Maha Suci Allah yang telah berfirman:
“Hanya orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah, orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah; mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubah: 18)
“Dalam masjid yang telah diizinkan Allah menghormatinya dan menyebut nama-Nya dalam masjid itu, serta bertasbih di dalamnya di waktu pagi dan petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (dihari itu) hati dan penglihatannya menjadi goncang” (QS. An-Nur: 36-37)
Pada bagian ini kita lanjutkan pembahasan mengenai tanda-tanda menjelang hari Kiamat yang pada umumnya sudah terjadi.
37. Berlomba-lomba Membangun Mesjid Megah dan Indah
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Belum akan datang Kiamat sehingga manusia berlomba-lomba membangun dan memperindah masjid-masjid” (HR. Abud Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Baghawi. Hadist ini dinyatakan Shahih oleh al-Albani)
As-San’ani berkata, “Hadist ini merupakan salah satu pertanda kerasulan (karena hadist ini adalah sebagian kecil dari sekian banyak ramalan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah terjadi). Persaingan ummat dalam membangun masjid indah dan megah dapat melalui tindakan dan ucapan. Misalnya, berawal dari ucapan, “Masjid kami lebih indah daripada masjidmu”. Lalu mereka saling berlomba dan bersaing dalam membangun dan menghias masjid-masjid mereka.
Al-Manawi berkata, “Mengukir dan menghias masjid adalah praktik yang menyamai perbuatan kaum Yahudi dan Nasrani dalam membangun dan menghias tempat beribadah mereka. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhushalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku tidak memerintahkan untuk membuat bangunan masjid yang tinggi menjulang” meriwayatkan bahwa Rasulullah
Dalam riwayat lainnya, Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh kamu akan menghiasinya (yaitu: masjid-masjidmu, pent.) sebagaimana bangsa Yahudi dan Nashrani menghias (tempat-tempat ibadah mereka).” [HR. Al-Bukhari secara mu’allaq.]
Pembangunan masjid megah dan indah sudah dimulai sejak zaman raja-raja dahulu. Mungkin pada saat itu dimaksudkan sebagai syi’ar agama. Wallahu’alam... Tapi saat ini begitu mudah dan begitu banyak mesjid-mesjid megah, tinggi, dan indah tapi sangat sedikit jama’ah yang beribadah didalamnya.
38. Dekorasi Rumah
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan tiba sehingga orang akan membangun rumah dan menghiasnya seperti kain yang di sulam”. (HR. Bukhari)
Tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat ini berbagai bentuk dan design rumah yang begitu indah dan megah sesuai dengan prediksi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Kita sudah berada diakhir zaman...
39. Ummat Islam Terpecah Belah
Ada banyak hadist yang menjelaskan perpecahan umat Islam di akhir zaman, diantaranya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, nasrani terpecah menjadi 71 atau 72 golongan. Dan umatku terpecah menjadi 73 golongan”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Selain hadits ini, juga ada hadits lainnya yang senada:
“Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 millah (agama), sementara umatku berpecah menjadi 73 millah (agama). Semuanya di dalam neraka, kecuali satu millah." Shahabat bertanya, "Millah apa itu?" Beliau menjawab, "Yang aku berada di atasnya dan juga para shahabatku." (HR. At-Tirimidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dan Al-Hakim)
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya bani Israil berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu, dan sesungguhnya umat ini akan berpecah-belah menjadi tujuh puluh dua, semuanya di neraka kecuali satu, dan dia adalah jama’ah.” [HR. Ibnu Majah no. 3983; Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah 2/364).
Yang dimaksud ‘jama’ah’ di dalam hadits ini adalah kembali kepada yang haq, atau sebagaimana yang diterangkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu orang yang berpijak kepada Sunnahku pada hari itu dan Sunnah para sahabatku.
Ketahuilah perpecahan umat ini merupakan ujian bagi orang yang beriman, hendaknya mereka memilih jalan yang benar dan meninggalkan kelompok tersesat lainnya.
Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan kita bersatu, tidak boleh berpecah-belah dan bergolong-golongan. Allah berfirman (yang artinya):
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara” [QS. Ali-Imran: 103]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah meridhoi kamu tiga perkara dan membenci kamu tiga perkara ; Dia meridhoi kamu apabila kamu beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu kepada-Nya, dan apabila kamu berpegang teguh kepada tali Allah semua dan kamu tidak berpecah-belah” [HR Muslim, no. 3236]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Maka barangsiapa yang menjumpai itu (perpecahan umat) hendaknya dia berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para kholifah yang menunjukkan kepada kebaikan dan mendapat petunjuk, gigitlah Sunnah ini dengan gigi geraham” [HR. Tirmidzi dan lainnya dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah As-Shahihah 6/610]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya berpesan kepada umatnya agar berpegang kepada Sunnahnya saja, akan tetapi juga kepada Sunnah sahabat.
Dari Abu Burdah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan sahabatku adalah orang yang dapat dipercaya untuk umatku, maka jika mereka telah pergi, maka akan datang apa yang dijanjikan kepada umatku” [HR. Muslim, no. 4596]
Imam Nawawi rahimahullah berkata : “Adapun makna “apa yang dijanjikan” yaitu munculnya bid’ah, perkara baru dalam urusan agama, dan munculnya fitnah” [Syarah Imam Muslim 16/83]
Selanjutnya orang yang menolak pemahaman para sahabat maka akan diancam menjadi orang yang tersesat.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala (artinya):
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” [QS. An-Nisa’: 115]
Syaikh Al-Albani berkata : “Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa umat Islam pada zaman sekarang –kecuali sedikit di antara mereka- tatkala mereka tidak berpegang teguh dengan kitab Allah dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka tersesat dan hina, yang demikian itu karena mereka berpegang kepada pendapat pemimpin mereka.
Tatkala terjadi perselisihan, pendirian mereka pada dasarnya kembali kepada pemimpin mereka, jika ada ayat yang cocok mereka ambil, jika tidak mereka tolak. Bahkan sebagian mereka berkata : “Setiap ayat atau hadits yang bertentangan dengan pendapat mereka, maka dimansukh (dihapus)”.
Semoga Allah merahmati Imam Malik rahimahullah, beliau berkata : “Dan tidak akan baik umat pada akhir zaman ini melainkan apabila mereka kembali sebagaimana ulama pertama memperbaiki umat” [Hajjatun Nabi 1/71]
Perpecahan Ummat Islam sudah terjadi bahkan pada zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, para shahabatnya, dan pada zaman tabi’in dahulu. Pada saat ini perpecahan ummat mungkin sudah mencapai 72 atau 73 golongan seperti predikisi Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam diatas. Bermunculannya berbagai aliran-aliran agama (Islam), dan berbagai pemikiran-pemikiran baru dari orang-orang yang mengaku berilmu sehingga menyesatkan orang-orang awam yang baru mengerti sedikit ilmu agama. Wallahu’alam...
40. Pelayan-pelayan non-Muslim
Khaulah bin Qais radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika ummatku berjalan dengan sombong serta dilayani oleh orang Paris dan Roma, mereka akan mendapat suatu pertolongan untuk melawan sesamanya (kaum muslim)” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dinyakan shahih oleh al-Albani dalam ash-Shahihah).
Pada saat ini terdapat jumlah yang sangat besar pelayan-pelayan asing yang bekerja di wilayah teluk, pelayan yang sering menjadi sumber fitnah dan godaan.
41. Tirani dan Aniaya serta Rusaknya Moral
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam“Di akhir zaman, akan ada manusia yang menyandang pecut seperti ekor sapi. Mereka akan keluar di pagi hari dengan murka Allah (atas mereka), dan mereka akan keluar (di waktu fajar) dengan murka-Nya (atas mereka)”. (HR. Ahmad, al-Hakim, dan ath-Thabrani. Al-Albani menyakan hadist ini Sahih dalam ash-Shahihah). bersabda,
Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, “Seandainya umurmu panjang, sekiranya engkau akan melihat satu kaum yang pergi di pagi hari dalam kemurkaan Allah, dan pulang di sore harinya dalam laknat-Nya, di tangan-tangan mereka ada (cemeti) bagaikan ekor sapi.” (HR. Muslim).
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada dua golongan dari penghuni neraka yang aku tidak sampai hati melihat mereka, yaitu suatu kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan wanita-wanita berpakaian mini serta telanjang. Mereka melenggang dan bergoyang. Rambutnya ibarat punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium bau harumnya surga yang sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian.” (HR. Muslim)
Kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi adalah orang-orang yang zalim dan aniaya terhadap orang lain. Pemimpin zalim kepada rakyatnya. Majikan zalim kepada pembantu dan anak buahnya. Seperti yang baru saja terjadi, kezaliman majikan para TKW Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. Kezaliman-kezaliman yang sudah terjadi dan kita sudah berada di akhir zaman.
Wanita-wanita berpakaian mini dan telanjang sudah banyak dan dengan mudah kita jumpai. Di dunia nyata apalagi di dunia maya.
42. Semir Rambut
Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam‘Akan ada di akhir zaman satu kaum yang menyemir rambut mereka dengan warna hitam bagaikan dada burung merpati, mereka tidak akan pernah mencium harumnya surga’.” (HR. Ahmad). bersabda,
Apapun alasannya, menyemir rambut termasuk dalam kategori merubah rupa seperti yang telah disampaikan pada hadist terdahulu. Orang-orang yang menyemir rambut dengan warna hitam seperti yang dijelaskan dalam hadist diatas adalah suatu hal yang sudah biasa kita temukan saat ini.
Demikian pembahasan kita pada catatan bagian ke-7 ini. Beriman kepada Hari Akhir atau Hari Kiamat salah satunya dengan mengetahui dan mempercayai tanda-tandanya seperti yang telah dijelaskan dan dipredikisi oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan mengetahui tanda-tanda menjelang Hari Kiamat diharapkan kita akan lebih meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan mulai memperbaiki diri dengan memperbanyak beribadah dan beramal shalih dan tidak menunda-nunda dalam berbuat kebajikan.
(Insya Allah) Pada bagian selanjutnya akan kita bahas mengenai Ibnu Sayyad. Siapakah dia? Benarkah ia adalah Dajjal?
Demikian, semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan para sahabat sekalian.
Wallahu alam bishshawwab...
Billahi taufiq wal hidayah
Wasalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Insya Allah Bersambung...
Note:
[1]. Catatan (Tulisan) ini dibuat dari berbagai sumber, diantaranya:
a. Tanda-Tanda Hari Kiyamat Besar dan Kecil, karya Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah. Terjemah oleh : Muh. Khairuddin Rendusara, Islamhouse.com. 2009.
b. Tanda-tanda Kecil Hari Kiamat, dari buku ‘Smaller Signs of The Day’, karya Muhammad bin Bayyumi. Terjemah oleh: Aish. Terdapat dalam buku ‘Semalam Saja di Neraka’, karya Nurul Mubin. DIVA Press, Jogjakarta. 2008.
c. An-Nihayah Fitanun wa Ahwalun Akhir az-Zaman, karya Ibnu Katsir. Dalam edisi Indonesia, ‘Huru-hara Hari Kiamat’, terjemah oleh: H. Anshori Umar Sitanggal dan H. Imron Hasan S.Ag. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2010.
d. Ringkasan Shahih Muslim, karya Muhammad Nashiruddin al-Albani, terjemah oleh: Elly Lathifah, SPd. Gema Insani Press. Jakarta. 2007. Bab Kitab Fitnah.
e. Sumber-sumber lainnya yang dapat dipercaya (Insya Allah)
by : David Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar