Ada sorang lelaki tua, terbaring tidur tak berdaya melamunkan masa mudanya dalam kesendirian. Ditengah ketidakberdayaannya ia berbincang dengan dirinya sendiri. Dalam kesendiriannya banyaklah yang direnungkan. Hatinya berkata.
'Ketika aku menjadi seorang pemuda, aku bermimpi ingin merubah dunia. Seiring dengan waktu, usiaku kian bertambah. Dunia tidak berubah. Dunia tidak kunjung berubah. Maka impianku persempit untuk mengubah negeri ini. Namun impian itu juga tidak berhasil. Negeri ini juga tidak berubah.'
'Ketika usiaku sudah memasuki waktu senja. Dengan semangatku yang masih menggebu. Lalu aku memimpikan untuk bisa mengubah keluargaku. Orang-orang yang ku cintai. Orang-orang yang ada disekelilingku. Tetapi mereka juga tidak mampu aku merubahnya.'
Kini disaat terbaring lemah tidak berdaya. Air matanya mengalir tak terasa. Baju basah dengan air mata. Lelaki tua bergumam lirih pada dirinya sendiri.
'Bila waktu masa muda itu aku mengubah diriku sendiri. Maka aku akan menjadi panutan. maka aku bisa mengubah keluargaku. Memberikan inspirasi dan mendorong orang-orang disekelilingku untuk melakukan kebaikan. Dari mereka menanam dan menebarkan kebaikan, cinta dan kasih sayang sehingga mampu memperbaiki negeri ini. Tanpa disadari aku telah mengubah dunia.
Pesan Diatas bahwa kita tidak akan mampu mengubah dunia bila kita tidak mampu mengubah diri kita sendiri. Mulailah dengan melakukan kebaikan yang paling mudah seperti bertegur sapa, menebarkan senyum untuk pasangan hidup kita, membantu orang tua yang hendak menyeberang jalan atau sekedar bertanya bagaimana kabar dan duduk berbincang walau sebentar adalah wujud empati kita. Maka kebaikan itu menjadi virus yang menyebar kemana-mana. Pada saat itulah sebenarnya kita telah mampu mengubah dunia.
--
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapatkan kemenangan (QS, an-Naba' :31).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar