Minggu, 11 Januari 2009

Hati yang Terperih

Malam sudah menunjukkan jam 11. Mamahnya icha datang, bersama icha dan omnya. Mamahnya mengatakan bahwa dirinya menyerahkan icha pada keluarga kami. Kami menyambut dengan bahagia sebab kebahagiaan kami sekeluarga adalah menanti kehadiran Icha dikeluarga kami.

Sejak ayahnya icha meninggal, sang ibu sibuk mencari nafkah. ditengah kesibukannya anak-anaknya diserahkan kepada neneknya. kegiatan diluar rumah anak-anaknya sang ibu tidak pernah tahu.

Dengan mata berkaca-kaca mamahnya bertanya, "Icha, memang mau jadi SPG seumur hidup kayak mamah?" "Kalo Icha sayang mamah, Icha mesti sekolah dengan baik. Mamah tidak bisa membantu Icha belajar." Icha menangis. Mamahnya menangis.

Kasih seorang ibu begitu tulus. Ketulusannya demi kebahagiaan anaknya disetiap tetes air mata sang ibu. saya bisa merasakan getaran kepedihan yang dirasakan mamahnya icha. Kepedihan itu menyengat hati yang terperih.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar