Jumat, 24 September 2010

Rahasia Cinta


Pabila Cinta menyerumu ikutilah dia walau jalannya terjal dan berliku.
Dan pabila sayapnya merangkulmu, serahkanlah jiwamu
Meski pedang di balik sayap itu melukaimu
Dan pabila ia bicara kepadamu,
yakinlah  meski pembicaraannya membuyarkan mimpimu
Bagai badai mengobrak-abrik taman hatimu

Sebab sebagaimana cinta memahkotaimu
Demikian pula ia membunuhmu
Demi hidup jiwamu demikian juga demi kematianmu.

Sebagaimana dia  melangit , melintas dipucuk-pucuk ketinggianmu.
Membelai penuh mesra ranting-ranting terlembut yang bergetar dalam cahaya sang surya
Demikian pula ia menghunjam kedasar akarnya
Mengguncang-guncangnya dari cengkramanmu pada bumi

Ibarat butir-butir padi engkau diraihnya
Ditumbuknya engkau sampai putih telanjang
Diketamnya kau agar merdeka dari kulit arimu
Disepuhnya dirimu, sehingga engkau menjadi tembaga kuning berseri
Digemblengnya engkau  menjadi bahan yang terbentuk
Dan akhirnya diantarkan kepada api suci
Ibarat roti yang dipersembahkan pada perjamuan

Demikianlah pekerti cinta atas diri manusia
Agar engkau pahami rahasia hati
Dan kesadaran itu menjadikan segumpal kehidupan

Akan tetapi pabila dalam kecemasan
Hanya kedirian cinta dan suka citanya yang kau cari
Maka lebih baiklah bagimu menutupi tubuh
Dan menyingkir dari papan penempaan.
Masuk saja kedunia tanpa musim , dimana engkau dapat tertawa
Akan tetapi sesungguhnya  engkau tidak sepenuhnya  tertawa
Kaupun dapat menangis, akan tetapi tak sepenuhnya airmata.

Cinta takkan memberikan apapun , kecuali keseluruhan dirinya yang utuh
Cinta takkan mengambil apapun, kecuali dirinya sendiri
Cinta tak memiliki ataupun dimiliki
Karena Cinta telah cukup untuk cinta

Pabila engkau mencintai hendaknya jangan berkata .
“Tuhan ada didalam hatimu,” tetapi sebaiknya engkau merasa
“Aku berada di dalam Tuhan”

Pun hendaknya jangan mengira bahwa
engkau dapat menentukan jalan cinta
Karena cinta apabila engkau telah dipilihnya ,
akan menentukan kemana arah hidupmu

Cinta tiada berkeinginan selain mewujudkan dirinya
Akan tetapi pabila engkau mencinta sambil berkeinginan
Biarkanlah ia menjadi keinginanmu.
Mengalirlah sebagai  air sungai , yang menyanyikan kidung persembahan
Kenali kepedihan dan kemesraan yang begitu jauh
Rasakan luka akibat ketololan pemahamanmu sendiri tentang cinta.
Dan teteskan darah dan keringatmu dengan sukarela serta suka cita

Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan putih
Syukuri hari barumu dengan penuh cahaya harapan
Tafakur disiang terik dan renungkan pucuk-pucuk getaran cinta
Pulanglah dikala senja dengan syukur memenuhi rongga dada
Dan tidurlah dimalam hari  dengan doa tuk kekasih dalam sanubari
Dan basahi lidahmu dengan pujian kehadirat-NYA

(Kahlil Gibran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar