Rabu, 03 November 2010

Bentengilah Diri Dengan Sabar

Ketika kenyataan yang tak terelakkan, orang yang menjadi tempat kita bersandar telah tiada, terenggut dari sisi kita karena kematian atau perceraian maka kita merasakan sedih, duka, gelisah, takut, khawatir, benci, dendam, risau, gembira sekaligus resah, campur aduk tak menentu dan tak tahu apa yang harus dilakukan, tentunya hal itu sangatlah manusiawi. Sepanjang anda tidak larut dalam kesedihan tak kunjung usai. Bersyukurlah bahwa perasaan itu normal karena respon dari apa yang sedang terjadi.

Takut dan khawatir merupakan kondisi yang layak dimiliki oleh setiap orang yang dalam proses penyesuaian dari arah kehidupan tanpa teman hidup. Anda tidak selamanya selalu dibantu dan dibimbing oleh pasangan hidup anda dan kini anda harus berjalan seorang diri, tentu saja merasa takut dan khawatir. Namun perasaan semacam itu tidak menjadi langkah anda terhambat. Kita adalah makhluk Allah yang dimuliakan olehNya. Setiap orang dari kita adalah pribadi yang berharga. Di dalam diri anda ada sumber untuk mengontrol kehidupan anda. Anda berhak memutuskan dan memilih apa yang hendak anda kerjakan. Anda juga berhak untuk menjadi bahagia, damai dan hidup mulia.

Kita patutlah menyadari bahwa kita tidak dapat mengontrol orang lain dan tindakannya, apapun yang dikerjakan olehnya, anda dapat menyarankan namun tidak bisa mengendalikan hati, pikiran dan keinginannya. Meski orang tersebut adalah anak, istri, suami bahkan orang tua anda sendiri bahkan orang yang bekerja dengan kita, yang menggaji kita, kita juga tidak berkuasa atas hati dan pikirannya. Memang benar bisa menyuruh pembantu atau bawahan, mereka mau melakukan apa yang kita minta tetapi kita tidak bisa mengendalikan hati dan pikirannya. Ada satu hal yang harus kita garis bawahi bahwa cinta dan kasih sayang tidak dapat dipaksakan. Dalam kasus perceraian atau perpisahan bekas pasangan hidup bisa saja tidak memberikan jaminan hidup sebagaimana yang diputuskan pengadilan, tidak menjenguk anak, seperti yang dijanjikannya, menyebarkan fitnah, kabar buruk tentang anda, berbagai hal yang membuat anda marah dan sakit hati. Cobalah untuk mengatasi dan keluar dari prasangka buruk dengan segala daya dan upaya agar tidak membuat kita semakin terpuruk.

Benteng satu-satunya adalah kesabaran. Sabar berarti memusatkan diri untuk melihat kekuatan di dalam diri anda. Tak perlu menengok kanan dan kiri, siapa kira2 yang dapat menolong diri anda karena sesungguhnya yang bisa menolong adalah anda sendiri orangnya. Anda sendiri dengan segala kemampuan dengan pribadi anda yang kokoh dan mengagumkan dengan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala anda dapat menyelamatkan hidup anda. Orang lain hanyalah faktor pendukung. Pusatnya adalah diri anda sendiri dan anda akan menemukan suatu kekuatan yang mengagumkan dalam diri anda yang selama ini anda tidak sadari yaitu kemampuan berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada apapun yang telah menjadi kehendakNya.

'Dan sungguh akan Kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepadaNya' Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar