Kamis, 12 Agustus 2010

::: Apa Fungsi Dan Tujuan Shalat Istikharah? :::


Shalat Istikharah
Adalah Shalat Sunnat dua rakaat untuk memohon petunjuk kepada Allah, dalam hal menentukan pilihan dari dua perkara yang belum diketahui baik dan buruknya. Dalam sebuah Hadist dikatakan, Jabir bin Abdullah ra berkata : “ Rosulullah SAW mengajarkan kepada kami beristikharah pada segala macam urusan kami, seperti beliau mengajarkan kepada kami surat Al-Qur’an.”

Dan didalam Hadist yang lain Rosulullah SAW bersabda : “ Apabila seseorang diantara kamu berkeinginan melakukan sesuatu, hendaklah ia ruku’ dengan dua ruku’ (shalat dua rakaat) yang selain fardhu. Sesudah Shalat, kemudian membaca do’a ini. “ (kedua Hadist tersebut diatas terdapat dan dikutip dari buku Rahasia Shalat Sunnat oleh : Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, halaman 58 – 59)

Ket : Yang dimaksud dalam Hadist ini dengan Ruku’ dengan dua Ruku’ ialah Shalat Istikharah dua raka’at. Dan do’a sesudah Shalat Sunnat Istikharah akan disampaikan kemudian dalam artikel ini.
Kata Istikharah dalam bahasa Arab berarti minta dipilihkan. Seorang teman meminta tolong kepada temannya untuk memilihkan mana buku bacaan yang terbaik dari buku bacaan yang ada. Ini dinamakan perbuatan Istikharah. 


Seseorang mau melakukan Istikharah biasanya apabila ia merasa ragu untuk memilih, sehingga meminta bantuan orang lain atau temannya. Demikian juga halnya dalam beragama. Apabila manusia tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapkan dengan akal dan fikiran maka ia mengadukan masalah tersebut kepada Allah SWT agar Allah dapat membantu memilihkan keputusan mana yang harus diambil. Cara meminta pilihan kepada Allah itu dapat dilakukan bermacam-macam, antara lain dengan berdo’a agar Allah memberi hidayah, atau melakukan Shalat dua raka’at. Shalat dua raka’at inilah yang disebut dengan Shalat Istikharah.

Oleh karena itu, pengertian Shalat Istikharah adalah Shalat dua raka’at yang dimaksudkan memohon kepada Allah untuk membantu memecahkan (memilihkan) suatu hal yang belum dapat diselesaikan sekarang. Sementara manusia sebagai mahluk berfikir diberi akal dan hati nurani sebagai alat pertimbangan dalam kehidupan. Tetapi apabila ada sesuatu yang tidak terjangkau oleh akal dan fikiran manusia, maka disaat itulah diperlukan keimanan. Problema anak manusia semenjak dia dilahirkan ke dunia ini adalah sangat kompleks dan kadangkala memang silih berganti. 
Sepanjang masalah tersebut masih dapat diselesaikan oleh akal, maka manusia dapat hidup dengan tenang. Tetapi, toh tidak setiap persoalan (masalah) itu dapat diselesaikan oleh akal, karena akal manusia itu sendiri mempunyai keterbatasan. Kalau sudah begini, manakala akal sudah menyerah dan sudah tidak dapat dipergunakan untuk berfikir lagi, sudahlah pasti anak manusia yang masih mengganjal masalah (problema) itu tidak akan dapat hidup dengan tenang.

Kalau sudah demikian, kepada Allah SWT jua kita (manusia ) mengadu, meninta dan memohon. Karena memang Dia tempat manusia meminta. Karena hanya Dia (yaitu Allah SWT ) saja yang kita (manusia) sembah dan hanya kepada Dia kita (manusia) memohon pertolongan. Disinilah keagungan ajaran Islam itu tampak, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya agar melakukan Shalat Istikharah ( Shalat minta dipilihkan). Anjuran Nabi SAW ini berkaitan dengan fitrah manusia yang mempunyai hati Nurani sebagai tempat bersemayamnya kemauan dan ketaqwaan. 

Fungsi dan tujuan Shalat Istikharah terlihat yaitu pada ketika manusia sedang nyenyak tidur dan dunia hening tanpa ada suara yang hiruk pikuk, pada saat itu seorang hamba Allah ruku’ dua rakaat memanjatkan doa dan mengadukan nasibnya kepada Yang Maha Kuasa. Hati yang teguh disertai keyakinan yang kuat akan kebenaran agama Islam, niscaya semua kesulitan akan terpecahkan secara baik karena Shalat Sunnat Istikharah memberikan arah dan ketentraman kepada jiwa yang sedang kalut. Allah SWT akan memberikan petunjuk atas apa yang umat manusia resahkan melalui Rahmat dan Syafaat-Nya kepada hati sanubari manusia. Hati sanubari inilah kemudian yang menggerakkan raga manusia untuk memilih salah satu yang ditunjuk Allah. 

Namun sekiranya setelah selesai Shalat Sunnat Istikharah dan persoalan tidak juga kunjung terpecahkan. Ingat, jangan salahkan Allah, mungkin kita belum memenuhi syarat dan kriteria agar suatu doa diakbulkan. Mungkin juga hanya masalah waktu, sebaiknya kita ulangi dua sampai tiga kali Shalat Sunnat Istikharah kita. Sehingga Allah memberikan petunjuk-Nya (ilham) kepada diri kita. Sebab ada hal yang tidak dapat diperkirakan oleh akal manusia, yakni gerak Allah membantu hamba-Nya. Begitu juga, manusia kadang-kadang tidak sadar, bahwa ia justru sedang menikmati suatu karunia Illahi.

• Cara melakukan Shalat Sunnat Istikharah :
1. Niat :
2. Bacaan Surat setelah Al-Fatihah :
Rakaat Pertama, Surat Al-Kafirun
Rakaat kedua, Surat Al-Ikhlas
3. Selesai Shalat, mambaca doa. ( keterangan tersebut ini )

Pada waktu berdoa itulah disampaikan apa yang diinginkan dan inti dari Istikharah pada waktu tersebut. Ada Hadist Rosulullah SAW setentang doa Istikharah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut :

“Ya Allah, Tuhanku, sesungguhnya aku mohon petunjuk kepada-Mu tentang mana yang baik buatku menurut ilmu-Mu. dan aku mohon diberi kekuatan dengan kekuatan-Mu dan dengan keagungan-Mu yang besar. Karena sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa, aku tidak berkuasa. Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui serta Engkaulah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa perkara ini baik bagiku dan agamaku dan dalam kehidupanku dan pada akibat tindakanku, maka tetapkanlah untukku kemudian berkahilah aku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa pekerjaan ini buruk bagiku dalam agamaku dan kehidupanku dan akibat tindakanku, maka palingkanlah yang jahat itu dari aku dan palingkanlah aku darinya. Dan tentukanlah bagiku kebajikan sekiranya ada. Kemudian ridhoilah aku dalam kebajikan itu. “ ( HR Bukhari )

dikutip dari buku Rahasia Shalat Sunnat oleh : Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari

*********

DOA SHALAT ISTIKHARAH


Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengajari kami shalat Istikharah utk memutuskan segala sesuatu sebagaimana mengajari surah Al-Quran.
Beliau bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu mempunyai rencana utk mengerjakan sesuatu hendaknya melakukan shalat sunnah dua rakaat kemudian bacalah doa ini:


- {{اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ}}.

“Ya Allah sesungguhnya aku meminta pilihan yg tepat kepadaMu dgn ilmu pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adl Maha Mengetahui hal yg ghaib.
Ya Allah apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini {orang yg mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya} lbh baik dalam agamaku dan akibatnya terhadap diriku atau -Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: …di dunia atau akhirat- sukseskanlah untukku mudahkan jalannya kemudian berilah berkah.
Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lbh berbahaya bagiku dalam agama perekonomian dan akibatnya kepada diriku maka singkirkan persoalan tersebut dan jauhkan aku daripadanya takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada kemudian berilah kerelaanMu kepadaku.”

Tidak menyesal orang yg beristikharah kepada Al-Khaliq dan bermusyawarah dengan orang-orang mukmin dan berhati-hati dalam menangani persoalannya. Allah Ta’ala berfirman: “… dan bermusyawarahlah kepada mereka dalam urusan itu . Bila kamu telah membulatkan tekad bertawakkallah kepada Allah…” (89) HR. Al-Bukhari 7/162. 

By : Sugianto Parjan
sumber : Kitab Hisnul Muslim - Kumpulan Doa dan Dzikir Dari Al Quran dan As Sunnah, Said bin Ali Al Qathani dalam ebook DzikirWirid.chm oleh akhukum fillah La Adri At Tilmidz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar