Kamis, 03 Februari 2011

::: Bening Dalam Hening ::


Ya Allah jernihkanlah pikiran kami agar bisa melihat kebenaran, bukan pembenaran...

Kata bijak mengatakan ; Untuk hidup kita perlu air dan untuk hidup yang bermakna kita butuh berdiam diri.

Pikiran bagaikan tanaman kalau kita tidak pandai merawatnya yang tumbuh adalah ilalang . Ia bisa melahirkan kebahagiaan sekaligus kesengsaraan. Dengarkan suara hati saat menatap alam sekitar. Kenali rasa dan jiwa kita.

Pikiran akan melahirkan nasib seseorang. Diawali dari pikiran positif lalu ucapan bijak, dilanjutkan perilaku yang baik sampai menjadi kebiasaan yang mengagungkan

.Dengan sengaja menyediakan ruang hati terdalamnya untuk media dialog antara dirinya dan Allah Subhanahu wataala. Hati yang menjadi tempat yang subur untuk bunga-bunga Asmaul husna, dengan 99 asma Allah yang mampu menjadi taman yang penuh warna dan keindahan.

Sehingga tidak ada lagi ruang untuk benci, dendam , iri takut ,marah dan kecewa , Yang ada hanya hati, nurani untuk mengagungkan Allah ....Saat penyerahan dirinya hanya Pada Allah...yakin Allah akan membantunya dalam setiap desah nafas kehidupan.( semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita menuju kesana..amin Ya Rabbal alamin)

Sebaliknya saat kita membiarkan hati di isi oleh ilalang kebencian , kedengkian, keserakahan, kemarahan, kekecewaan dan keputusasaan ,serta Ketakutan , keraguan, keterasingan dan kehampaan yang diciptakan oleh pikiran manusia sendiri.
Ibarat gembok, diri nya yang mengunci gembok itu. Dirinya juga yang terkunci di dalamnya.
Bagaikan akar pohon yang saling menguatkan satu sama lain, maka buahnya adalah kesengsaraan tiada henti...

Keheningan ada dalam diri ,di ruang terdalam dalam hati kita. Suara-suara kebenaran sering datangnya dari hati yang terdalam. Suara hati (nurani) yang tercerahkan selalu mengarah kepada kebenaran yang hakiki.

Pertanyaan nya bagaimana membedakan suara nurani dengan Zulmani?
Nurani selalu mengajak kita kepada kebenaran, sementara zulmani mengajak kita kepada pembenaran.
Saat kita menuju kebenaran banyak aral melintang, rintangan, kerikil dan ujian satu persatu akan datang kepada kita tanpa di duga sebelumnya.
Saat kita menuju pembenaran , terkadang ujian datang setelah kita mencapai tujuan.

Pada saat seseorang mampu menemukan nurani (suara hati) maka disanalah suara-suara kebenaran hakiki dan sejati bersembunyi, dia tenang mesti banyak badai diluar sana .

“Kalau pisau diasah oleh batu, manusia di asah oleh manusia lainnya”. Seringnya kita terasah oleh sesama, termasuk hinaan, cacian, fitnah, dengki bahkan termasuk pujian adalah bentuk asahan jiwa manusia untuk menjadi manusia yang lebih baik. ....

Saat ini mungkin saja seseorang sedang duduk di kursi empuk, rumah mewah, harta berlimpah, istri cantik dan kemewahan lainnya yang melenakan, Namun tetap saja hati ini merasakan ada yang kurang. Bahkan makin haus akan air kehidupan yang menyegarkan. Kalau itu benar kita alami, maka tidak ada jalan lain kecuali segera melakukan ‘silence’ (keheningan). itulah panggilan nurani yang mulai merasakan adanya yang kurang dalam diri,

Hati dan jiwa ini ibarat orang yang terjebak tadi , sementara padang pasir itu adalah kehidupan kita saat ini yang tidak pernah ada tepinya. Kita sibuk bekerja dan bekerja . Kita memiliki semuanya namun tetap saja jiwa ini kehausan akan makna hidup, hingga tubuh ini seperti robot yang berjalan, tapi dikendalikan dan di kontrol oleh alat lain.

Itu artinya Pemilik dalam tubuh ini sedang merasakan kehausan. Bahkan kalau tidak segera diselamatkan akan berakhir dengan kematian sang jiwa. Yang di butuhkan bukanlah materi yang harganya miliaran, justru yang dibutuhkan sebuah sumber air yang murah, namun bisa menyegarkan kita dari dahaga spiritual. Melangkah dalam hening menuju kebeningan, Mendekatkan jiwa pada Sang pemberi kesejukan ruhani , sampai kita terbangkit dalam kesadaran , Untuk segera meraihn ya...

Saat hati dan pikiran telah sepakat dalam kondisi hening, menuju Rabb- nya energi baru akan muncul untuk menggugah setiap orang bangkit dari kebodohan, bangkit dari keterpurukan dan bangkit dari kemiskinan serta kekecewaan.

Orang yang tidak merasakan kebahagiaan bukanlah karena ia ‘belum menemukannya’, tetapi karena dia tidak mau berhenti sejenak untuk menikmati apa yang telah ia dapatkan ”....

“Jadilah tanah yang rendah, air akan banyak mengalir kepada Anda.Jangan jadi tanah yang tinggi, Anda akan kekurangan Air” (pepatah cina kuno)

“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya di tengah –tengah kamu ada Rasulullah, kalau dia menuruti kamu dalam beberapa urusan, niscaya kamu akan mendapat kesusahan, Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah di hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kefakiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus “ (QS Al Hujarat : 7)

***
Jika hati disembuhkan
Sensualitasnya dibersihkan
Tuhan Yang Maha pengasih
Bersemayam diatas singgasana
Hati terbimbing
Ia bersama Tuhan
(Rumi)

Wallahu a’lam bishawwab
BC03022011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar