Kamis, 24 Maret 2011

PERJALANAN ARUS AIR

Sekumpulan kecil arus air turun dari ketinggian gunung, jauh di atas sana melalui sejumlah desa dan hutan, hingga ia mencapai padang pasir. Arus kecil itu lalu berpikir, "Aku telah melewati begitu banyak rintangan. Tentunya tidak ada masalah buat aku melintasi padang pasir ini!" Namun ketika ia memutuskan untuk memulai perjalanannya, ia menemukan dirinya menghilang secara perlahan-lahan
ke dalam padang pasir. Setelah mencoba berkali-kali, ia masih tetap menemukan dirinya yang menghilang dan merasa sangat sedih. "Mungkin ini nasibku! Aku tidak memiliki nasib untuk mencapai lautan luas seperti dalam legenda," ia menggerutu dan mengutuk dirinya.

Pada waktu itu, terdengar suara yang dalam, "Jika awan dapat melewati padang pasir, tentunya sungai juga bisa."

Kedengarannya seperti suara padang pasir. Tidak begitu yakin, arus kecil menjawab, "Itu karena awan dapat terbang, tapi aku tidak bisa."

"Itu karena kamu melekat pada dirimu. Jika kamu benar-benar hendak melepaskannya, dan biarkan dirimu menguap, ianya akan menyeberang, dan kamu akan mencapai tujuanmu," kata padang pasir dengan suara yang dalam.

Arus kecil tidak pernah mendengar hal seperti ini. "Melepaskan diriku sekarang dan menghilang ke dalam bentuk awan? Tidak! Tidak!" Ia tidak dapat menerima gagasan demikian. Lagipula, ia tidak pernah mengalami hal demikian sebelumnya. Bukankah itu merupakan penghancuran diri untuk menyerah pada bentuk yang ia miliki sekarang?

"Bagaimana aku tahu bahwa saran ini benar adanya?" tanya arus kecil.

"Awan dapat membawa dirinya menyeberangi padang pasir dan melepaskannya sebagai hujan di tempat yang tepat. Hujan akan membentuk sungai lagi untuk meneruskan perjalanannya," demikian jawaban dari padang pasir dengan sabar.

"Akankah aku masih seperti diriku sekarang?" tanya arus kecil.

"Ya, dan tidak. Apakah kamu sebagai sungai atau uap yang tak kasat mata, hakekat diri kamu tidak akan pernah berubah. Kamu melekat pada kenyataan bahwa kamu adalah sungai karena kamu tidak mengetahui hakekat diri kamu," jawab padang pasir.

Jauh di dalam sanubarinya, arus kecil teringat bahwa sebelum ia menjadi sungai, kemungkinan juga ia adalah awan yang membawa dirinya hingga ke atas gunung, di mana ia berubah menjadi hujan dan jatuh ke tanah dan menjadi dirinya sekarang ini. Akhirnya arus kecil mengumpulkan keberaniannya dan berlari ke dalam rangkulan awan yang membawanya ke perjalanan hidup berikutnya.

Perjalanan hidup kita seperti halnya pengalaman dari arus kecil. Jika Anda ingin melewati rintangan dalam hidup Anda guna mencapai tujuan dari Kebenaran, Kebajikan dan keindahan, Anda juga harus memiliki kebijaksanaan dan keberanian untuk melepaskan sifat ke-aku-an (kelekatan pada diri Anda).

Mungkin Anda dapat menanyakan pertanyaan ini pada diri Anda :"Apakah hakekat diriku? Melekat pada apakah diriku ini? dan Sebenarnya apa yang benar-benar aku inginkan? " 

*** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar