Senin, 02 Februari 2009

Hendrik Jualan Kantong Plastik

Pagi sebelum berangkat saya bertemu teman. Teman bertutur dirinya sering melihat Hendrik jualan kantong plastik di pasar Ciledug. Hendrik adalah salah satu anak ananda. Ibunya jika pagi hari mengojek di pasar. Saya katakan padanya ayah Hendrik sudah tiada. Sebelum masuk sekolah siang hari, pagi hari hendrik jualan kantong plastik untuk ongkos sekolah.

Buat saya adalah kebanggaan karena hendrik bekerja untuk dirinya, jawab saya pada teman. kegigihan Hendrik untuk bekerja akan menumbuhkan hidup bermakna pada dirinya tanpa harus mengetengadahkan tangan pada orang lain. Pada Malam hari hendrik belajar mengaji pada saya. Sejak ayahnya meninggal hampir tidak pernah ada orang yang membimbing Hendrik, ibunya sibuk mencari nafkah. Jadi membimbing Hendrik merupakan tugas kita dan kami, Ananda membantu biaya sekolahnya.

"Oo..luar biasa ya Hendrik, jadi ayahnya sudah tidak ada ya mas? jualan kantong plastik itu untuk membiayai hidupnya ya" kata teman tersebut, matanya nampak berkaca-kaca.

Tidak semua anak bisa beruntung dengan bermain di rumah bersama ayah dan ibunya, sarapan pagi, minum susu sambil menonton tv namun ada anak yang mesti jualan kantong di pasar untuk membiayai hidupnya.

--
Barang siapa yang dikaruniakan harta oleh Alloh SWT maka hendaknya menyambung silaturahmi, menghormati tamu, memuliakan anak yatim dan hendaknya bersabar dalam menghadapi ujian karena dengan semua ini kemuliaan dunia dan kebahagiaan akherat didapatkannya. (ali bin abi thalib).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar