Jumat, 05 November 2010

Cinta Itu Menyatu Kembali

Udara malam terasa dingin menyengat. Jalanan basah terguyur hujan. Di Rumah Amalia terdengar anak-anak yang sedang melantunkan ayat suci al-Quran. Kebahagiaan itu hadir ditengah kami. Seorang perempuan muda, air matanya menetes. Perjalanan hidupnya tidak selalu indah namun hatinya tegar bagai batu karang. Begitu sangat terpukul dengan keputusannya sendiri setelah memaksa minta cerai dari suaminya. Meskipun menang dalam keputusan sidang pengadilan dan berhak atas dua anaknya, rasa sepi dan sendiri, tertekan batin dan kekosongan paska perceraian tetap menghantuinya.

'Saya menangis setiap kali mengingat kata-kata suami saya yang sangat menyakitkan hati, tetapi saya mencoba untuk memaafkan tetapi sangatlah sulit.' tuturnya. Untuk menghilangkan rasa perih dihati dirinya bekerja. Menyibukkan dengan berbagai kegiatan, malah membuat jauh dari Allah dan berlumuran dosa. Kehadiran laki-laki lain telah mengisi hatinya, tersadar atas semua perbuatan, Apakah Allah akan mengampuni dosa-dosa saya? Begitu tuturnya. Tidak lama kemudian, orang yang dicintainya malah memukulinya dan menginjak-nginjak harga dirinya. 'Saya hampir bunuh diri karena tidak sanggup menanggung derita ini Mas Agus, saya mencoba meminum racun serangga tapi teringat anak-anak ama siapa mereka kalo ibunya mati?'

Malam itu kedatangannya hadir di Rumah Amalia untuk berdoa bersama memohon Allah agar semua masalahnya bisa selesai. Air matanya mengalir dengan derasnya. Beberapa kali tisu digunakan untuk mengusapnya. Tak kuasa menahan kesedihan yang teramat dalam. 'Alhamdulillah, hati saya menjadi tenang Mas Agus.' ucapnya.

Sebulan setelah itu dirinya bertemu dengan mantan suaminya. ' Sungguh ajaib, saya merasa sangat merindukan dia. Tidak ada lagi kebencian dihati saya.' Doa itu telah didengar oleh Allah, cintanya telah disatukan kembali. Mereka telah direstui oleh kedua orang tua untuk berkumpul kembali dalam mahligai rumah tangga. Mereka menikmati kebahagiaan hidup berumah tangga kembali.

'Barangkali kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.' (QS. An-Nisaa' : 19).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar