Rabu, 04 April 2012

::: Untaian Hikmah Ibnu ‘Athaillah :Terus Melangkah Dalam Berserah :::

 “ Jangan bersahabat dengan orang yang kondisinya tidak membangkitkan semangatmu dan perkataannya tidak mengantarmu pada Allah “ (43)

TIDAK ADA yang tidak saling memengaruhi dalam kehidupan ini . Karena itu , terimalah dunia ini sebagaimana adanya . Tetapi pilihlah bagian terbaiknya meski engkau juga harus mengakui bagian terburuknya .
Engkau harus mengukur keadaanmu agar bisa bijak menempatkan diri dalam pergaulan .
Bila dirimu masih termasuk pribadi yang labil dan mudah terpengaruh , sebaiknya pilihlah teman yang bisa mengantarkanmu pada kesadaran untuk hidup dalam keseimbangan dan prinsip yang teguh . Engkau tidak seharusnya memaksakan dirimu bergaul dengan mereka yang pembicaraan tidak engkau mengerti.

Bukankah bimbingan sering kali malah menambah kebimbangan ? Alih-alih engkau tambah berperilaku baik , engkau malah makin terpuruk .
Bisa jadi perilaku temanmu baik , tapi pembicaraannya tidak sesuai dengan keadaanmu . Sepenuhnya bukan sebab temanmu , tapi sebab dirimu yang tidak pandai memilih pergaulan .


***
“ Bisa jadi engkau berbuat buruk . Namun , persahabatanmu dengan orang yang kondisinya lebih buruk menjadikanmu tampak baik “ (44)

JANGAN MERASA puas dengan keadaanmu . Sebab , puas terhadap diri sendiri sering kali membuat kita lupa diri. Perhatianmu pada pujian atas kelebihanmu bisa membuatmu “ teperdaya “ . Apalagi bila yang memujimu adalah orang yang sebenarnya tidak menjalani  apa yang engkau jalani . Jangan mengukur perbuatanmu dengan perbuatan orang-orang yang lebih buruk darimu . Sebab engkau akan semakin merasa terbiasa dan menganggapnya lumrah . Bukankah “ tukang kutil “ akan merasa tidak bersalah bila berada di antara para koruptor ? Bercerminlah ...

***
“ Tidak disebut sedikit amal yang bersumber dari kalbu yang zuhud , sebaliknya tidak dapat disebut banyak amal yang bersumber dari kalbu yang tamak . “ (45)

BELAJARLAH IKHLAS dalam beramal . Sebab , keikhlasan bagaikan mataair yang jernih yang menyuburkan . hati yang ikhlas bagaikan tanah subur . Sekecil apa pun benih mudah tumbuh dan berkembang . Lebih dari itu , buahnya pastilah sempurna . Engkau akan merasakannya sepanjang usia. Jauhi sikap tamak , karena sikap tamak bagaikan “ air limbah “ yang mematikan . Masihkah engkau memilih sungai yang dialiri limbah dibandingkan sumur yang dipenuhi oleh air jernih ? Yang memandangi-Nya memperoleh keindahan memandang ciptaan-Nya . Niatkan perbuatanmu semata karena-Nya , berlimpahlah !

***
“ Amal yang baik hasil dari kondisi spiritual yang baik . Sementara kondisi spiritual yang baik bersumber dari kemampuannya menerima berbagai kedudukan yang Dia berikan “ (46)

SELARAS.  KEADAAN lahir kita sangat berkaitan dengan keadaan batin kita . Yang terungkap dalam perilaku kita adalah gambaran yang tersembunyi dalam hati kita . Hanya orang – orang yang mau mengaktifkan “ rasa “ yang bisa menikmati limpahan keselarasan hidup . Cobalah memaknai setiap perjalanan hidupmu , engkau akan temukan begitu banyak yang selama ini “ tertimbun “ dalam kesadaranmu . Mulailah dengan tobat , upaya memperbarui pola hidup , lalu temukan ikhlas dalam dirimu , hidupkan sabar dan istiqamah . Engkau pasti akan merasakan betapa hidup begitu bermakna . Aktivitasmu menjadi sarana pembelajaran untuk memperbaiki perilakumu.

***
“ Jangan tinggalkan zikir lantaran tidak bisa berkonsentrasi kepada Allah ketika berzikir . Karena , kelalaianmu
( terhadap Allah ) ketika tidak berzikir lebih buruk ketimbang kelalaianmu ketika berzikir. . Mudah-mudahan Allah berkenan mengangkatmu dari zikir penuh kelalaian menuju zikir penuh kesadaran , dan  dari zikir penuh kesadaran menuju zikir yang disemangati kehadiran-Nya, dan dari zikir yang disemangati kehadiran-Nya  menuju zikir yang meniadakan segala selain-Nya . “ Dan yang demikian itu bagi Allah  Tidaklah sukar “
( Q . 14:20 ) “ (47)

KITA BIASANYA berhenti zikir ketika merasa hati kita tidak bisa tentram . Atau , hati tidak bisa sepenuhnya menghadap Allah adalah perilaku orang yang tidak sungguh-sungguh ingin hidup damai bersama-Nya . Sebab , zikir adalah relasi kesadaran antara kita dengan-Nya . Bagaimana bisa engkau memperoleh cahaya , sementara engkau tidak tersambung dengan-Nya , Sang Cahaya ?

Biarkanlah lisanmu berulang-ulang menyebut kata ataupun kalimat yang menghubungkanmu dengan-Nya . Mungkin , pada kali pertama engkau merasa jenuh dan tidak tersambung . Tetapi , bila engkau membiarkan dirimu terus-menerus disiram “ air kesadaran “ sebab zikirmu , sangatlah mungkin engkau akan menikmati kehadiran-Nya dalam setiap aktivitas hidupmu . Bahkan , tidak ada yang engkau temukan dalam kehidupanmu kecuali diri-Nya . Membuatmu merasakan semuanya sangatlah mudah bagi-Nya . Berzikirlah tanpa berpikir , semua keindahan akan terukir .
((Ibnu 'Athaillah, Al-Hikam )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar