Sabtu, 21 Juli 2012

::: Kupu-Kupu :::

Seorang anak sedang bermain-main dan menemukan kepompong kupu-kupu disebuah dahan pohon yang rendah.
Diamatinya kepompong tersebut dan tampak ada lobang kecil disana.
Dia tertegun mengamati lubang kecil itu karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut. Lalu tampak kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan tampak sia-sia untuk keluar melalui lubang kecil diujung kepompongnya.

Melihat kejadian itu si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu untuk keluar dari kepompongnya.
Diapun mengambil gunting, lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar sang kupu-kupu bisa keluar dengan bebas dan leluasa.

Begitu kepompong terbuka , kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya.
Akan tetapi ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil, sayap- sayapnya tampak masih berkerut.
Anak itupun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap sayap kupu- kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa kupu- kupu mungil tadi terbang menuju bunga- bunga yang ada ditaman.
Harapan tinggal harapan , apa yang ditunggu- tunggu si anak tidak kunjung tiba.
Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih mengkerut serta tidak terbentang dengan sempurna.
Kupu-kupu itu akhirnya tidak pernah mampu terbang.

Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan anak tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu- kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari kupu- kupu itu masuk kedalam sayap -sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

"Hidup adalah perjuangan.
Hidup adalah kerja keras, bahkan untuk meraih keberhasilan diperlukan keringat dan airmata".
Kadang perjuangan adalah yang kita butuhkan dalam hidup kita.
Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
Tidak ada yang instan, Semua melalui proses yang sudah ada dalam kehidupan.
Setiap tapak kehidupan yang sudah dilalui akan memberi makna yang luar biasa bagi seseorang untuk melewati tapak kehidupan berikutnya.
Pengalaman-pengalaman suka dan duka akan memberikan seni tersendiri dalam mewarnai kehidupan kita yang sebentar ini.

Terkadang jika sedang merenung terbersit keinginan untuk bisa mengikuti sejengkal demi sejengkal kehidupan dengan bijaksana dan serius. Namun tatkala persaingan sudah semakin ketat, perenungan tinggal perenungan, yang penting bagaimana meraih keberhasilan dengan cara apapun, walau terkadang sampai menghalalkan segala cara.

Seorang anak tanpa disadari terkadang menjadi korban ambisi orangtuanya. Misalnya orang tua memaksa anak untuk belajar berhitung atau kursus komputer agar terlihat lebih dulu bisa berhitung atau menguasai komputer dibandingkan teman-temannya.
Beberapa kisah "pengkarbitan" tentu akan menuai permasalahan baru dalam implementasinya, karena individu- individu yang "dikarbit" tidak dibiarkan terlebih dahulu matang dalam perjalanan hidup.

Jika kita kembali kepada kisah kupu- kupu , mungkin kita baru mengerti bahwa seekor kupu- kupu yang cantik ternyata baru bisa terbang dengan indahnya setelah melalui perjuangan yang cukup berat dalam proses metamorfosis yang luar biasa hebatnya.

Jika seseorang ingin terbang dengan kompetensi yang memadai tentu harus melalui perjuangan yang berat.
Kompetensi seseorang dinilai dari apa yang telah dilakukannya, bukan dari apa yang diucapkannya.
Kompetensi seseorang dinilai dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya, bukan sekedar perencanaan yang tertulis diatas kertas.
Layaknya seekor kupu- kupu kehidupan manusia pun tidak hanya mengikuti siklus kehidupan yang sudah ada, namun harus berani mengambil titik balik kearah yang lebih baik lagi. (dari ulat menjadi kepompong lalu kupu-kupu)

Perubahan pertama yang memungkinkan kita untuk terbang tinggi adalah perubahan paradigma (perubahan cara berpikir) dan cara pandang. Bagaimana cara kita memandang kehidupan ini, bagaimana cara kita memandang permasalahan yang dihadapi, akan sangat menentukan bagaimana kita melalui hari- hari kita selanjutnya.

Jika selalu memandang negatif dan terus mengeluh tentu akan membuat sikap mental kita menjadi lebih buruk. Sebaliknya jika disikapi dengan optimis dan penuh harapan, maka proses pembelajaran akan berlansung lebih baik.
Perubahan pikiran ini selanjutnya akan diikuti dengan perubahaan perasaan yang selanjutnya membuahkan perubahan perilaku.
(ez2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar