Selasa, 13 Juli 2010

~“LIMA HAL YANG PALING UTAMA”~

Umar bin khatab r.a berkata :
1. Aku telah memperhatikan semua teman , namun tidak ada teman yang lebih utama daripada memelihara lisan.

2. Aku telah memperhatikan semua pakaian, namun tidak ada pakaian yang lebih utama daripada ‘Wara’


3. Aku telah melihat semua harta, tetapi aku tidak melihat yang lebih utama daripada qanaah

4. Aku telah melihat semua kebaikan, namun aku tidak melihat yang lebih utama daripada Ikhlas dalam beramal.


5. Aku telah melihat semua makanan, namun aku tidak melihat yang lebih nikmat daripada sabar.

Menurut Ibrahim bin Adham yang dimaksud dengan ‘wara’ adalah meninggalkan semua hal yang syubhat. Adapun meninggalkan semua yang tidak bermanfaat, itu namanya meninggalkan hal yang sudah semestinya.

Rasulullah SAW bersabda : “Jadilah orang yang wara’ niscaya engkau akan menjadi orang yang paling baik dalam beribadah. Jadilah orang yang qanaah, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling pandai bersyukur kepada Allah. Cintailah manusia lain sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri, niscaya engkau akan menjadi orang mukmin yang sempurna. Berbuat baiklah dalam bertetangga, niscaya engkau akan menjadi seorang muslim yang baik. Kurangilah tertawa, sebab banyak tertawa dapat membuat hati menjadi mati”

Berkaitan dengan perintah untuk berbuat baik kepada orang lain, Rasulullah bersabda :”Hati itu diciptakan cendrung untuk mencintai orang yang berbuat baik kepadanya dan cendrung membenci orang yang telah berbuat buruk kepadanya”

Dalam kebaikan terdapat kerhidaan manusia, sedang dalam taqwa terdapat keridhaan Allah. Barangsiapa berhasil meraih keduanya , telah sempurna kebahagiaan dan nikmat yang di raihnya.

Orang baru disebut sabar apabila dirinya telah memenuhi TIGA KRITERIA (ketika mendapat qadha’ yang tidak disukainya) yaitu :
1. Mampu mengendalikan diri dari membeci qadha tesebut;
2. Mampu mengendalikan lisannya dari ucapan yang buruk;
3. Mampu mengendalikan anggota badannya dari memukul, menyobek-nyobek pakaian , mencoreng-coreng muka , menaburi kepalanya dengan debu, dll (tindakan yang tidak baik dilakukan)

(Sumber : Imam Nawawi Al-Bantani “Nashaihul Ibad ”)
BC31012010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar