Kamis, 28 Mei 2009

Penjual Putu

Kemaren sore sepulang kerja istri saya minta dibelikan putu. Setiap sore hari biasanya ada penjual putu yang selalu lewat di depan rumah kami. begitu penjual putu lewat, saya langsung memesan putu, yang saya suka putunya berwarnai hijau yang terbuat dari pandan yang harum. Rasanya manis dan empuk.

'Bang Putu ya..'kata Hana. 'Baik neng.'jawab penjual putu. 'lagi rame ya bang.'tanya saya. 'alhamdulillah, rizki selalu ada mas agus.'katanya. Rasa kecukupan yang dimiliki oleh penjual putu adalah kekayaan yang teragung yang menghasilkan rumah-rumah cinta yang teduh dan dan menyejukkan bagi penghuninya.

Rumah yang teduh dan menyejukkan hanya akan ditempati oleh penghuninya yang memiliki 'deep listening' dan 'loving speech'. Kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik dan bertutur untuk membantu bukan menyakiti hati orang lain itulah yang membuat rumah menjadi indah sebab para penghuninya menghiasi dengan bertutur kata penuh kasih terhadap sesamanya yang bermuara dari rasa kecukupan terhadap semua anugerah Alloh SWT.

Saya teringat kata-kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib, 'Bila hati penuh syukur, kita menemukan cinta dimana-mana.' Kali ini saya menemukan cinta yang agung didalam hati yang penuh rasa syukur dari seorang penjual putu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar