“Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah “ (Hadist Bukhari Muslim)
Ada perbincangan menarik antara Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dengan salah seorang sahabat yang bernama Abu Dzar Al Ghifari. Saat itu Abu Dzar meminta Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam untuk menasehatinya.
“Ya Rasulullah berwasiatlah kepadaku”
Rasulullah bersabda , “Aku wariskan kepadamu untuk bertakwa kepada Allah,karena takwa adalah pokok semua urusan “
“Ya Rasulullah, tambahkanlah,” pinta Abu Dzar kembali
“Hendaklah engkau senantiasa membaca Al-Quran dan berzikir kepada Allah Azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu di bumi dan simpananmu di langit”
“Ya Rasulullah , tambahkanlah .”
“Janganlah engkau banyak tertawa , karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya di wajah”
“Lagi, Ya Rasulullah!”
“Hendaklah engkau pergi berjihad”
“Lagi , Ya Rasulullah!”
“Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka”
“Tambahilah lagi!”
“Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya!”
“Tambahlah lagi untukku!”
“Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia , tentang apa yang telah engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan.Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui)”
***
Kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengusapkan tangannya ke dada sahabatnya tersebut seraya bersabda , “Wahai Abu Dzar , tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau bertadabbur (berpikir) , tidak ada wara ‘ sebagaimana orang yang menahan diri (dari meminta-minta) , tidaklah disebut menghitung diri sebagaimana orang yang baik akhlaknya” (HR Bukhari Muslim)
***
Wasiat yang disampaikan Rasulullah Shalallahu alaihi Wassallam kepada Abu Dzar ini sangat luar biasa. Didalamnya terhimpun prinsip-prinsip hidup seorang muslim. Andai seseorang mampu mengamalkannya secara optimal, kebahagiaan sejati niscaya tidak akan mau jauh darinya.
Ada satu poin yang dibawahi disini yaitu “JANGANLAH ENGKAU BANYAK TERTAWA, KARENA BANYAK TAWA ITU AKAN MEMATIKAN HATI DAN MENGHILANGKAN CAHAYA WAJAH” . Jika melihat konteks hadis ini yang dilarang Rasulullah adalah tertawa berlebih-lebihan . Dapat dimengerti sebab semua yang berlebihan cendrung membawa mudarat daripada manfaat. Jangankan tertawa , ibadah yang berlebihan pun dipandang kurang baik, Rasulullah pernah menegur seorang sahabat yang meng-azamkan diri untuk shalat terus menerus serta berpuasa setiap hari.
Pertanyaannya mengapa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam melarang kita banyak tertawa? Mengapa tertawa bisa mematikan , atau sekurang-kurangnya menanduskan hati? Bukankah tertawa itu sehat, tanda kegembiraan, serta penangkal kesedihan?
Didalam otak manusia terdapat hormon yang mengatur kebahagiaan dan kesedihan. Hormon yang mengatur kebahagiaan diwakili oleh SEROTONIN . Jika kadar serotonin dalam otak stabil dan seimbang, kita akan TENANG. Jika kadarnya terlalu rendah , kita akan RESAH dan GELISAH. Namun sebaliknya , Jika kadarnya berlebih, kita cendrung “TERLALU TENANG” alias APATIS. Jadi Allah Subhanahu Wataa’la menciptakan segala sesuatu itu selalu pas, seimbang serta memenuhi prinsip mizan. Terlalu kurang atau terlalu lebih biasanya akan mendatangkan masalah.
Uniknya setiap hormon itu tidak bekerja sendirian . Ada proses kerjasama dan mu’amalah yang harmonis diantara mereka. SEROTONIN memiliki partner yang namanya ENDORFIN. Hormon yang satu ini bertugas mengatur KEGEMBIRAAN . Keduanya bagaikan pasangan sejati, saling memahami, dan saling melengkapi. Ketika SEROTONIN TURUN , kadar ENDORFIN pun AKAN TURUN. Demikian pula ketika ENDORFIN NAIK, naik, maka SEROTONIN pun akan IKUT NAIK . Namun hubungan diantara mereka TIDAK SELALU STABIL . Ketika proporsi yang satu terlalu tinggi , ketidakseimbangan pun akan muncul kepermukaan. Disinilah relevansi wasiat Rasulullah Shalallahu alihi Wasallam terlihat. Terlalu banyak tertawa akan menaikkan kadar ENDORFIN sampai batas OPTIMAL . Akibatnya kadar SEROTONIN dalam tubuh menjadi RENDAH .
Allah Subhanahu Wataa’la menciptakan endorfin dan serotonin dari bahan baku yang sama. Ketika endorfin terlalu banyak diproduksi, bahan baku Serotonin akan terserap habis. Efeknya , pada satu sisi dia akan merasakan kegembiraan, tapi ketika kegembiraan tersebut mencapai titik optimal , hormon penyeimbangnya tidak lagi di produksi. Karena itu jangan heran , orang yang banyak tertawa cendrung menjadi pribadi yang gelisah, tidak tenang, serta mengalami kegersangan hati. Ketika sudah gelisah , orang akan mudah terkena paranoid, mudah berburuk sangka , shalatpun tidak bisa khusu’. Semakin lama hatinya akan mati, tidak lagi sensitif. Ketika orang lain mendapatkan kesusahan , dia tidak lagi peduli , karena sibuk dengan kegelisahannya sendiri. Dengan kata lain , orang yang kadar serotoninnya rendah akan menjadi pribadi yang Egois , yaitu pribadi yang hanya mau memikirkan dirinya sendiri. Dia baru mau memikirkan orang lain , kalau orang tersebut bisa menguntungkan dirinya. Rangkaian sikap buruk ini terjadi karena dia terjebak dalam kegembiraan yang berlarut-larut serta melenakan.
***
Wallahu a’lam bisshawwab
(Sumber : Tauhid Nur Azhar & Eman Sulaiman, “Ajaib bin Aneh, jadi insan segala tahu”)
BC16122010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar