untuk kita berwudhu'...:

"Hai orang-orang yg beriman..apabila kamu akan mendirikan shalat..maka basuhlah muka mu dan tangan-tangan mu hingga siku-siku mu..
dan sapulah kepala mu serta (basuhlah) kaki- kaki mu hingga ke dua mata kaki..." (Al Maaidah, ayat 6)

Sabda Rasulullah SAW ..:

Barangsiapa yang berwudhuk dgn baik kemudian menghadapkan pandangannya ke langit sambil berdoa..maka 8 pintu SYURGA dibukakn untuknya dan dia dapat memasukinya dari pintu manapun yang dia mau...

SEMOGA BERMANFAAT.

::: "Allah Menjawab AL-FATIHAH Kita" :::

Seberapa sering kah kita membaca Al-Fatihah secara terburu2 dalam Shalat kita??
Sadarkah kita bahwa Allah menjawab do'a kita setiap ayat per ayat ??
Allah menjawab do'a kita dengan penuh kasih sayang...

***
Dari 'Ubaidah bin shamit r.a,Rasulullah telah bersabda:"Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surah AL-FATIHAH".

Riwayat dari Abu Hurairah pula,rasulullah telah bersabda:" Barangsiapa yang tidak membaca AL-FATIHAH di dalam shalat,maka shalatnya itu tidak sempurna.(Rasulullah telah mengulangi kenyataan ini sebanyak 3 kali)".

Lalu sahabat bertanya kepada Abu Hurairah:"Bagaimana pula kalau kami mengikut imam?".Jawab Abu Hurairah:"Bacalah perlahan-lahan.Karena aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:

Bahwa Allah berfirman:"Shalat itu aku bagi 2 yaitu antara AKU dan hamba-KU.Untuk hamba-KU ialah apa yang dimintanya...

Apabila hamba-KU mengucapkan:Alhamdulillahi rabbil 'alamin(segala puji bagi Allah,Tuhan seru sekalian alam)
AKU menjawab:hamdani 'abdi(hambaku memujiku)

Apabila hamba-KU mengucapkan:Arrahmanirrahim(Yang maha pengasih lagi maha penyanyang)
AKU menjawab:'Atsna alayya 'abdi(hambaku menyanjungiku)

Apabila hamba-KU mengucapkan:Maliki yaumiddin(Maha penguasa hari kemudian)
AKU menjawab:Majjadani abdi(hambaku mengagungkanku)

Apabila hamba-KU mengucapkan:iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in(kepada Engkau kami menyembah dan kepada Engkau kami minta pertolongan)
AKU menjawab:Hadza bayni wa bayna abdi,wali abdi wa saala(inilah bahagianku dan bahagian hambaku yg dimintanya)

Apabila hamba-KU mengucapkan:Ihdinash siratal mustaqim,siratal ladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdubi 'alaihim waladh-dhaalin(pimpinlah kami ke jalan yang lurus,yakni jalan yang tidak engkau murkai dan tidak pula jalan orang yang sesat)
AKU menjawab:Hadza li abdi,wali 'abdi ma saala(inilah milik hambaku,dan bagi hamba-KU apa yang dia minta)

itulah semua jawaban Allah apabila setiap kali kita membaca AL-FATIHAH
Subhanallah..
begitu sayangnya Allah pada kita..
Dia membalas setiap kalimat do'a yang kita panjatkan kepadaNya..
tapi, pernahkah kita memberikan-Nya waktu untuk menjawab do'a kita??
Kita yang selalu membaca Al-Fatihah dengan cepat, tanpa memberi Jeda untuk Allah menjawab do'a kita....
Kita jarang memberikan kesempatan pada Allah untuk menjawab do'a kita, yang padahal, Allah sangat ingin berbincang dengan kita lewat do'a kita..


Semoga bisa menjadi bahan renungan...

Wallahu a'lam bishawwab..

Sabtu, 28 Januari 2012

Air Mata Seorang Ayah

Hari ini saya membuka email, hati saya terasa tersentak. Air mata mengalir tak kuasa untuk ditahan. Setiap baris kalimatnya saya baca. Kata-katanya menghunjam dihati bahkan mengoyak kelubuk yang paling dalam. Beliau menuturkan sebagai berikut. 'Mas Agus, putra saya meninggal dunia di usianya 2 tahun. tepat satu hari sebelum hari kelahirannya. Hari Ahad ketika saya libur, seharian kami bermain. Saya, istri dan anak bercanda seolah tiada mengerti apa yang akan terjadi. Badannya panas tiba-tiba, siang itu juga saya membawanya ke dokter. Tidak ada perkembangannya. Malamnya kembali saya membawanya ke Rumah Sakit dan anak saya yang sekecil itu harus diinfusnya dan mendapatkan oksigen. Sampai anak saya koma dan akhirnya tiada. Air mata saya tertumpah. Isak tangis tak bisa saya tahan. Saya memeluknya dan mencium wajahnya. Saya katakan pada, 'Sayang, ayah selalu mencintaimu. Kembalilah padaNya. Ayah ikhlaskan kamu..sayang.'

Dikalimat beliau selanjutnya ada kata-kata yang begitu indah namun terasa sebuah kepedihan dihati yang teramat dalam dan sebuah renungan bagi kita sebagai orang yang beriman, 'Saya yakin Mas Agus Syafii. musibah dengan meninggalnya anak saya ini adalah ladang peningkatan iman dan taqwa saya dan istri saya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saya selalu ingat hadist Nabi Muhammad yang sering Mas Agus kutip. 'Sungguh menakjubkan orang yang beriman karena segala urusannya adalah baik bagi dirinya. Dalam hal ini tidak akan terdapat melainkan orang yang mukmin. Apabila ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur karena hal itu baik untuknya. Dan apabila tertimpa musibah, ia bersabar karena hal itu baik juga untuknya. (HR. Muslim).

Sungguh hebat beliau seorang ayah yang juga sebagai seorang mukmin mampu melewati semua penderitaan dan kepedihan dihatinya, disetiap tetesan air matanya adalah ladang peningkatan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah Air mata ayah. Subhanallah.

Doa Untuk Ibu

Malam hujan turun rintik-rintik. Angin bertiup dingin menusuk tulang. Dipojok ruang yang sempit nampak ada yang sedang menunaikan sholat. Dalam sholatnya terlihat khusyuknya. Air matanya mengalir membasahi baju. Terdengar isak tangis yang membuat hati terasa pilu. Sholat itu menjadi terasa begitu indah. Selesai salam dia memanjatkan doa. Tak lama hanya ada kesunyian dan tarikan napas. Disambil orang yang sholat, ada seorang sahabat yang duduk disampingnya. "Apa kamu pernah marah sama Allah?" tanya sahabatnya.

Terdengar suara istighfar tak putus-putus. Air matanya masih terus saja mengalir. Beberapa tangannya mengusap pipinya yang basah. "Pernah..tapi itu dulu, sekarang tidak." "Kenapa?" "Karena Dia tidak adil, hanya penderitaan yang selalu Dia berikan. Bertahun-tahun aku menjauh, melupakanNya, aku kecewa padaNya." Kesunyian kembali senyap. "Lantas untuk apa kamu sholat malam ini?" Ditatap wajah temannya yang sedang terdiam. Seumur hidup dirinya sholat tidak pernah sampai bisa meneteskan air mata bahkan menangis terisak-isak. Dirinya teringat bagaimana Rasulullah senantiasa menangis setiap sholat malam. Malam ini dia melihat sahabatnya menunaikan sholat dengan menangis terisak-isak, begitu menyayat hatinya. "Ibuku meninggal malam ini, aku tidak tahu cara berdoa. aku hanya bisa sholat untuk mendoakan ibuku."

Jumat, 27 Januari 2012

Menemukan Jodoh Dalam Islam

Sahabatku, urusan Jodoh itu ditangan Allah, nah lalu bagaimana cara mengenali jodoh dalam islam. Tips ini berguna bagi anda yang sedang mencari jodoh . Tanda jodoh dalam Islam itu adalah 3 M. Apa itu? Siapa yang paling bisa memaklumi, memaafkan dan memberi. Insya Allah dia jodoh anda. Jadi kalau mau mencari jodoh, carilah yang bisa melakukan memaklumi, memaafkan dan ingin selalu memberi supaya hubungan cinta dapat langgeng dan tidak rapuh. Jadi jodoh itu tidaklah didasarkan nafsu duniawi, ganteng, kaya namun lihatlah kokoh aqidahnya, rajin ibadah dan indah akhlaknya.

Sahabatku, Kebahagiaan didalam hidup ini kita bersama jodoh kita bisa mengarungi bahtera kehidupan dalam menghadapi badai & gelombang kehidupan. Komunikasi, saling menyesuaikan diri dengan pasangan, pengorbanan, ingin selalu memberi, memaklumi & memaafkan hanya akan hadir bila di dalam hati kita ada keimanan pada Allah maka Allah melimpahkan keindahan dalam hidup kita bersama orang yang kita cintai. 'Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuarngan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang2 yang sabar, yaitu orang2 yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, 'Inna lillahii wa innaa ilaihi raajiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurnah & rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang2 yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

Kamis, 26 Januari 2012

Kepahitan Hidup

Kepahitan hidup datang menghempas tanpa kita duga. Kenapa ini harus terjadi? Kenapa harus aku yang mengalaminya? Begitulah pertanyaan yang terlontar seorang laki paruh baya, ia tidak pernah tahu penyebabnya bagaimana peristiwa itu terjadi, ia juga tidak bisa menentukan apa yang terjadi, walau ia berusaha semaksimal mungkin sesuatu terjadi diluar kemampuan dirinya. Sore itu ia bertutur pada saya di Rumah Amalia, dirinya mengalami kecelakaan fatal yang nyaris merenggut nyawanya, walau selamat, ia mengalami guncangan yang teramat berat, jiwanya yang kuat terkadang tidak mampu menanggung beban sebesar itu. Setiap kali sendiri, selalu saja muncul kegelisahan hatinya, apakah yang dilakukan di dalam hidupnya selama ini sudah benar? Teringat masa muda yang bergelimang dosa, jauh dari Allah. Anak dan istrinya menderita karena tidak terurus dengan alasan sibuk kerja.

Air matanya mengalir, terucap lirih, 'Ya Allah ampunilah hambaMu ini' Ia masih teringat ketika mengendarai mobilnya, ia sudah berhati-hati, ia membawa mobilnya dengan baik, tetapi entah kenapa masih saja ia mengalami kecelakaan? Ia sudah mengantisipasi semua hal, tetap juga kena musibah. Peristiwa yang dirasakan membuat ia tenggelam dalam kesedihan, tidak mengerti kenapa semua itu terjadi pada dirinya. Adakah yang bisa menjawabnya, Ribuan pertanyaan, dirinya tidak pernah menemukan jawabannya. Mengapa musibah ini membuat hidupku menderita? Hanya Allahlah mengetahui jawabannya, kita hanyalah aktor yang telah ditetapkan oleh Allah untuk mengikuti skenarionya. Allah telah menyiapkan alur cerita, ada bagian cerita yang indah, ada cerita yang penuh isak dan tangis. Beberapa hari kemudian setelah pulang dari Rumah Sakit, Istri & anaknya telah meninggalkan rumah. Air matanya yang mengalir setiap malam tidak membuat anak dan istrinya kembali. Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya membuatnya lebih mendekatkan diri kepada Allah & bisa lebih bersabar dalam menjalani hidup. Sholat fardhu senantiasa dikerjakan tepat waktu. Kepahitan hidup telah membuatnya tersadar akan cinta & kasih sayang anak & istrinya, ia telah menyesali apa yang telah dilakukannya, memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang pernah dilakukannya.

'Hai orang2 yang beriman, mintalah pertolongan (kpd Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang2 yang sabar' (QS. al-Baqarah : 153).

Senin, 23 Januari 2012

Aku Mencintai Karena Aku Mencintai Allah

Imam Syafii pernah ditanya oleh istrinya, "Suamiku, apakah engkau mencintaiku?" Beliau menjawab, "Ya tentu saja, dirimu bagian dalam hidupku." Mendengar itu istrinya bertanya, "Apakah engkau juga mencintai Allah? Bagaimana mungkin dua cinta menyatu dalam hati seorang mukmin, Cinta kepada Allah dan juga mencintaiku?" Beliau tersenyum dan mengatakan kepada istrinya dengan pandangan mata yang lembut penuh kasih sayang. "Karena cintaku kepada Allah, maka aku mencintai makhlukNya, memperlakukan dengan hormat dan penuh kasih sayang istriku, anak-anakku dan sesama. Aku mencintaimu karena cintaku kepada Allah."

Sahabatku, cintailah pasangan cinta kita karena cinta kita kepada Allah, perlakukanlah dengan hormat pasangan kita, setia dan mencintai dengan setulus hati. Kehidupan di dalam rumah tangga sangat dinamis, kebahagiaan, kesedihan, kebencian, senyuman semua datang silih berganti. Jika pasangan suami dan istri saling memahami terus ditumbuhsuburkan, maka akan selalu ada tunas cinta yang bersemi. Jika tunas cinta terus bersemi akan selalu bunga-bunga yang bermekaran, menebarkan semerbak harum wangi dipagi hari menyambut kehidupan yang indah. Sahabatku, para suami, bersabarlah menghadapi kekurangan istri, selalu ingatlah akan pengorbanannya. Sahabatku, para Istri, bersabarlah dengan kekurangan suami, ingatlah selalu kebaikannya. Bila datang masalah dan konflik bukan saling menggugat kelemahan dan mengeluh pengorbanan yang telah pernah kita lakukan namun saling mengakui dengan setulus hati, memahami, memuji. Disinilah rahmat Allah turun melimpahkan kembali sehingga cinta bersemi kembali, disela hempasan badai dan gelombang samudra kehidupan yang datang siling berganti.

Seorang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik kepada istrinya. (HR. Bukhari).

Minggu, 22 Januari 2012

Cobaan Mengobati Penyakit Hati

Setiap ujian dan cobaan adalah obat paling ampuh menyembuhkan penyakit hati, kesombongan, ujub dan kekotoran hati yang ada pada diri kita. Semua jenis penyakit hati akan membawa bencana dalam hidup kita di dunia dan di akherat. Tetapi Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan berbagai ujian dan cobaan menjadi benteng bagi kita terhadap kehancuran yang jauh lebih dahsyat. Bila Allah tidak mengobati kita dengan berbagai ujian dan cobaan niscaya kita melampaui batas, berbuat dzalim dan sewenang-wenang dimuka bumi dan menebarkan berbagai kerusakan karena tabiat kita sebagai manusia apabila mendapatkan perintah dan larangan yang menembus sampai ke hati. Toh, kita tetap saja melakukan kerusakan dan kedzaliman di muka bumi.

Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya maka diberi kita obat dengan ujian dan cobaan menurut kadar keadaan untuk membasmi berbagai penyakit, dengan demikian  Allah berhasil membimbing kita dan membersihkan serta menjernihkan hati kita sehingga patut menerima martabat paling mulia di dunia yaitu menjadi hambaNya. Kita senantiasa diingatkan agar kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Patutlah kita menyadari, untuk apa kita berlaku sewenang-wenang dalam hidup ini? Padahal kesewenang-wenangan pasti akan musnah Bahkan banyak orang mengalami sebaliknya, Dulu berbuat dzalim kemudian didzalimi dan ditindas oleh orang lain karena Allah yang membalikkan semua kehidupan. 'Sesungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata padanya, 'Jadilah' maka terjadilah ia. (QS. Yasiin : 82).

Betapa banyak orang yang kaya mendadak miskin. Betapa banyak orang yang berkuasa tiba-tiba menjadi narapidana. Betapa banyak orang yang sehat mendadak sakit. Betapa banyak orang membanggakan dirinya kemudian jatuh tersungkur dalam kehinaan. Maha Suci Allah yang senantiasa memuliakan Hamba-HambaNya dengan berbagai cara.

Jumat, 20 Januari 2012

Ketulusan Hati Seorang Suami

Pernah di Rumah Amalia seorang Ibu bertutur tentang ketulusan hati suaminya.  Kehidupannya selama ini dikatakan mengalir dengan mudah. Dirinya bekerja diperusahaan swasta nasional yang bonafit dengan posisi jabatan yang cukup lumayan karena posisi inilah ia sering melakukan perjalanan keluar kota. Dalam setiap bulan bisa dua atau tiga kali penerbangan dan setiap bepergian bisa tiga hari. Praktis suami dan anak ditinggalkannya sehingga bagi suami dan anaknya tidak pernah mempermasalahkan aktifitas kerjanya. Selama lima tahun perkawinan, ia hampir tidak pernah melayani suami dengan menyediakan air putih atau teh hangat, mempersiapkan baju kerja suami namun suaminya tidak pernah memprotes, dia terbiasa menyiapkan semuanya sendiri.  Kesabaran & pengertian suami inilah yang malah membuat ia semakin seenaknya. Setiap minggu senantiasa menunjukkan agenda kegiatannya yang padat dan meminta suami mengurus segala keperluan rumah tangga, pernah ia ditegur oleh suami, 'Mama kalo nyuruh ama ayah kok kayak nyuruh ama bawahan ya?'

Terkadang teguran suami dianggap sebagai usaha menghalangi kariernya. Sampai ia pernah mengatakan. 'Saya sudah terbiasa mandiri, tidak ada suami, saya juga bisa hidup sendiri.' Mendengar apa yang diucapkan istri, suaminya malah meminta maaf bila kata-kata yang diucapkannya salah. begitulah suaminya dipenuhi dengan kesabaran & pengertian. Kemudian pada suatu hari ibu itu mengalami musibah terjatuh ketika berada di kantor disaat sedang berlari, sampai tulangnya patah. Sampai dirinya segera dibawa ke Rumah Sakit. Kondisis membuatnya tidak bisa bergerak, hanya terbaring lemah. Kakinya terasa sakit yang sangat luar biasa bila digunakan untuk menggeser sedikit aja. Disaat kondisi seperti inilah ia mendapatkan tamparan atas kesombongannya selama ini. Suaminya dengan penuh kesabaran membantunya, terutama ketika BAB ditempat tidur. Sehari di rumah ia masih sombong an selalu mengeluh namun suami tidak berkata apapun. Dengan sabar sang suami memandikan, memijat punggung dan membesarkan hati istrinya.

Air mata sang ibu mengalir, saya mendengarkannya. Sementara suami duduk disampingnya dan memangku sang buah hati. Terlihat rintik hujan membasahi jalanan. Di Rumah Amalia terlihat anak-anak sedang berlarian. Ibu melanjutkan kisahnya, Pernah suatu ketika ia begitu sangat ingin buang air besar, ia memaksa pergi ke kamar mandi, suaminya melarang, malah membuatnya marah dan mengatakan bahwa suaminya tidak perlu membantu. Dengan angkuh ia merangkak ke kamar mandi dengan menahan rasa sakit berderai air mata, tiba-tba sebuah tangan merengkuh & memeluknya. Ia terkejut melihat suaminya meneteskan air mata. 'Ma, saya tidak akan pernah keberatan membantu mama sekalipun mama sudah tidak berdaya & maut  menjemput sekalipun, ayah hanya berharap mama lebih sabar & ikhlas. Aku mohon ma, bersyukurlah karena hanya lutut yang cidera.' Suaminya kemudian menggendongnya ke tempat tidur, mengambil pispot dan membantu BAB tanpa jijik. Sang istri menangis dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Ya Allah, ampunilah hambaMu ini yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, Engkau berikan suami yang sabar & penuh pengertian serta anak yang lucu.'

Disaat itulah ia menangis dibahu suaminya. 'Yah, maafkan mama ya..Bantu mama menjadi istri & ibu yang baik.' Sejak peristiwa itu telah membuat mata beliau terbuka betapa hati seorang suami betapa hangat penuh kasih sayang dan ikhlas. Anaknya yang masih kecil juga sudah mengerti apa yang sedang terjadi. Segera memeluk dan menciumi pipi mamanya. Ujian & cobaan yang telah dilalui menyadarkan betapa Allah Maha Besar telah menganugerahkan kebahagiaan untuk dirinya, suami dan sang buah hatinya. Tiada henti sang ibu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah karena telah diberikan suami yang penuh pengertian & anaknya yang manis serta lucu.

Kamis, 19 Januari 2012

Tips Mudah Bertemu Jodoh

Sahabatku, Jodoh sudah ditakdirkan Allah, jodoh anda tidak akan kemana-mana dan akan datang jika waktunya tiba. Tugas anda hanyalah berusaha & berdoa untuk segera menjemput jodoh anda. Jangan berputus asa dan bersabarlah dalam menjemput jodoh yang telah ditetapkan Allah.  Allah memberikan pilihan dalam memberikan jodoh untuk anda. Pertama, adalah cepat mendapatkan jodoh. Kedua, lambat mendapatkan jodoh. Pilihan ketiga, menunda mendapatkan jodoh sampai bertemu jodohnya diakhirat kelak. Apapun pilihannya jodoh yang ditentukan Allah, itulah yang terbaik bagi anda. Lantas bagaimana cara mudah bertemu jodoh?

Sahabatku, cara cepat bertemu jodoh adalah Perbaikilah diri dan tingkatkan ketaqwaan anda kepada Allah. Terkadang tanpa kita sadari, kita mendikte Allah tentang jodoh kita. Ketika datang seseorang yang mendekati kita untuk membangun hubungan yang serius mewujudkan keluarga sakinah, kita terburu-buru menolaknya, karena tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Cobalah, bila memang ada yang hendak serius tidak serta merta untuk ditolak namun dipetimbangkan terlebih dahulu sekaligus berdoa memohon petunjuk Allah, bisa jadi orang itu yang memang yang dikirim Allah untuk jodoh anda. Berprasangka baiklah pada Allah dan berprasangka baiklah kepada siapapun yang memang hendak berta'aruf dengan anda. Bisa jadi seseorang yang kita anggap buruk, dia adalah baik untuk kita dan yang kita anggap baik, dia adalah orang yang buruk untuk kita. Maka mohonlah yang terbaik menurut Allah maka terbaik pula untuk kita.

Rabu, 18 Januari 2012

Kepedihan Yang Menguncang Jiwa

Kepedihan mengguncang jiwanya. Laki-laki separuh baya matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada suara dan kata yang terucap, Wajahnya nampak sejuk dan damai. Hatinya tersenyum seolah bicara, tak ada hidup yang sempurna tanpa ujian. Sebagai seorang muslim beliau banyak diberikan kemudahan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kehidupan datar dan lurus lalu menanjak mencapai kesuksesan dalam karier. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa semakin lengkap dengan kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan bagi seluruh anggota keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain. Putra pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup. Kejadian itu benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang penuh lumpur, terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama berbulan-bulan beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah pergi. Sungguh tak terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan kariernya. Kejadian itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat keberadaan Allah, 'Kenapa Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya.

Ujian keimanan berikutnya, justru menimpa pada istrinya. Istrinya terserang kista dirahimnya. Dokter memvonis istrinya berisiko tinggi jika hamil lagi. Tentu saja sebagai suami hal itu membuatnya sangat terpukul dengan pernyataan itu. Dia teringat bagaimana masa2 indah dilalui berdua & dirinya sangat khawatir terhadap kondisi sang istri. Kemudian dia berinisiatif untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia. Sungguh menakjubkan, ternyata kista istrinya bisa sembuh tanpa harus operasi. Terlebih kehamilan yang kedua telah membuat hidupnya menjadi terasa bahagia. Kelahiran anak yang dinanti memhiasi indah hidup ini dengan penuh syukur.

Dua ujian berat semakin menyadarkan beliau dan keluarganya agar semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Terlebih dengan kehadiran sang buah hati, seolah diberikan anugerah yang tiada tara. Sehingga beliau berjanji tak akan pernah berhenti untuk bersyukur. Dengan bershodaqoh sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Beliau bertutur malam itu di Rumah Amalia, ' Saya sadar, Allah itu Maha Baik. Allah selalu memberikan apapun yang kami mohonkan.' Subhanallah. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman: 77).

Senin, 16 Januari 2012

Jagalah Hati Sepanjang Hari

Jangan pernah meremehkan suasana hati anda sebab kalau hati sedang dalam kondisi buruk, bisa merusak kesehatan bahkan bisa berakibat pada kematian, berdasarkan penelitian dari Dr. Ghanshyam Pandey dari University of Illinois, Chichago, belum lama ini kasus memburuknya kesehatan & mempercepat kematian ditengah masyarakat karena dipicu oleh suasana hati yang buruk.  Kondisi memburuknya suasana hati disebabkan banyak faktor, diantaranya putus asa, patah semangat secara sekilas tidak berbahaya namun bisa berakibat fatal. Gangguan umum yang berkaitan dengan suasana hati yang memburuk dalam beberapa bentuk seperti gangguan tidur, gangguan pada kulit, gangguan pada perut, tekanan darah, pilek, migran, sakit kepala yang disertai dengan mual dan gangguan penglihatan, sejumlah penyakit tulang, ketidakseimbangan ginjal, kesulitan bernapas, alergi, serangan jantung dan membengkakan otak, tentu saja tidak semua jenis penyakit itu  berkaitan dengan suasana hati namun secara alamiah telah dibuktikan bahwa penyebab gangguan kesehatan semacam itu lebih disebabkan faktor kejiwaan.

Putus asa, kekecewaan, depresi dan berbagai jenis penyakit yang menimpa banyak orang adalah suasana hati yang selalu diliputi oleh kekhawatiran akibat perasaan seperti cemas, takut, merasa tidak aman, ledakan emosional yang berlebihan dan berbagai tekanan yang merusak keseimbangan tubuh. Ketika seseorang mendapatkan tekanan atau beban diluar batas kesanggupan dirinya, tubuhnya bereaksi dan membangkitkan bunyi sirine sebagai tanda bahaya  sehingga memicu reaksi biokimia didalam tubuh, kadar andrenalin meningkat, reaksi tubuh meninggi, gula, kolesterol dan asam lemak bergerak ke dalam aliran darah, tekanan darah menjadi meningkat dan denyut jantung berdetak kencang. Glukosa berjalan menuju otak, kadar kolesterol naik, dan semua ini membuat tubuh memburuk.  Semua perubahan yang terjadi pada tubuh dari keadaan yang semula sehat ke kondisi sakit disebut sebagai penyimpangan citra tubuh atau 'Distortion of body image' adalah dampak dari suasana hati yang memburuk yang menyerang kondisi kesehatan tubuh. 

Maka disinilah pentingnya arti ketenteraman hati bukan hanya membuat nyaman namun juga membuat tubuh anda menjadi sehat. Ketenteraman hati anda hanya bisa anda dapatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah, semakin dekat anda kepada Allah dengan selalu mengingatNya maka semakin mudah hati anda menjadi tenteram. 'Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.' (QS. Ar-Raad 28). 

Minggu, 15 Januari 2012

Terluka Itu Indah

Mengapa terkadang Allah membiarkan kita terluka dan menderita yang seolah tiada akhir, begitu teramat berat dan penuh tetesan air mata? Terluka itu indah, sebab luka dan derita adalah wujud Kasih Sayang Allah yang melatih kita agar bersabar dalam hidup ini, dengan kesabaran Cinta Allah menopang dan menguatkan kita menjalani "duri-duri" tajam taman bunga kehidupan sehingga mengubah derita menjadi bahagia. Begitu juga seorang perempuan muda yang hatinya terluka, air matanya menetes. Perjalanan hidupnya tidak selalu indah namun hatinya tegar bagai batu karang. Begitu sangat terpukul dengan keputusannya sendiri setelah memaksa minta cerai dari suaminya. Meskipun menang dalam keputusan sidang pengadilan dan berhak atas dua anaknya, rasa sepi dan sendiri, tertekan batin dan kekosongan pasca perceraian tetap menghantuinya.

'Saya menangis setiap kali mengingat kata-kata suami saya yang sangat menyakitkan hati, tetapi saya mencoba untuk memaafkan tetapi sangatlah sulit.' tuturnya. Untuk menghilangkan rasa perih dihati dirinya bekerja. Menyibukkan dengan berbagai kegiatan, malah membuat jauh dari Allah dan berlumuran dosa. Kehadiran laki-laki lain telah mengisi hatinya, tersadar atas semua perbuatan, Apakah Allah akan mengampuni dosa-dosa saya? Begitu tuturnya. Tidak lama kemudian, orang yang dicintainya malah memukulinya dan menginjak-nginjak harga dirinya. 'Saya hampir bunuh diri karena tidak sanggup menanggung derita ini Mas Agus, saya mencoba meminum racun serangga tapi teringat anak-anak ama siapa mereka kalo ibunya mati?'

Hari itu kedatangannya hadir di Rumah Amalia untuk bershodaqoh memohon Allah agar semua masalahnya bisa selesai. Air matanya mengalir dengan derasnya. Beberapa kali tisu digunakan untuk mengusapnya. Tak kuasa menahan kesedihan yang teramat dalam. 'Alhamdulillah, hati saya menjadi tenang.' ucapnya. Sebulan setelah itu dirinya bertemu dengan mantan suaminya. ' Sungguh ajaib, saya merasa sangat merindukan dia. Tidak ada lagi kebencian dihati saya.' Doa itu telah didengar oleh Allah, cintanya telah disatukan kembali. Akhirnya mereka sepakat untuk ishlah atau rujuk dan berkumpul kembali dalam mahligai rumah tangga penuh dengan kebahagiaan. Itulah bukti cintanya kepada Allah telah mengubah derita bahagia.

Sabtu, 14 Januari 2012

Berharap Pasangan Yang Sempurna

Allah telah memberikan modal dasar agar kita dapat membangun keluarga kita menjadi keluarga sakinah, yaitu ditiupkannya rasa kasih dan sayang. Selanjutnya kita sendirilah yang memupuk dan merawat kasih dan sayang itu agar tidak menciderai perjalanan dalam membina rumah tangga. Salah satu yang dapat membuat kasih sayang suami istri menjadi terkoyak adalah 'berharap kesempurnaan pada pasangan.' Ada ungkapan 'dimana tak ada cinta yang mendalam, takkan ada kekecewaan yang mendalam.' Begitulah masa sebelum ijab kabul dilangsungkan atau saat awal pernikahan, ketika cinta hadir memenuhi ruang hati, suami atau istri memandang pasangan hidupnya begitu teramat sempurna, tanpa noda & cela karena kita tenggelam dalam bayangan indah bukan apa yang sebenarnya kita lihat sebuah kenyataan yang ada didepan mata kita.

Seiring waktu noda dan cela nampak terlihat, api cinta mulai meredup, masing2 pasangan tak menyadari kondisi yang tengah dialaminya. Kesempurnaan pasangan tetap menjadi fokus keinginan. Tenggelam dalam bayangan indah. Terbuai dalam impian. Padahal diawal pernikahanpun pasangan kita memang tidaklah sempurna, karena memang tidak ada manusia yang sempurna. Dalam pengertian, pasangan kita bukanlah sosok yang bisa memenuhi semua apa yang kita inginkan. Jadi, akar permasalahannya adalah bukan penurunan kualitas kesempurnaan pasangan kita tetapi rasa cinta yang tidak lagi menggebu seperti dulu. Karena itulah, berharap pasangan yang sempurna hanya akan membuat kasih sayang yang sudah terjalin menjadi terkoyak. Ketika kita menuntut pasangan hidup kita untuk sempurna maka nampak adalah berbagai ketidaksempurnaan ada didepan mata kita.

Ada nasehat yang baik dari Imam Syafii bila kita berharap pasangan yang sempurna, 'Jika kita membayangkan pasangan yang sempurna tetapi kita menikah dengan pasangan yang tidak sempurna dan kita berharap kesempurnaan, maka pilihannya hanya ada dua. Pertama, hapuskan saja bayangan kesempurnaan itu dan terimalah pasangan kita sebagaimana adanya atau campakkanlah pasangan anda dan terimalah bayangan kesempurnaan itu sebagai pasangan hidup anda.' 'Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir' (QS. Ruum :21).

Jumat, 13 Januari 2012

Jodoh Yang Tidak Disangka

Ada seorang gadis yang menangis kepada Allah karena belum menikah, pada saat itu dirinya memohon pada Allah agar memberikan jodoh yang baik dan menjadi imam bagi dirinya, sudah lewat 30 tahun usianya kekhawatiran tentu ada apalagi ia anak yang pertama dan masih memiliki adik, sementara ibunya membesarkan seorang diri. Kesibukannya bekerja, sang ibu selalu mengingatkan kapan dirinya menikah? yang ada hanyalah dijawab dengan tetesan air mata. Gajinya yang lebih dari cukup untuk membiaya sekolah adiknya dan menghidupi sang ibu.  

Dengan bertekad untuk bershodaqoh di Rumah Amalia, hanya memohon kepada Allah berkenan memberikan jodoh yang baik oleh Allah. Ia yakin jodoh adalah kehendak Allah dan hanya Allah yang akan memudahkan dan menyegerakan jodoh untuknya. Sebulan kemudian ia menerima karunia Allah dengan tidak disangkanya. Suatu ketika dirinya sedang berada di ruang tunggu dokter untuk periksa kesehatan sambil menunggu giliran. Tiba-tiba ada seorang ikhwan mengajak berkenalan. Dari perkenalan itu ikhwan itu melamar dan mereka menikah. Belakangan ia tahu bahwa suaminya jatuh cinta karena buku yang dibacanya yang berjudul "40 Tanggung Jawab Istri Terhadap Suami." Alasan suaminya sangat sederhana, "Gadis ini belum menjadi seorang istri tetapi sudah berusaha untuk menjadi istri yang baik berarti dia, gadis yang sholehah."

Ajaib, begitulah cara Allah penuh misteri dalam melimpahkan karuniaNya yang indah. Karunia itu hadir disaat kita tidak duga dan ditempat yang tidak disangka, bisa hadir dimana saja dan kapan saja tetapi ada satu yang hal tidak bisa dipungkiri yaitu karunia Allah akan selalu hadir kepada orang yang gemar berbuat baik bagi sesamanya. Sebagaimana Firman Allah, "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya." (QS. al-Baqarah : 93).

Rabu, 11 Januari 2012

Makna Kebahagiaan Seorang Istri

Makna kebahagiaan bagi seorang istri adalah menjaga keutuhan keluarganya agar mampu melewati ujian dan cobaan. Keluarga kuat dan kokoh karena memiliki pondasi yang kuat.  Pondasi keluarga adalah ketakwaan kita kepada Allah. Keluarga kuat dan kokoh karena memiliki pondasi yang kuat. Pondasi keluarga adalah ketakwaan kita kepada Allah. Di Rumah Amalia seorang ibu bertutur. Di awal pernikahan, rumah tangganya merupakan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Begitu sangat harmonis dan sungguh menggembirakan. Kehidupan berjalan begitu dengan cepatnya, Waktu dilalui tanpa terasa dengan indahnya, sampai anak-anak terlahir dan tumbuh besar menjadi anak-anak yang lucu dan pintar tetapi sesudah itu sebagai seorang istri, dikejutkan oleh kejadian bahwa usaha suaminya runtuh, mengalami kegagalan. Perangainya tiba-tiba berubah, selalu pulang malam dalam keadaan mabuk. Setiap kali dirinya mengingatkan, suaminya malah memukul, menendang dan melempar tanpa belas kasihan. Dirinya diperlakukan dengan semena-mena, yang membuat dirinya hanya bisa menangis.

Selama berhari-hari suaminya telah melukai hatinya, terasa perih namun sebagai seorang istri dirinya menyadari bahwa cintanya kepada suami bukan hanya dilewati dengan keindahan dan kebahagiaan semata namun juga melawati ujian dan cobaan yang melukai hatinya dan dia yakin semua ujian dan cobaan datangnya dari Allah untuk membentuk dan melatihnya untuk bersabar dan agar dirinya menjadi kuat. Kalau cinta yang dihatinya begitu teramat lemah maka peristiwa kecil yang menyayat hati cukup membuat hidupnya menderita namun bila dirinya memiliki kesabaran dan kekuatan maka peristiwa apapun yang membuatnya terluka dan menderita tidak akan membuatnya menjadi lemah.

Ditengah hatinya yang resah itulah beliau datang dan berbagi ke Rumah Amalia, berharap keridhaan Allah agar merubah suaminya. Sebagai seorang istri tidak pernah lelah berdoa dan berharap kepada Allah agar suaminya dibukakan pintu hatinya. Selama berhari-hari berdoa, tanpa disadari telah terjadi perubahan pada dirinya suaminya. Suatu malam ia mengajak suami dan anak-anaknya sholat Isya' berjamaah tanpa diduga suaminya mau untuk sholat bersama keluarga. Ketika selesai sholat sang suami menangis tersedu-sedu. Dirinya dan anak-anaknya ikut menangis, mereka menangis bahagia. Suaminya datang dan meminta maaf kepadanya yang itu membuat semua luka, derita dan kesedihan yang tersimpan seolah lenyap menghilang, tersembuhkan dan semakin mengokohkan imannya. Allah melimpahkan begitu banyak anugerah untuk dirinya, suami dan anak-anaknya setelah melewati ujian dan cobaan. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah atas semua anugerahMu kebahagiaan keluarga kami,' tuturnya penuh dengan senyum kebahagiaan yang tak terlukiskan.

Selasa, 10 Januari 2012

Berjuanglah Karena Allah!

Sahabatku, berjuanglah karena Allah! Ditengah samudra kehidupan yang ganas, penuh badai dan gelombang yang harus kita hadapi, maka hadapilah hidup ini karena mengharap keridhaan Allah. Jangan menyerah dan jangan putus asa. Jika seseorang merasa bahwa dirinya mendapat tekanan hingga batas ketidaksanggupan untuk dipikulnya maka semua yang ada dihadapannya menjadi hampa, ia merasa yang dilakukan tidak membawa perubahan apapun sehingga ia berputus asa. Putus asa merupakan sifat buruk pada diri kita jika ditimpa musibah menjadi kehilangan gairah untuk hidup, kehilangan gairah untuk bekerja & beraktifitas sehari-hari, timbul perasaan sedih, merasa bersalah, lambat berpikir, menurunnya daya tahan tubuh, mudah jatuh sakit karena yang ada hanyalah pandangan kosong seolah terhimpit oleh beban yang sangat berat berada dipundaknya sehingga putus asa meracuni kehidupan kita. 'Manusia tidak jemu memohon kebaikan dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa dan putus harapan.' QS. Fushilat : 49).

Lantas bagaimana cara bisa mengatasi tekanan eksternal kehidupan & menguatkan ketahanan diri? Depresi maupun tekanan eksternal dalam kehidupan sehari-hari bisa memberikan dampak positif bagi anda maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, Berhentilah untuk mengeluh, lakukanlah apa yang anda bisa lakukan. Kedua, Bersyukurlah dengan kehidupan anda yang sekarang. Ketiga, Memohonlah pertolongan Allah dengan sholat dan sabar maka hal itu memberikan kekuatan ketahanan diri anda sehingga seberat apapun tekanan eksternal, kegagalan dalam usaha, bisnis, karier dan perjuangan hidup, tidak akan membuat anda putus asa dalam mengarungi kehidupan. Ketaqwaan anda kepada Allah yang menjadikan anda kuat dalam menghadapi tekanan kehidupan sebesar apapun sehingga bisa menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. 'Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya.' (QS. Ath-Thalaq : 4).

Senin, 09 Januari 2012

Doa Seorang Suami

Laki-laki separuh baya itu air mata mengalir membasahi bajunya, dengan penuh kesabaran duduk dipembaringan menemani istrinya sampai kemudian menghembuskan napas terakhir. Mencintai dengan setulus hati pada istri telah menjadi komitmen, ketika dirinya didera ketakutan hidup sendiri telah menghantui dirinya sejak lama. Ia berusaha mempersiapkan diri dan selalu berusaha melayani istri dengan baik karena menderita sakit. Kesabaran karena kasih sayang tak terukur yang diberikan pada istrinya sebab ia dan anak-anaknya benar-benar merasakan kasih sayang dari istri dan ibu yang tidak pernah sedikitpun menyakiti hati mereka. Meski menderita sakit namun kata-kata dan sikap yang begitu lembut dan tidak pernah menjadi marah. Sampai kemudian terjadilah apa yang ditakutkan, serangan penyakit yang tak tertolong oleh dokter dan rumah sakit dengan peralatan modern sekalipun telah merenggut jiwa istrinya. Ia merasa shock dan terpukul atas kepergian sang istri. Berkali-kali jatuh pingsan, menjadi lemah dan tak berdaya setelah kepergiannya. Sebagai suami merasakan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya dan tidak tahu harus berbuat apa.

Ia menatap anak-anaknya yang tumbuh besar begitu sedih dan menangisi kepergian ibu yang begitu menyayangi mereka namun mereka lebih terpukul melihat keadaan dirinya yang tidak lagi memperdulikan mereka, tidakk lagi mengurus apapun termasuk mengurus dirinya sendiri. Tiap hari ia lebih banyak duduk dan setiap kali memandangi poto-poto yang menempel didinding, air matanya mengalir deras. Buku-buku, benda kesayangan, tanaman dihalaman tetap disiraminya. Juga binatang peliharaan kesayangannya seolah mengingatkan lagi usapan tangan yang lembut, Ia tidak mau memindahkan semua benda atau apapun yang berkaitan dengan istrinya. Perasaan kehilangan telah membuatnya tidak lapar dan haus membuat tubuhnya menjadi lemah dan tak bergairah untuk bekerja. Dalam kesendirian dirinya bertanya-tanya, 'Bila Allah Maha Baik mengapa membiarkan kami kehilangan orang yang kami cintai? Mengapa kebahagiaan keluarga kami begitu singkat?

Ketika keadaan sudah sedemikian parah dan ia ditengah keterpurukannya, sampai kesempatan mengenal orang yang mengalami hal yang sama di Rumah Amalia, kehilangan orang yang dicintainya, menanggung beban yang berat. Akhirnya ia menemukan dirinya sendiri dan bisa mengatasi rasa perih akibat kehilangan orang yang dicintainya. Ia menyadari bahwa Allah telah menganugerahkan cinta dan kasih sayang pada dirinya, rasa cinta itulah yang menguatkan dirinya agar tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang ayah bagi anak-anaknya dan bagi sesama dengan aktifitas sosialnya. Kenangan indah akan orang yang dicintainya tetap disimpannya dan sebagai penyembuh bagi dirinya. Rasa perih, kesepian dan kesendirian perlahan-lahan telah mencair, ia memperoleh makna hidup yang membuatnya semakin mengerti makna kesetiaan dan setiap sehabis sholat senantiasa memanjatkan doa untuk istrinya yang telah tiada agar Allah menempatkan disurga yang terindah disisiNya.

Kamis, 05 Januari 2012

Keajaiban Doa Hilangkan Penyakit

Keajaiban doa itu begitu nyata bagi beliau, mampu menghilangkan penyakit yang diderita. itulah yang dituturkan oleh seorang bapak semasa sehat dirinya lupa namun disaat sakit telah membuatnya lebih bersabar karena dirinya yakin itu adalah wujud kasih sayang Allah pada dirinya. Awalnya ia mengetahui bahwa dirinya menderita 'Verkalking', yakni sakit disebabkan pengapuran pada persendian kaki sehingga kalau digerakkan kakinya terasa sangat sakit menyiksa. Menurut dokter ahli tulang tempat dimana ia berobat mengatakan jalan satu-satunya untuk menyembuhkan sakit adalah dengan operasi. Beliau tidak malah langsung melaksanakan saran dokter namun malah bersama anak dan istrinya malah bershodaqoh untuk Rumah Amalia. Keyakinannya bahwa 'Obatilah orang-orang sakit dengan shodaqoh dan bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bala' dengan doa' 'itulah satu-satunya cara kami memohon pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar diberikan kesembuhan.' begitu tuturnya.

Entahlah, apa yang sesungguhnya terjadi, begitu bangun untuk menunaikan sholat subuh, beliau tidak lagi merasakan sakit pada persendian kakinya. begitu siangnya pak haji segera mendatangi dokter langgananannya untuk memeriksakan kesehatan kakinya. Setelah dipoto, ternyata pengapuran pada sendi kakinya telah hilang. Dokternya bertanya, apakah dia telah menjalani operasi?' Ia menjawab, 'saya tak pernah operasi, hanya meminta kepada Allah agar disembuhkan. Sang dokter itu mengakui bahwa kalau Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkehendak, semua pasti terjadi.' Dari berbagai peristiwa yang telah beliau alami, perubahan sifat yang dulunya pemarah sekarang menjadi lebih sabar dan penyayang terhadap keluarganya. Sholat yang dulu tidak pernah dikerjakan, sekarang lebih tertib & tepat waktu. Zakat & shodaqoh lebih giat dilakukannya. Perubahan sikapnya semakin dirasakan oleh keluarganya sejak sakitnya parah. Begitu luar biasanya Allah memberikan pelajaran kemudian juga menyembuhkan pada persendian yang dideritanya namun juga sekaligus menyembuhkan penyakit hatinya.

'Obatilah orang yang sakit dengan shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana dengan berdoa (HR. Baihaqi).

Rabu, 04 Januari 2012

Menangislah Pada Allah!

Disaat hati terluka dan perih, pada siapa kita menangis? Bila ingin menangis, menangislah pada Allah. Sebab Allah menyukai tangisan hamba-hambaNya yang bertaqwa sebagaimana hadist yang diriwayatkan Abu hurairah, Rasulullah bersabda, 'Tiada sesuatu pun yang Allah lebih sukai daripada dua tetesan dan dua luka yaitu setetes air mata karena takut kepada Allah dan setetes darah yang tertumpah dijalan Allah. Dan ada dua bekas itu adalah bekas di jalan Allah dan bekas pada perintah-perintah Allah yang fardhu (HR. at-Tirmidzi).

Aisyah juga berkata, 'Rasulullah duduk sambil menangis hingga tanah menjadi basah. Lalu datang Bilal mengumandangkan azan waktu sholat. Ketika Bilal melihat Rasulullah menangis, ia bertanya, 'Wahai Rasulullah, engkau menangis sedangan Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang?' Rasulullah menjawab, 'Apakah engkau tidak suka, jika aku menjadi hamba yang bersyukur? Malam ini telah turun satu ayat kepadaku celakalah orang yang membaca satu ayat tapi tidak merenungkannya.' Adapun Abdullah bin Asyakhir berkata, 'Aku datang menemui Rasulullah sedang sholat isya sambil menangis. Suara tangisnya seperti bunyi air dalam bejana sudah mendidih. Beliau juga bangun diwaktu tengah malam dan melakukan sholat tanpa henti menangis hingga pangkuannya beliau menjadi basah.' Maka berbahagialah kita yang masih bisa menangis karena kecintaan dan rasa syukur atas karunia Allah yang dilimpahkan kepada diri kita.

Ingin menangis? Menangislah Pada Allah!

Selasa, 03 Januari 2012

Mengapa Semua Ini Terjadi Padaku, Ya Allah?

"Mengapa Semua Ini Terjadi Padaku, Ya Allah?" terucap lirih ketika musibah terjadi, terasa begitu teramat berat disaat kita sedang bahagia, sebab kondisi seperti itulah kita sering lengah, lupa diri sehingga jika datang ujian, cobaan dan musibah benar-benar menyentak pada relung hati yang paling dalam, teriris perih, nusuk kalbu. "Ya Allah, mengapa Engkau timpakan penderitaan ini pada kami?" Air mata tertumpah. Dalam keheningan bersujud kepada Allah. Terbayangkan rasa hati yang bahagia tiba-tiba terhempas oleh kepedihan. Rasa sakit dan hancur, hati bergolak penuh dengan kerelaan menerima dan penentangan.

Sahabatku, Sesungguhnya Allah sedang dalam proses menguji sekaligus melimpahkan kasih sayang pada anda. Allah menguji, apakah hambaNya mampu melewati cobaan disaat dirinya sedang berada diatas. Hanya Kasih SayangNya Allah mengingatkan disaat kita senang, lupa bersyukur dan dari mana berasal nikmat yang kita peroleh. Semua yang ada dilangit dan dibumi hanyalah milik Allah. Kerja keras kita, kedudukan, jabatan, popularitas, sahabat, kerabat, hanyalah perwujudan dari pemberian Allah. Apabila kita diberikan kebahagiaan, itu adalah wujud Kasih Sayang Allah kepada kita, sudah sepatutnya kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas apa yang telah diberikan kepada kita.

"Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru pada Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat dari Kami ia berkata "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanya karena kecerdasanku," Sebenarnya itu adalah ujian tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui." (QS. az-Zumar : 49).

Senin, 02 Januari 2012

Nikmatnya Bersyukur

Nikmatnya bersyukur adalah ketika kita bisa berbagi. Itulah yang dirasakan seorang bapak,  Owner Perusahaan Konsultan Manajemen SDM di Jakarta datang bersama istrinya ke Rumah Amalia. Logika duniawinya tidak pernah memahami bagaimana shodaqoh bisa menjadi pembuka pintu rizki. Saat beliau diajak istrinya untuk datang ke Rumah Amalia awalnya tidak menerima mengingat kondisi finansialnya yang tengah redup.  'Saya ini sedang dalam problem penghasilan, masa malah disuruh shodaqoh sama istri?' Begitu ucapnya. Istrinya yang mendengar komentar suami malah senyum-senyum. Alhamdulillah, dua bulan kemudian beliau mendapatkan proyek lumayan besar untuk bisa membiayai opeasional perusahaannya dibidang Konsultan Manajemen SDM, 'Alhamdulillah, Sekarang saya sedang membantu pembenahan Manajemen SDM di beberapa perusahaan Mas Agus,' tutur beliau. Pekerjaannya sebagai konsultan sampai kini menjadi padat, banyak orang yang tidak percaya. Diperkirakan perusahaannya tidak akan bertahan lama malah yang terjadi perkembangan perusahaannya boleh dibilang membaik. Orang sering mengatakan padanya bahwa sukses bisnis harus banyak jaringan, effort yang tinggi ternyata semua teori itu runtuh karena ada banyak hal yang tidak pernah diduga oleh siapapun yaitu rizki diatur oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Maka sejak itu kebiasaan bershodaqoh tidak pernah lagi ditinggalkan. Setiap bulannya senantiasa ia sisihkan dan itu membuat perusahaannya semakin maju. Bahkan kini beliau berusaha mengamalkan kebiasaan untuk memberikan harta yang dicintainya karena keyakinannya mendapatkan keberkahan yang tidak pernah diduga, keberkahan yang tidak diduganya seperti perusahaannya semakin maju, keselamatan, kesehatan dan kebahagiaan bagi beliau dan keluarganya. Pernah beliau panik ketika anaknya terkena Demam Berdarah yang hampir merenggut nyawa sang buah hati akhirnya bisa sembuh dan selamat dari kecelakaan fatal yang terjadi mobil yang dikendarainya bertabrakan, semua itu terjadi karena kasih sayang Allah pada dirinya dan keluarganya sebagai berkah dari kebiasaan bershodaqoh. Subhnallah.

Minggu, 01 Januari 2012

Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah!

Pernahkah anda merasakan betapa sangat berharganya seseorang yang anda cintai sehingga anda mampu bersyukur kepada Allah. "Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah..!" Termangu ketika menatapnya saat ia tertidur, saat ia tersenyum, pada keceriaan di setiap derai tawa. Kehadirannya membawa nuansa jingga dan ungu dikehidupan penuh warna.  Tertatih-tatih mewujudkan rumah seindah surga.  Keluarga dipenuhi dengan kebahagiaan merindukan akan ketenteraman dan kasih sayang. Namun yang terjadi justru anda mudah terluka dan menderita karena orang yang anda cintai. Anda menjadi sakit dan penuh derai air mata karena orang yang anda kasihi. Itulah Cobaan yang paling berat di dalam kehidupan rumah tangga maka anda harus memiliki sebuah kekuatan dan kesabaran yang besar agar anda bisa "memaafkan." karena bila tidak bisa memaafkan, maka hati anda dipenuhi oleh kemarahan, sakit, kecewa dan derita justru yang dilakukan oleh orang yang paling anda sayangi dan anda kasihi.

Memaafkan hampir menjadi obat mujarab bila anda sedang menghadapi konflik keluarga. Menyentuh hati yang paling dalam, menyejukkan dari keresahan dan kegelisahan. Ketika kaki anda menginjak bumi, meraih jemari, rebah dalam kehangatan pelukan menyembuhkan luka. Tidaklah berarti apapun luka yang anda rasakan karena bukan seberapa besar luka dan derita namun seberapa besar kekuatan dan kesabaran yang anda miliki untuk menanggung luka dan derita itu. Bila kekuatan dan kesabaran yang anda miliki kecil dan rapuh maka luka kecilpun anda sudah merasa begitu teramat menderita.  Jika anda memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar, sebesar apapun luka dan derita itu tidak akan berarti apapun bagi anda, karena Allah melimpahkan kelembutan dan kasih sayang di dalam diri anda. Sebagaimana sabda Rasulullah. "Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu keluarga, maka Allah akan memasukkan rasa kelembutan dalam diri mereka" (HR. Ahmad).