Rabu, 09 Februari 2011

Hati Yang Resah

Pernah ada seorang suami ditengah pernikahannya yang ke sepuluh tahun rumah tangganya membuat hatinya resah. Dalam penuturannya di Rumah Amalia keluarganya dibangun dengan penuh kasih sayang dengan memiliki tiga anak. Dirinya dan sang istri sama-sama bekerja, dengan menempati posisi yang lumayan dalam pekerjaan. di awal tahun pernikahan hampir tidak menemui kesulitan yang berarti, bisa dikatakan cukup harmonis dalam pernikahannya. Anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Selama ini walaupun sama-sama sibuk dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga bisa diselesaikan bersama. Tetapi akhir-akhir ini, dirinya merasakan istrinya seperti sulit diajak komunikasi. Entah mengapa yang dirasakannya semakin jauh. Jauh dalam pengertian hati mereka seperti sudah tidak menyatu lagi. Padahal sebelumnya mereka seperti selalu tahu isi hati masing-masing.

Dirinya tidak pernah mengerti apa yang sebenarnya terjadi, istrinyapun juga merasa demikian karena pernah mengatakan, 'sebenarnya ada apa ya dengan kita? Kok kita nggak bisa lagi ngobrol enak kayak dulu?' pernah dia mengajak istrinya ngomongin masalah ini tapi malah bertengkar, seolah tidak mengerti mengajak istri bagaimana memperbaiki komunikasi yang sekarang sedang renggang. Hal-hal kecilpun sekarang telah membuatnya bertengkar. 'Mas Agus Syafii, bagaimana saya harus menyikapinya? Apa yang harus saya perbuat?' Sore itu di Rumah Amalia. anak-anak terlihat sedang asyik membaca buku. Sementara yang lainnya sedang asyik melantunkan ayat suci al-Quran. Kemudian saya menjelaskan kepadanya bahwa keutuhan rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Perkawinan adalah bersatunya dua hati yang memiliki karakter yang berbeda. Belum lagi jika pasangan suami istri sama-sama berkarier sehingga waktu berkomunikasi dan berduaan menjadi sangat terbatas, yang terkadang memicu timbulnya masalah. Bisa jadi sama-sama sukses di karier, berpenghasilan tinggi, memiliki kedudukan penting di kantor namun nyaris tiada hari tanpa keributan.

Seringkali masalah sepele memicu pertengkaran. Setiap pertengkaran tentunya ada hikmah yang bisa diambil. pertengkaran dapat menimbulkan keakraban karena bisa lebih mengenal pasangan. Segera setelah pertengkaran anda harus membukakan pintu supaya anda dapat berjalan melaluinya untuk mengetahui apa yang dirasakan & dibutuhkan pasangan. Daripada diam, sampaikan dengan penuh kasih sayang, 'Senang juga bertengkar karena akan membuat kita berdua mengetahui lebih banyak satu sama lain dan lebih mengasihi satu dengan yang lain.' Sabar dan sholat sebagai sebuah solusi untuk menghadapi pertengkaran di dalam rumah tangga. Pertengkaran justru malah meningkatkan kualitas di dalam rumah tangga sekaligus meningkatkan kualitas pribadi untuk bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Setiap masalah didalam kehidupan adalah bentuk ujian dan cobaan yang datangnnya dari Allah, selain dengan berusaha sekaligus lebih mendekatkan diri kepada Allah membuat kehidupan keluarga menjadi terasa indah. 'Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar & sholat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.' (QS. al-Baqarah : 153).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar