Senin, 03 Juli 2006

Hati Yang Ikhlas

Bisa pada siapa saja juga termasuk seorang sopir. Pada Senin siang kemaren saya naik kendaraan umum dari Blok M -Senen, sopirnya nampak usia sudah senja namun kelihatan berseri. Ditengah panas dan terik kota Jakarta tidak mempengaruhinya untuk tetap bekerja dengan sesekali bercanda dengan kenek.

Sepintas saya tidak begitu memperhatikan namun setiap kali ada penumpang yang turun sang sopir selalu mengingatkan, "Awas hati-hati turunnya.." sambil melap mukanya yang penuh keringat. Keikhlasan hati terpancar pada perilakunya menyopir dan bagaimana dia memperlakukan setiap penumpang. Nilai 2000,- rupiah hampir tidak sebanding dengan keikhlasan dan kebaikan pak sopir. Rasanya saya ngiri pada pak sopir bagaimana caranya hati bisa ikhlas ditengah panas terik yang membakar namun bisa sabar menghadapi berbagai perangai penumpang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar