Maliki yaumid din, dialah pemilik hari pembalasan dan kiamat.
Hari kiamat adalah hari ketika setiap orang akan mengetahui catatan amal perbuatannya.
Di hari itu yang berlaku hanyalah hukum dan perintah Allah.
Meskipun Allah SWT adalah pemilik hakiki segala sesuatu disemua zaman, tetapi kepemilikan-Nya di hari kiamat dan hari kebangkitan memiliki manifestasi berbeda.
Salah seorang Shaleh berkata kepada anaknya, "Ayah ada perlu denganmu".
Si anak berkata, "Saya akan mematuhi apa saja yang ayah katakan"
Si Ayah berkata, "Ketika kau kembali kerumah, ceritakanlah kepadaku apa saja yang kau katakan dan lakukan, mulai ketika kau keluar rumah."
Si Anak menerimanya. Malam hari ketika si anak kembali kerumah, dia mulai menceritakan semua yang telah dilakukan dan diucapkannya.
Ketika sampai kepada ucapan-ucapan kotor yang dikatakannya serta perbuatan-perbuatan tak layak yang dikerjakannya, dia merasa malu menuturkannya dihadapan sang ayah."
Dia mencium tangan Ayahnya dan menangis, kemudian berkata, "Ayah, maaf, jangan memintaku untuk mengatakan itu; Apapun yang ayah kehendaki akan kupatuhi selain dari itu karena aku malu padamu."
Si Ayah berkata, "Putraku, engkau malu padaku yang hanya seorang hamba yang lemah tak berdaya, lantas bagaimana kelak dihari kiamat, dihadapan pemilik hari pembalasan dan kiamat, dihadapan Tuhan seru sekalian alam, Apa yang akan kau lakukan ketika buku catatan amal perbuatanmu diberikan padamu ".
Akhirnya sianak itu bertobat dan menjadi orang yang Shaleh.
***
Kalaupun dosa melampaui batas
Biarlah ampunanmu menghapus segalanya
Akulah hamba yang sakit dan perlu disembuhkan
Tuhan... sembuhkan aku dengan kebesaran hati_Mu
Aku takut mati dan sendiri dalam kubur
Carikan untukku jalan keluar dari kesempitannya
Tiada bekal apapun yang bisa kubawa keakhirat
Ya Rab... , ramaikanlah rumahku itu
Ya Allah... , apa yang harus kuperbuat di Mahsyar
Kasihanilah aku di hari pembalasan kelak...
(Mukaddam)
( Ali Mir Khalaf Zadeh , "Kisah surat Alfatihah)
Hari kiamat adalah hari ketika setiap orang akan mengetahui catatan amal perbuatannya.
Di hari itu yang berlaku hanyalah hukum dan perintah Allah.
Meskipun Allah SWT adalah pemilik hakiki segala sesuatu disemua zaman, tetapi kepemilikan-Nya di hari kiamat dan hari kebangkitan memiliki manifestasi berbeda.
Salah seorang Shaleh berkata kepada anaknya, "Ayah ada perlu denganmu".
Si anak berkata, "Saya akan mematuhi apa saja yang ayah katakan"
Si Ayah berkata, "Ketika kau kembali kerumah, ceritakanlah kepadaku apa saja yang kau katakan dan lakukan, mulai ketika kau keluar rumah."
Si Anak menerimanya. Malam hari ketika si anak kembali kerumah, dia mulai menceritakan semua yang telah dilakukan dan diucapkannya.
Ketika sampai kepada ucapan-ucapan kotor yang dikatakannya serta perbuatan-perbuatan tak layak yang dikerjakannya, dia merasa malu menuturkannya dihadapan sang ayah."
Dia mencium tangan Ayahnya dan menangis, kemudian berkata, "Ayah, maaf, jangan memintaku untuk mengatakan itu; Apapun yang ayah kehendaki akan kupatuhi selain dari itu karena aku malu padamu."
Si Ayah berkata, "Putraku, engkau malu padaku yang hanya seorang hamba yang lemah tak berdaya, lantas bagaimana kelak dihari kiamat, dihadapan pemilik hari pembalasan dan kiamat, dihadapan Tuhan seru sekalian alam, Apa yang akan kau lakukan ketika buku catatan amal perbuatanmu diberikan padamu ".
Akhirnya sianak itu bertobat dan menjadi orang yang Shaleh.
***
Kalaupun dosa melampaui batas
Biarlah ampunanmu menghapus segalanya
Akulah hamba yang sakit dan perlu disembuhkan
Tuhan... sembuhkan aku dengan kebesaran hati_Mu
Aku takut mati dan sendiri dalam kubur
Carikan untukku jalan keluar dari kesempitannya
Tiada bekal apapun yang bisa kubawa keakhirat
Ya Rab... , ramaikanlah rumahku itu
Ya Allah... , apa yang harus kuperbuat di Mahsyar
Kasihanilah aku di hari pembalasan kelak...
(Mukaddam)
( Ali Mir Khalaf Zadeh , "Kisah surat Alfatihah)
*EZ*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar