Seringkali terjadi seseorang merasa berat memaafkan kesalahan orang lain. Apalagi bila orang tersebut meninggalkan bekas luka yang terasa menyakitkan. Luka yang kadang mengaga menimbulkan duka yang mendalam. Luka yang sulit untuk dilupakan..
Semakin besar kesalahan semakin perih luka semakin sulit dilupakan bahkan seringkali tanpa disadari menimbulkan dendam.
Semakin besar kesalahan semakin perih luka semakin sulit dilupakan bahkan seringkali tanpa disadari menimbulkan dendam.
Hati yang selalu terpaut dan selalu tertarik untuk selalu melakukan kebaikan. Kebaikan yang akan menarik kebaikan lainnya. Yang dengannya hati menjadi lebih bersinar, bening dan suci.Alangkah indahnya.
Orang yang hatinya bersinar tidak akan membiarkan dihatinya tumbuh dendam. Orang yang hatinya bersih tidak akan membiarkan dihatinya timbul noda-noda yang menurunkan kwalitas dirinya dimata Allah dan di mata manusia. Orang yang menuju jalan Tuhan dan ridha Ilahi, jiwanya akan diisi dengan hal-hal yang membuatnya lupa akan keburukan-keburukan orang lain.
Memang memaafkan lebih sulit daripada meminta maaf, justru disitulah kemuliaan diri seseorang diperlihatkan. Orang yang dihatinya menyimpan dendam tanpa dia sadari sebenarnya secara pelan-pelan menghancurkan dirinya sendiri. Secara pelan-pelan dia mengotori jiwanya yang tadinya bersih. Orang yang menyimpan dendam bagaikan menyimpan bara di dalam dada, yang akhirnya membakar diri nya sendiri. Orang yang membiarkan di dalam dirinya berkembang kebencian dan dendam adalah orang yang tidak bisa menikmati arti kebahagian. Orang yang tidak dapat menikmati indahnya kebeningan jiwa. Orang yang tidak bisa menikmati indahnya kehidupan.
Dendam dan kebencian tidak akan pernah bisa bersatu dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci. Salah satu darinya akan mengalahkan yang lainnya. Begitu kebencian memenangkan pertarungan dalam jiwa dan tumbuh dengan subur , itulah tandanya hati kita sudah mulai ditumbuhi kekotoran jiwa dan bila itu dibiarkan berkembang jadilah dia ‘hati yang sakit’ . Bila hati yang sakit tidak segera diobati maka jadilah dia ‘hati yang mati’. Hati yang akhirnya tidak bisa menerima kebenaran. Hati yang tidak dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
Adakalanya kita merasakan himpitan perasaan yang sangat menyesakkan. Bila tidak bisa diatasi sendiri boleh saja mencari teman yang bisa dijadikan tempat berbagi. Tapi carilah teman yang bisa menentramkan dan mendinginkan suasana hati, bukan teman yang justru membakar emosi dalam dada. Bukan teman yang justru membuat dada semakin panas. Namun teman yang bisa merubah panas menjadi menyejukkan. Teman yang bisa merubah tangis menjadi tawa.
Belajar memaafkan adalah salah satu terapi penyakit hati. Begitu kita memaafkan dan bisa menerimanya , maka beban jiwa semakin berkurang, luka yang tadinya menganga semakin menyempit dan akhirnya menutup . Dan bila benci dan dendam telah hilang sama sekali dari hati , maka jiwa semakin bening, hati semakin bersih, hidup semakin tentram semua terasa indah , jiwa dan fisik semakin sehat . Dengan begitu kita semakin mudah untuk merasakan indahnya hidup, nikmatnya bersyukur dan nikmatnya kasih sayang dengan sesama. Dan hatipun menjadi ikhlas.
Dengan memaafkan keadaan bisa berubah 180 derajat , orang yang tadinya musuh berubah menjadi sahabat yang terbaik. Hal yang pertama yang dapat kita lakukan ketika merasakan sakit di hati, adalah ketika kita berdoa dan memohon kekuatan Nya, seraya berkata , ‘Ya Allah , hamba telah memaafkannya, sembuhkanlah hamba Ya Rabbi, jangan biarkan hati ini kotor karena perbuatan orang lain. Jangan biarkan hati ini ternoda; Izinkanlah hamba memiliki dan menikmati indahnya kebeningan jiwa, Izinkan hamba merasakan indahnya kemulian-MU . Karena hanya Ridha- Mu lah Ya Allah yang hamba harapkan’ . rasakanlah bedanya ‘saat itu juga hati akan terasa sejuk dan lapang. Karena kita tidak membiarkan terbukanya pintu-pintu syetan untuk masuknya sesuatu yang buruk. Tidak membiarkan hati ternoda. Tidak membiarkan jiwa tercemar kebencian. ....InsyaAllah.
***
Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah perangai yang serendah-rendahnya. Membalas kejahatan dengan kejahatan, bukanlah berperikemanusiaan. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah hal biasa. Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah cita-cita kemanusiaan yang setinggi -tingginya. Kita harus sanggup hidup untuk meraih cita-cita itu terus tumbuh dan tumbuh...
Kasih sayang dan kekerasan selalu berperang di hati manusia seperti malapetaka yang berperang di langit malam yang pekat. Tetapi kasih sayang selalu dapat mengalahkan kekerasan. Karena kasih sayang adalah anugerah Ilahi.
Wallahu a’lam bishawwab
BC24112010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar