Senin, 09 Maret 2009

Ke sekolah Vanny

Ahad saya mendapatkan sms dari Vany, "Kak, Hari selasa bisa ambil nomor ujian vanny disekolah nggak?" Hari itu juga saya bertemu dengan Vanny. Menanyakan pada vanny jam berapa harus diambilnya. "Selasa pagi kak agus." jawab Vanny.

Pagi ini setelah saya mengantar Icha sekolah, bersama istri dan Hana , saya kesekolah Vanny bertemu dengan Wakil kepala sekolah yang bernama Pak Usman. Setelah bersalaman, kami berbincang banyak tentang Vanny. Ternyata pihak sekolah sama sekali tidak tahu bahwa Vanny bukan anak korban dari perceraian. "Pak Usman, Maaf. Ayah Vanny sudah meninggal dari tahun 2003 yang lalu." jawab saya.

Pak usman, matanya memerah. meneteskan air mata, "astaghfirullah, saya hampir salah menduga. Ternyata Vanny anak yatim ya pak." "benar pak." jawab saya. Akhirnya semua menjadi jelas. Pak usman menghendaki untuk bertemu dengan mamahnya. jam 9.30 saya sempat berkunjung ke rumahnya Vanny dan bertemu dengan mamahnya, saya sampaikan kalo wakil kepala sekolah ingin bertemu dengan mamahnya Vanny. alhamdulillah akhirnya Vanny bisa ikut ujian. Awalnya saya ketar-ketir Vanny tidak boleh ikut ujian.

---
“Barang siapa mencintai dan menyantuni anak-anak yatim, kelak akan hidup berdampingan bersamaku di surga.” (Al-Hadis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar