Rabu, 10 Maret 2010

BERCERMIN DIRI


Tatkala kudatangi sebuah cermin,
Tampaklah sosok yang sudah sangat lama
Kukenal dan sangat sering kulihat.
Namun aneh, sesungguhnya aku belum Mengenal siapa yang kulihat.

Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya :
Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya
Dan bersinar indah disurga sana?
Ataukah wajah ini yang hangus legam di neraka jahanam?


Tatkala kumenatap mata, nanar hatiku bertanya :
Mata inikah yang akan menatap ALLAH,
Rasulullah, dan Kekasih-kekasih Allah kelak?
Ataukah mata ini yang terbeliak, melotot, terburai menatap neraka jahanam?
Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan?
Wahai mata , apa gerangan yang kau tatap selama ini?

Tatkala kutatap mulut, apakah mulut ini
Yang kelak mendesah penuh kerinduan
Mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH saat malaikat maut menjemput?
Ataukah menjadi mulut yang menganga
dengan lidah menjulur, dengan lengkingan
jerit pilu yang mencopot sendi-sendi setiap yang mendengar?
Ataukah mulut ini jadi pemakan buah zaqun
jahanam yang getir , penghangus dan penghancur setiap usus?

Apakah gerangan yang engkau ucapkan
Wahai mulut yang malang?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan?
Berapa banyak hati yang remuk dengan
sayatan pisau kata-katamu yang mengiris tajam?
Berapa banyak kata-kata semanis madu
Yang palsu yang engkau ucapkan untuk menipu?
Berapa sering engkau berkata jujur?
Berapa langkanya engkau dengan syahdu
memohon agar Allah mengampunimu?

Tatkala kutatap tubuhku, apakah tubuh ini
Yang kelak menyala penuh cahaya, bersinar,
bersuka cita, bercengkrama disurga?
Ataukah tubuh yang akan tercabik-cabik
hancur mendidih dalam lahar neraka jahanam,
Terpasung tanpa ampun,
menderita yang tak akan pernah berakhir?

Wahai tubuh , berapa banyak maksiat yang telah engkau lakukan?
Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba-hamba yang lemah
yang engkau tindas dengan kekuatanmu?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan-
tanpa peduli, padahal engkau mampu?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?

Ketika kutatap hai tubuh,
Seperti apakah gerangan isi hatimu?
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu?
Ataukah sekotor daki-daki yang melekat ditubuhmu?
Apakah hatimu segagah ototmu. Ataukah
selemah daun-daun yang sudah rontok?
Apakah hatimu seindah penampilanmu,
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu?

Betapa beda.... betapa beda apa yang tampak dicermin
dengan apa yang tersembunyi...
Aku telah tertipu oleh topeng yang selama ini tampak
Betapa banyak pujian yang terhampar hanyalah memuji topeng
Sedangkan aku.... hanyalah seonggok
sampah yang terbungkus
Aku tertipu... Aku malu Ya Allah...
Ya Allah... selamatkan aku....
Amin...Ya Rabbil 'alamin


( Abdullah Gymnastiar dalam buku Ir. Permadi Alibasyah " Sentuhan kalbu")
=BC/01/09/09=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar