Termangu dalam kesendirian, terhanyut dalam kelembutan sinar kedua bola matanya. Pada keceriaan di setiap derai tawa belahan hidup kita. Kehadirannya membawa nuansa jingga dan ungu dikehidupan penuh rwarna. Tertatih-tatih mewujudkan rumahku seindah surga. Keluargaku bagaikan surgaku, merindukan akan ketenteraman, kasih sayang dan kebahagiaan. Namun yang terjadi justru kita mudah terluka dan menderita karena orang yang kita cintai. Kita menjadi sakit dan penuh derai air mata karena orang yang kita kasihi. Itulah Cobaan yang paling berat di dalam kehidupan rumah tangga maka kita harus memiliki sebuah kekuatan dan kesabaran yang besar agar kita bisa "memaafkan." karena bila tidak bisa memaafkan, maka hati kita dipenuhi oleh kemarahan, sakit, kecewa dan derita justru yang dilakukan oleh orang yang paling kita sayangi dan kita kasihi.
Memaafkan hampir menjadi obat mujarab bila kita sedang menghadapi konflik keluarga. Menyentuh hati yang paling dalam, menyejukkan dari keresahan dan kegelisahan. Ketika kaki kita menginjak bumi, meraih jemari, rebah dalam kehangatan pelukan menyembuhkan luka. Tidaklah berarti apapun luka yang kita rasakan karena bukan seberapa besar luka dan derita namun seberapa besar kekuatan dan kesabaran yang kita miliki untuk menanggung luka dan derita itu. Bila kekuatan dan kesabaran yang kita miliki kecil dan rapuh maka luka kecilpun kita sudah merasa begitu teramat menderita. Jika kita memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar, sebesar apapun luka dan derita itu tidak akan berarti apapun bagi kita, karena Allah melimpahkan kelembutan dan kasih sayang di dalam diri kita. Sebagaimana sabda Rasulullah. "Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu keluarga, maka Allah akan memasukkan rasa kelembutan dalam diri mereka" (HR. Ahmad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar