Rabu, 29 September 2010

Berlian Dalam Diri

Sebenarnya didalam diri manusia terdapat berlian yang berharga. Berlian adalah batu permata yang paling berharga di dunia. Dalam bentuk yang asli berlian adalah karbon dalam bentuk paling pekat. Berlian dihasilkan dari kurang lebih 161 Km  atau 100 batu di dalam bumi.

Untuk menghasilkan berlian , karbon di dalam bumi harus mendapat tekanan  seberat 435.113 pound setiap inci persegi (psi) dan dipanaskan pada suhu yang tidak kurang dari 752 derajat F ( = 400 derajat C) . Jika tekanan dan suhu tidak  mencapai angka yang telah disebutkan , bukan berlian yang dihasilkan tetapi Grafit. Grafit adalah karbon yang lembut yang dapat di beli di pinggir jalan dalam bentuk pensil atau alat pelicin. Kebanyakan berlian yang kita lihat saat ini dihasilkan dari bawah bumi tersimpan berjuta-juta tahun lamanya. Ini menjadikan berlian bahan mineral paling keras di muka bumi.

Manusia memiliki berlian di dalam dirinya karena lebih dari 18 %  tubuh manusia terdiri dari karbon. Namun berlian di dalam diri  manusia tidak akan dapat  dihasilkan tanpa  tekanan dan ujian  sebagaimana berlian  di dalam bumi yang tidak akan dapat dihasilkan tanpa tekanan  yang kuat dan suhu yang tinggi. Berlian di dalam  diri manusia hanya  dapat dihasilkan jika  kesabarannya teruji, ketabahannya dipertahankan,  kesungguhan dan kegigihannya di pupuk dan keimanan serta ketakwaannya ditingkatkan.  Jika manusia berhasil  melewati  ujian-ujian tersebut , dia menjadi permata  umat yang dapat  mengukir sejarah  kecemerlangan dalam hidupnya. Pada saat itu dia mencapai  kebaikan didunia  dan kebaikan di akhirat.

Manusia  menjadi lebih matang  dan mantap setelah mendapat  ujian. Tanpa ujian potensi diri  tidak akan ditemukan. Kita seharusnya bersyukur  jika mendapat ujian. Imam Al-Ghazali  menjelaskan kepada kita bagaimana harus menyikapi ujian secara positif.  Setiap ujian di dunia seperti miskin,  sakit, takut dan bencana, ada 5 (lima) perkara yang harus di syukuri .
Menurut Imam Al-Ghazali dalam Ihya Uluddin perkara itu adalah :

1.Musibah  dan sakit bukanlah suatu kekuatan yang menentukan jalan hidup. Kekuatan yang menentukan jalan hidup  kita adalah Allah. Segala ujian yang menimpa  adalah kecil. Yang besar adalah kekuasaan  Allah yang dapat menentukan segala-galanya.

2.Musibah  yang menimpa adalah ringan karena hal ini tidak berkaitan dengan agama. Imam Sahl bin Abdullah berkata , “Bersyukurlah  kepada Allah karena (imammu masih mantap). Jika setan memasuki hatimu dan merusak tauhidmu , maka apakah yang akan kamu lakukan? “ Umar  Al- Khatab berkata , “ Jika aku mendapat ujian duniawi  aku bersyukur, karena terdapat 4 (empat) nikmat yang akan didapat. Ujian itu tidak berkaitan dengan agama. Kedua ujian itu tidak besar  jika dibandingkan ujian agama. Ketiga, aku mendapat kan ke Rhidaan-Nya. Keempat, aku mengharapkan pahala dari-Nya.

3.Dibandingkan akhirat azab di dunia lebih ringan dan sekejap. Ujian di dunia dapat diminimalisir  dengan berbagai cara sedangkan azab akhirat sudah merupakan suatu ketetapan.

4.Penderitaan  itu adalah sebagian dari ketetapan Allah. Jika ketetapan itu terjadi, berkuranglah ujian  pada tingkat yang lebih tinggi  dan mungkin juga akan datang kesenangan dan kebahagiaan setelah itu.

5.Ujian-ujian didunia ini adalah jalan mencapai kebahagiaan di akhirat. Ujian di dunia bisa  diibaratkan seperti obat yang pahit yang bakal mendatangkan kesejahteraan diakhirat.

Umat islam adalah umat yang hebat karena mereka di dididk  menerima ujian dalam hidup sebagai hal biasa. Mereka menyadari bahwa  ujian dalam hidup mendatangkan banyak manfaat dan kebaikan pada mereka. Kebaikan itu diantaranya , mereka dinaikkan derajatnya disisi Allah. Imam Abu Dawud meriwayatkan sabda nabi , “ Bagi seorang laki-laki  ada satu derajat  disisi Allah yang tidak dapat dicapai  dengan amalannya tetapi dengan ujian yang menimpanya”.

Kesusahan menyebabkan dosa-dosa mereka diampuni. Dalam Hadis yang diriwayatkan  Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda, “Tidak ada satupun musibah yang menimpa atas  diri seorang  muslim baik kepenatan, sakit kronis, kerisauan, kesedihan, kesakitan dan kemurungan apapun , sehingga duri mengenai badannya, melainkan menjadi kharafah baginya atas dosa-dosa.” Allah memberi  jaminan bahwa  kesusahan adalah jembatan menuju keberhasilan. Dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6 Allah berfirman  : “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kesenangan.”
Hal ini diperkuat oleh sabda  Nabi  yang diriwayatkan  Imam  Tirmidzi , “Sesungguhnya keberhasilan ada bersama kesabaran, kelapangan ada bersama kesusahan, dan sesungguhnya bersama kepayahan ada kesenangan .”

***
(DR. Danial Zainal Abidin “ 7 Formula Individu cemerlang, Mengungkap Rahasia kesuksesan dan Kejayaan Pribadi “)
BC29092010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar