Sabtu, 18 September 2010

Jas Hujan

Setiap kali melihat jas hujan, saya selalu teringat seorang teman yang bercerita tentang jas hujan, teman itu bertutur, Mas Agus, setiap kali turun hujan saya selalu meneteskan air mata. Dulu sewaktu saya kecil, saya selalu ingin mempunyai jas hujan. Waktu saya kelas Tiga SD hampir semua teman-teman telah memiliki jas hujan. mereka terlihat gagah dengan jas hujannya. semuanya berwarna cerah nan indah. tetapi ibu tak punya cukup uang untuk membelinya. Walaupun kesal dan kecewa, saya harus tetap menahan keinginan untuk memiliki jas hujan.

Sampai pada suatu hari kekecewaan itu memuncak, ketika saya pulang sekolah, hujan turun deras, saya kecewa dengan ibu sebab jika saya mempunyai jas hujan saya tidak perlu basah kuyup kena hujan dan bisa berlarian bersama teman-teman yang lain. Disaat teman-teman tertawa menikmati hujan, saya harus berjalan pulang dengan tubuh basah kuyup. Ditengah jalan saya bertemu dengan ibu. Ibu membawakan payung untuk saya, karena sudah terlanjur marah, tak terima dengan payung itu kemudian ngambek.

Ibu mendekap tubuh saya dengan memayungi agar tidak terlalu basah kuyup, hujan makin deras dan kami berjalan pulang sekalipun saya ngambek dan menolak untuk dipayungi. Sesampai di rumah ibu dengan membawa handuk, ada kehangatan yang segera menyergap, saya menjadi tenang. tak ada kata-kata yang keluar dari ibu selain menghangatkan saya dengan handuk, tangannya membersihkan setiap air hujan yang melekat ditubuh. Disekanya kepala saya agar nanti tidak sakit, masih dengan diam ibu menggantikan pakaian, setelah itu ibu membuatkan secangkir teh hangat dan menyodorkannya untuk saya, saya bergegas meminumnnya. Kehangatan terasa hadir didalam badan saya. Walaupun saya tidak pernah tahu, saya yakin ada kehangatan lain yang diberikan ibu pada saat itu.

Mas Agus, begitulah ibu tidak mampu membelikan saya jas hujan seperti yang saya harapkan namun payungnya telah membuat saya aman. Ibu tidak mampu membelikan saya jas hujan tetapi dekapan ibu membuat saya terhindar dari sakit. Ibu memang tidak bisa membelikan jas hujan namun usapan lembut ibu adalah segalanya bagi saya. Lingkaran tangannya ditubuh saya adalah dekapan yang paling indah. Secangkir teh manis telah menghangatkan tubuh saya. Ya, rintik hujan selalu membuat saya menangis karena teringat ibu. Terima kasih ibu.. yang tidak membelikan saya jas hujan karena apa yang telah diberika ibu selama ini telah membuat hidup saya bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar