Jumat, 22 Mei 2009

Amalia Ceria

Anak-anak Amalia adalah generasi Ulul albab dimasa depan. Sebagaimana Firman Alloh '"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali ulul-albab." (QS. 2:269). Itulah sebabnya prinsip yang paling mendasar yang saya gunakan pola pendidikan pada anak-anak Amalia (Anak Insan Mulia) adalah Ceria yaitu Cerdas - Riang - aktif. Pada Dunia anak-anak, bermain dan belajar tidak dapat dipisahkan.

Pola pemikiran seperti ini agak sulit diterima oleh kalangan civitas pendidik dan juga orang tua. Setahu saya hampir para orang tua dan guru, belajar identik dengan mengerjakan lembar kerja sekolah (LKS) dan dilain waktu anak-anak dibiarkan begitu saja tidak ada pola mendampingan orang dewasa. Didalam benak orang tua dan guru ada anggapan waktu terbagi menjadi dua. 'Play time' dan 'work time' waktu bermain dan waktu belajar. Padahal bermain adalah pekerjaan anak-anak sebab melalui permainanlah kita berkesempatan untuk mengajarkan akhlak mulia, sains, berhitung, membaca dan menulis. Itulah yang saya menyebutkannya dengan Amalia Ceria, Anak Insan Mulia Cerdas, Riang, dan AKtif. Coba perhatikan diskusi anak-anak Amalia dalam proses bermain 'Amalia Membangun Rumah.'

Akbar, Novi, Dani berdebat cukup seru tentang dimana letak kamar tidur di dalam rumah kardus bekas tempat televisi. Saya mengatakan pada anak-anak agar terlebih dahulu untuk menggambar ruangan di dalam rumah. 'Yuk, kita sama-sama bikin desain ruangan rumah yang mau kita bangun.' kata saya. Lalu Akbar menjawab, 'Kak Agus, gimana caranya menggambar?' 'Sekarang Akbar yang menggambar.'jawab saya. Ketika Akbar menggambar sementara Novi dan Dani dengan sabar menunggu. Rupanya Akbar menggambar rumah dengan segi empat dan segi tiga. Saya sampaikan kepada Akbar bahwa rumah yang digambar adalah rumah yang nampak dari depan.

Novi menangkap yang saya maksud, akhirnya novi menggambar persegi panjang. didalamnya ada kotak-kotak yang kecil digambar oleh novi. Novi kemudian mengajak temannya untuk menulis kamar tidur masing-masing. Seusai menggambar anak-anak menyusun kardus seolah itu bagai rumahnya.

Pembelajaran seperti ini tentunya bukannya sekadar bermain. Ada banyak hal yang mereka bisa pelajari. Anak-anak mendapatkan kesempatan untuk mengenal konsep penting sebagaimana kita orang dewasa bekerja secara profesional seperti planning, membuat denah rumah, menerapkan menjadi rumah, menyelesaikan konflik, menejemen, kepemimpinan, bersabar, belajar berakhlak mulia. Seperti kata Kak Yusman salahsatu Kakak pengajar matematika, 'Jangan cuman dibayangkan, harus ditulis atau digambar.' kegiatan yang mengasyikkan ini juga bisa anda terapkan disaat bermain dengan anak-anak dirumah, sebab hal inilah yang saya gunakan bersama kakak-kakak pembina untuk anak-anak Amalia Ceria (Cerdas, Riang dan Aktif) pada kegiatan setiap harinya ketika pengajian, Muhadharah, bimbel, ACIBU, ACR, DOCILA, DACILA.

---
'Ulul Albab adalah sama dengan intelektual plus Ketaqwaan, intelektual plus kesalehan. Di dalam diri ulul-albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, sifat-sifat intelektual, dan sifat orang yang dekat dengan Allah Swt.' - Dr Imaduddin Abdurrahim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar