Uluran tangan kepada sesama tampak penuh pesona seperti namanya. Budi baik terlihat indah seperti tulisan hurufnya. Kebaikan bercitra seperti rasanya. Orang yang pertama kali dapat mengambil nilai lebih dari berbagi kebahagiaan dengan orang lain ialah mereka yang mau melapangkan dada untuk berbagi kebahagiaaan dengan orang lain
Orang-orang seperti itu dapat memetik buah lakunya dalam jiwa, akhlak dan nurani mereka. Mereka menemukan kelapangan hati, keluasan rasa , kesucian jiwa , ketenangan batin dan kenyamanan hidup.
Jika kita di kelilingi kesedihan yang datang dari segenap penjuru hidup atau ditimpa kesedihan maka jangan biarkan itu terjadi pada orang lain, namun tetap berikan uluran tangan terhadap mereka . dengan jalan itu kita akan menemukan solusi dan kelonggaran hidup. Berikan sentuhan kasih kepada orang-orang yang tidak mau menadahkan tangan walaupun mereka benar-benar membutuhkannya.
“ KEUTAMAAN MEMBERI ITU KETIKA DI MINTA TAPI LEBIH UTAMA LAGI TANPA DIMINTA ...”
Tatkala seseorang melakukan kebaikan, melonggarkan kesusahan orang lain maka dia bagaikan minyak misik yang menebarkan wangi kepada pembawanya, pembelinya maupun penjualnya. Tatkala kita memberikan bantuan dan kelonggaran kepada orang lain saat itu kita sendiri akan dilonggarkan dan akan diberi kemudahan oleh Sang Maha Pengasih. Saat kita menghibur orang lain ketika kita sendiri dalam keadaan perlu dihibur saat itu kita akan merasakan kebahagian dan kelapangan hati.
Itulah sebabnya orang yang sering dirundung malang dan kesedihan mereka akan segera mencari orang yang sedang kesusahan dan membantu kesusahan mereka. Apakah itu dalam bentuk sedekah , dalam bentuk nasehat , perbuatan dan tingkah laku . Saat itu mereka akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin , kebahagiaan yang luar biasa. Karena saat itu Allah sedang mengangkat kesedihan –nya. Saat itu Allah sedang memuliakannya, mengangkat derajatnya. Saat itu juga Allah sedang memberinya kesempatan untuk menjadi lebih baik. Saat kebahagiaan yang tiada tara menyusup lembut dalam jiwa.
Secara psikologis kebaikan yang kita tebarkan akan berubah wujud menjadi racikan obat yang dipasarkan dalam hati orang yang didalam hatinya tumbuh subur Kebajikan dan Kebaikan. Orang yang sering memberi bantuan dan pertolongan kepada orang lain biasanya mereka jarang sekali mengalami kesusahan dan kesempitan hidup. Walaupun itu sering mereka alami tapi mereka bisa mengatasinya tanpa merasakan kesempitan yang menyesak dada. Walaupun bagi orang yang melihat masalah itu sangat berat dan besar tapi baginya adalah biasa saja. Karena mereka tahu Allah sedang memuliakannya dan memberinya kesempatan untuk memuliakan orang lain.
Menebarkan senyum diiringi roman muka yang berseri kepada orang-orang yang miskin akhlak merupakan sedekah jariyah. Sedangkan orang-orang yang memasang muka masam dan berlaku sinis kepada orang bagaikan mengibarkan panji perang kepada orang lain . Dan kita tidak pernah tahu entah kapan perang itu akan terjadi. Hanya yang maha tahu dengan keghaiban saja yang Maha Tahu.
Wahai diri yang merasa takut dengan himpitan derita, himpitan kegelisahan , himpitan ketakutan , saatnya kita masuk dalam kebun kebun kebaikan. Sibukkan diri dengan melakukan kebaikan pada sesama , buka telapak tangan untuk selalu memberi. Ayunkan langkah untuk sekedar berkunjung melapangkan kesusahan orang lain. Saat mereka tersenyum mendapatkan kelapangan saat itu juga kita ikut tersenyum lembut yang merekah dalam jiwa. Tersenyum karena kita akan segera menemukan hakekat kebahagiaan . Saat kita merasakan kelezatan cita rasa kebahagiaan . Saat kita merasakan pesona indah kebahagiaan . Cita rasa kebahagiaan yang hakiki. Saat Allah pun tersenyum pada Kita.
KITA YANG MERASA DIRI KITA SEORANG PEMBERI SEBENARNYA HANYALAH SEORANG SAKSI...
“ Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari Ridha Tuhannya Yang Maha Tinggi . Dan Kelak dia benar-benar mendapat kepuasan “ (QS Al-Lail : 21)
Wallahu a’lam bisshawwab
BC02102010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar