Sabtu, 27 November 2010

Tanda-tanda Hari Kiamat ( 4); Berhati-hatilah Terhadapnya...


Maha Suci Allah yang merahasiakan terjadinya hari kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat akan datang secara tiba-tiba.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’.” (QS. Al-A’raaf: 187)

Namun demikian, sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan kiamat memiliki alamat yang menunjukkan ke arah itu dan tanda-tanda yang mengantarkannya. “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?” (QS. Muhammad: 18)

Pada bagian ini akan dijelaskan tanda-tanda menjelang Hari Kiamat yang pada dasarnya telah terjadi ditengah-tengah kita, diantaranya: Pembela pemimpin yang zalim, jual beli hukum, peristiwa haraj, putusnya tali silaturrahim, kaum khawarij, dan fenomena kekiriran.


17. Banyaknya Pembela Pemimpin yang Zalim

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bergegaslah melakukan amal (sebelum datang, pen) enam perkara (diantaranya – pen): Banyaknya pembela pemimpin zhalim...” (HR. Ath-Thabrani)

Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan datang di kemudian hari nanti, setelah aku tiada; beberapa pemimpin yang berdusta dan berbuat aniaya. Barang siapa yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu (mendukung) tindakan mereka yang aniaya itu, maka ia bukan termasuk umatku, dan bukanlah aku daripadanya. Dan ia tidak akan dapat sampai datang ke telaga (yang ada di syurga)”. (HR. Tirmidzi, an-Nasa’i dan al-Hakim) 

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:Nanti akan ada penguasa; Kamu sekalian mengenalnya, tetapi kamu mengingkarinya. Barangsiapa yang membencinya, maka ia akan bebas; barangsiapa yang mengingkarinya dia akan selamat, tetapi mereka ada juga pengikutnya”. (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Para pemimpin zalim yang berdusta dan berbuat aniaya, sudahkah ia berada di tengah-tengah kita? Pemimpin-pemimpin seperti ini tetap banyak pengikutnya, dan pasti ada yang membelanya. Bencilah dan hindarilah ia, maka kamu akan selamat.

Syaikh Al-Albani berkata : “Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa umat Islam pada zaman sekarang – kecuali sedikit di antara mereka - tatkala mereka tidak berpegang teguh dengan kitab Allah dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka tersesat dan hina, yang demikian itu karena mereka berpegang kepada pendapat pemimpin mereka.

Tatkala terjadi perselisihan, pendirian mereka pada dasarnya kembali kepada pemimpin mereka, jika ada ayat yang cocok, mereka ambil, jika tidak, mereka tolak. Bahkan sebagian mereka berkata : “Setiap ayat atau hadits yang bertentangan dengan pendapat mereka, maka dimansukh (dihapus)”. Semoga Allah merahmati Imam Malik rahimahullah, beliau berkata : “Dan tidak akan baik umat pada akhir zaman ini melainkan apabila mereka kembali sebagaimana ulama pertama memperbaiki umat” [Hajjatun Nabi 1/71]

18. Hukum Diperjual-belikan

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bergegaslah melakukan amal (sebelum datang, pen) enam perkara (diantaranya – pen): Jual beli hukum...” (HR. Ath-Thabrani)

Dari Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh akan terlepas pegangan Islam satu demi satu. Setiap terlepas salah satu pegangan, maka orang-orang akan berebutan untuk bergantung kepada yang lain. Adapun yang pertama kali terlepas itu adalah persoalan hukum, sedangkan yang terakhir adalah perkara sholat”. (HR.Ahmad) 

Terlepasnya persoalan hukum dari pegangan Islam atau syari’at Islam akan menjadikan hukum dapat diperjual-belikan, sehingga tidak jelas lagi mana yang benar mana yang salah, siapa yang benar siapa yang salah.


19. Maraknya Pembunuhan (al-Haraj)

Dari hadist Ubaidillah dan Abu Musa radhiyallahu ‘anhum meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hari Kiamat semakin mendekat, ilmu akan dicabut, fitnah akan banyak muncul, sifat kikir akan meraja-lela, dan banyak terjadi haraj”. Para sahabat bertanya, “Apakah haraj itu, ya Rasulullah?”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Yaitu pembunuhan”. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Juga dari hadist ath-Thabrani diterangkan bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bergegaslah melakukan amal (sebelum datang, pen) enam perkara (diantaranya – pen): Meremehkan darah...” (HR. Ath-Thabrani)

Meremehkan darah maksudnya adalah mudahnya seorang menghilangkan nyawa seseorang hanya karena hal-hal sepele.

Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu bertutur bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kelak akan terjadi fitnah; orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berlari”. Sahabat bertanya, “Bagaimana pendapat engkau, jika ada orang yang datang ke rumahku, lalu dia menjulurkan tangannya untuk membunuhku?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jadilah kamu seperti kedua anak Adam yang paling baik”  (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albani)

Menjadi seperti kedua anak Adam yang terbaik, maksudnya memperbanyak berbuat baik dan beramal sholeh seperti anak Adam (Habil) sebelum terbunuh oleh saudaranya (Qabil).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menerangkan tentang peristiwa haraj itu:

Abu Musa al-Ash’ari radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, tidak akan terjadi kiamat kecuali setelah banyak terjadi peristiwa haraj”. Para sahabat bertanya, “Apa peristiwa haraj itu, ya Rasulullah?”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pembunuhan. Sungguh, bukan perang antara kalian dengan orang kafir, sebaliknya, kalian akan berperang melawan satu sama lain (sesama muslim), hingga pada tahap seorang akan membunuh tetangganya, saudaranya, pamannya, dan keponakannya”. Lalu sahabat bertanya lagi, “Tidakkah kita mendapati fikiran kita (utuh dan normal) pada masa itu?”. Rasul shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Sesungguhnya fikiran (normal) orang saat itu dihapuskan. Pikiran (saat itu) akan ditinggalkan dibelakang haba’ orang-orang tersebut, (haba’ secara harfiah berarti noda debu; dalam konteks ini, berarti buih dari golongan manusia – pent). Sebagian besar dari mereka berfikir bahwa mereka memenangkan sesuatu (bahwa apa yang mereka ikuti adalah benar), tetapi sebenarnya mereka tidak memenangkan apapun” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, yang dinyatakan shahih oleh al-Albani)

Fenomena ini sudah mulai terjadi saat ini. Orang-orang demikian mudahnya untuk marah. Nafsu amarah, dendam kesumat, hasud, sudah mengotori fikiran dan hati mereka. Betapa seringnya terjadi bentrok antar kampung, antar tetangga, yang menimbulkan korban yang tidak sedikit.

Adapun hukuman bagi orang yang saling bunuh (baik orang yang membunuh atau yang terbunuh) itu adalah neraka.

Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila dua orang muslim saling bertarung dengan menghunus pedang mereka, maka pembunuh dan yang terbunuh, keduanya akan masuk neraka.” Aku (Abu Bakrah) bertanya atau beliau ditanya: “Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh itu sudah jelas berdosa, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh?”. Beliau menjawab: “Karena sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya”. (Shahih Muslim No.5139)


20. Putusnya Silaturrahim

Dari hadist ath-Thabrani juga diterangkan bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bergegaslah melakukan amal (sebelum datang, pen) enam perkara (diantaranya – pen): Putusnya silaturrahim...” (HR. Ath-Thabrani)

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya kejadian-kejadian ini akan terjadi sebelum hari Kiamat, (diantaranya – pen): Ikatan hubungan kekeluargaan akan terputus...” (HR. An-Nasa’i, dinyatakan shahih oleh al-Albani)

Begitu banyak perselisihan telah terjadi, perbedaan pendapat, perbedaan manhaj, perbedaan keyakinan, sehingga sering kali persaudaraan jadi terabaikan. Bukannya duduk untuk bermusyawarah, bukannya berusaha mencari benang merah dan titik temu, tapi malah berujung perdebatan tanpa akhir. Akibatnya saudara menjadi musuh, teman menjadi lawan, terputuslah tali silaturrahim.


21. Munculnya Kaum Muda yang Mengaku Berilmu tapi Masih Mentah Paham Agamanya (Khawarij)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Akan muncul di akhir zaman nanti, suatu kaum yang terdiri dari orang-orang muda yang masih mentah fikirannya (cetek faham agamanya). Mereka banyak mengucapkan perkataan Khairil Bariyah (firman Allah dan hadis Rasul), tetapi iman mereka masih lemah. Pada hakikatnya mereka telah keluar agama seperti anak panah yang lepas dari busurnya. Di mana saja kamu dapat menemuinya, maka hapuskanlah mereka itu, siapa yang dapat menghapus mereka, kelak akan mendapat pahala di hari kiamat.”  (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadist ath-Thabrani juga diterangkan bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bergegaslah melakukan amal (sebelum datang, pen) enam perkara (diantaranya – pen): Hadirnya generasi muda yang menjadikan al-Qur’an sebagai seruling, ia dijadikan tokoh bagi umat manusia meskipun ilmunya sangat sedikit” (HR. Thabrani)

Dari Abu Sa’id Al-Kudri radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah shalallhu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan muncul di antara kamu suatu kaum, dimana kamu merasa rendah dalam melakukan solat dibanding dengan mereka, amal perbuatanmu sedikit jika dibandingkan dengan perbuatan mereka dan puasa-mu buruk jika dibanding dengan puasa mereka. Mereka membaca Al-Quran tetapi tidak sampai melalui tenggorokannya. Mereka sebenarnya keluar dari agama bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya, jika di ujung panah dilihat, tidak ada bekas apa-apanya juga di kayunya tidak ada apa-apanya juga di bulunya tidak terdapat apa-apa, tetapi berlomba-lomba dalam senarnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.’ “  (HR Bukhari).

Sudahkah mereka berada di tengah-tengah kita? Orang muda mengaku berilmu, berpengetahuan sedikit, tapi mempunyai pengikut yang banyak. Adalah fenomena yang telah terjadi. Di dunia nyata dan bahkan di dunia maya sudah bermunculan orang-orang seperti ini. Orang-orang muda yang menafsirkan al-Qur’an dengan rasionalitas belaka, mempengaruhi orang dengan pemikiran-pemikiran baru yang mereka anggap benar, menulis buku-buku pemikiran sesat dan menyesatkan, ahlul bid’ah, dan mereka senang dianggap berilmu sehingga pengikut dan pengagumnya banyak. Orang-orang inilah yang biasa disebut Kaum Khawarij, generasi yang menjadikan al-Qur’an sebagai seruling.

Padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan ummatnya dengan bersabda,  “Barangsiapa yang berkata atas namaku akan sesuatu yang tidak aku katakan, maka hendaklah ia bersedia menempati tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari, dari Salamah bin ‘Akwa radhiyallahu ‘anhu)


22. Sifat Kikir akan Meraja-lela

Ubaidillah dan Abu Musa radhiyallahu ‘anhum meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hari Kiamat semakin mendekat, ilmu akan dicabut, fitnah akan banyak muncul, sifat kikir akan meraja-lela, dan banyak terjadi haraj”. Para sahabat bertanya, “Apakah haraj itu, ya Rasulullah?”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Yaitu pembunuhan”. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Zaman semakin berdekatan, amal berkurang dan kekikiran dilemparkan (ke dalam hati).” (HR. Al-Bukhari).

Salah satu bentuk sifat kikir adalah ketidakpedulian seseorang kepada orang lain. Menumpuk harta hanya untuk kepentingan sendiri, padahal ada hak orang lain dalam harta mereka.

Demikian bagian ke-empat dari tulisan ini, sebagai pengingat dan bahan renungan diri untuk memperbaiki diri dalam beribadah dan beramal shaleh. Agar berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan ilmu agama, berhati-hati dalam memilih majlis ilmu, berhati-hati memilih teman dan guru sehingga tidak tersesat dan mendapatkan pemahaman yang salah dalam mempelajari ilmu-ilmu agama (islam).

Semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan para sahabat sekalian.

Wallahu alam bishshawwab...

Billahi taufiq wal hidayah
Wasalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Insya Allah Bersambung...


Note:

[1]. Secara lengkap hadist yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani diatas adalah sebagai berikut:
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 “Bergegaslah melakukan amal (sebelum datang, pen) enam perkara:
1. Munculnya pemimpin yang pandir,
2. banyaknya pembela pemimpin zhalim,
3. jual beli hukum,
4. meremehkan darah,
5. putusnya silaturrahim, dan
6. hadirnya generasi muda yang menjadikan al-Qur’an sebagai seruling, ia dijadikan tokoh bagi umat manusia meskipun ilmunya sangat sedikit” (HR. Thabrani)

[2]. Secara lengkap hadist yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i pada point. 20 adalah sebagai berikut:
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya kejadian-kejadian ini akan terjadi sebelum hari Kiamat, salam keselamatan hanya diberikan kepada orang tertentu; perdagangan meluas, sampai pada tahap wanita akan membantu suaminya dalam bisnisnya; ikatan hubungan kekeluargaan akan terputus; kesaksian palsu (yakni kesaksian palsu akan diberikan dalam skala luas); kesaksian yang benar akan tetap disembunyikan, dan pena (catatan) akan menyebar luas.” (HR. An-Nasa’i, dinyatakan shahih oleh al-Albani)

Mengenai salam, meluasnya perdagangan, kesaksian palsu, khamr, zina, dan hal-hal yang mengakibatkan terjadinya berbagai musibah dan bencana alam akan dibahas dalam catatan selanjutnya. Insya Allah....

[3]. Catatan (Tulisan) ini dibuat dari berbagai sumber, diantaranya:
a. Tanda-Tanda Hari Kiyamat Besar dan Kecil, karya Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah. Terjemah oleh : Muh. Khairuddin Rendusara, Islamhouse.com. 2009.
b. Tanda-tanda Kecil Hari Kiamat, dari buku ‘Smaller Signs of The Day’, karya Muhammad bin Bayyumi. Terjemah oleh: Aish. Terdapat dalam buku ‘Semalam Saja di Neraka, karya Nurul Mubin. DIVA Press, Jogjakarta. 2008.
c. An-Nihayah Fitanun wa Ahwalun Akhir az-Zaman, karya Ibnu Katsir. Dalam edisi Indonesia, ‘Huru-hara Hari Kiamat’, terjemah oleh: H. Anshori Umar Sitanggal dan H. Imron Hasan S.Ag. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2010.
d. Ringkasan Shahih Muslim, karya Muhammad Nashiruddin al-Albani, terjemah oleh: Elly Lathifah, SPd. Gema Insani Press. Jakarta. 2007. Bab Kitab Fitnah.
e. Sumber-sumber lainnya yang dapat dipercaya (Insya Allah)

by :  David Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar