Kamis, 16 Desember 2010

== Inti Kebaikan ==

Nabi Muhammad Shalallahu A'laihi Wasallam  yang mulia telah mengumpulkan kebaikan dalam enam macam ; 1.berkata benar, 2.menepati janji, 3.menunaikan amanah, 4.menjaga kemaluan,5. memelihara pandangan dan 6.menahan tangan dari hal yang diharamkan.
Mengapa Rasulullah mengumpulkan inti kebaikan hanya menjadi enam macam?. Kebaikan yang diajarkan dalam islam banyak macamnya. Dari berbagai macam kebaikan itu oleh Rasulullah diringkas menjadi enam macam saja. Keenam macam kebaikan ini apabila dipegang teguh oleh seorang mukmin akan mengarahkannya menjadi hamba yang shaleh, terpercaya, dan mulia. Sebaliknya apabila keenam ini terlepas dari dirinya akan berubah menjadi sumber kemaksiatan yang menjerumuskan pelakunya menjadi orang yang merugi.

Jika ingin di kumpulkan lagi enam kebaikan itu bisa cukup menjadi dua saja. Tiga pertama berkaitan dengan lisan. Tiga berikutnya berhubungan dengan nafsu birahi seseorang. Sabda Rasulullah SAW diatas berkaitan erat dengan sabdanya yang lain yang ,

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'id r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa menjamin padaku apa yang berada antara dua jenggotnya (lisannya) dan apa yang berada diantara kedua kakinya (kemaluannya). aku akan menjaminnya dengan surga (HR Bukhari)

Berkata benar, menepati janji, dan memenuhi amanah adalah hasil kerja lisan. Dan setiap kata yang terucap oleh lisan selalu mengandung konsekwensi. Baik di dunia maupun diakhirat. Seseorang dituntut untuk berkata benar dalam berbicara. Kalau tidak mampu oleh nabi disarankan untuk diam saja.

Beliau bersabda : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik atau diam. Saja .” (HR Bukhari).

Sebagai konsekwensi berbicara benar adalah jika seseorang berjanji secara lisan, ia harus menepatinya. Lebih khusus lagi apabila ia diberi amanah dan menerimanya berarti ia berjanji untuk melaksanakan amanah itu.
Seorang pebisnis memberi nasehat kepada anaknya, "Anakku, agar engkau sukses dalam bisnis, kuncinya ada dua. Jujur dan Pandai. Sang anak bertanya: " Apakah jujur dan pandai itu Pak? ". Ayahnya menjawab, : "Jujur adalah kamu menepati setiap janji yang kamu buat. Sedangkan pandai adalah Kamu jangan mudah membuat janji."
Nasehat orang tua itu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan nasehat Rasulullah SAW.

Menjaga kemaluan , memelihara pandangan dan menahan tangan dari perbuatan maksiat adalah kunci jaminan masuk surga Rasulullah yang kedua. Perbuatan tersebut mengarah kepada nafsu seksual. Ujung-ujungnya akan menuju kepada perbuatan zina..
Bermula dari saling memandang, enebar senyum, lalu membuka pembicaraan.Keakraban terjadi dan tangan mulai memainkan peran. Apabila nafsu birahi sudah menggelora, perbuatan zina tidak dapat dihindarkan. Orang tersebut tidak mampu menjaga kemaluannya.

Setiap orang berlaku baik atau melakukan kebaikan berharap akan mendapatkan surga. Kepada orang tuapun, ketika kita sewaktu kanak-kanak ingin mendapatkan permen, kita berbuat baik dahulu. Membersihkan rumah, makan yang banyak, sampai memijat punggung orang tua. Perbuatan baik yang ia lakukan mengharapkan imbalan.
Rasulullah SAW memberikan jaminan surga bagi orang yang mengerjakan inti kebaikan.
Sebaliknya jika seseorang sering berkata bohong, tidak menepati janji dan melalaikan amanah yang diberikan Rasulullah SAW tidak bisa menjanjikan surga baginya.
demikian pula seseorang yang tidak bisa menjaga kemaluannya (termasuk menjaga pandangan, perasaan dan perbuatan yang mengarah kepada nafsu birahi), kunci surga lepas darinya. Kalau ia tidak bisa masuk surga , tempatnya tidak lain adalah dineraka. Oleh karena itu, laksanakan nasehat Rasulullah SAW yang cukup sederhana ini dengan mengerjakan 6 inti kebaikan...
*EZ*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar