Jumat, 08 Oktober 2010

Futuuhul ghaib Risalah 14- 15 Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani

 Risalah 14
Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani

Wahai budak nafsu! Jangan mengkalim bagi dirimu sendiri maqam para rabbani. Kau adalah pemuja nafsu, sedang mereka adalah penyembah Allah. Dambaanmu adalah dunia, sedang dambaan mereka adalah akhirat. Matamu hanya melihat dunia ini, sedang mata mereka melihat Tuhan bumi dan langit. Kau pencinta ciptaan, sedang mereka pencinta Allah. Hatimu terpaut pada yang di bumi, sedang hati mereka terpaut pada Tuhan Arsy. Kau adalah korban segala yang kau lihat, sedang mereka tak melihat segala yang kau lihat. Mereka hanya melihat sang Pencipta segalanya, yang tak mungkin terlihat (oleh mata-mata ini). Orang-orang ini meraih tujuan hidup mereka, dan keselamatan mereka terjamin, sedang kau tetap menjadi korban nafsu duniawi.

Orang-orang ini lepas dari ciptaan, nafsu duniawi dan kedirian. Dengan demikian, mereka melicinkan jalan bagi penghampiran mereka kepada Tuhan Yang Maha besar, yang menganugerahi mereka kekuatan untuk meraih kemaujudan yang baik; kepatuhan kepada Tuhan. Inilah redha Allah, yang dianugerahkan-Nya kepada yang dikehendaki-Nya. Mereka jadikan taat dan pemujaan sebagai kewajiban mereka, dan kukuh dalam keduanya dengan bantuan-Nya tanpa mengalami kesulitan. Maka kepatuhan, dapat dikatakan, menjadi jiwa dan keseharian mereka.

Akhirnya, dunia menjadi rahmat dan menyenangkan bagi mereka, bagai syurga laiknya. Sebab, bila mereka melihat sesuatu, mereka melihat di balik sesuatu itu penciptaan-Nya. Maka orang-orang ini memberi daya kepada bumi dan lelangit dan menyenangkan bagi yang mati dan yang hidup. Kerana Tuhan mereka telah menjadikan mereka pasak bumi. Mereka bagai gunung-gunung yang berdiri kukuh. Orang-orang ini adalah yang terbaik di antara yang telah diciptakan dan ditebarkan-Nya di dunia ini. Semoga kedamaian dari Allah melimpahi mereka, juga salam dan rahmat-Nya, selama bumi dan lelangit maujud.





Risalah 15
Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani

Aku melihat dalam mimpi seolah aku berada di suatu tempat seperti masjid, yang di dalamnya ada beberapa orang menjauh dari manusia-manusia lain. Aku berkata kepada diriku: "Jika si anu hadir di sini, tentu ia bisa mendisiplinkan orang-orang ini, dan memberi mereka petunjuk yang benar, dan seterusnya", lalu terbayang olehku seorang yng saleh tengah dikerumuni mereka, dan salah seorang dari mereka bertanya: "Kenapa Anda diam ?" Jawabku: "Jika kalian berkenan, aku akan bicara". Lanjutku, "Jika kalian menjauh dari orang-orang demi kebenaran, jangan meminta sesuatu pun dengan lidah kepada manusia. Jika kau berhenti meminta secara demikian, maka jangan meminta sesuatu pun kepada mereka, hatta di dalam benak, sebab meminta di dalam benak sama saja dengan meminta dengan lidah. Dan ketahuilah, setiap hari Allah selalu kuasa mungubah, mengganti, meninggikan dan merendahkan (orang-orang). Ia naikkan darjat beberapa orang. Lalu, mereka yang telah dinaikkan-Nya ke darjat tertinggi, diancam-Nya bahawa Ia bisa menjatuhkan mereka ke darjat terendah, dan diberi-Nya mereka harapan bahawa Ia akan memelihara mereka di tempat terpuji itu. Sedang mereka yang telah dilemparkan-Nya ke darjat terendah, diancam-Nya dengan kehinaan nan abadi, dan diberi-Nya mereka harapan dinaikkan ke darjat tertinggi." Kemudian aku terjaga dari mimpiku.

(Disalin tanpa edit dari Futuuhul ghaib  Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar