Sebenarnya didalam diri manusia terdapat berlian yang berharga. Berlian adalah batu permata yang paling berharga di dunia. Dalam bentuk yang asli berlian adalah karbon dalam bentuk paling pekat. Berlian dihasilkan dari kurang lebih 161 Km atau 100 batu di dalam bumi.
Untuk menghasilkan berlian , karbon di dalam bumi harus mendapat tekanan seberat 435.113 pound setiap inci persegi (psi) dan dipanaskan pada suhu yang tidak kurang dari 752 derajat F ( = 400 derajat C) . Jika tekanan dan suhu tidak mencapai angka yang telah disebutkan , bukan berlian yang dihasilkan tetapi Grafit. Grafit adalah karbon yang lembut yang dapat di beli di pinggir jalan dalam bentuk pensil atau alat pelicin. Kebanyakan berlian yang kita lihat saat ini dihasilkan dari bawah bumi tersimpan berjuta-juta tahun lamanya. Ini menjadikan berlian bahan mineral paling keras di muka bumi.
Manusia memiliki berlian di dalam dirinya karena lebih dari 18 % tubuh manusia terdiri dari karbon. Namun berlian di dalam diri manusia tidak akan dapat dihasilkan tanpa tekanan dan ujian sebagaimana berlian di dalam bumi yang tidak akan dapat dihasilkan tanpa tekanan yang kuat dan suhu yang tinggi. Berlian di dalam diri manusia hanya dapat dihasilkan jika kesabarannya teruji, ketabahannya dipertahankan, kesungguhan dan kegigihannya di pupuk dan keimanan serta ketakwaannya ditingkatkan. Jika manusia berhasil melewati ujian-ujian tersebut , dia menjadi permata umat yang dapat mengukir sejarah kecemerlangan dalam hidupnya. Pada saat itu dia mencapai kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat.
Manusia menjadi lebih matang dan mantap setelah mendapat ujian. Tanpa ujian potensi diri tidak akan ditemukan. Kita seharusnya bersyukur jika mendapat ujian. Imam Al-Ghazali menjelaskan kepada kita bagaimana harus menyikapi ujian secara positif. Setiap ujian di dunia seperti miskin, sakit, takut dan bencana, ada 5 (lima) perkara yang harus di syukuri .
Menurut Imam Al-Ghazali dalam Ihya Uluddin perkara itu adalah :
1.Musibah dan sakit bukanlah suatu kekuatan yang menentukan jalan hidup. Kekuatan yang menentukan jalan hidup kita adalah Allah. Segala ujian yang menimpa adalah kecil. Yang besar adalah kekuasaan Allah yang dapat menentukan segala-galanya.
2.Musibah yang menimpa adalah ringan karena hal ini tidak berkaitan dengan agama. Imam Sahl bin Abdullah berkata , “Bersyukurlah kepada Allah karena (imammu masih mantap). Jika setan memasuki hatimu dan merusak tauhidmu , maka apakah yang akan kamu lakukan? “ Umar Al- Khatab berkata , “ Jika aku mendapat ujian duniawi aku bersyukur, karena terdapat 4 (empat) nikmat yang akan didapat. Ujian itu tidak berkaitan dengan agama. Kedua ujian itu tidak besar jika dibandingkan ujian agama. Ketiga, aku mendapat kan ke Rhidaan-Nya. Keempat, aku mengharapkan pahala dari-Nya.
3.Dibandingkan akhirat azab di dunia lebih ringan dan sekejap. Ujian di dunia dapat diminimalisir dengan berbagai cara sedangkan azab akhirat sudah merupakan suatu ketetapan.
4.Penderitaan itu adalah sebagian dari ketetapan Allah. Jika ketetapan itu terjadi, berkuranglah ujian pada tingkat yang lebih tinggi dan mungkin juga akan datang kesenangan dan kebahagiaan setelah itu.
5.Ujian-ujian didunia ini adalah jalan mencapai kebahagiaan di akhirat. Ujian di dunia bisa diibaratkan seperti obat yang pahit yang bakal mendatangkan kesejahteraan diakhirat.
Umat islam adalah umat yang hebat karena mereka di dididk menerima ujian dalam hidup sebagai hal biasa. Mereka menyadari bahwa ujian dalam hidup mendatangkan banyak manfaat dan kebaikan pada mereka. Kebaikan itu diantaranya , mereka dinaikkan derajatnya disisi Allah. Imam Abu Dawud meriwayatkan sabda nabi , “ Bagi seorang laki-laki ada satu derajat disisi Allah yang tidak dapat dicapai dengan amalannya tetapi dengan ujian yang menimpanya”.
Kesusahan menyebabkan dosa-dosa mereka diampuni. Dalam Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda, “Tidak ada satupun musibah yang menimpa atas diri seorang muslim baik kepenatan, sakit kronis, kerisauan, kesedihan, kesakitan dan kemurungan apapun , sehingga duri mengenai badannya, melainkan menjadi kharafah baginya atas dosa-dosa.” Allah memberi jaminan bahwa kesusahan adalah jembatan menuju keberhasilan. Dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6 Allah berfirman : “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kesenangan.”
Hal ini diperkuat oleh sabda Nabi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi , “Sesungguhnya keberhasilan ada bersama kesabaran, kelapangan ada bersama kesusahan, dan sesungguhnya bersama kepayahan ada kesenangan .”
***
(DR. Danial Zainal Abidin “ 7 Formula Individu cemerlang, Mengungkap Rahasia kesuksesan dan Kejayaan Pribadi “)
BC29092010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar