Kamis, 30 Desember 2010

Tanda-tanda Hari Kiamat (bag. 10); Bulan Sabit, Mati Mendadak, Perang, Hingga Lenyapnya Tauhid...

oleh : David Muhammad 
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Maha Suci Allah yang telah berfirman:

“Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Allah berkata (kepada yang disembah): “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?”. Mereka (yang disembah itu) menjawab:” Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagi kamu mengambil selain Engkau (untuk jadi) pelindung (zzzz), akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup, sampai mereka lupa mengingati (Engkau); dan mereka adalah kaum yang binasa.”. Maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang apa yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula) menolong (dirimu), dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar”. (QS. Al-Furqaan (25): 17-19)

“Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu), dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku”. (QS. Al-Mursalat (77): 35-39)

Pada bagian ke-10 ini akan kita bahas secara lebih mendalam tentang fenomena ‘wanita berpakaian tapi telanjang’, dan beberapa kekacauan yang terjadi menjelang terjadinya peristiwa-peristiwa besar sebelum Hari Kiamat.

51. Wanita-wanita Yang Berpakaian Tetapi Telanjang

Pembahasan tentang ini merupakan kelanjutan dari yang sudah kita bahas pada catatan bag. 7, point 41 (Tirani dan Aniaya).

Tanda-tanda kiamat berikutnya adalah akan munculnya sikap kaum wanita yang keluar atau menyimpang dari adab syari’at, yaitu dengan mengenakan pakaian yang tidak menutup auratnya, menampakkan perhiasan dan rambutnya, dan menampakkan bagian-bagian tubuhnya yang wajib ditutup.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Pada generasi belakangan ummat ini akan ada orang-orang laki-laki yang naik pelana kuda yang menyerupai pelana unta (ditafsirkan oleh sebagian ulama: kendaraan-kendaraan masa kini seperti mobil), lantas turun di pintu-pintu masjid. Wanita-wanita mereka berpakaian tetapi telanjang, rambut kepala mereka bagaikan kelasa unta yang tinggi. Laknatlah mereka, karena mereka adalah wanita-wanita terlaknat. Kalau di belakangmu (sesudahmu) nanti masih ada umat-umat lain, niscaya wanita-wanita kamu akan melayani wanita-wanita mereka, sebagaimana kamu dahulu dilayani oleh wanita-wanita bangsa-bangsa sebelum kamu.” (HR. Ahmad –dalam al-Musnad Imam Ahmad 12:36, hadits nomor 7083 dengan tahqiq Ahmad Syakir. Beliau berkata: ,” isnadnya shahih.” ).

Dan di dalam riwayat Al Hakim dengan lafadz sebagai berikut:
“Pada generasi akhir umat ini akan ada orang-orang yang naik kendaraan yang empuk hingga datang ke depan pintu-pintu masjid mereka, dan wanita-wanita mereka berpakaian seperti telanjang.” (HR. Al-Hakim, dalam Mustadrak Al Hakim 4:436. Beliau berkata, ”Ini adalah hadits shahih menurut kriteria Imam Syaikhani (Bukhari dan Muslim), hanya saja mereka tidak meriwayatkannya.” Imam Adz Dzahabi berkata, ”‘Abdullah (yakni Al Fatani), meskipun dijadikan hujjah oleh Imam Muslim, tetapi dia di-dhaifkan oleh Abu Dawud dan Nasai. Dan Abu Hatim berkata, ”Dia hampir sama dengan Ibnu Luhai’ah”)

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ada 2 golongan ahli neraka yang belum saya lihat sekarang, yaitu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk memukuli manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berlenggak-lenggok dan miring rambutnya seperti kelasa unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan bahkan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga itu dapat tercium dari perjalanan sejauh ini dan ini.” (HR. Muslim)

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallhu ‘anhu juga, dia berkata:
“Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah……akan bermunculan pakaian-pakaian wanita (mode, fashion) dan jika mereka kenakan, kondisinya seperti telanjang.” (Al Haitsami berkata, ”Sebagian isinya diriwayatkan dalam kitab-kitab shahih, dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi shahih kecuali Muhammad bin Al Harits bin Sufyan, dan itu kepercayaan.” Lihat: Majma’uz Zawaid 7:327 )

Hadits-hadits ini merupakan sebagian dari mukjizat Nabi shalallhu ‘alaihi wasallam. Apa yang beliau sabdakan itu telah terjadi pada masa sebelum kita ini dan masa sekarang lebih banyak dan lebih dahsyat lagi.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menamakan kelompok wanita seperti ini sebagai wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Karena mereka mengenakan pakaian tetapi pakaian mereka tidak berfungsi untuk menutup aurat lantaran tipisnya seperti kebanyakan wanita sekarang. (Al Halal wa Al Haram Fi Al Islam, Hal 83, Dr Yusuf Al Qaradhawi, cet 12 thn 1398 H, Al Maktab Beirut & Damascus)

Dan ada pula yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Al Kaasiyaat Al ‘Aariyaat (berpakaian tetapi telanjang) ialah mereka yang mengenakan pakaian pada tubuhnya tetapi kerudungnya diikatnya (tidak dipakai) lagipula pakaiannya sangat sempit dan ketat sehingga menampakkan bentuk dan lekuk-lekuk tubuhnya dan tampak menonjol payudara dan pantatnya, atau sengaja dibukanya sebagian tubuhnya. Karena itu, kelak mereka akan mendapatkan siksaan di akhirat. (Syarah Muslim 19:190).

Sungguh, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan, bahwa beliau shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
“Sepeninggalku aku tidak meninggalkan ujian bagi laki-laki yang lebih berbahaya darupada wanita (yakni wanita sebagai gidaan yang paling berbahaya bagi laki-laki)”. (HR. Muslim dari Usamah bin Zaid bin Haritsah dan dari Zaid bin Amru bin Nufail radhiyallahu ‘anhum).

Dan dari Abu Sa’id al-Kudhri radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya dunia ini manis dan menghijau (sangat memikat) dan dengannya Allah menguji kalian. Lalu Allah akan melihat bagaimana perbuatan kalian. Karena itu jagalah diri kalian dari godaan dunia dan wanita, karena sesungguhnya godaan Bani Israil yang pertama adalah wanita”. (HR. Muslim) 


52. Bulan Sabit Terlihat Lebih Besar

Salah satu dari pertanda yang menunjukkan dekatnya Hari Kiamat adalah bulan baru (bulan sabit) terlihat lebih besar dari biasanya. Orang yang pertama kali melihatnya akan mengatakan bahwa bulan itu telah berusia dua atau tiga malam.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Diantara tanda-tanda kian dekatnya Hari Kiamat ialah menggelembungnya (membesarnya) bulan sabit (bulan baru). Bulan sabit akan terlihat di malam pertama ia muncul, dan akan dikatakan: ‘Bulan itu berumur dua atau tiga malam’” (HR. At-Thabrani, al-Albani menyatakan bahwa “Mata rantainya adalah hasan”)

Anas radhiyallahu ‘anhu juga meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
“Jika bulan baru (bulan sabit) terlihat dan dikatakan bahwa bulan itu berumur dua malam, masjid akan dijadikan jalan, dan kematian secara mendadak atau tiba-tiba semakin sering terjadi dan menjadi fenomena yang menyebar luas – semua itu merupakan pertanda semakin dekatnya kiamat”. (HR. At-Thabrani, dinilai hasan oleh al-Albani)

Sudahkah itu terjadi? Wallahu’alam...
Mari coba kita perhatikan bulan sabit pada saat ia muncul, apakah ia terlihat lebih besar dari biasanya atau tidak...


53. Banyaknya Kematian Mendadak

Diriwayatkan secara marfu' dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah... banyak terjadi kematian secara mendadak." (Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Ash-Shaghir dan Al-Ausath dari gurunya Al-Haitsam bin Khalid Al-Mashishi, sedangkan dia itu dha'if." Majma'uz-Zawaid 7: 325. Al-Albani berkata, "Hasan." Dan beliau menyebutkan orang-orang yang meriwayatkannya, yaitu Ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Adh- Dhiya' Al-Muqaddasi. Lihat: Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 5: 214, hadits nomor 5775 ).

Ini merupakan kejadian yang sudah dapat disaksikan pada masa sekarang di mana banyak terjadi kematian mendadak pada manusia. Maka Anda dapat menyaksikan seseorang yang tadinya sehat dan segar bugar, tiba-tiba ia mati secara mendadak, yang sekarang diistilahkan dengan kemandegan jantung atau serangan jantung. Karena itu bagi orang yang berakal sehat, hendaklah ia sadar dan kembali serta bertaubat kepada Allah Ta'ala sebelum datangnya kematian secara mendadak.

Imam Bukhari rahimahullah pernah berkata:
"Peliharalah keutamaan rukukmu pada waktu senggang. Sebab, boleh jadi kematianmu akan datang secara tiba-tiba. Betapa banyaknya orang yang sehat dan segar bugar lantas meninggal dunia dengan tiba-tiba. "

Ibnu Hajar berkata, "Sungguh ajaib, bahwa kematian secara mendadak ini juga menimpa beliau -Imam Bukhari- sendiri." (Hadyus-Sari Muqaddimah Fathul-Bari, halaman 481, oleh Al-Hafizh Ahmad Ibnu Hajar Al-'Asqalani, dengan ikhraj dan tashhih oleh Muhibbuddin Al-Khatib, dicetak oleh Qushay Muhibbuddin Al-Khathib, dipublikasikan dan dibagi-bagikan oleh Riasah Idaratil Buhutsil Ilmiyyah wal Ifta' , Riyadh ).


54. Tidak Berlakunya Lagi Mata Uang Irak, Syam (Syria), dan Mesir dan Tidak Diakui Lagi Takaran-takaran Mereka.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Irak akan ditolak dirham dan qafiznya. Syam (Syria dan sekitarnya) akan ditolak mudd dan dinarnya. Dan, Mesir akan ditolak irdah dan dinarnya. Kau akan dikembalikan ke tempat dimana kau berasal, kau akan dikembalikan ke tempat dimana kau berasal” (HR. Muslim)

Qafiz, mudd, dan Irdah adalah ukuran yang digunakan oleh penduduk di wilayah-wilayah tersebut. Dirham dan dinar adalah mata uang yang digunakan oleh negara-negara itu.

Al-Albani menjelaskan hadist ini sebagai berikut:
Qafiiz artinya timbangan yang dipakai oleh penduduk Irak yaitu 8 pintalan, sedangkan Mudd (al-makuuk) artinya setengah sha’ yaitu sama dengan 5 kg. Irdah (Irdaabun) adalah timbangan yang diapakai penduduk Mesir dengan ukuran 24 sha’.
Makna hadist ini adalah bahwa orang Ajam dan orang Rum di akhir zaman memperebutkan negara dan menghalangi keberhasilan orang-orang Muslim. Ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah di akhir zaman orang-orang kafir mempersoalkan pajak untuk memperkokoh kekuasaan, kemudian mereka mempersulit untuk membayar pajak (upeti) dan lainnya. Kebudayaan dan peradaban orang-orang Rum dan Ajam itu akhirnya menyebabkan mata uang dan takaran di negeri Irak, Syam, dan Mesir itu jadi tidak digunakan lagi. Pada akhirnya, Allah memberi ketenangan dalam negara tersebut terhadap orang-orang yang berperilaku sesuai dengan syari’at dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Diriwayatkan dari al-Jurairi bahwa Abu Nadhrah berkata, “Kami berada disisi Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, lalu dia berkata, ‘Sebentar lagi takaran dan mata uang Irak tidak diakui’.
Lalu kami bertanya, ‘Apa penyebabnya?’.
Dia (Jabir) menjawab, ‘Dari orang non-Arab yang menolak itu’.
Lalu dia berkata lagi, ‘Sebentar lagi mata uang dan takaran orang Syam tidak diakui’.
Kami bertanya, ‘Darimana penyebabnya?’.
Dia menjawab, ‘Dari orang Rum’.
Lalu dia diam sejenak kemudian berkata, ‘Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, ‘Nanti pada ummatku yang belakangan ada khalifah yang mebagi-bagikan harta tanpa dihitungnya’.
Al-Jurairi berkata, “Saya tanyakan kepada Abu Nadhrah dan Abu A’la, ‘Apakah kahlifah tersebut adalah Umar bin Abdul Azis?’
Keduanya menjawab, “Bukan!”
(HR. Muslim)

Perang Teluk, infasi Amerika terhadap Irak melemahkan perekonomian di Irak. Mungkin saja lama-kelamaan mata uang yang berlaku kini akan diganti dengan yang lain. Begitu juga takaran-takaran yang biasa mereka gunakan akan dirubah dengan bentuk ukuran/takaran yang lain. Demikian pula yang akan terjadi di Syam dan Mesir. Dan itu sudah mulai terjadi ketika dunia lebih mengakui mata uang global (US Dollar, Euro atau bahkan Yuan Cina) dan takaran-takaran sudah mengacu pada takaran-takaran yang berlaku global seperti kilogram dan lain sebagainya. Wallahu’alam...

**Orang-orang Rum bisa berarti Orang-orang Eropa/Amerika, sedangkan orang Ajam yang bermata sipit mungkin saja orang-orang Cina, Korea atau Jepang. Wallahu’alam....


55. Kaum Muslim akan Memerangi Kaum Turk

Para ulama setuju bahwa kata ‘Turk’ yang digunakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam merujuk kepada kaum Tartar yang berperang melawan kaum muslimin berabad-abad yang lalu.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslim memerangi kaum ‘Turk’ (Tartar), kaum yang wajahnya (licin dan lebar) seperti perisai. Mereka akan mengenakan pakaian (yang terbuat) dari bulu, dan mereka berjalan mengenakan (sepatu yang terbuat) dari bulu”. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)

Menurut penjelasan lain, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak akan tiba Kiamat hingga kalian memerangi kaum yang alas kakinya terbuat dari bulu. Dan kiamat tidak akan tiba sampai kalian memerangi kaum yang bermata kecil dan berhidung mancung” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)

Imam Nawawi mengatakan, “Mereka – Kaum Tartar – ada disekitar kita saat ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah meberitahukan kepada kita deskripsi lengkap tentang mereka. Mereka memiliki mata yang kecil, berwajah merah, hidung mancung, bermuka lebar dan licin, serta menggunakan pakaian dan alas kaki dari bulu. Hingga kini mereka masih hidup”. Pada saat itu (pada saat Imam Nawawi berkata tentang hal ini) terjadi perang antara kaum Muslimin dengan bangsa Tartar.

Apakah kaum muslimin kembali akan berperang dengan Kaum Turk? Hanya Allah-lah Yang Lebih Mengetahui...


56. Kaum Muslim Berperang Dengan Orang Ajam ( Non Arab )

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak akan datang kiamat sehingga kamu memerangi suku Khuz dan Karman dari kalangan orang Ajam (non Arab), yang wajahnya kemerah-merahan, pendek (pesek) hidungnya, sipit matanya, dan mukanya seperti perisai yang lengkung." (HR. Bukhari)

Dalam pembicaraan yang lalu mengenai peperangan dengan bangsa Turk telah disebutkan ciri-ciri mereka sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadits. Dan dalam hadits ini dibicarakan peperangan dengan suku atau bangsa Khuz dan Karman yang tidak termasuk negara Turk, tetapi sama-sama Ajam (non Arab). Dengan demikian maka sifat atau ciri-ciri mereka sama dengan sifat-sifat bangsa Turk.

Ibnu Hajar berkata, "Dapat dikemukakan jawaban bahwa hadits ini berbeda dengan hadits yang membicarakan peperangan dengan bangsa Turk, dan kedua hadits tersebut dapat dikompromikan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan umat beliau terhadap dua golongan manusia tersebut." (Fathul-Bari 6: 607)

Ini diperkuat oleh riwayat Samurah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Kelak Allah akan memenuhi tangan kamu dengan orang-orang Ajam, kemu¬dian mereka menjadi singa-singa yang tidak mau berlari darimu, lalu mereka memerangi kamu dan memakan rampasanmu." (Musnad Ahmad 5:11 dengan catatan pinggir Muktakhab Kanzul 'Ummal. Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzar, dan Ath-Thabrani. Dan perawi-perawi Ahmad adalah perawi-perawi shahih." Majma'uz-Zawaid 7: 310).

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, katanya: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Di tengah-tengah kamu akan banyak singa dari kalangan Ajam. Mereka tidak mau berlari meninggalkanmu, bahkan mereka akan memerangi kamu dan memakan rampasanmu." (HR. Thabrani, dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi shahih. Majma'uz-Zawaid 7: 311).

Dengan demikian, maka peperangan dengan orang Ajam ini merupakan tanda telah dekatnya hari kiamat.


57. Lenyapnya Tauhid

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kiamat tidak akan terjadi sehingga di muka bumi tidak terdengar lagi ucapan: ‘Laa ilaa ha illallaah’”. (HR. Ahmad)

Dalam riwayat lain:
“Kiamat tidak akan terjadi sehingga di muka bumi tidak terdengar lagi ucapan: ‘Allah... Allah...’” (HR. Muslim)

Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata, “Ada dua pendapat dalam mengartikan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tersebut diatas:
Pertama, bahwa maksudnya tidak ada lagi orang yang mengingkari kemungkaran, dalam artian seseorang tidak lagi mencegah temannya berbuat mungkar sekalipun dia mengetahuinya. Makna ini beliau shalallahu ‘alaihi wasallam ungkapkan dengan: “Sehingga tidak ada lagi yang mengucapkan Allah, Allah...”, sebagaimana yang diungkapkan dalam hadist sebelumnya riwayat dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
“Kiamat tidak akan terjadi sebelum Allah mencabut syari’at-syari’at-Nya dari penduduk bumi, maka tinggallah orang-orang bodoh yang ada disana. Mereka tidak mengenal perkara makruf dan tidak mengingkari perkara mungkar” (HR. Ahmad)
Kedua, bahwa maksudnya sehingga di muka bumi tidak ada lagi orang-orang yang mengingat Allah dan tidak ada yang mengenal nama-Nya lagi, yaitu ketika zaman sudah sedemikian rusaknya. Kekafiran, kefasikan, dan maksiat merajalela dimana-mana, sebagaimana yang disebutkan dalam hadist tersebut: “Kiamat tidak akan terjadi sehingga di muka bumi tidak terdengar lagi ucapan: ‘Laa ilaa ha illallaah’”. (HR. Ahmad)

Hilangnya ketauhidan seseorang sesungguhnya terjadi ketika amanat dicabut dari dalam hatinya, sehingga tidak tertinggal sedikitpun keimanan.

Dalam sebuah hadist, diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan dua hal kepada kami; yang satu masih saya hafal dan yang satunya lagi masih saya ingat-ingat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitahu kami, ‘Sesungguhnya amanat telah turun ke dalam lubuk hati sebagian orang, lalu al-Qur’an turun, sehingga mereka bisa tahu melalui al-Qur’an dan Hadist’.”
Setelah itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitahu kami tentang hilangnya amanat. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Nanti akan ada tidur, lalu amanat dicabut dari hatinya, sehingga ada bekas seperti memar-memar. Lalu dia tidur lagi, kemudian amanat dicabut dari hatinya, sehingga ada bekas seperti kulit yang melepuh berisi cairan, sehingga tampak rusak dan jelek, tidak bernilai (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memperagakannya dengan mengambil kerikil, lalu beliau gulirkan pada kaki beliau).
Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kemudian banyak orang yang menyatakan sumpah setia, tetapi hampir tak ada seorangpun yang melaksanakan amanat, sehingga ada orang yang berkata, ‘Sesungguhnya di Bani Fulan ada seorang yang melaksanakan amanat, sehingga dia disebut-sebut. Betapa kuat dia, betapa baik dia, dan betapa bijak dia! Padahal sebenarnya di dalam hati orang yang disebut-sebut itu tidak ada iman seberat biji sawi sama sekali”.
“Telah datang kepadaku suatu masa dimana aku tidak mempedulikan siapapun yang aku terima sumpah setianya (baiatnya). Jika dia masuk Islam, maka agamanya akan menjadi penolak dari seranganku; dan jika dia Nashrani atau Yahudi, maka upetinya akan menjadi penolak dari seranganku. Adapun sekarang, yang aku terima baiatnya hanyalah si Fulan dan si Fulan”. (HR. Muslim)


Demikianlah catatan bagian ke-10 dari Tanda-tanda menjelang Hari Kiamat. Setelah catatan ini, kita akan membahas tanda-tanda kiamat yang merupakan tanda-tanda (peristiwa-peristiwa) sebelum kemunculan Dajjal di akhir zaman. Pembahasan mengenai itu akan kita sampaikan pada catatan bag-11 yang merupakan bagian terakhir dari catatan/tulisan mengenai Tanda-tanda Kiamat Sughra.

Saya berharap dengan kita mengetahui tanda-tanda Hari Kiamat kita akan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita serta bersegera memperbanyak amal sholeh dan berbuat baik kepada orang lain sebagai bekal kita untuk menghadap kepada-Nya.

Demikian, semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan para sahabat sekalian.

Wallahu alam bishshawwab...

Billahi taufiq wal hidayah
Wasalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Insya Allah Bersambung...

Note:
[1]. Catatan (Tulisan) ini dibuat dari berbagai sumber, diantaranya:
a. Tanda-Tanda Hari Kiyamat Besar dan Kecil, karya Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah. Terjemah oleh : Muh. Khairuddin Rendusara, Islamhouse.com. 2009.
b. Tanda-tanda Kecil Hari Kiamat, dari buku ‘Smaller Signs of The Day’, karya Muhammad bin Bayyumi. Terjemah oleh: Aish. Terdapat dalam buku ‘Semalam Saja di Neraka’, karya Nurul Mubin. DIVA Press, Jogjakarta. 2008.
c. An-Nihayah Fitanun wa Ahwalun Akhir az-Zaman, karya Ibnu Katsir. Dalam edisi Indonesia, ‘Huru-hara Hari Kiamat’, terjemah oleh: H. Anshori Umar Sitanggal dan H. Imron Hasan S.Ag. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2010.
d. Ringkasan Shahih Muslim, karya Muhammad Nashiruddin al-Albani, terjemah oleh: Elly Lathifah, SPd. Gema Insani Press. Jakarta. 2007. Bab Kitab Fitnah.
e. Sumber-sumber lainnya yang dapat dipercaya (Insya Allah)

*** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar