Sabtu, 21 Agustus 2010

Cinta Istri Sampai Mati

Thoriq termasuk orang yang sangat mencintai istrinya. Selain itu, ia juga
amat takut sama istrinya. Para tetangganya sudah sangat paham akan kecintaan
Thoriq kepada istrinya. Sebab sepasang suami istri ini sering menunjukkan
kemesraan di depan umum. Namun, kemesraan yang sudah menjadi buah bibir
warga perumahan itu akhirnya berakhir. Sang istri di panggil oleh Yang Maha
Kuasa di usia yang masih sangat muda.

Thoriq menangis tersedu tiada henti. Bahkan ketika sang istri hendak
dimakamkan, Thoriq meminta izin untuk membacakan puisi cintanya kepada sang
belahan jiwa.

Semua yang hadir terkagum-kagum dengan kecintaan Thoriq kepada istrinya.

Kekaguman masyarakat semakin membuncah beberapa bulan setelah sang istri
meninggal. Mengapa? karena walau sudah tiga bulan istri meninggal, Thoriq
setiap pagi Thoriq masih terus menyiram makam istri dengan air bunga.

Karena penasaran, sahabat Thoriq yang bernama Riza bertanya, "Mas Thoriq,
semua orang sudah tahu bahwa kamu sangat mencintai istrimu. Kamu tidak perlu
menyiram air bunga lagi setiap pagi untuk membuktikan cintamu. Kenapa sich
kamu harus menyiram air bunga setiap pagi ke makam istrimu? Orang sudah
tahu, kamu nggak mungkin berpaling dengan yang lain, kecintaanmu kepada
istrimu tiada tandingannya" .

Dengan menarik napas panjang, Thoriq menjawab, "dulu istriku pernah
berwasiat; nanti bila aku meninggal jangan buru-buru kawin lagi. Mas boleh
kawin lagi apabila rumput di makamku sudah setinggi lutut". Maka agar aku
bisa menunaikan amanah istriku itu, setiap pagi makamnya aku siram air agar
rumput di makam istriku bisa tumbuh dengan cepat.

(Anonymouis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar