Kamis, 21 Desember 2006

Tukang Cukur

Sore itu saya bertandang dirumah salahsatu kerabat, nampak orang-orang sibuk berkerumun. Saya bertanya ada apa kok rame-rame. Kerabat itu mengatakan ada salahsatu orang yang tinggal dikontrakkan meninggal tanpa meninggalkan identitas diri yang jelas dan tidak memiliki kerabat.

Atas inisiatif pak er-te setempat warga saweran untuk biaya penguburan. Namun warga kebingungan sebab jenazah tidak ada yang sanggup memandikan. seorang ustadz yang biasa memandikan jenazah menentukan tarif biaya memandikan jenazah, sementara uang hasil saweran warga tidak cukup. Jenazah menjadi tidak ada yang memandikan.

ditengah kegalauan warga, lewatlah seorang tukang cukur yang biasa keliling datang menghampiri dan bertanya sedang ada apa. salahsatu dari warga menceritakan sedang kesulitan mencari orang yang bersedia memandikan jenazah tanpa dibayar. Kata tukang cukur itu, "sudah sini saya mandikan jenazahnya, tolong siapkan perlengkapannya." Pak Erte-pun tersenyum, warga saling membantu menyiapkan perlengkapannya. Kemudian mensholatkan dan menguburkannya dengan baik.

Sungguh mulia perbuatan tukang cukur itu, ditengah kota jakarta yang riuh. Orang meninggalpun susah. Susah mencari lahan dan susah mencari orang yang bersedia memandikan jenazah yang tanpa bayar. Orang bilang, apa sih yang dijakarta yang nggak bayar? buang air kecil aja bayar 1000,-, eh. udah naik belum ya? Dan saya percaya masih banyak orang-orang yang mulia seperti tukang cukur.

Bagaimana dengan anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar