Selasa, 14 November 2006

Berkedok Agama

Sebagai seorang guru ngaji bagi anak-anak saya memiliki kedekatan emosional. Dari tahun 91 kalo dihitung sampe sekarang tentunya sudah ratusan anak jika dikumpulkan biasa dulu sering mengadakan buka puasa bersama atau waktu lebaran suka mengadakan halal bi halal dirumah.

Kedekatan emosional itu juga terjadi dengan dika salahsatu anak pengajian yang dari pulang sekolah tidak langsung pulang ke rumah gara-gara ketakutan akan dibaiat dengan sekelompok pengajian.

Dika bertutur, awalnya dia pengurus rohis disekolahnya. Dia diajak oleh temennya untuk ikut pengajian tapi ketika naik mobil matanya ditutup. Begitu dia turun dia diceramahi untuk bergabung dengan pemerintahan yang Islami. Demi perjuangan dia harus menyetor terlebih dahulu uang baiat. Dika jika nggak punya uang boleh mengambil uang orang tuanya tanpa ijin karena mereka itu kafir.

Kemudian dika saya suruh istirahat dirumah dan saya pergi ke rumah orang tuanya menceritakan kejadian yang membuat dika takut. Akhirnya masalah bisa selesai dengan baik.

Dengan kejadian ini saya hanya menyarankan berhati-hatilah orang yang berkedok agama, karena banyak orang yang tidak bertanggungjawab menggunakan agama sebagai alat yang paling ampuh untuk mengeksploitasi orang lain demi kepentingan materi atau kepentingan kekuasaan.

Anda pernah mengalaminya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar