Kebahagiaan yang amat besar dirasakannya dalam kehidupan rumah tangga. Kasih sayang yang tak ternilai dan perhatian satu sama lain dalam keluarga membuat ia merasa dunia ini miliknya dan tak akan berakhir. Ketika kematian istrinya secara tiba-tiba membuat ia terkejut, shock, stress, tak percaya bahwa hal itu terjadi. Mencoba tawar menawar dan tidak berhasil malah membuatnya tertekan. Depresi, putus asa, akhirnya menerima dengan terpaksa.
Sampai pada suatu hari kedatangannya di Rumah Amalia, melalui doa, renungan dan muhasabah. Ia menyadari bahwa penderitaannya belum seberapa dibanding dengan begitu banyak orang lain yang jauh lebih menderita. Ia tergugah hatinya melihat begitu banyak orang yang menemukan Allah, menyerahkan dirinya kepada Allah dengan melalui begitu banyak cobaan di dalam hidup mereka.
Akhirnya ia bertekad mengubah hidupnya menjadi sebuah keberserahan kepada Allah. Ia menemukan dirinya dengan keadaanya dan berusaha dengan tulus membantu anak-anak & siapapun yang membutuhkan pertolongan di Rumah Amalia. 'Mas Agus, saya merasakan begitu dekat dengan Allah justru ditengah hati saya terpuruk, penuh luka. Ternyata banyak orang yang lebih menderita daripada saya dan saya bisa membantu mereka. Hati saya terasa begitu sejuk, Ya Allah' tuturnya di Rumah Amalia. Air matanya mengalir tanpa disadarinya. Berkali-kali terucap syukur 'alhamdulillah'. Kebahagiaan itu hadir dengan begitu sangat indahnya disaat dirinya benar-benar berserah diri kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar