Sabtu, 21 Juli 2012

::: Antara Kayu Gaharu , Emas Dan Perak :::

Ku katakan pada diriku,
Wahai orang yang dibutakan dari menempuh jalan lurus, perbaikilah cahaya hatimu. Hati yang kelam berjalan diatas duri keraguan , tidak ada padanya kebaikan. Waktu bagi seorang yang bertaubat semuanya adalah amalan , siangnya berpuasa dan malamnya bergadang untuk beribadah. Adapun orang-orang yang lalai seluruhnya adalah kesia-siaan, mata hatinya tertutup dari merenungkan kebesaran Tuhan.

Barangsiapa yang merasakan manisnya kezuhudan, ia kan merasakan nikmatnya tahajud dan berjaga diwaktu malam. Jika ia tidak mendapatkan shalat dipermulaan malam, maka ia akan mengerjakannya menjelang fajar. Bangunlah wahai hamba dari tidur kelalaian. Lihatlah ! Fajar ketuaan telah menyingsing, kehinaan bagi orang-orang yang lamban dan tidak hadir dipintu Rahmat.

Allah SWT telah mewahyukan kepada Daud A.S, " Wahai Daud ! Orang-orang yang rindu kepada Allah akan hidup dibawah naungan santunan Allah, Orang-orang yang berzikir akan hidup dibawah Rahmat Allah , Orang-orang yang Arif akan hidup dibawah kelembutan Allah, dan para Shiddiqin akan hidup berdekatan dengan Allah. Allah memberi makan dan Minum kepada mereka "

Berkata Abu Bakar Ar-Razi, "Telah berkata Ibnu Atta, Ketika Adam memakan buah pohon yang terlarang, maka ia diusir dari surga dan dijauhkan Allah SWT dari diri-Nya kecuali Kayu Gaharu, kayu itu malah menaunginya. Segala sesuatu menangisi Adam kecuali Emas dan perak. Maka Allah SWT bertanya kepada keduanya , "Kenapa kamu berdua tidak menangis atas seorang kekasih yang diusir kekasihnya?" . Keduanya menjawab, "Wahai Tuhan kami, tidak pantas bagi kami menangisi seorang kekasih yang bermaksiat bagi kekasihnya."

Maka Allah SWT berfirman, " Demi kemualiaan dan keagungan-Ku , akan Ku-muliakan kalian berdua dan akan kujadikan kalian berdua standar harga bagi segala sesuatu, dan akan kujadikan anak cucu Adam sebagai pelayan bagi kamu berdua"

Kemudian Allah bertanya kepada Kayu Gaharu, "Kenapa engkau menaungi orang yang telah diusir oleh Tuhan-Nya? . Kayu itu menjawab , "Sebagai rasa kasihan dariku untuknya " . Maka Allah SWT berfirman, "Demi kemuliaan dan keagungan-KU , Aku akan mengazabmu didunia dengan api. Tidak diambil manfaat darimu kecuali setelah engkau dibakar, karena engkau telah melindungi orang yang telah bermaksiat di hadirat Tuhanmu, dibawah pengawasan dan penglihatan-NYA"

Dalam sebuah syair dikatakan :
Kami merendah dihadapan-Mu dengan harapan,
Semoga dengan perangai kelembutan Engkau meridhai kami
Demi zat-Mu , sungguh kami telah datang dan berlindung kepada-MU
Namun kami mendapat pengusiran dan kami telah dihalangi oleh tirai kemaksiatan
Kalau bukan karena Dosa maka kami tidak akan mendapatkan rintangan

Engkau tak turut serta dalam membuat jarak dan kerenggangan
Akan tetapi semuanya karena perbuatan yang kami lakukan
Engkau membuka pintu kemurahan dengan kerelaan
Setelah kami melakukan kejahatan

Kami tidak memperbaiki dan malah merusak kemesraan
Kemudian kami bertaubat lalu kembali melakukan kemaksiatan
Kami perlakukan Engkau dengan keadilan dan
mengikat perjanjian sesaat lalu melakukan pengkhianatan

Engkau tidak pernah membatalkan perjanjian
Akan tetapi kamilah yang sering melakukan pembatalan
Kami diusir dari kerhidaan-Mu karena melakukan kejahatan
Seandainya kami pantas mendapatkan kerhidaan
pasti akan mendapat sambutan

Kami mengakui kesalahan yang kami lakukan
Maka bermurahlah pada kami dengan kerhidaan atas pengakuan
Siapakah yang diharapkan oleh seorang budak kecuali majikan

Maka sayangilah kami bagaimanapun yang kami lakukan
Apakah ada yang dapat menggantikan kedudukan-Mu
Bukanlah kalau tidak karena Engkau tak ada arti bagi kebenaran

Alangkah indah dan manisnya kemesraan
Alangkah tingginya kedudukan serta kemuliaan-Mu
Harga diri kami adalah merendah dihadapan-Mu
Kemuliaan kami dihadapan-Mu adalah melakukan ketundukan.

(Saduran bebas dari : Ibnul Jauzy , "Lautan Airmata")
=BC/23/10/09=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar