Anak kecil itu bercerita pada teman-temannya di tempat pengajian bahwa dirinya mimpi ketemu kanjeng Nabi, semua teman-temannya menyimak serius. Seperti apa kanjeng nabi itu? tanya temannya. anak kecil mengatakan tidak tau bagaimana wajah kanjeng nabi itu, tapi kanjeng nabi itu seperti bapakku sendiri.
anak kecil itu sudah sejak usia lima tahun bapaknya meninggal dunia, dia hidup dibelantara ibukota bersama emaknya. emaknya pemulung, mengais sampah untuk membesarkan anaknya. emaknya tidak bisa mensekolahkan, biar aja nggak sekolah asal dia bisa ngaji dan jadi anak yang sholeh, kata sang emak.
Pernah satu hari anak kecil itu menggambar bulat dengan warna kuning ditengahnya. Emaknya tidak mengerti apa yang sedang digambarnya, kamu lagi gambar matahari ya..? "Nggak mak, aku lagi gambar kanjeng nabi," jawabnya. "Kok bulat kayak matahari?" tanya Emaknya. "Ini bukan matahari mak, ini cahaya yang ada wajah kanjeng nabi." kata anak kecil itu.
Anak kecil itu mempercayai kata ustadznya bahwa jika seseorang bermimpi bertemu dengan kanjeng nabi memang benar-benar bertemu, tidak bisa diserupai oleh setan. Sejak itu seluruh kamarnya ditempeli gambar "matahari" dan ketika dia kangen dengan bapaknya memandangi gambar-gambar itu dan sambil membaca sholawat Nabi.
Setelah sekian puluh tahun anak kecil itu tumbuh dewasa. malam itu sepulang dia mengamen, pada bulan suci ramadhan dihari pertama, dia membawakan gorengan dan sebungkus nasi untuk berbuka puasa bersama emaknya. dikursi sang emak nampak tertidur pulas sambil memeluk selembar kertas gambar "matahari."
Dan (Allah menyuruh) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya ".QS. an-Nisa' (4) : 127
Tidak ada komentar:
Posting Komentar