Kamis, 30 Desember 2010

Tanda-tanda Hari Kiamat (bag. 9); Kembali ke Zaman Jahiliyyah

 
oleh :  David Muhammad 
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Bismillahirrahmaanirrahiim..

Maha Suci Allah yang telah berfirman:

“Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai Arsy, Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat), yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Allah berfirman):” Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? “Hanya kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”. (QS. al-Mu’min (40) : 15-16)

“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya”. (QS. al-Mu’min (40) : 17)

“Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati”. (QS. al-Mu’min (40) : 18-19)

“Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan sekali-kali mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah”. (QS. al-Mu’min (40) : 20-21)

“Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya”. (QS. al-Mu’min (40) : 22)

Pada catatan bagian ke-9, kita akan membahas tanda-tanda yang sebagian besar sudah mulai terjadi dan yang lainnya belum terjadi. Wallahu’alam...

44. Masjid Hanya Dijadikan Jalan Tempat Berlalu.

Tanda-tanda ini masih berkaitan dengan catatan bag.7 point 7; tentang orang-orang berlomba-lomba membangun mesjid-mesji indah dan megah. Mesjid-mesjid tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya, dan bahkan hanya dikagumi keindahannya, bukan untuk beribadah didalamnya.

Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat lagi ialah munculnya sikap meremehkan syi'ar-syi'ar Allah Ta'ala, sebagaimana yang disinyalir dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah akan muncul suatu kondisi yang pada waktu itu seseorang melewati masjid dan tidak melakukan shalat di dalamnya dua raka 'at (shalat tahiyyatal masjid;."
(HR. Ibnu Khuzaimah, Bab Karahiyatil Mururi Fil Masjid min Ghairi an Tushalliya Fiha wal Bayan annahu min Asyrothis Sa'ah 2: 283-384 dengan tahqiq DR. Muhammad Mushthafa Al-A'zhami, terbitan Al-Maktabal-Islami, cetakan pertama, 1391 H. Al-Albani memberi catatan kaki dengan mengatakan, "Isnadnya dha'if, tetapi hadits ini atau pada umumnya hadits-hadits yang isinya seperti ini mempunyai beberapa jalan lain." Dan beliau menyebutkan di dalam kitabnya Silsilatul Ahaditsish-shahihah, bahwa hadits ini mempunyai jalan lain dari Ibnu Mas'ud yang menjadikan kuat sanadnya. Lihat: Silsilatul Ahadits Ash-Sha-hihah 2: 255, hadits nomor 649 ).

Dan dalam riwayat lain disebutkan:
"Yaitu orang melalui masjid tetapi tidak melakukan shalat di dalamnya”. ( HR. Al-Bazzar dan dishahihkan oleh Al-Haitsami dalam Majma'uz Zawaid 7:329 ).

Dan diriwayatkan juga dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
"Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah masjid dijadikan jalan tempat berlalu. "Maa Jaa-a Fil Fitan Al-Lati Takuunu Baina Yadai As-Sa'ah 2: 212 dengan tertib susunan oleh As-Sa'ati; dan Mustadrak Al-Hakim 4: 446. Beliau berkata, "Ini adalah hadits yang shahih isnadnya. " Adz-Dzahabi berkata, "Mauquf" ). (Musnad Ath-Thayalisi "Minhatul Ma'bud", Bab

Ini merupakan sikap yang tidak benar, karena mengagungkan masjid termasuk mengagungkan syi'ar Allah Ta'ala, dan yang demikian itu merupakan tanda iman dan taqwa, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
"Dan berangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. " ( QS Al-Hajj: 32 ).

Rasulullah shalallhu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu masuk masjid, maka janganlah ia duduk sehingga melakukan shalat dua raka 'at (shalat tahiyyatal masjid)." (HR. Muslim)

Dan bencana yang lebih besar lagi ialah dijadikannya masjid sebagai tempat rekreasi dan bersenang-senang bagi orang-orang non-Muslim bahkan oleh Kaum Muslimin sendiri sebelumnya menjadi tempat untuk berdzikir dan beribadah. Hal ini telah terjadi pada masa sekarang ini pada negeri kita dan beberapa negara Islam dan  negara-negara lainnya.
Falaa haula walaa quwwata illaa bil-lahl 'aliyyil 'Azhiim.


45. Mimpi yang Tidak Berbohong

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika Hari Kiamat semakin mendekat, maka mimpi orang mukmin hampir tidak pernah berbohong, dan mimpi orang mukmin adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian. Apa yang berasal dari kenabian tidak akan berbohong”. (HR. Bukhari)

Dalam lafadz Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila Hari Kiamat sudah dekat, maka jarang mimpi seorang muslim tidak benar, dan orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling benar bicaranya. Mimpi seorang muslim adalah satu bagian dari empat puluh lima bagian kenabian. Mimpi itu ada tiga macam:
1. Mimpi yang baik adalah kabar gembira dari Allah,
2. Mimpi yang menyedihkan adalah mimpi dari setan,
3. Mimpi dari bisikan (angan-angan) diri sendiri.
Apabila orang bermimpi yang tidak dia sukai, maka bangunlah, lalu sholatlah dan jangan ceritakan mimpinya pada orang lain”. (HR. Muslim)

Imam Al Qurthubi pernah mengulas tentang mimpi. Beliau menjelasakan, “Muslim yang jujur, shalih dan beriman, itulah yang kondisinya bisa selaras dengan para Nabi. Maka, mereka pun diberi kemuliaan dengna sejenis kemuliaan yang juga diberikan kepada para Nabi, yaitu tersingkapnya sebagian hal ghaib bagi mereka. Adapun orang kafir dan fasik yang masih tidak karuan, maka tidak mungkin demikian. Kalau pun terkadang sebagian diantara mimpi mereka ada yang benar, maka itu tak ubahnya pembohong yang terkadang juga bisa berkata jujur. Maka, tidak setiap orang yang berbicara tentang hal ghaib, maka berita yang ia khabarkan termasuk bagian dari kenabian”

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasululah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau zaman semakin mendekati (kiamat), maka mimpi seorang mukmin tidak ada lagi yang berisi kedustaan. Mimpi yang paling tulus diantara kalian adalah mimpi orang yang paling jujur bicaranya. Mimpi seorang muslim adalah satu dari 45 bagian kenabian. (HR Muslim)

Kebenaran dari mimpi adalah salah satu bukti kenabian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Menjelang hari Kiamat, orang-orang mukmin yang bermimpi akan menjadi kenyataan. Tidak saya temukan penjelasan mimpi yang bagaimana yang dimaksud dalam hadist-hadist diatas. Maka bila kita beriman dan bermimpi, dan mimpi itu menjadi benar (nyata) maka telah dekatlah Hari yang dijanjikan itu. Wallahu’alam...


46. Mengikuti Tata Kehidupan Umat Terdahulu

Di antara fitnah yang besar lagi ialah mengikuti tata kehidupan dan tradisi orang-orang Yahudi dan Nasrani. Sungguh telah ada sebagian kaum muslimin yang mengikuti tata kehidupan dan tradisi kaum kuffar ini, menyerupai mereka, berakhlak dan bertingkah laku seperti mereka, serta merasa kagum dan terpesona terhadap orang-orang kafir itu. Ini merupakan realisasi dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Tidak akan datang kiamat sehingga umatku mengambil tata kehidupan orang-orang sebelum mereka sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, seperti orang-orang Persi dan Rum? " Beliau menjawab, "siapa lagi kalau bukan mereka ?" (HR. Bukhari)

Dan menurut satu riwayat dari Abu Sa'id radhiyallahu ‘anhu, katanya:
"Kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah orang-orang Yahudi dan Nasrani ?" Beliau menjawab, 'Siapa lagi ?'" (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Baththal berkata, "Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan bahwa banyak dari umat ini akan mengikuti bid'ah-bid'ah dan hawa nafsu sebagaimana yang terjadi pada umat-umat sebelum mereka. Dan dalam banyak hadits beliau telah memperingatkan bahwa pada zaman akhir itu kondisinya sangat buruk, dan tidaklah kiamat itu terjadi melainkan atas manusia-manusia yang buruk, dan sesungguhnya Ad-Din itu hanya tegak di sisi orang-orang tertentu saja." (Fathul-Bari 13: 301).

Ibnu Hajar berkata, "Sebagian besar dari apa yang diperingatkan Rasulullah saw itu telah terjadi, dan sisanya akan terjadi selanjutnya." (Fathul-Bari 13: 301).

Pada zaman sekarang ini banyak sekali kaum muslimin yang menyerupai kaum kafir, baik bangsa Timur maupun bangsa Barat. Kemajuan teknologi, pembauran kebudayaan, dan lain sebagainya menyebabkan banyak Kaum Muslimin yang terpesona dan terlena, sehingga ada sebagian orang yang sudah meninggalkan Islam dan berkeyakinan bahwa kemajuan dan peradaban mereka tidak sempurna kecuali dengan membuang Kitab Allah dan Sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam.

Barangsiapa yang mengetahui ajaran Islam yang sebenarnya maka tahulah ia bahwa pada kurun terakhir ini kaum muslimin banyak yang telah menyimpang dari ajaran dan aqidah Islam, hingga Islam bagi mereka hanya tinggal namanya. Mereka memberlakukan undang-undang dan hukum-hukum buatan orang Nashrani dan Yahudi dan menjauhi syari'at Allah. Maka sangat jelaslah apa yang diidentifikasikan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengenai kaum muslimin dalam mengikuti dan meniru-niru mereka.

Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, "Kamu akan mengikuti tata kehidupan orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga seandainya mereka memasuki lubang biawak niscaya kamu juga mengikutinya." (HR. Muslim)

Imam Nawawi berkata, "Yang dimaksud dengan sejengkal, sehasta, dan lubang biawak itu hanyalah perumpamaan saja betapa (sebagian) kaum muslimin sudah mencocoki dan bersesuaian dengan kaum kafir. Dan yang dimaksud dengan kecocokkan dan kesesuaian di sini ialah dalam bermaksud dan penyimpangan, bukan sama-sama kafir. Dan ini merupakan mu'jizat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang memberitahukan tentang sesuatu yang kini telah terjadi."

Demikianlah, dan fitnah-fitnah itu tidak terbatas jumlah dan ragamnya. Maka fitnah wanita, cinta syahwat, cinta kedudukan, pangkat, dan kekuasaan, semuanya adalah fitnah yang sering membinasakan manusia dan menghempaskannya ke lembah kehinaan. Kita mohon kepada Allah semoga Dia memberikan kesejahteraan dan keselamatan kepada kita semua.


47. Kembali Pada Masa Jahiliyyah (Kemusyrikan Merajalela)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sebelum pinggul-pinggul kaum Suku Daus bergoyang di sekeliling Dzul Khalasah”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Ibnu Hibban)

Dzul Khalasah adalah sebuah berhala yang di sembah Suku Daus pada zaman jahiliyyah. Dalam hadist ini, kata ‘bergoyang’ berarti mereka akan saling bergoyang disekeliling Dzul Khalasah.

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, “Mungkin apa yang dimaksudkan disini bahwa mereka akan bergerombol dan menari pinggul sambil mengelilingi berhala tersebut”.

An-Nawawi mengatakan, “Ini berarti mereka akan ingkar dan kembali memuja berhala”

Ibnu at-Tin menyampaikan sebuah pandangan berbeda, ia mengatakan, “Hadist ini memberitahukan kepada kita bahwa disejumlah tempat, perempuan Suku Daus akan menunggang binatang menuju kearah berhala tersebut. Inilah yang dimaksud dengan ‘pinggul-pinggul kaum wanita Suku Daus yang bergoyang...’”.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kiamat tidak akan terjadi sebelum pinggul-pinggul kaum wanita suku Daus bergoyang di sekeliling Dzul Khalashah, yaitu sebuah berhala yang disembah suku Daus di Tabalah pada zaman jahiliah. (Tabalah adalah nama daerah di Yaman)”. (HR. Muslim No.5173)

Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwasanya ia mendengar Rasulullag shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siang dan malam tidak akn menghilang sampai al-Latta dan al-Uzza akan kembali disembah”.
Lalu ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Ya Rasulullah, aku merenung ketika Allah menurunkan wahyu-Nya:
‘Adalah Ia yang telah mengutus Rasul-Nya (Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam) dengan petunjuk dan agama yang benar (yaitu Islam), untuk menjadikannya penyempurna semua agama-agama meskipun orang-orang kafir membencinya” (QS. At-Taubah (9): 33)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Sungguh, apa yang dikehendaki Allah untuk terjadi, maka akan terjadi. Kemudian, Allah mengirimkan angin baik, dan setiap orang yang memiliki banyak bibit sawi iman di dalam hatinya akan mati. Kemudian, hanya mereka yang tidak memiliki kebaikan dalam hatinya yang akan tetap hidup, dan mereka akan kembali kepada kepercayaan bapak mereka”
(HR. Muslim)

Dari Tsauban radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika pada umatku pedang telah diletakkan,        maka ia tidak akan pernah diangkat darinya sampai hari  Kiamat, dan tidak akan terjadi hari Kiamat hingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti kaum musyrikin, dan beberapa kabilah dari umatku menyembah berhala.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Dalam riwayat lain, dari Thauban radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak terjadi Kiamat sehingga orang-orang dari ummatku kembali menyembah berhala-berhala serta segala sesuatu selain Allah. Dan, sungguh diantara kaumku akan muncul 30 pendusta; tiap-tiap mereka mengaku bahwa mereka adalah seorang rasul, meskipun aku adalah penutup para rasul – tidak ada rasul selain aku”. (HR. Tirmidzi)

Orang-orang kembali menyembah berhala, dengan kata lain meminta kepada selain Allah azza wa jalla (Musyrik). Begitu banyak kita menyaksikan kemusyrikan sudah mulai terjadi. Kepercayaan-kepercayaan dan tradisi nenek moyang yang dicampur-adukkan dengan syari’at-syari’at agama sudah sering kita saksikan secara langsung ataupun melalui media. Memang belum sampai pada taraf penyembahan kepada berhala, tetapi meminta kepada selain Allah sama saja dengan mengingkari-Nya. Naudzubillahi mindzaalik...


48. Tanah Arab Kembali Hijau Dengan Sungai Yang Mengalir

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kiamat tidak akan terjadi sampai kekayaan banyak dan melimpah, hingga orang keluar membawa zakat hartanya, tetapi tidak ada yang mau menerima, dan negeri-negeri Arab kembali menjadi rerumputan hijau dengan sungai-sungai mengalir” (HR. Muslim)

Melimpahnya harta sehingga tidak ditemukan orang yang mau menerima sedekah dan zakat sudah kita bahas pada catatan bag.1 (point 5).

Imam Nawawi berkata mengenai pengertian kembalinya negeri Arab sebagai padang rumput dan sungai, sebagai berikut, "Maknanya -Wallahu a'lam- bahwa mereka ( penduduknya ) akan meninggalkan dan menjauhinya sehingga menjadi tak terurus, tidak ditanami, dan tidak disiram dengan airnya. Hal ini terjadi karena sedikitnya kaum laki-laki, banyaknya peperangan, bertumpuk-tumpuknya fitnah, telah dekatnya hari kiamat, tipisnya pengharapan (pesimistis, skeptis), dan tidak adanya perhatian untuk mengelolanya." (Syarah Muslim 7: 97).

Apa yang dikemukakan Imam Nawawi dalam mensyarah hadits ini kurang tepat, karena negeri Arab merupakan negeri yang tandus, pasirnya sedikit, dan sedikit pula tumbuh-tumbuhannya, dan pada umumnya airnya diperoleh dari sumur atau telaga dan hujan. Apabila penduduknya atau warga negaranya meninggalkannya, maka tanam-tanamannya akan mati dan tidak akan kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai.

Zhahir hadits ini menunjukkan bahwa di negara-negara Arab akan banyak airnya sehingga munculnya banyak sungai yang menumbuhkan banyak tumbuh-tumbuhan, sehingga menjadi padang rumput, kebun-kebun, dan hutan-hutan.

Hal ini diperkuat oleh kondisi bahwa pada zaman sekarang ini banyak mata air yang memancarkan air seperti sungai-sungai untuk menyirami pohon-pohonan yang banyak jumlahnya, dan akan menjadi seperti apa yang diberitahukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada waktu perang Tabuk:
"Sesungguhnya kamu besok, insya Allah, akan mendatangi mata air Tabuk, dan kamu tidak akan dapat mendatanginya sehingga siang telah terang (waktu dhuha), Maka barangsiapa di antara kamu yang mendatanginya, janganlah ia menyentuh airnya sehingga saya datang." Lalu kami datang ke sana, tetapi ternyata kami telah didahului dua orang laki-laki. Mata air itu seperti tali sandal dan mengalirkan air sedikit. Lalu Rasulullah shalallhu ‘alaihi wasallam bertanya kepada mereka, "Apakah kamu tadi menyentuh airnya ?"
Mereka menjawab, "Ya".
Lalu beliau mencela mereka dan berkata kepada mereka sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Kemudian mereka menciduk air dari mata air itu dengan tangan mereka sedikit demi sedikit hingga terkumpul pada suatu tempat (bejana), lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mencuci kedua tangan dan wajah beliau di bejana itu, kemudian mengembalikan air itu ke dalam mata air, lalu mengalirlah air yang sangat deras di mata air tersebut... sehingga orang-orang pun dapat mengambil air darinya. Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Wahai Mu'adz, jika umurmu panjang, barangkali kamu akan melihat tempat ini dipenuhi dengan kebun-kebun dan bangunan-bangunan."
(HR. Muslim)

Pada saat ini di semenanjung Arab sudah banyak tempat-tempat yang dahulunya merupakan padang-padang tandus dengan sinar matahari yang terik. Pada saat ini keadaan itu sudah mulai berubah, dimana pepohonan, taman-taman, dan rerumputan hijau serta sungai-sungai buatan dapat dengan mudah kita temui. Subhanallah, Allah memberikan karunia kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah memprediksi hal ini bakal terjadi.


49. Sungai Euphrat Akan Menyingkap Gunung Emas

Sungai Euphrat (Furat) terdapat di wilayah Irak. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengungkapkan bahwa menjelang hari Kiamat, Sungai Euphrat akan mengering dan menyingkap harta karun berupa emas.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Hari Kiamat tidak akan terjadi sebelum Sungai Euprhat menyingkap gunung emas, sehingga manusia saling membunuh untuk mendapatkannya. Lalu terbunuhlah dari setiap seratus orang sebanyak sembilan puluh sembilan, dan setiap orang dari mereka berkata: ‘Semoga akulah yang selamat’” (HR. Muslim)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kiamat semakin dekat ketika Sungai Euphrat menyingkap harta karun emas. Saat itu siapapun tidak akan mendapatkan sesuatu dari emas itu” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Ubai bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu juga meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kiamat semakin dekat ketika Sungai Euphrat menyingkap gunung emas. Dalam keadaan seperti itu, setiap orang akan bertanya: ‘Akankah orang-orang itu mengizinkan kita mengambil sedikit dari emas itu?’. Kemudian mereka pun mengambil semua emas itu, sehingga akan bertarung satu sama lain. Dari setiap 100 orang, sebanyak 99 orang akan terbunuh” (HR. Muslim)

Bagaimana Sungai Euprhat akan menyingkap sebuah gunung emas?

Dalam Kitab al-Qiyamatus Sughra, Umar al-Ashqar mengingatkan bahwa terdapat dua kemungkinan jawaban atas pertanyaan ini:
Pertama, yang beliau anggap berasal dari Imam an-Nawawi rahimahullah, bahwa harta karun itu terpendam di dasar Sungai Euphrat, dan ketika airnya habis, maka harta karun tersebut akan ditemukan.
Kedua, gunung emas yang dimaksud terpendam di suatu tempat. Dan bertepatan dengan Sungai Euprhat mengering (entah karena apa), maka ditemukan harta karun yang terkubur itu. Wallahu’alam...

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah dalam menyarahkan hadist ini mengatakan bahwa surutnya air sungai Euphrat akan terjadi menjelang kemunculan Al-Mahdi.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kiamat tidak akan terjadi sehingga sungai Euphrat surut menyingkapkan gunung emas, di atasnya orang-orang berperang, sehingga setiap seratus orang akan terbunuh sembilan puluh sembilan. Setiap orang dari mereka mengatakan: “Mudah-mudahan, akulah orang yang selamat itu.” [HR. Ahmad]

Syaikh Yusuf al Wabil mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘gunung emas’ di sini bukanlah minyak bumi sebagai mana pendapat Abu ‘Ubaiyyah dalam ta’liqnya terhadap kitab An-Nihayah Fil Fitan (1:208) karya Ibnu Katsir, dengan beberapa alasan sebgai berikut:
a. Bahwa dalam nash hadist itu disebutkan lafal “jabal min dzahab” (gunung emas), sedang minyak bumi bukan emas secara hakiki, karena emas merupakan tambang yang sudah dikenal.
b. Bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan bahwasanya air sungai itu akan menyingkap gunung emas yang dilihat orang, sedangkan minyak bumi itu digali dari dalam bumi dari kedalaman yang amat dalam dengan menggunakan alat-alat.
c. Bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mengkhususkan sungai Furat (Euphrat) dengan keistimewaan ini, tanpa menyertakan laut dan sungai lain, sedang minyak bumi digali dari laut dan dari darat di berbagai tempat sebagaimana yang kita lihat.
d. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan bahwa orang-orang akan berperang di sisi pembendaharaan ini, dan tidak diberitakann bahwa mereka berperang ketika digalinya minyak bumi dari Furat (Euphrat) atau lainnya. Bahkan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam melarang orang yang mendatanginya, sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Manusia senantiasa berselisih dan bersitegang urat leher dalam mencari kekayaan duniawi …, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan datang hari kiamat sehingga sungai Euphrat menyingkap gunung emas, maka barangsiapa yang datang kepadanya, janganlah ia mengambil susuatu darinya. (HR. Muslim)

Orang yang menafsirkan “gunung emas” ini dengan minyak bumi, maka sebagai konsekuensinya ia harus menetapkan dilarangnya mengambil minyak bumi ini (karena di dalam hadits tersebut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang mengambil sesuatu darinya – Pent.), padahal tidak ada seorangpun yang berani mengatakan demikian.
Al-Hafidzh Ibnu Hajar menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa dilarangnya mengambil emas ini disebabkan hal ini dapat menimbulkan fitnah dan peperangan. [Fathul-Baari 13:81].
Wallahu’alam...


50. Bumi Akan Mengeluarkan Harta Terpendam

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bertutur, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bumi akan memuntahkan lempengan emas dan perak dari dalamnya. Lempengan-lempengan itu tampak seperti kolom (menunjukkan besarnya ukuran mereka – pent.). Pembunuh akan datang dan berkata, ‘Untuk inilah aku membunuh!’. Seseorang yang telah meutuskan hubungan kekeluargaan akan berkata, ‘Untuk inilah aku telah memutuskan hubungan kekeluargaan!’. Dan, pencuri datang dan berkata, ‘Untuk inilah tanganku terputus!’. Kemudian mereka akan meninggalkan emas dan perak itu tanpa mengambil apa pun darinya”. (HR. Muslim)

Mungkin saja hadist ini masih berhubungan dengan hadist tentang tersingkapnya gunung emas pada point 49. Mungkin juga kejadian lain, dimana orang-orang menjadi enggan dan tidak menginginkan harta tersebut setelah mereka saling bunuh dan berebutan karena ternyata emas dan perak yang dikeluarkan bumi begitu melimpah. Wallahu’alam...


Masih ada beberapa tanda-tanda Kiamat kecil lagi yang akan kita bahas pada catatan berikutnya, diantaranya tentang bulan sabit, orang mendadak mati, dan peperangan-peperangan yang akan terjadi sebelum Hari Kiamat.

Saya berharap dengan kita mengetahui tanda-tanda Hari Kiamat kita akan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita serta bersegera memperbanyak amal sholeh dan berbuat baik kepada orang lain sebagai bekal kita untuk menghadap kepada-Nya.

Demikian, semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan para sahabat sekalian.

Wallahu alam bishshawwab...

Billahi taufiq wal hidayah
Wasalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Insya Allah Bersambung...

Note:

[1]. Catatan (Tulisan) ini dibuat dari berbagai sumber, diantaranya:
a. Tanda-Tanda Hari Kiyamat Besar dan Kecil, karya Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah. Terjemah oleh : Muh. Khairuddin Rendusara, Islamhouse.com. 2009.
b. Tanda-tanda Kecil Hari Kiamat, dari buku ‘Smaller Signs of The Day’, karya Muhammad bin Bayyumi. Terjemah oleh: Aish. Terdapat dalam buku ‘Semalam Saja di Neraka’, karya Nurul Mubin. DIVA Press, Jogjakarta. 2008.
c. An-Nihayah Fitanun wa Ahwalun Akhir az-Zaman, karya Ibnu Katsir. Dalam edisi Indonesia, ‘Huru-hara Hari Kiamat’, terjemah oleh: H. Anshori Umar Sitanggal dan H. Imron Hasan S.Ag. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2010.
d. Ringkasan Shahih Muslim, karya Muhammad Nashiruddin al-Albani, terjemah oleh: Elly Lathifah, SPd. Gema Insani Press. Jakarta. 2007. Bab Kitab Fitnah.
e. Sumber-sumber lainnya yang dapat dipercaya (Insya Allah)

*** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar